BULUKUMBA-irzalsombapalioi.blogspot.com--Pengambilan Sumpah dan Pelantikan 13 Kepala Desa se-Kabupaten Bulukumba masa Jabatan 2018-2024, Bulukumba, 17 Desember 2018 di Ruang Pola Kantor Bupati Bulukumba. Dihadiri oleh, Ketua pengadilan negeri, sekkab, wakil bupati, bupati, ketua DPRD, Dandim, Kapolres, Kajari atau yang mewakili dan tamu-tamu undangan. Pengambilan sumpah oleh Bupati Bulukumba A. Sukri Sappewali, pengambilan Sumpah dan Pelantikan 13 kades se kabupaten Bulukumba periode 2018-2024.
Selanjutnya penandatanganan SK, dan Pelantikan 13 kades se kab, bulukumba serta pemasangan tanda pangkat jabatan. Setelah itu, sambutan Bupati Bulukumba A. Sukri Sappewali. Dalam sambutannya menyampaikan bahwa Pengambilan Sumpah dan Pelantikan 13 Kepala Desa ini adalah merupakan kelanjutan dari pemilihan Kepala Desa yang telah dilaksanakan dengan tujuan untuk memperkuat legitimasi dalam menjalankan tugas dan amanah sebagai pemimpin desa yang bermoral dan berintegritas.
Kepala desa yang terpilih bukan hanya kepala Desa untuk kelompok, pendukung atau keluarga saja tetapi Kepala Desa bagi seluruh rakyat yang ada di desa. Mengajak kepada masyarakat untuk mendukung kades yang terpilih dan pengawasan, evaluasi akan terus dilakukan melalui BPD.
Bupati juga berharap kepada kepala desa yang terpilih agar bisa menciptakan keamanan dan ketertibqn desa, dan kesejahteraan masyarakat. Penggunaan anggaran dikelola dengan transparansi dan akutantbel agar bisa terthindar dan terjerat hukum. Harap kades jang an ragu-ragu untuk menggunakan anggaran desa untuk kepentingan umum dan jangan digunakan untuk kepentingan pribadi.
Bupati juga menghimbau agar kepala desa menciptakan keamanan dan ketertiban karena sebentar lagi akan berlangsung pesta demokrasi supaya tercipta pemilihan yang berkualitas, aman dan samai di Kabupaten Bulukumba. Setelah sambutan dilanjutkan dengan pemberian ucapan selamat kepada kepala Desa yang baru saja dilantik. (Irz)
Minggu, 16 Desember 2018
Sabtu, 15 Desember 2018
Semangat gotong royong masyarakat Desa Somba Palioi dalam Melakukan Kerja Bakti dan Pengecoran Jalan Tebing, 15/12/2018
Muhammad Irzal, S.Pd
BULUKUMBA-irzalsombapalioi.blogspot.com--Semangat gotong royong masyarakat Desa Somba Palioi dalam melakukan kerja bakti dan pengecoran jalan tebing, 15/12/2018. Berdasarkan informasi saya dapat dari Muhammad Rusdi, S.Pd bahwa sumber anggaran pengecoran diambil dari dana desa mulai dari 2016 s/d 2018. Ada dua yang akan dikerja yaitu pengecoran tebing dan jembatan di dusun Pabbontoan tapi yang mau dituntaskan dulu adalah pengecoran karena jalanan sudah sangat parah dan sangat memprihatinkan, tambah Rusdi.
Sebenarnya pengecoran sudah lama diinginkan masyarakat Desa Somba Palioi akan tetapi baru kali ada realisasi dari pihak pemerintah desa. Menurut ketua BPD Desa Somba Palioi Mursal, S.Pd.,M.Pd bahwa kegiatan pembanguanan ini dilaksanakan berdasarkan hasil rapat evaluasi yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. "Harus ada ketegasan dan kejelasan anggaran yang akan digunakan untuk pembanguanan di Desa Somba Pliaoi dan memberikan waktu 3x24 kepada yang bertanggung jawab dengan kegiatan pembangunan".
Suatu kesyukuran bagi masyarakat Desa Somba Palioi karena sekarang sudah mulai jalan lagi kegiatan, seperti timbunan jalanan, irigasi dan pembangunan kantor Desa Somba Palioi akan segera dikerja, bahan bangunannya sudah siap. Semoga setelah pelantikan kepala Desa Somba Palioi yang baru terpilih, pembabgunan di Desa Somba Palioi lebih terarah, baik pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik. (irzal)
BULUKUMBA-irzalsombapalioi.blogspot.com--Semangat gotong royong masyarakat Desa Somba Palioi dalam melakukan kerja bakti dan pengecoran jalan tebing, 15/12/2018. Berdasarkan informasi saya dapat dari Muhammad Rusdi, S.Pd bahwa sumber anggaran pengecoran diambil dari dana desa mulai dari 2016 s/d 2018. Ada dua yang akan dikerja yaitu pengecoran tebing dan jembatan di dusun Pabbontoan tapi yang mau dituntaskan dulu adalah pengecoran karena jalanan sudah sangat parah dan sangat memprihatinkan, tambah Rusdi.
Sebenarnya pengecoran sudah lama diinginkan masyarakat Desa Somba Palioi akan tetapi baru kali ada realisasi dari pihak pemerintah desa. Menurut ketua BPD Desa Somba Palioi Mursal, S.Pd.,M.Pd bahwa kegiatan pembanguanan ini dilaksanakan berdasarkan hasil rapat evaluasi yang diselenggarakan beberapa waktu lalu. "Harus ada ketegasan dan kejelasan anggaran yang akan digunakan untuk pembanguanan di Desa Somba Pliaoi dan memberikan waktu 3x24 kepada yang bertanggung jawab dengan kegiatan pembangunan".
Suatu kesyukuran bagi masyarakat Desa Somba Palioi karena sekarang sudah mulai jalan lagi kegiatan, seperti timbunan jalanan, irigasi dan pembangunan kantor Desa Somba Palioi akan segera dikerja, bahan bangunannya sudah siap. Semoga setelah pelantikan kepala Desa Somba Palioi yang baru terpilih, pembabgunan di Desa Somba Palioi lebih terarah, baik pembangunan fisik maupun pembangunan nonfisik. (irzal)
Sosialisasi Pengawasna Pemilu Partisipatif Dalam Rangka Pemilihan Anggota DPR, DPD, DPRD serta Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019, dirangkaikan dengan Lounching Kampung Sadar Pemilu
Laporan
Panwaslu Desa Somba Palioi, Muhammad Irzal, S. Pd
BULUKUMBA-irzalsombapalioi.blogspot.com—Panwaslu Kecamatan
Kindang menyelenggarakan “Sosialisasi
Pengawasan Pemilu Partisipatif Dalam Rangka Pemilihan Anggota DPR, DPD, DPRD
serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019 dirangkaikan dengan lounching Kampung
Sadar Pemilu, Sabtu (15/12/2018) di Aula Kantor Desa Garuntungan
Kecamatan Kindang, Kabupaten
Bulukumba.
Dalam pembukaan acara sosialisasi dan lounching tersebut,
sambutan pertama oleh Ketua Panwaslu
Kecamatan Kindang Rusli, S.Pd dalam sambutannya menyampaikan kepada hadirin
bahwa kegiatan sosialisasi dan lounching dilaksanakan agar bisa menciptakan
pemilu yang aman, damai dan sejuk serta sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sambutan kedua
Kepala Desa Garuntungan A. Usdar menyampaikan rasa terima kasih kepada Panwascam
Kindang atas dtunjuknya Desa Garuntungan sebagai tuan rumah atau tempat pelaksanaan kegiatan, mudah-mudahan
menjadi contoh yang baik bagi desa lain di Kecamatan Kindang.
Sambutan ketiga oleh
Pimpinan Bawaslu Kabupaten Bulukumba Bakri Abubakar, S.Pd memberikan penjelasan
kepada hadirin bahwa yang bertugas dalam penyelenggaraan pemilu bukan hanya KPU
dan Bawaslu akan tetapi merupakan tanggungjawab bersama untuk mendorong pemilu
yang berkualitas dan berintegritas. Tanpa partisipasi dari masyarakat maka
tidak bisa meningkatkan kualitas pemilu, tambahnya. Kemudia yang lebih penting
yaitu fungsi pengawas pemilu pertama pencegahan,
kedua pengawasan dan ketiga penindakan. Setelah memberikan
apresiasi terhadap kegiatan tersebut, kemudian mengakhiri sambutannya dan
membuka sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif secara resmi.
Selanjutnya lounching kampung sadar pemilu sekaligus
pengukuhan forum awas pemilu yang dipandu oleh pimpinan bawaslu kabupaten
Bulukumba. Kemudian pembacaan ikrar oleh ketua forum Ahmad Fadly dan diikuti
oleh semua hadirin. Dilanjutkan dengan penandatanganan deklarasi anti money
politic serta penandatangan tolak money politic dari masing-masing perwakilan.
Kampung
Sadar Pemilu ini berangkat dari instruksi Bawaslu Kabupaten Bulukumba yang
merupakan
bentuk partisipasi masyarakat untuk menolak money politik dan meminimalisir pelanggaran
dalam pemilu 2019. selain itu kegiatan lonching kampung sadr pemilu juga bertujuan untuk mengajak masyarakat secara bersama-sama dan turut berperan aktif dalam melakukan pengawasan pada pemilihan umum tahun 2019 dan sebagai wadah perkumpulan dalam memberikan pendidikan politik terhadap masyarakat yang masih kurang paham tentang regulasi.
