“ASSALAAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI
WABARAKAATUH”
PERSETUBUHAN DALAM ISLAM
Tulisan
ini saya tujukan kepada semua saudaraku se-Islam dan seagama, baik belum
menikah maupun yang belum menikah. Agar saudaraku bisa menambah pemahaman
tentang hukum bersetubuh, tatakrama dalam bersetubuh, larangan-larangan
bersetubuh, malam yang baik untuk bersetubuh, dan persetubuhan yang tercela dan
haram. Terkhusus untuk saudaraku yang belum menikah agar kelak setelah menikah
sudah mengetahuinya, tinggal menambah referensi lagi dari berbagai sumber
karena tulisan saya masih terbatas, artinya masih banyak sumber hukum atau
dalil-dalil tentang persetubuhan dalam Islam yang berdasarkan Al-Quran dan
Al-Hadits.
Saudaraku
se-Islam seagama,
Saya
akan membahas tentang persetubuhan dalam Islam:
1.
Hukum Besetubuh
Dengan
nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang. Nabi SAW pernah bersabda: “Barangsiapa yang hendak bersetubuh dengan
istrinya, maka itulah cara-caraku, jika kamu mengikuti cara-caraku, kamu akan
dikaruniai anak yang bagus, shaleh dan berilmu”.
Berdasarkan
hadits tersebut dapat disimpulkan bahwa umat nabi adalah kita semua supaya
ketika hendak bersetubuh dengan istri tentunya harus mengikuti cara nabi supaya
kelak kita punya anak yang baik, saleh dan saleha serta berilmu. Karena anak
itu adalah titipan Allah yang harus dijaga. Hukum bersetubuh halal bagi yang
sudah resmi menikah dan haram bagi yang belum.
2.
Tatakrama dalam
Bersetubuh
a.
Jika Anda akan
bersetubuh, mandilah kalian terlebih dahulu karena faedahnya bisa
membesarkan/menguatkan syahwat.
b.
Jika keduanya
sudah mandi, pakailah pakaian yang bagus sebagaimana berpakaian ketika akan
bepergian dan pakailah harum-haruman/wangi-wangian.
c.
Kemudian si
suami memberi salam “ASSALAMU ALAIKA YAA BAA BAR RAHMAH” si istri menjawab
“ALAIKA WA ALAIYASSALAM”. Kemudian si suami memegang pucuk rambut si istri,
dicium tiga kali dengan membaca salawat tiga kali pula. Si suami merangkul
leher si istri dengan mencium pipi kanan dan kiri serta membaca salawat 3 kali.
Mencium buah dadanya yang kanan, lalu yang kiri dengan membaca syahadat sekali,
mencium kening bawah antara alis kanan dan kiri dengan membaca Surat Al-Fatihah
dan Surat Al-Ikhlash satu kali. Lalu suami mendekap istri tiga kali sambil
membaca salawat. Barulah mulai bersetubuh dengan membaca ayat ini: “ALHAMDULILLAHIL
LADZII KHALAKA MINAL MAA’I BASYARAN FAJA’ALAHU NASABAW WASHIHRAW WAKAANA
RABBUKA QADIIRAN”. Artinya: “Segala puji
bagi Allah yang telah menciptakan manusia dari air, maka diciptakanlah nasab
dan menantu Tuhanmmu adalah Dzat Yang Maha Kuasa”. Perhatian: Selama
menjalankan persetubuhan, hatinya harus selalu ingat kepada Allah dan membaca
doa ini: ALLAAHUMMA JAN NIBNAA WAJAN NIBISY SYAITHAANA ‘ALAA MA RAZAQTANAA IN
NAKA ‘ALAA KULLI SYAI’IN QADIIR
Artinya: “Wahai Allah, jauhkanlah kami dan jauhkanlah
setan atas rezki (anak) yang Engkau berikan kepada kami, sesungguhnya atas
segala sesuatu itu berkuasa”.
Kemudian suami
menumpangkan badannya pada istri sambil memohon di dalam hati kepada Allah
semoga diberi anak yang saleh. Selama
bersetubuh hatinya harus selalu ingat kepada Allah jangan putus sampai
selesai.
3.
Larangan-Larangan
Berstubuh
Jangan
bersetubuh pada malam permulaan dan penutupan tanggal/bulan karena pada malam
tersebut seluruh setan ikut mendatangi dan ikut dalam persetubuhan, ijka
dilanggar anaknya kurang akal (kurang nalarnya).
4.
Malam yang Baik
untuk Bersetubuh
Diceritakan
dari Imam Syafi’i bahwa waktu yang paling baik untuk bersetubuh adalah malam
jumat, malam senin dam malam kamis, karena nabi melakukan pada malam tersebut.
Adapun faedahnya yakni malam jumat menyebabkan anak menjadi pandai/mengerti
kitab Allah. Malam senin menyebabkan bisa hapal kitab Allah. Malam kamis
menyebabkan anak menjadi mukmin.
5.
Persetubuhan yang
Tercela dan yang Haram
a.
Jangan lakukan
persetubuhan dengan telanjang tanpa busana (tanpa tutup selimut), karena
anaknya kelak tidak memiliki sifat malu.
b.
Jangan melakukan
persetubuhan pada malam Hari Raya Idul Fitri Dan Hari Raya Idul Adha (haji)
karena anaknya kelak dapat buntung jari tangan dan jari kakinya.
c.
Jangan melakukan
persetubuhan pada malam rabu, karena anaknya kelak akan suka berbuat zhalim.
d.
Jangan melakukan persetubuhan
pada malam ahad, selasa, rabu dan malam sabtu, karena karena malam itu tidak
ada kesunahan.
e.
Jangan melihat
bintang ketika melakukan persetubuhan, karena dapat menyebabkan anak hilang
cahayanya.
f.
Jangan melihat
kelamin istri ketika melakukan persetubuhna, karena kelak dapat menyebabkan
anak batinnya menjadi buta.
g.
Jangan melakukan
persetubuhan ketika hendak bepergian, karena kelak bisa menyebabkan anak yang
suka memboroskan uang.
h.
Haram mendekati
istri dan bersetubuh ketika sedang datang bulan/haid, nifas dan sedang
melahirkan sehingga suami harus menunggu waktunya istri sudah mandi wajib/junub
dengan niat untuk menghilangkan hadas besar.
Saudaraku
se-Islam seagama,
Itulah
beberapa penjelasan mengenai persetubuhan di dalam Islam, semoga bermanfaat
bagi kita semua dan dapat menambah ilmu kita. Mohon maaf bila ada kesalahan dan
kekurangan karena manusia adalah tempatnya salah. Kesalahan datangnya dari diri
pribadi penulis dan kebenaran datangnya dari Allah Yang Maha Mengetahui.
“ASSALAAMU ‘ALAIKUM WARAHMATULLAAHI WA
BARAKAATUH”
Sumber: Buku Terjemah Mujarobal. Oleh
Ustadz Abdul Ghoni Asykur Thohir.