Selasa, 03 Oktober 2017

Persetubuhan dalam Islam



“ASSALAAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WABARAKAATUH”

PERSETUBUHAN DALAM ISLAM

Tulisan ini saya tujukan kepada semua saudaraku se-Islam dan seagama, baik belum menikah maupun yang belum menikah. Agar saudaraku bisa menambah pemahaman tentang hukum bersetubuh, tatakrama dalam bersetubuh, larangan-larangan bersetubuh, malam yang baik untuk bersetubuh, dan persetubuhan yang tercela dan haram. Terkhusus untuk saudaraku yang belum menikah agar kelak setelah menikah sudah mengetahuinya, tinggal menambah referensi lagi dari berbagai sumber karena tulisan saya masih terbatas, artinya masih banyak sumber hukum atau dalil-dalil tentang persetubuhan dalam Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Al-Hadits.


Saudaraku se-Islam seagama,

Saya akan membahas tentang persetubuhan dalam Islam:

1.    Hukum Besetubuh

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Nabi SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang hendak bersetubuh dengan istrinya, maka itulah cara-caraku, jika kamu mengikuti cara-caraku, kamu akan dikaruniai anak yang bagus, shaleh dan berilmu”.

Berdasarkan hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa umat nabi adalah kita semua supaya ketika hendak bersetubuh dengan istri tentunya harus mengikuti cara nabi supaya kelak kita punya anak yang baik, saleh dan saleha serta berilmu. Karena anak itu adalah titipan Allah yang harus dijaga. Hukum bersetubuh halal bagi yang sudah resmi menikah dan haram bagi yang belum.

2.    Tatakrama dalam Bersetubuh

a.       Jika Anda akan bersetubuh, mandilah kalian terlebih dahulu karena faedahnya bisa membesarkan/menguatkan syahwat.
b.      Jika keduanya sudah mandi, pakailah pakaian yang bagus sebagaimana berpakaian ketika akan bepergian dan pakailah harum-haruman/wangi-wangian.
c.       Kemudian si suami memberi salam “ASSALAMU ALAIKA YAA BAA BAR RAHMAH” si istri menjawab “ALAIKA WA ALAIYASSALAM”. Kemudian si suami memegang pucuk rambut si istri, dicium tiga kali dengan membaca salawat tiga kali pula. Si suami merangkul leher si istri dengan mencium pipi kanan dan kiri serta membaca salawat 3 kali. Mencium buah dadanya yang kanan, lalu yang kiri dengan membaca syahadat sekali, mencium kening bawah antara alis kanan dan kiri dengan membaca Surat Al-Fatihah dan Surat Al-Ikhlash satu kali. Lalu suami mendekap istri tiga kali sambil membaca salawat. Barulah mulai bersetubuh dengan membaca ayat ini: “ALHAMDULILLAHIL LADZII KHALAKA MINAL MAA’I BASYARAN FAJA’ALAHU NASABAW WASHIHRAW WAKAANA RABBUKA QADIIRAN”. Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air, maka diciptakanlah nasab dan menantu Tuhanmmu adalah Dzat Yang Maha Kuasa”. Perhatian: Selama menjalankan persetubuhan, hatinya harus selalu ingat kepada Allah dan membaca doa ini: ALLAAHUMMA JAN NIBNAA WAJAN NIBISY SYAITHAANA ‘ALAA MA RAZAQTANAA IN NAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR
Artinya: “Wahai Allah, jauhkanlah kami dan jauhkanlah setan atas rezki (anak) yang Engkau berikan kepada kami, sesungguhnya atas segala sesuatu itu berkuasa”.

Kemudian suami menumpangkan badannya pada istri sambil memohon di dalam hati kepada Allah semoga diberi anak yang saleh. Selama  bersetubuh hatinya harus selalu ingat kepada Allah jangan putus sampai selesai.

3.    Larangan-Larangan Berstubuh

Jangan bersetubuh pada malam permulaan dan penutupan tanggal/bulan karena pada malam tersebut seluruh setan ikut mendatangi dan ikut dalam persetubuhan, ijka dilanggar anaknya kurang akal (kurang nalarnya).

4.    Malam yang Baik untuk Bersetubuh

Diceritakan dari Imam Syafi’i bahwa waktu yang paling baik untuk bersetubuh adalah malam jumat, malam senin dam malam kamis, karena nabi melakukan pada malam tersebut. Adapun faedahnya yakni malam jumat menyebabkan anak menjadi pandai/mengerti kitab Allah. Malam senin menyebabkan bisa hapal kitab Allah. Malam kamis menyebabkan anak menjadi mukmin.

5.    Persetubuhan yang Tercela dan yang Haram
a.       Jangan lakukan persetubuhan dengan telanjang tanpa busana (tanpa tutup selimut), karena anaknya kelak tidak memiliki sifat malu.
b.      Jangan melakukan persetubuhan pada malam Hari Raya Idul Fitri Dan Hari Raya Idul Adha (haji) karena anaknya kelak dapat buntung jari tangan dan jari kakinya.
c.       Jangan melakukan persetubuhan pada malam rabu, karena anaknya kelak akan suka berbuat zhalim.
d.      Jangan melakukan persetubuhan pada malam ahad, selasa, rabu dan malam sabtu, karena karena malam itu tidak ada kesunahan.
e.       Jangan melihat bintang ketika melakukan persetubuhan, karena dapat menyebabkan anak hilang cahayanya.
f.       Jangan melihat kelamin istri ketika melakukan persetubuhna, karena kelak dapat menyebabkan anak batinnya menjadi buta.
g.       Jangan melakukan persetubuhan ketika hendak bepergian, karena kelak bisa menyebabkan anak yang suka memboroskan uang.
h.      Haram mendekati istri dan bersetubuh ketika sedang datang bulan/haid, nifas dan sedang melahirkan sehingga suami harus menunggu waktunya istri sudah mandi wajib/junub dengan niat untuk menghilangkan hadas besar.

Saudaraku se-Islam seagama,

Itulah beberapa penjelasan mengenai persetubuhan di dalam Islam, semoga bermanfaat bagi kita semua dan dapat menambah ilmu kita. Mohon maaf bila ada kesalahan dan kekurangan karena manusia adalah tempatnya salah. Kesalahan datangnya dari diri pribadi penulis dan kebenaran datangnya dari Allah Yang Maha Mengetahui.

“ASSALAAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WA BARAKAATUH”

Sumber: Buku Terjemah Mujarobal. Oleh Ustadz Abdul Ghoni Asykur Thohir.