Setelah lounching selesai dilanjutkan dengan forum
sosialisasi pemilu partisipatif yang dipandu oleh moderator, Syarifuddin, S.Pd
pimpinan Panwaslu Kecamatan Kindang. Materi pertama dibawakan oleh pimpinan
Bawaslu Kabupaten Bulukumba, Bakri Abubakar, S.Pd yang membahas tentang dasar
pelaksanaan pemilu. Dasarnya yaitu UU Nomor 7 Tahun 2017 yang merupakan gabungan dari 3 UU pemilu (tentang pemilihan DPR,DPD, Pilpres). Perbawaslu dan PKPU juga meupalkan dasar dari penyelenggaraan pemilu dan peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang netralitas ASN.
Materi kedua Bapak Kapolsek Kindang, AKP Sarman, SH tentang UU Polri. membahas masalah tugas pokok Polri dan masalah keamanan, ketertiban masyarakat. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam pengawasan pemilu dan mengajak untuk menolak money politic karena sudah jelas sanksi pidananya dalam UU Nomor 7 Tahun 2017.
materi ketiga dari Kopel (Komite Pemantau Legislatif), Jafar tentang UU Pemilu, Perbawaslu dan PKPU. Menjelaskan bahwa selain memantau legislatif juga melakukan pemantauan bagaimana orang menjadi DPR. Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dengan asas pemilu LUBER dan JURDIL.
Kemudian materi ditambahkan oleh camat Kindang H. A. Awaluddin, S.Sos.,M.Si. mengajak kepada seluruh masyarakat Kindang khususnya yang hadir dalam forum untuk menolak money politic (politik uang dan sejenisnya().
Materi kedua Bapak Kapolsek Kindang, AKP Sarman, SH tentang UU Polri. membahas masalah tugas pokok Polri dan masalah keamanan, ketertiban masyarakat. Partisipasi masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam pengawasan pemilu dan mengajak untuk menolak money politic karena sudah jelas sanksi pidananya dalam UU Nomor 7 Tahun 2017.
materi ketiga dari Kopel (Komite Pemantau Legislatif), Jafar tentang UU Pemilu, Perbawaslu dan PKPU. Menjelaskan bahwa selain memantau legislatif juga melakukan pemantauan bagaimana orang menjadi DPR. Pemilu adalah sarana kedaulatan rakyat dengan asas pemilu LUBER dan JURDIL.
Kemudian materi ditambahkan oleh camat Kindang H. A. Awaluddin, S.Sos.,M.Si. mengajak kepada seluruh masyarakat Kindang khususnya yang hadir dalam forum untuk menolak money politic (politik uang dan sejenisnya().
Dalam acara Sosialisasi Pengawasan Pemilu Partisipatif dan Lounching Kampung Sadar Pemilu dihadiri oleh Panwaslu Kecamatan Kindang, Pimpinan Bawaslu Kabupaten Bulukumba, Camat Kindang, Kapolsek Kecamatan Kindang, Kepala Desa se-Kecamatan Kindang, Kepala Puskesmas, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda dan Tokoh Masyarakat . (Irzal)
Kamis, 13 Desember 2018
Deklarasi Pileg dan Pilpres 2019 yang Aman Damai dan Sejuk di Kabupaten Bulukumba
Kapolsek Kindang mengadakan Deklarasi Pileg dan Pilpres 2019 yang aman, damai dan sejuk di Kabupaten Bulukumba 14/12/2019 dimulai sekitar jam 9 yang bertempat di depan Kantor Camat Kindang. Deklarasi tersebut dihadiri oleh Kapolsek Kindang dan beberapa personil polsek Kindang, Ketua PPK, Ketua Panwaslu Kecamatan Kindang, Panwaslu Desa se kecamatan Kindang, tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Pembacaan naskah deklarasi dipandu oleh ketua Panwaslu Kecamatan Kindang Rusli, S. Pd dan diikuti oleh semua peserta deklarasi yang hadir. Adapun tujuan diadakannya deklarasi tersebut agar pelaksanaan pemilu 2019 berjalan dan terlaksana dengan baik, aman dan damai serta sejuk tanpa perpecahan diantara kita di Kabupaten Bulukumba.
Pembacaan naskah deklarasi dipandu oleh ketua Panwaslu Kecamatan Kindang Rusli, S. Pd dan diikuti oleh semua peserta deklarasi yang hadir. Adapun tujuan diadakannya deklarasi tersebut agar pelaksanaan pemilu 2019 berjalan dan terlaksana dengan baik, aman dan damai serta sejuk tanpa perpecahan diantara kita di Kabupaten Bulukumba.
Sosialisasi Forum Warga Berbasis Keluarga
Kamis 13 desember 2018. PPS Desa Somba Palioi telah melakukan rapat sosialisasi warga berbasis keluarga bersama PPK Kecamatan Kindang di aula kantor Desa Somba Palioi pada pukul14.00 sampai pukul 15.30.
Rapat sosialisasi ini di hadiri oleh PPK Kecamatan Kindang, A. Asni, SP dan Syukri serta Pimpinan Panwaslu Kecamtan Kindang Syarifuddin.
Susunan acara sambutan atau arahan oleh Pimpinan Panwascam kindang Syarifuddin, dan lanjut materi oleh PPK Kecamatan Kindang pembicara pertama A. Asni, SP dan pemateri kedua Syukri.
Syarifuddin, S. Pd menyampaikan beberapa hal terkait dengan money politic (politik uang) sangat tajam, janganlah sekali-sekali ada yang berani melakukan karena merusak sistem kepemiluan, dapat dipenjara dan didenda. Cikal bakal timbulnya korupsi adalah money politic efeknya kalau ada di Somba Palioi kedapatan, mama akan diperiksa oleh panwas. Ini sangat perlu disampaikan karena pemilu sebelumnya banyak warga yang biasa bilang, "Nakke a'ra'jja lampa anno'do' Punna nie' doi'na" Artinya mau memilih tapi harus ada uangnya. Tambahnya, netralitas ASN, Kepala Desa, Aparat Desa, BPD dan Bumdes dilarang terlibat dalam hal dukungan menguntungkan dan atau merugikan salah satu calon. Hal ini sangat penting juga disampaikan kepada semua peserta yang hadir dalam sosialisasi forum warga berbasis keluarga.
Sosialisasi dengan tema Forum warga berbasis Keluarga. A. Asni menyampaikan mareri KPU dan jajarannya ke bawah:
1. Berpartisipasi aktif dalam menggunakan hak pilih nanti pada tanggal 17 April 2019
2. Menyampaikan kepada peserta agar kalau pulang ke rumah segera memberitahukan keluarga bahwa pada 17 April 2019 nanti harus hadir untuk memberikan hak pilihnya.
Masuk material inti Sosialisasi.
1. Tentang pemilih, harus menggunakan hak pilih dan bertanggungjawab serta memahami asas pemilu LUBER. Harus mengetahui visi misi caleg yang baik dan bertanggungjawab yang bisa melakukan kemajuan seperti bidang pedidikan
2. Pemilih disabilitas haknya sama dengan kita cuma Pemilih disabilitas ini diistimewakan dan diberi alat bantu khusus pada pemilihan dan butuh pendampingan dan harus bersifat rahasia.
3. Politisasi SARA dan berita Hoaks berita bohong FB, Twitter dan media social lainnya. Jangan mudah percaya, Pemilih harus melihat dengan baik visi dan misi calon.
4. Waktu pemilihan 17 April 2019, jenis surat suara ada 5 warna yang berbeda. Presiden:abu-abu, DPR RI: Kuning, DPRD Prov: Biru dan DPD:Merah. Jadi sebelum melakukan pemilihan perlu mengetahui warna kertas suara dan nantinya akan ada edaran dan menempel contoh Surat suara di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh masyarakat.
5. Dilarang golput karena dianggap tidak bertanggungjawab dan tidak memnerikan hak pilihnya dalam pemilihan. Makanya harus memilih calon yang bagus visi dan misinya supaya tidak salah pilih.
6.Money Politic (politik uang) harus dihindari ada hukum pidananya, masa harga diri mau dijual dengan dengan harga 50 ribu, kalau ada pemimpin yang mau membeli suara, yakin saja kalau pemimpin tersebut bukan pemimpin yang baik dan bertanggungjawab. Jangan sampai ada yang terciduk melakukan politik uang jadi perlu hating-hati karena sekarang sudah banyak yang berusaha untuk melakukan politik uang.
7. Suara sah dan tidak sah, alat disiapkan oleh KPU. Suara sah apabila menggunakan alat yang disiapkan dan sesuai dengan aturan mencoblos. Suara tidak sah apabila menggunakan rokok, pentul dan merusak kertas suara. Perlu diketahui karena nanti tidak ada foto calon tapi hanya Nomor urut dan nama calon saja.
9. ASN, kepala desa, aparat desa (kadus), dilarang kampanye, berfoto dengan calon, memasang APK seperti poster, baliho dll baik di rumah maupun di halaman rumah.
10. Perekrutan KPPS, perlu diincar atau dicari memang oleh PPS mulai dari sekarang siapa yang bisa bekerja.
Tambahan materi oleh Syukri
1. Masalah DPT adalah syarat utama dan pemilih harus terdaftar di dalam DPT dan dicek dalam DPTHP-2, kalau tidak ada segera melapor dan dicatat dalam daftar pemilih khusus. Di kindang masih ada 689 pemilih non KTP-el termasuk di Somba Palioi.
2. Harus mengenal berapa jumlah partai politik. Jadi jumlah partai politik ada 20 partai dalam pemilu 2019. Partai Nomor 20 PKP tidak ada calonnya di Gantarang Kindang. Perlu diketahui karena tidak ada foto cuma Nomor urut dalam kertas suara.
3. Pemilih yang buta huruf atau disabilitas bisa didamping tapi tidak bisa diwakili. Bisa minta bantuann kepada PPS atau keluarga yang bisa menjaga rahasia.
4. Dilarang membawa HP dan memotret di dalam bilik
5. Pemilihan sekarang sangat jauh berbeda dengan pemilihan yang sekarang karena dulu jumlah kertas suara cuma 4 dan sekarang jumlah kertas suara 5 tambahan dari calon presiden dan wakil presiden.
6. PPK dan Panwas akan turun melakukan bimtek secara aktif kepada KPPS bagaimana cara benar dalam mengisi Berita Acara yang jumlahnya lumayan banyak dalam 1 rangkap, karena begitu banyaknya calon legislatif. Dalam mengisi berita acara perlu hati-hati karena rekapitusinya akan disampaikan kepada PPK.
7. DPD nomor urutnya dimulai dari 21 sampai dengan 40, Presiden mulai 01 dan 02, jadi tidak ada yang sama.
8. Asas Pemilu LUBER Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia.
Di akhir penghujung sosialisasi, protokol memberikan kesempatan kepada peserta tapi tidak ada tanggapan dan protokol menutup acara dengan mengucapkan Alhamdulillah.
Sekian.
Rapat sosialisasi ini di hadiri oleh PPK Kecamatan Kindang, A. Asni, SP dan Syukri serta Pimpinan Panwaslu Kecamtan Kindang Syarifuddin.
Susunan acara sambutan atau arahan oleh Pimpinan Panwascam kindang Syarifuddin, dan lanjut materi oleh PPK Kecamatan Kindang pembicara pertama A. Asni, SP dan pemateri kedua Syukri.
Syarifuddin, S. Pd menyampaikan beberapa hal terkait dengan money politic (politik uang) sangat tajam, janganlah sekali-sekali ada yang berani melakukan karena merusak sistem kepemiluan, dapat dipenjara dan didenda. Cikal bakal timbulnya korupsi adalah money politic efeknya kalau ada di Somba Palioi kedapatan, mama akan diperiksa oleh panwas. Ini sangat perlu disampaikan karena pemilu sebelumnya banyak warga yang biasa bilang, "Nakke a'ra'jja lampa anno'do' Punna nie' doi'na" Artinya mau memilih tapi harus ada uangnya. Tambahnya, netralitas ASN, Kepala Desa, Aparat Desa, BPD dan Bumdes dilarang terlibat dalam hal dukungan menguntungkan dan atau merugikan salah satu calon. Hal ini sangat penting juga disampaikan kepada semua peserta yang hadir dalam sosialisasi forum warga berbasis keluarga.
Sosialisasi dengan tema Forum warga berbasis Keluarga. A. Asni menyampaikan mareri KPU dan jajarannya ke bawah:
1. Berpartisipasi aktif dalam menggunakan hak pilih nanti pada tanggal 17 April 2019
2. Menyampaikan kepada peserta agar kalau pulang ke rumah segera memberitahukan keluarga bahwa pada 17 April 2019 nanti harus hadir untuk memberikan hak pilihnya.
Masuk material inti Sosialisasi.
1. Tentang pemilih, harus menggunakan hak pilih dan bertanggungjawab serta memahami asas pemilu LUBER. Harus mengetahui visi misi caleg yang baik dan bertanggungjawab yang bisa melakukan kemajuan seperti bidang pedidikan
2. Pemilih disabilitas haknya sama dengan kita cuma Pemilih disabilitas ini diistimewakan dan diberi alat bantu khusus pada pemilihan dan butuh pendampingan dan harus bersifat rahasia.
3. Politisasi SARA dan berita Hoaks berita bohong FB, Twitter dan media social lainnya. Jangan mudah percaya, Pemilih harus melihat dengan baik visi dan misi calon.
4. Waktu pemilihan 17 April 2019, jenis surat suara ada 5 warna yang berbeda. Presiden:abu-abu, DPR RI: Kuning, DPRD Prov: Biru dan DPD:Merah. Jadi sebelum melakukan pemilihan perlu mengetahui warna kertas suara dan nantinya akan ada edaran dan menempel contoh Surat suara di tempat yang mudah dilihat dan dibaca oleh masyarakat.
5. Dilarang golput karena dianggap tidak bertanggungjawab dan tidak memnerikan hak pilihnya dalam pemilihan. Makanya harus memilih calon yang bagus visi dan misinya supaya tidak salah pilih.
6.Money Politic (politik uang) harus dihindari ada hukum pidananya, masa harga diri mau dijual dengan dengan harga 50 ribu, kalau ada pemimpin yang mau membeli suara, yakin saja kalau pemimpin tersebut bukan pemimpin yang baik dan bertanggungjawab. Jangan sampai ada yang terciduk melakukan politik uang jadi perlu hating-hati karena sekarang sudah banyak yang berusaha untuk melakukan politik uang.
7. Suara sah dan tidak sah, alat disiapkan oleh KPU. Suara sah apabila menggunakan alat yang disiapkan dan sesuai dengan aturan mencoblos. Suara tidak sah apabila menggunakan rokok, pentul dan merusak kertas suara. Perlu diketahui karena nanti tidak ada foto calon tapi hanya Nomor urut dan nama calon saja.
9. ASN, kepala desa, aparat desa (kadus), dilarang kampanye, berfoto dengan calon, memasang APK seperti poster, baliho dll baik di rumah maupun di halaman rumah.
10. Perekrutan KPPS, perlu diincar atau dicari memang oleh PPS mulai dari sekarang siapa yang bisa bekerja.
Tambahan materi oleh Syukri
1. Masalah DPT adalah syarat utama dan pemilih harus terdaftar di dalam DPT dan dicek dalam DPTHP-2, kalau tidak ada segera melapor dan dicatat dalam daftar pemilih khusus. Di kindang masih ada 689 pemilih non KTP-el termasuk di Somba Palioi.
2. Harus mengenal berapa jumlah partai politik. Jadi jumlah partai politik ada 20 partai dalam pemilu 2019. Partai Nomor 20 PKP tidak ada calonnya di Gantarang Kindang. Perlu diketahui karena tidak ada foto cuma Nomor urut dalam kertas suara.
3. Pemilih yang buta huruf atau disabilitas bisa didamping tapi tidak bisa diwakili. Bisa minta bantuann kepada PPS atau keluarga yang bisa menjaga rahasia.
4. Dilarang membawa HP dan memotret di dalam bilik
5. Pemilihan sekarang sangat jauh berbeda dengan pemilihan yang sekarang karena dulu jumlah kertas suara cuma 4 dan sekarang jumlah kertas suara 5 tambahan dari calon presiden dan wakil presiden.
6. PPK dan Panwas akan turun melakukan bimtek secara aktif kepada KPPS bagaimana cara benar dalam mengisi Berita Acara yang jumlahnya lumayan banyak dalam 1 rangkap, karena begitu banyaknya calon legislatif. Dalam mengisi berita acara perlu hati-hati karena rekapitusinya akan disampaikan kepada PPK.
7. DPD nomor urutnya dimulai dari 21 sampai dengan 40, Presiden mulai 01 dan 02, jadi tidak ada yang sama.
8. Asas Pemilu LUBER Langsung, Umum, Bebas dan Rahasia.
Di akhir penghujung sosialisasi, protokol memberikan kesempatan kepada peserta tapi tidak ada tanggapan dan protokol menutup acara dengan mengucapkan Alhamdulillah.
Sekian.
Jumat, 07 Desember 2018
4 Rahasia Rumah Tangga Bahagia
Penelitian yang dilakukan oleh John Gottman, psikolog yang juga ahli pernikahan menemukan bahwa pola komunikasi pasangan berperan besar dalam menentukan kebahagiaan pernikahan. Ada bentuk komunikasi yang membuat pasangan bahagia, dan ada yang membuat pasangan tak bahagia. Berikut adalah 4 pola komunikasi yang dapat menentukan masa depan rumah tangga Anda:
Timbal balik komunikasi
Pada pasangan yang bahagia, ketika satu orang mengatakan hal-hal yang baik, misalnya, “Aku mendapat kenaikan gaji!”, maka pasangannya langsung merespons dengan kalimat positif, seperti, “Wow, luar biasa!”. Sementara itu, jika kalimat yang sama diucapkan oleh pasangan yang tak bahagia, pasangannya mungkin diam saja, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa saja. Di sisi lain, dalam pernikahan yang bahagia, ketika pasangannya mengatakan hal-hal negatif, misalnya, “Mobil ini menyebalkan sekali, sih, sedikit-sedikit ada masalah,” maka pasangannya tidak langsung memberikan respons, atau hanya memberikan respons netral. Misalnya, “Iya, ya, ada masalah terus dengan mobil ini.” Jika kalimat yang sama diucapkan oleh mereka yang tak bahagia, pasangannya justru langsung merespons dengan kalimat yang lebih negatif, misalnya, “Kamu, sih, nggak pernah mau ngurusin mobil!”.
Interpretasi pesan
Beberapa kalimat bisa diinterpretasikan sekaligus, sebagai pesan untuk memperbaiki hubungan atau untuk menunjukkan kemarahan. Contohnya, ketika seseorang mengatakan, “Jangan ganggu aku!” Pasangan yang tidak bahagia mudah sekali melihat bahwa pesan itu menunjukkan kemarahan, sehingga merespons dengan kemarahan pula, misalnya mengatakan, “Aku nggak bakal ganggu kamu kalau dari tadi kamu sudah bereskan semua urusan ini!” Respons marah ini kemudian justru memperpanas situasi keduanya. Sebaliknya, pasangan yang bahagia justru menginterpretasi pesan yang sama sebagai usaha memperbaiki hubungan, misalnya justru memahami bahwa pasangannya sedang sangat kebingungan. Oleh karena itu responsnya menjadi lebih damai, misalnya, “Oh maaf, aku tak bermaksud mengganggumu,” atau mengatakan dengan tenang, “Oke, aku menunggu saja sampai aku sudah bisa bertanya kepadamu."
Interpretasi perilaku
Gottman memperhatikan bahwa para pasangan bahagia menginterpretasikan perilaku pasangannya secara berbeda dibandingkan dengan pasangan yang tak bahagia. Contohnya, perilaku yang mengesalkan seperti baru saja sampai ke rumah dan langsung membanting barang. Pasangan yang tak bahagia cenderung langsung mengartikan perilaku tersebut sebagai tanda bahwa ia memang seorang yang egois, tak ramah kepada keluarga, menyebalkan, dan sifat-sifat buruk lainnya. Mereka yakin bahwa sifat buruk inilah yang merupakan sisi asli dari pasangannya. Sementara itu, perilaku yang sama diartikan oleh pasangan yang bahagia sebagai sesuatu yang sifatnya sementara saja, seperti sedang tidak mood, sedang ada masalah di kantor, bukan sebagai sifat yang menetap ada padanya. Bagaimana jika perilaku yang ditunjukkan positif? Apa yang diinterpretasikan ketika pasangan menunjukkan romantisme atau kebaikhatiannya membantu? Pasangan yang tak bahagia justru melihatnya sebagai sesuatu yang sementara, kebetulan saja, atau hanya keberuntungan dirinya. Di sisi lain, pasangan yang bahagia justru meyakini bahwa kebaikan-kebaikan itulah yang merupakan sifat asli dari pasangannya.
Pola menuntut vs menarik diri
Sering kali, istri menuntut suami melakukan ini dan itu, suami tak suka dituntut lalu justru menjauh dari istri. Lalu, istri semakin menuntut, dan suami semakin menjauh. Itulah pola yang sering terjadi pada pernikahan yang tak bahagia. Akhirnya, permasalahan tak pernah tuntas dibahas, dan keduanya semakin menjauh dari satu sama lain. Perlu dipahami bahwa memang ada perbedaan antara istri dan suami dalam menyelesaikan masalah. Istri cenderung banyak berbicara dalam usaha mencari solusi, oleh karena itu ia butuh didengarkan. Sebaliknya, suami cenderung berdiam diri dulu untuk berpikir, dan baru mau bicara ketika sudah merasa siap, oleh karena itu ia butuh diberi waktu berpikir. Yang sungguh diharapkan, pada saat istri menuntut, tetap memahami suaminya, bukan memaksakan suami mendengarkan. Sebaliknya, suami juga diharapkan lebih berusaha mendengarkan ketika istri bicara, bukan langsung memberi solusi. Pola seperti inilah yang ada dalam pernikahan yang bahagia.
Sumber: www.ayahbunda.co.idBaca Juga:
Kunci Rumah Tangga Bahagia
Rumah Tangga Itu Rumit?
Pasutri Bertengkar Cerdas
Timbal balik komunikasi
Pada pasangan yang bahagia, ketika satu orang mengatakan hal-hal yang baik, misalnya, “Aku mendapat kenaikan gaji!”, maka pasangannya langsung merespons dengan kalimat positif, seperti, “Wow, luar biasa!”. Sementara itu, jika kalimat yang sama diucapkan oleh pasangan yang tak bahagia, pasangannya mungkin diam saja, atau menganggapnya sebagai hal yang biasa saja. Di sisi lain, dalam pernikahan yang bahagia, ketika pasangannya mengatakan hal-hal negatif, misalnya, “Mobil ini menyebalkan sekali, sih, sedikit-sedikit ada masalah,” maka pasangannya tidak langsung memberikan respons, atau hanya memberikan respons netral. Misalnya, “Iya, ya, ada masalah terus dengan mobil ini.” Jika kalimat yang sama diucapkan oleh mereka yang tak bahagia, pasangannya justru langsung merespons dengan kalimat yang lebih negatif, misalnya, “Kamu, sih, nggak pernah mau ngurusin mobil!”.
Interpretasi pesan
Beberapa kalimat bisa diinterpretasikan sekaligus, sebagai pesan untuk memperbaiki hubungan atau untuk menunjukkan kemarahan. Contohnya, ketika seseorang mengatakan, “Jangan ganggu aku!” Pasangan yang tidak bahagia mudah sekali melihat bahwa pesan itu menunjukkan kemarahan, sehingga merespons dengan kemarahan pula, misalnya mengatakan, “Aku nggak bakal ganggu kamu kalau dari tadi kamu sudah bereskan semua urusan ini!” Respons marah ini kemudian justru memperpanas situasi keduanya. Sebaliknya, pasangan yang bahagia justru menginterpretasi pesan yang sama sebagai usaha memperbaiki hubungan, misalnya justru memahami bahwa pasangannya sedang sangat kebingungan. Oleh karena itu responsnya menjadi lebih damai, misalnya, “Oh maaf, aku tak bermaksud mengganggumu,” atau mengatakan dengan tenang, “Oke, aku menunggu saja sampai aku sudah bisa bertanya kepadamu."
Interpretasi perilaku
Gottman memperhatikan bahwa para pasangan bahagia menginterpretasikan perilaku pasangannya secara berbeda dibandingkan dengan pasangan yang tak bahagia. Contohnya, perilaku yang mengesalkan seperti baru saja sampai ke rumah dan langsung membanting barang. Pasangan yang tak bahagia cenderung langsung mengartikan perilaku tersebut sebagai tanda bahwa ia memang seorang yang egois, tak ramah kepada keluarga, menyebalkan, dan sifat-sifat buruk lainnya. Mereka yakin bahwa sifat buruk inilah yang merupakan sisi asli dari pasangannya. Sementara itu, perilaku yang sama diartikan oleh pasangan yang bahagia sebagai sesuatu yang sifatnya sementara saja, seperti sedang tidak mood, sedang ada masalah di kantor, bukan sebagai sifat yang menetap ada padanya. Bagaimana jika perilaku yang ditunjukkan positif? Apa yang diinterpretasikan ketika pasangan menunjukkan romantisme atau kebaikhatiannya membantu? Pasangan yang tak bahagia justru melihatnya sebagai sesuatu yang sementara, kebetulan saja, atau hanya keberuntungan dirinya. Di sisi lain, pasangan yang bahagia justru meyakini bahwa kebaikan-kebaikan itulah yang merupakan sifat asli dari pasangannya.
Pola menuntut vs menarik diri
Sering kali, istri menuntut suami melakukan ini dan itu, suami tak suka dituntut lalu justru menjauh dari istri. Lalu, istri semakin menuntut, dan suami semakin menjauh. Itulah pola yang sering terjadi pada pernikahan yang tak bahagia. Akhirnya, permasalahan tak pernah tuntas dibahas, dan keduanya semakin menjauh dari satu sama lain. Perlu dipahami bahwa memang ada perbedaan antara istri dan suami dalam menyelesaikan masalah. Istri cenderung banyak berbicara dalam usaha mencari solusi, oleh karena itu ia butuh didengarkan. Sebaliknya, suami cenderung berdiam diri dulu untuk berpikir, dan baru mau bicara ketika sudah merasa siap, oleh karena itu ia butuh diberi waktu berpikir. Yang sungguh diharapkan, pada saat istri menuntut, tetap memahami suaminya, bukan memaksakan suami mendengarkan. Sebaliknya, suami juga diharapkan lebih berusaha mendengarkan ketika istri bicara, bukan langsung memberi solusi. Pola seperti inilah yang ada dalam pernikahan yang bahagia.
Sumber: www.ayahbunda.co.idBaca Juga:
Kunci Rumah Tangga Bahagia
Rumah Tangga Itu Rumit?
Pasutri Bertengkar Cerdas
SOSIALISASI PENGAWASAN PEMILU DALAM RANGKA PEMILIHAN ANGGOTA DPR, DPD DAN DPRD SERTA PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN TAHUN 2019
Jumat, 07/12/18 Panwascam Kindang melakukan Sosialisasi Pengawasan Pemilu Tahap 2 dalam rangka Pemilihan Anggota DPR, DPD, dan DPRD serta Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2019. Kegiatan sosialisasi tersebut dijadwalkan pada pukul 13.00 dan bertempat di Barata Cafe Borongrappoa. Semua Panwaslu Desa/Kelurahan se-Kecamatan Kindang diwajibkan hadir dalam sosialisasi. Waktu pelaksanaan sempat molor akan tetapi kegiatan tetap berlangsung. Salah satu alasan Panwascam kenapa waktu molor karena menunggu kehadiran Bawaslu dari Kabupaten Bulukumba tapi Bawaslu Kabupaten tidak sempat hadir karena ada sesuatu hal yang begitu penting.
Sosialisasi berlangsung dengan penuh semangat yang hadiri oleh ketua Panwascam Kindang, Pak Rusli,S. Pd, anggota Syarifuddin, S. Pd dan H. Sulaeman. Ketua Panwascam menyampaikan kepada semua Panwaslu Desa agar lebih aktif dalam pengawasan dan banyak-banyak koordinasi dengan PPS terkait masalah DPTHP. Hasil dari pengawasan harus dituangkan dalam bentuk Fom. A sebagai bahan untuk diteruskan ke Bawaslu Kabupaten.
Pak Syarif juga menekankan kepada Panwaslu Desa agar rajin-rajin membaca dan memahami regulasi, seperti UU Nomor 7 Tahun 2017, Perbawaslu dan PKPU tentang pemasangan APK. Supaya kalau ada masyarakat yang bertanya Panwaslu Desa bisa memberikan penjelasan dengan benar bukan asal-asalan. Ketika Panwaslu melakukan pengawasan dan berhadapan dengan masyarakat tentu harus melakukan pendekatan yang pas, tambahnya. Tapi yang lebih menarik dari yang disampaikan oleh Pak Syarif yaitu Panwas harus banyak curiga. Maksudnya curiga dalam hal pencegahan pelanggaran yang mungkin terjadi.
Begitu juga dengan masalah pemasangan APK yang melanggar bahwa Panwaslu Desa/Kelurahan harus melaporkan tambahan APK yang baru setiap hari Selasa kepada Panwascam Kindang. Kemudian laporan itu harus dituangkan dalam Fom. A sebagai bukti bahwa Panwaslu Desa telah melakukan pengawasan dan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di penghujung acara sosialisasi semua Panwaslu Desa/Kelurahan diberi tugas oleh Panwascam untuk menulis laporan yang mengandung unsur 5W+1H dengan tema laporan "Pengawasan APK". Setelah itu maka selesailah acara sosialisasi sekitar jam 17.00 dan acara berjalan dengan baik.
Adapun dafrtar nama yang hadir sebagai berikut :
Sosialisasi berlangsung dengan penuh semangat yang hadiri oleh ketua Panwascam Kindang, Pak Rusli,S. Pd, anggota Syarifuddin, S. Pd dan H. Sulaeman. Ketua Panwascam menyampaikan kepada semua Panwaslu Desa agar lebih aktif dalam pengawasan dan banyak-banyak koordinasi dengan PPS terkait masalah DPTHP. Hasil dari pengawasan harus dituangkan dalam bentuk Fom. A sebagai bahan untuk diteruskan ke Bawaslu Kabupaten.
Pak Syarif juga menekankan kepada Panwaslu Desa agar rajin-rajin membaca dan memahami regulasi, seperti UU Nomor 7 Tahun 2017, Perbawaslu dan PKPU tentang pemasangan APK. Supaya kalau ada masyarakat yang bertanya Panwaslu Desa bisa memberikan penjelasan dengan benar bukan asal-asalan. Ketika Panwaslu melakukan pengawasan dan berhadapan dengan masyarakat tentu harus melakukan pendekatan yang pas, tambahnya. Tapi yang lebih menarik dari yang disampaikan oleh Pak Syarif yaitu Panwas harus banyak curiga. Maksudnya curiga dalam hal pencegahan pelanggaran yang mungkin terjadi.
Begitu juga dengan masalah pemasangan APK yang melanggar bahwa Panwaslu Desa/Kelurahan harus melaporkan tambahan APK yang baru setiap hari Selasa kepada Panwascam Kindang. Kemudian laporan itu harus dituangkan dalam Fom. A sebagai bukti bahwa Panwaslu Desa telah melakukan pengawasan dan tugasnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Di penghujung acara sosialisasi semua Panwaslu Desa/Kelurahan diberi tugas oleh Panwascam untuk menulis laporan yang mengandung unsur 5W+1H dengan tema laporan "Pengawasan APK". Setelah itu maka selesailah acara sosialisasi sekitar jam 17.00 dan acara berjalan dengan baik.
Adapun dafrtar nama yang hadir sebagai berikut :
- Rusli,S.Pd (Ketua Panwascam Kindang)
- Syarifuddin, S.Pd (Pimpinan Panwascam Kindang)
- H. Sulaeman (Pimpinan Panwascam Kindang)
- Syamsul Hidayat, SE (Bendahara Panwascam Kindang)
- Suherman (Staf Panwascam Kindang)
- Irsan, S.Kom (Staf Panwascam Kindang)
- A. Jusran, A.Ma (Panwaslu Kelurahan Borongrappoa)
- M. Yunus Usman, S.Pd.I (Panwaslu Desa Sipaenre)
- Asmira, S.Pd (Panwaslu Desa Anrihua)
- Awal Kurniawan (Panwaslu Desa Balibo)
- Sudarman, SP (Panwaslu Desa Mattirowalie)
- Muhammad Yusuf (Panwaslu Desa Sopa)
- Ikramullah, SP (Panwaslu Desa Benteng Palioi)
- Muhammad Irzal, S.Pd (Panwaslu Desa Somba Palioi)
- Munir, S,Pd (Panwaslu Desa Garuntungan)
- Ashar, S.Pd (Panwaslu Desa Tamaona)
- Andi Hajar, S.Pd (Panwaslu Desa Kindang)
- Muh. Risal (Panwaslu Desa Orogading)
- Syukri, SP (Panwaslu Desa Kahayya)
Selasa, 04 Desember 2018
KEİNDAHAN DALAM KEHİDUPAN
HARUN YAHYA
PERPUSTAKAAN NASIONAL RI: KATALOG
DALAM TERBITAN (KDT)
Yahya., Harun
Keindahan dalam Al-Qur`an/Harun
Yahya; penerjemah, Harisy Syama’un; penyunting, Hilman Handoni.—Jakarta :
Senayan Abadi Publishing, 2003.
...., .... hlm. ; ... cm.
ISBN: 979-3471-02-6
1. Al-Qur`an I. Judul II. Syama’un, Harisy III. Handoni, Hilman.
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak sesuatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun penjara dan/atau denda paling banyak
Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,
mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil
pelanggaran Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan
pidana paling lama 5 (lima) tahun penjara dan/atau denda paling banyak
Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
UU RI No.7 Tahun 1987 tentang Hak
Cipta
Judul asli: Beauties for Life in The
Qur`an
Penerbit asal: Millat Book Center, New Delhi,
India, Agustus 2001
Judul terjemah: Keindahan dalam Kehidupan
Penulis: Harun Yahya
Penerjemah: Harisy Syama’un
Penyunting: Hilman Handoni
Perwajahan isi: Basuki Rahmad
Desain Sampul: Eman Sutalingga
Penerbit
Senayan Abadi Publishing
Jl. Hang Lekir VII, No.25 Jakarta
Selatan 12120
Telp. (021) 7236206 Fax. (021)
7236209
E-mail: senayan@indosat.net.id
senayanabadi@hotmail.com,
senayan_abadi@yahoo.com
Cetakan pertama: Jumadil Akhir
1424/Agustus 2003
8All Rights Reserved (Hak
Terjemahan Dilindungi)
Daftar Isi
Daftar Isi
Pengantar
Penerbit
Untuk
Para Pembaca
Pendahuluan
Sifat
yang Terpuji Menurut Al-Qur`an
Konsep Kesucian
1.
Kesucian Jiwa
2.
Kesucian Ragawi
3.
Pakaian yang Bersih
4.
Memelihara Kebersihan Lingkungan
5.
Memakan Makanan yang Bersih
Berlatih, Berenang, dan Air Minum
Berjalan Kaki
Intonasi Suara
Luhur Budi
Ramah Tamah
Konsep
Kebijaksanaan Pilihan di Dalam Al-Qur`an
Menganalisis Berbagai Tahapan
Kemungkinan dalam Perkembangan
Sahabat Andalan
Pembagian Tugas
Malam untuk Beristirahat, Siang untuk
Bekerja
Merahasiakan Informasi Penting terhadap
Orang yang Bermaksud Jahat
Mengambil Tindakan Dini
Waspada di Waktu Malam
Tidak Bertindak Sendirian
Hidup di Tempat-Tempat Aman
Menghasilkan Solusi yang Tangguh dan
Bertahan Lama
Menolak
Memberikan Informasi kepada Orang yang Bermaksud Jahat Akan Mengungkap
Kelemahan Mereka
Mempertimbangkan Segala Alternatif
Seraya Terus Waspada
Metode-Metode
Qur`ani untuk Mendakwahkan Islam
Tidak Ada Upah dalam Urusan Ini
Pastikan, Orang yang Menyampaikan Pesan
Dapat Diandalkan
Membuktikan Keyakinan Palsu
Menggunakan Metode Tanya Jawab
Menyeru Secara Terbuka dan Secara
Rahasia
Menjelaskan Tanda-Tanda Penciptaan
Mendakwahkan Eksistensi Allah kepada
Masyarakat Umum
“Ibu Kota-Ibu Kota itu”
Pengaruh Kekayaan dan Kegemerlapan
Penampilan Fisik
Penuhi Kebutuhan Manusia
Keikhlasan
Khotbah yang Menentukan
Manfaat
Beragam Hewan yang Disebut di Dalam Al-Qur`an
Sumber Gizi
1.
Daging dan Kesehatan Pribadi
2.
Susu: Keajaiban Produk Hewani
3.
Madu
Manfaat-Manfaat Lain dari Hewan
Tanda-Tanda Rahmat yang Berasal dari Lautan
1. Makanan dari Laut
2. Ikan
3. Ornamen-Ornamen yang Dapat Diperoleh dari Laut
Panganan Penuh Hikmah yang Disebut di Dalam Al-Qur`an
Buah-buahan
1. Pisang
2. Anggur
3. Delima
4. Zaitun
5. Kurma
Air Susu Ibu (ASI)
Nilai-Nilai
Estetika dan Seni di Dalam Al-Qur`an
Allah Menganugerahkan Keindahan
Dekorasi
1. Lambungkan Langit-Langit
2. Loteng dan Tangga-Tangga Perak
3. Pintu-Pintu
4. Tiang-Tiang Tinggi
5. Dipan-Dipan Berbordir Permata
6. Dipan-Dipan Tinggi dan Ranjang-Ranjang Berhias Sutra
7. Bantal-Bantal Hijau
8. Piring-Piring Emas dan Piala-Piala
9. Bejana-Bejana Perak dan Piala Kristal
Penjelasan
Al-Qur`an tentang Tempat-Tempat
Tempat-Tempat Bernaung
Tempat-Tempat Indah
Kesalahan Konsep Teori Evolusi
Runtuhnya Keilmiahan
Darwinisme
Tahap Pertama yang Tidak Dapat Diatasi:
Asal-Usul Kehidupan
“Kehidupan Berasal dari Kehidupan”
Usaha-Usaha yang Tidak Meyakinkan di
Abad Ke-20
Struktur Kompleks Kehidupan
Mekanisme Penggambaran dari Teori
Evolusi
Pengaruh Lamarck
Neo-Darwinisme dan Mutasi
Catatan Fosil: Tidak Ada Tanda
Bentuk-Bentuk Transisi
Harapan-Harapan Darwin yang Kandas
Riwayat Evolusi Manusia
Teknologi di Mata dan Telinga
Siapa Pemilik Kesadaran Melihat dan
Mendengar dalam Otak?
Keyakinan Materialis
Teori Evolusi adalah Sihir Paling Kuat di Dunia
Tentang
Penulis
Pengantar
Penerbit
Segala
puji bagi Allah, Rabb yang telah menciptakan semua kenikmatan dan keindahan di
alam semesta ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpah kepada kekasih
dan panutan kehidupan kita, Rasulullah Muhammad saw.. Atas jasa beliau, segala
berita langit di dalam Al-Qur`an telah sampai kepada kita. Beliau adalah rahmat
bagi alam raya ini, penutup semua nabi dan rasul, dan pembawa risalah yang
komprehensip dan paripurna.
Allah
telah menciptakan alam raya dan kehidupan yang ada di dalamnya dengan dibalut
beragam keindahan. Setiap sudut yang terlihat adalah keserasian dan
keseimbangan dari karya cipta dari Yang Mahaagung. Tidak ada detail yang
tercecer dari keindahan yang Allah ciptakan. Inilah yang patut kita syukuri
sebagai hamba yang beriman.
Buku
ini menjabarkan keindahan yang tertata dalam alam semesta ini dan manfaat yang
dapat kita peroleh dari keindahan karya cipta tersebut. Penulis menggali dari ayat-ayat Al-Qur`an
beberapa keindahan yang kita nikmati di alam semesta ini dan perbandingan
keindahan yang dapat dirasakan di surga nan abadi nanti.
Untuk
kita renungkan, buku ini kami sajikan kepada khalayak pembaca. Dari hasil
kajian ini, kita akan sama-sama menemukan mutiara hikmah yang sangat berharga.
Hikmah yang dapat kita raih adalah modal yang dapat kita jadikan bekal untuk
kita menapak dalam garis kehidupan yang akan kita jalani.
Jakarta,
Jumadil Akhir 1424 H
Agustus 2003 M
Untuk
Para Pembaca
Semenjak
Darwinisme menolak fakta penciptaan dan hakikat keberadaan Allah, dalam
kurun 140 tahun terakhir, banyak manusia meninggalkan keimanan mereka atau
terperosok ke dalam keragu-raguan. Teori inilah yang melandasi semua falsafah
antiagama. Karena itulah, menunjukkan bahwa teori ini merupakan satu penipuan
adalah satu tugas penting yang erat kaitannya dengan agama. Dan, menyampaikan
tugas penting ini kepada setiap orang merupakan keharusan. Sebagian pembaca
mungkin hanya sempat membaca salah satu dari sekian buku kami. Karena itu,
kami pikir sepantasnyalah untuk menyajikan satu bab yang merangkum subjek ini.
Satu bab khusus untuk meruntuhkan teori evolusi
Di
dalam semua buku karya Harun Yahya, hal-hal yang berkaitan dengan keimanan
dijelaskan dengan berpedomankan cahaya ayat-ayat Al-Qur`an. Para pembaca
diimbau untuk mempelajari dan hidup dengannya. Segala sesuatu yang berkaitan
dengan ayat-ayat Allah dijelaskan sebegitu rupa untuk menutup peluang
timbulnya keragu-raguan atau dapat mencuatkan sejumlah pertanyaan dalam pikiran
para pembaca. Kesederhanaan, kelugasan, dan kemudahan gaya penulisannya
dapat membuat semua orang—pada tingkat usia berapa pun dan kelompok sosial
mana pun—dapat dengan mudah memahami buku-bukunya. Penjabaran yang jelas dan
efektif ini memungkinkan orang dapat memahaminya dalam waktu singkat. Bahkan,
mereka yang menolak spritualitas dengan keras, bakal tergugah oleh
kenyataan-kenyataan yang dipaparkan dalam buku ini dan tak mungkin dapat
menyangkal kebenaran isinya.
Buku
ini dan semua buku karya Harun Yahya lainnya dapat dibaca secara perorangan
ataupun didiskusikan dalam pertemuan kelompok. Para pembaca yang ingin meraih
manfaat dari buku-buku ini, akan merasakan bahwa diskusi tersebut sangat
bermanfaat karena mereka dapat mengaitkan refleksi dan pengalaman
masing-masing.
Di
samping itu, merupakan sumbangan besar bagi agama bila Anda membaca dan turut
menyebarluaskan buku-buku kami, yang ditulis semata-mata untuk mendapatkan
keridhaan Allah. Semua buku karya Harun Yahya sungguh sangat meyakinkan. Dengan
alasan ini, bagi mereka yang ingin mendakwahkan agama kepada orang lain, salah
satu metode efektifnya adalah mendorong mereka untuk membaca buku-buku karya
Harun Yahya.
Pembaca
diharapkan dapat meluangkan waktu untuk menelaah buku-buku Harun Yahya lainnya
pada halaman-halaman terakhir, seraya mengapresiasi sumber materi yang kaya
akan hal-hal yang berkaitan dengan keimanan, yang amat berguna dan menyenangkan
untuk dibaca.
Di
dalam buku-buku karya Harun Yahya, Anda tidak akan menemukan—sebagaimana pada
sebagian buku-buku penulis lain—pandangan-pandangan pribadi penulis,
penjelasan-penjelasan yang berasal dari sumber-sumber yang diragukan, gaya penelitian
yang tidak cermat atas perkara-perkara yang suci, atau mengakibatkan putus asa,
ragu-ragu, dan pandangan pesimis yang dapat mengakibatkan penyimpangan di dalam
hati.
Pendahuluan
Apakah
Anda menyadari keindahan-keindahan yang dipaparkan Al-Qur`an? Apakah Anda
mempelajari fakta-fakta yang tertera dalam Al-Qur`an yang Allah turunkan
kepada Anda sebagai pedoman hidup?
Al-Qur`an
menjelaskan kepada kita tentang latar belakang kehadiran umat manusia di muka
bumi dan bagaimana seharusnya mereka hidup, sehingga kehidupan itu sesuai
dengan maksud penciptaan tersebut. Al-Qur`an menjelaskan kewajiban kita
kepada Allah dan bagaimana kita akan diberi pahala sesuai dengan amal
perbuatan kita. Al-Qur`an—Kitab yang Allah turunkan kepada hamba-hamba-Nya
yang mengabdi dengan kasih sayang—menyeru kita pada keindahan, kebenaran,
kesucian, dan kebahagiaan abadi. Kualitas kesempurnaan Al-Qur`an ini terdapat
dalam banyak ayat,
“Sesungguhnya, pada kisah-kisah
mereka itu terdapat pelajaran bagi orang-orang berakal. Al-Qur`an itu bukanlah
cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman.” (Yusuf [12]: 111)
“Kitab (Al-Qur`an) ini tidak ada
keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (al-Baqarah [2]: 2)
Al-Qur`an
adalah kitab yang ditujukan kepada manusia di segala usia, sebuah kitab yang
berisi semua subjek dasar yang dibutuhkan setiap orang sepanjang hidup mereka,
lelaki atau perempuan. Bentuk-bentuk ibadah, pola pikir unik bagi setiap
muslim, akhlaq terpuji, perilaku mulia yang harus tampak di wajah saat
menghadapi setiap kejadian tak terduga atau pada saat-saat menghadapi
kesulitan, pola hidup yang membimbing jiwa dan raga demi hidup sehat,
peristiwa kematian, peristiwa di saat roh melalui hari perhitungan, lalu surga
dan neraka menanti semua manusia, semua termaktub dalam kitab ini.
Sebagai
sumber yang khas bagi semua jawaban dan penjelasan yang mungkin orang
pertanyakan tentang keselamatan abadi, Al-Qur`an juga mengandung banyak
isyarat dan peringatan penting bagi kehidupan manusia. Allah mengaitkan ciri
Al-Qur`an ini dalam ayat,
“... Dan Kami turunkan kepadamu
Al-Kitab (Al-Qur`an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.” (an-Nahl [16]: 89)
Sebaliknya,
hanya mereka yang berimanlah yang hidup sesuai dengan nilai-nilai Al-Qur`an.
Karena itu, Al-Qur`an membimbing mereka dalam cahaya tuntunannya.
Allah
menciptakan manusia dan menyampaikan—melalui Al-Qur`an—jalan keluar paling
tepat serta semua bentuk informasi yang dibutuhkan untuk menjalani hidup dalam
kebaikan kepada semua orang. Karena itu, bila menghadapi kesulitan, sungguh
penting bagi mereka yang beriman untuk merujuk pada ayat-ayatnya dan penerapan
atas tinjauannya. Tak soal apa latar belakang intelektualitas yang dimiliki
seseorang, pengetahuannya tetap saja terbatas, sebab hanya Allah satu-satunya
yang melebihi semua makhluk. Manusia dapat meraih ilmu pengetahuan hanya
dengan perkenan dan kehendak Sang Maha Pencipta.
“Mereka menjawab, ‘Mahasuci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.’”
(al-Baqarah [2]: 32)
Dengan
mengacu pada ayat-ayat ini, mereka yang ingin menelusuri satu kehidupan nan
indah di dunia hendaklah melekatkan diri pada prinsip-prinsip Al-Qur`an.
Dengan berbuat demikian, mereka akan meraih “kearifan”, satu kualitas yang
hanya dimiliki oleh orang-orang yang senantiasa ingat dan takut kepada Allah.
Kearifan (kebijaksanaan) inilah yang memungkinkan mereka memperoleh kehidupan
paling terhormat, merasakan bahagia dan damai, dan—yang paling penting—meraih
tujuan mulia atas keberadaan mereka di bumi. Yang harus mereka lakukan adalah
berserah diri kepada Allah dan Al-Qur`an; menekuni dan meneliti
perintah-perintah dan nasihatnya, mencermati maksudnya, dan mengamalkannya.
Buku
ini merupakan hasil renungan atas makna-makna yang terangkum dalam Al-Qur`an
dan keindahan yang disajikan ke dalam kehidupan manusia. Ia hendak membantu
para pembaca yang menekuni Al-Qur`an, sehingga mereka dapat meraih kehidupan
yang sesungguhnya, yang sesuai dengan makna-makna hakiki yang terkandung
dalam ajaran-ajaran itu.
Sifat
yang Terpuji Menurut Al-Qur`an
Di
dalam Al-Qur`an, Allah memaparkan dengan rinci tentang sifat, moralitas
tertinggi, dan pola pikir khas orang-orang beriman. Perasaan takut kepada Allah
yang menghunjam di dalam kalbu mereka, keyakinan mereka yang tak tertandingi
dan upaya yang tak pernah goyah untuk mendapatkan ridha-Nya, kepercayaan yang
mereka gantungkan kepada Allah, seperti juga keterikatan, keteguhan,
ketergantungan, dan banyak lagi kualitas superior serupa, semuanya disuguhkan
Al-Qur`an. Lebih jauh, di dalam Kitab-Nya, Allah menyanjung kualitas-kualitas
moral semacam itu, seperti keadilan, kasih sayang, rendah hati, sederhana,
keteguhan hati, penyerahan diri secara total kepada-Nya, serta menghindari
ucapan tak berguna.
Seiring
dengan penyajian rinci tentang orang beriman model ini, Al-Qur`an juga
bertutur mengenai kehidupan orang-orang beriman pada masa dahulu dan bercerita
kepada kita bagaimana mereka berdo’a, berperilaku, berbicara, baik di
kalangan mereka sendiri maupun dengan orang-orang lain di luar mereka, dan dalam
menanggapi berbagai peristiwa. Melalui perumpamaan ini, Allah menarik
perhatian kita kepada sikap dan perbuatan yang disenangi-Nya.
Titik
pandang sebuah masyarakat yang jauh dari moralitas Al-Qur`an (masyarakat
jahiliyah) terhadap tingkah laku yang secara sosial bisa diterima bisa saja
berubah, sesuai dengan tahapan waktu, suasana, budaya, peristiwa-peristiwa,
dan manusianya sendiri. Akan tetapi, perilaku dari mereka yang kokoh berpegang
pada ketetapan hukum Al-Qur`an tetap tak tergoyahkan oleh adanya perubahan
kondisi, waktu, dan tempat. Seseorang yang beriman senantiasa tunduk-patuh kepada
perintah dan peringatan Al-Qur`an. Karena itulah, ia mencerminkan akhlaq
terpuji.
Pada
bagian ini, akan kami perlihatkan sejumlah contoh perilaku yang layak mendapat
penghargaan sesuai penilaian Allah. Akan tetapi, kami tidak menguraikan semua
kualitas perilaku terpuji dari orang-orang beriman yang secara panjang lebar
telah terteradalam Al-Qur`an. Kami hanya memfokuskan perhatian pada moralitas
terpuji yang masih terselubung dengan segala keagungan-keagungannya yang
terpendam.
Konsep Kesucian
Allah
menyeru orang-orang beriman supaya membersihkan (menyucikan) diri mereka, yang
sesuai dengan fitrah jiwa mereka dan sunnah alam. Kesucian dianggap sebagai
satu bentuk lain dari ibadah orang beriman dan, dengan begitu, merupakan satu
sumber kelapangan dan kesenangan yang besar bagi mereka sendiri. Di dalam
banyak ayat, Allah memerintahkan orang beriman agar memperhatikan kesucian
jiwa dan raga. Nabi kita saw. juga menekankan pentingnya memelihara kesucian,
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR
Muslim)
Di
bawah ini ada sejumlah rincian berkaitan dengan kebersihan.
1. Kesucian Jiwa
Pengertian
qur`ani tentang kesucian berbeda makna dengan yang dipahami oleh masyarakat
awam. Menurut Al-Qur`an, suci adalah keadaan yang dialami dalam jiwa
seseorang. Demikianlah, kesucian berarti seseorang telah sama sekali membersihkan
dirinya dan nilai-nilai moral masyarakatnya, bentuk pola pikirnya, dan gaya
hidup yang bertentangan dengan Al-Qur`an. Dalam hal ini, Al-Qur`an
menganugerahkan ketenangan jiwa kepada orang-orang beriman.
Tahap
awal dari keadaan suci ini berwujud dalam pemikiran. Tak diragukan lagi, ini
merupakan satu kualitas terpenting. Kesucian jiwa yang dialami manusia
tersebut akan terpancar dalam segala aspek kehidupan. Dengan demikian, moral
terpuji orang tersebut akan nyata bagi siapa saja.
Manusia
yang berjiwa suci akan menjauhkan pikirannya dari segala bentuk kebatilan.
Mereka tidak pernah berniat menyakiti, cemburu, kejam, dan mementingkan diri
sendiri, yang semuanya merupakan perasaan tercela yang diserap dan ditampilkan
oleh orang-orang yang jauh dari konsep moral Al-Qur`an. Orang-orang beriman
memiliki jiwa kesatria, karena mereka merindukan moral terpuji. Inilah
sebabnya, terlepas dari penampilan ragawi, orang-orang beriman pun menaruh
perhatian besar pada penyucian jiwa mereka—dengan cara menjauhi semua
keburukan yang muncul dari kelalaian—dan mengajak orang lain untuk mengikuti
hal yang serupa.
2. Kesucian Ragawi
Di
dunia ini, orang-orang beriman berupaya membina suatu lingkungan yang
mirip dengan surga. Di dunia ini, mereka ingin menikmati segala sesuatu yang
akan Allah anugerahkan kepada mereka di surga. Sebagaimana kita pahami dari
Al-Qur`an, kesucian ragawi merupakan salah satu dari kualitas-kualitas yang
dimiliki manusia surga. Ayat yang berbunyi, “... anak anak muda untuk
(melayani) mereka, seakan-akan mereka itu mutiara yang tersimpan,” (ath-Thuur
[52]: 24) sudah otomatis menjelaskan hal itu. Sebagai tambahan, Allah
menginformasikan kepada kita dalam banyak ayat lainnya, bahwa di surga
tersedia, “pasangan-pasangan hidup yang senantiasa suci sempurna.”
(al-Baqarah [2]: 25)
Di
ayat lain, Allah menekankan perhatian pada kesucian raga adalah yang merujuk
pada Nabi Yahya a.s., “Kami anugerahkan kepadanya... kesucian dari Kami.”
(Maryam [19]: 12-13)
3. Pakaian yang Bersih
Al-Qur`an
juga merujuk pada pentingnya pakaian bersih, seperti dalam ayat, “Dan
pakaianmu sucikanlah, dan perbuatan dosa (menyembah berhala) tinggalkanlah.”
(al-Muddatstsir [74]: 4-5)
Lebih
jauh, kebersihan ragawi adalah hal yang penting, sebab hal ini menunjukkan
penghargaan seseorang kepada orang lain. Sesungguhnya, penghormatan pada
orang lain mensyaratkan pemeliharaan tampilan fisik seseorang. Orang-orang
beriman bukan sekadar menghindari kotoran, tapi juga memberikan kesan rapi
yang tak mencolok yang memperjelas besarnya rasa hormat mereka kepada orang lain.
Salah satu cara untuk menunjukkan rasa hormat adalah memakai pakaian bersih.
Melalui Al-Qur`an, Allah memerintahkan kepada kita,
“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu
yang indah setiap (memasuki) masjid....” (al-A’raaf [7]: 31)
Dalam
pemahaman ini, menjaga kebersihan raga dan kerapian serta mengupayakan yang
terbaik dalam berbagai hal, merupakan kualitas yang disenangi Allah.
Kualitas-kualitas semacam ini tidak diutamakan oleh orang-orang yang bodoh.
Nabi kita saw. juga mempertegas pengesahan Allah akan kualitas-kualitas
seperti itu, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Seseorang bertanya, ‘Bagaimana tentang seseorang yang suka
mengenakan pakaian dan sepatu yang indah-indah?’ Rasulullah menjawab, ‘Semua ciptaan
Allah adalah indah dan Dia menyukai keindahan.’” (HR
Muslim)
Kita
harus memperhatikan hal berikut ini. Umumnya, setiap orang cenderung untuk
berupaya sebaik mungkin memberikan kesan terhadap sesuatu yang mereka anggap
penting pada setiap pertemuan dengan orang lain. Demikian halnya orang beriman,
sesuai moralitas yang dikehendaki Al-Qur`an, mereka tampak sangat
mementingkan kerapian dengan segenap ketelitiannya dengan tujuan untuk
menyenangkan Allah.
Orang
beriman memang layak mendapatkan surga dan, di dunia ini, mereka terikat untuk
selalu berupaya menjaga diri dan lingkungannya agar tetap bersih, sehingga
mereka bisa mendapatkan kesucian dan keindahan surga di dunia ini.
4. Memelihara Kebersihan Lingkungan
Umat
Islam sangat berhati-hati dalam menjaga lingkungan terdekat mereka agar tetap
bersih. Satu contoh tentang itu disebutkan dalam surah al-Hajj. Allah
memerintahkan Nabi Ibrahim a.s. untuk memelihara Ka’bah agar tetap bersih untuk
orang-orang beriman yang berdo’a di sekitar tempat itu,
“Dan (ingatlah) ketika Kami
memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan mengatakan),
‘Janganlah kamu menyekutukan sesuatu pun dengan Aku dan sucikanlah rumah-Ku
ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadah dan orang-orang
yang ruku dan sujud.’” (al-Hajj [22]: 26)
Sebagaimana
dikehendaki ayat tersebut, kebersihan lingkungan tempat suci yang sejenis
(mushala, masjid, majelis taklim, Ed.) harus dipelihara,
terutama sekali bagi orang-orang beriman lainnya yang hendak menunaikan ibadah
untuk mendapatkan ridha Allah. Karena itu, semua orang beriman yang mengikuti
langkah Ibrahim a.s. harus menjaga tempat tinggal mereka agar tetap bersih dan
rapi, sebab hal itu dapat menyenangkan hati mereka.
Konsep
qur`ani tentang kebersihan jelas berbeda dengan pemahaman orang-orang yang
tidak beriman. Allah memerintahkan orang-orang beriman supaya “bersih dan suci”
baik lahir maupun batin. Dengan kata lain, hal ini bukanlah bersih dalam
pengertian klasik atau kuno, melainkan sebuah upaya berkesinambungan.
Menurut
kaidah ini, penggambaran Al-Qur`an tentang kehidupan di surga juga bersifat
perintah. Lingkungan surga sudah dibersihkan dari segala bentuk kotoran yang
dapat kita lihat di sekitar kita. Surga adalah sebuah tempat yang penuh
dengan kebahagiaan, dengan kebersihan yang sempurna. Tiap detail yang terwujud
di sana berada dalam keserasian yang sempurna dengan setiap detail lainnya.
Dalam cahaya ilustrasi seperti ini, insan beriman senantiasa harus berupaya
menjaga lingkungan mereka agar bersih dan mengalihkan kenangan mereka pada
tempat-tempat yang mengingatkan mereka kepada surga.
5. Memakan Makanan yang Bersih
Mengonsumsi
pangan bersih adalah satu perintah Ilahiah yang harus selalu ada dalam kalbu
semua makhluk beriman,
“Makanlah dari makanan yang
baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya
Kami, melainkan mereka menganiaya diri mereka sendiri.” (al-Baqarah [2]: 57)
“Hai sekalian manusia, makanlah
yang halal dan baik dan apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti
langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata
bagimu.” (al-Baqarah [2]: 168)
Sebagai
tambahan, Allah memasukkan dalam hitungan kelompok As-habul Kahfi untuk
menunjukkan bahwa orang-orang beriman cenderung kepada makanan bersih.
Sebagaimana dapat kita baca,
“…Seorang di antara mereka
berkata, ‘Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lama kamu sudah berada di sini.
Utuslah salah seorang dari kamu ke kota dengan uang perakmu ini, agar dia
bisa melihat makanan mana yang lebih baik, dan membawakan makanan itu
untukmu….” (al-Kahfi [18]: 19)
Kita
akan kembali ke topik ini pada bab lain dalam judul, “Makanan Bermanfaat yang
Disebut di Dalam Al-Qur`an”.
Berlatih, Berenang, dan Air Minum
Perilaku
lain yang disebutkan dalam Al-Qur`an tercantum di dalam ayat-ayat yang
berkaitan dengan ungkapan Nabi Ayyub a.s.,
“Dan ingatlah akan hamba Kami
Ayyub ketika ia menyeru Tuhannya, ‘Sesungguhnya, aku diganggu setan dengan
kepayahan dan siksaan.’(Allah berfirman) ‘Hentakkanlah kakimu, inilah air yang
sejuk untuk mandi dan untuk minum.’” (Shaad [38]: 41-42)
Dalam
menanggapi keluhan kesulitan dan penderitaan, Allah menasihati Nabi Ayyub a.s.
supaya “menghentakkan kaki”. Nasihat itu dapat dianggap satu pertanda yang
berkenaan dengan manfaat kegiatan olahraga dan berlatih.
Berlatih,
khususnya melatih otot-otot panjang seperti terdapat pada otot-otot kaki
(sebagai contoh: gerakan-gerakan isometrik), melancarkan aliran darah dan,
karena itu, meningkatkan volume oksigen untuk masuk ke sel-sel tubuh. Selain
itu, berlatih mengurangi elemen-elemen racun dari tubuh yang dapat
melenyapkan penat, memberikan rasa lega dan kesegaran,[1] dan
memberikan kemampuan pada tubuh untuk memperbesar resistensi terhadap mikroba.
Latihan teratur juga menjaga urat-urat darah tetap bersih dan lebar, yang,
dengan kondisi demikian, dapat mencegah: 1)penggumpalan pada urat-urat dan
menurunkan risiko penyakit koroner arteri[2] dan 2)
mengurangi risiko diabetes dengan mempertahankan kadar gula darah pada taraf
tertentu dan meningkatkan jumlah kolesterol yang aman di dalam liver.[3] Di
samping itu, menghentakkan kaki ke tanah merupakan cara paling efektif
untuk 3) melepaskan arus listrik statis yang sudah menumpuk di dalam tubuh,
yang kerap mengakibatkan badan kaku.
Sebagai
tambahan, sebagaimana disebutkan ayat di atas, mandi diakui merupakan metode
paling ampuh untuk menghilangkan kebekuan arus listrik di tubuh. Ia juga
melenyapkan ketegangan dan kerumitan pikiran, serta membersihkan badan. Karena
itu, mandi merupakan satu penyembuhan efektif untuk stres dan banyak
ketidakteraturan (gangguan) fungsi fisik dan kejiwaan.
Ayat
tadi juga menarik perhatian kita pada manfaat-manfaat tak terhingga dari air
minum. Hampir setiap fungsi jaringan tubuh dipantau dan dikendalikan agar
menyerap air secara efisien melalui jalur pendistribusian. Fungsi-fungsi dari
banyak organ tubuh (misalnya otak, kelenjar peluh, perut, usus, ginjal, dan
kulit) sangat bergantung pada kecukupan distribusi air. Memastikan bahwa tubuh
mendapat jatah air yang cukup tidak saja membuat tubuh berfungsi lebih
berdaya guna, bahkan mungkin menolong seseorang terhindar dari beragam masalah
kesehatan. Peningkatan taraf konsumsi air telah terbukti membantu mengurangi
berbagai keluhan sakit kepala (migren, kolesterol darah tinggi, sakit saluran
rheumatoid penyebab rematik, dan tekanan darah tinggi. Sebagai tambahan pada
beragam manfaat tersebut, air juga menghilangkan letih dan kantuk, sebab
serapan air yang teratur dan mencukupi membantu menghilangkan anasir racun
dari tubuh.
Menaati
semua anjuran ini, yang semuanya penting dan vital bagi kesehatan raga dan
mental kita, insya Allah akan membuahkan hasil terbaik.
Berjalan Kaki
Orang-orang
congkak mengira sikap angkuh bisa menimbulkan rasa kagum manusia lain. Dan,
dengan begitu, secara berlebih-lebihan, mereka memamerkan gaya berjalan, berbicara,
dan memandang dengan penuh sikap sombong. Tanda-tanda arogansi semacam itu
tampak nyata dari gaya berjalan seseorang.
Ayat-ayat
yang merujuk kepada nasihat bijak Luqman kepada putra beliau mengungkapkan
secara gamblang keangkuhan sikap dan penampilan seseorang,
“Dan janganlah kamu memalingkan
mukamu dari manusia (karena sombong), dan janganlah kamu berjalan di muka bumi
dengan angkuh. Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membanggakan diri.” (Luqman [31]: 18)
Dalam
ayat lain, orang-orang beriman dianjurkan untuk tidak berjalan dengan
sikap angkuh,
“Dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat
menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.”
(al-Israa` [17]: 37)
Dengan
ayat-ayat ini, Allah memberitahukan kepada kita bahwa Dia tidak menyukai
mereka yang sombong dan memperingatkan kita agar menjauhi sikap seperti itu.
Kita harus senantiasa ingat bahwa kesombongan setan, yang tampak dari tuntutannya
bahwa dia lebih tinggi dari makhluk-makhluk lainnya ciptaan Allah, yang
menyebabkan dia tersingkir dari hadapan Allah. Orang beriman yang sadar akan
keburukan kualitas-kualitas seperti ini tentu saja menjauhi semua itu.
Tak
seorang pun yang senang berada di sekitar orang sombong. Siapa pula yang
merasa nikmat berdampingan dengan orang-orang semacam itu? Umumnya setiap orang
mengetahui bahwa orang-orang angkuh dan merasa diri lebih tinggi derajatnya,
dalam kenyataannya, tak lebih dari manusia biasa yang penuh dengan beragam
ketidaksempurnaan dan kelemahan-kelemahan. Akibatnya, orang sombong, meskipun
menderita oleh keangkuhan dirinya sendiri, takkan pernah mencapai tujuan
untuk menikmati prestise di kalangan manusia lain di sekitarnya dan sering
tercekam dalam kehinaan.
Al-Qur`an
juga menekankan perhatian kita kepada kenyataan bahwa orang-orang beriman
harus memiliki sikap berjalan yang tidak berlebih-lebihan atau mengada-ada,
sebagaimana yang disebutkan dalam ayat, “Dan sederhanalah kamu dalam
berjalan....” (Luqman [31]: 19) Di dalam mematuhi perintah Allah,
manusia yang sederhana akan berjalan dengan sikap sederhana, dan dengan
demikian meraih kemuliaan dalam pandangan Allah dan orang-orang beriman
seluruhnya.
Intonasi Suara
Tinggi-rendahnya
(intonasi) suara adalah bagian penting dari ungkapan perasaan positif
seseorang. Bagaimana seorang menggunakan intonasi mencerminkan kualitas
orang bersangkutan. Bahkan, suara merdu sekalipun dapat menyakiti jika
diartikulasikan dengan tidak sepatutnya. Allah menasihati hamba-hamba-Nya
melalui ucapan Luqman,
“... lunakkanlah suaramu.
Sesungguhnya, seburuk-buruk suara ialah suara keledai.” (Luqman [31]: 19)
Seseorang
yang bicara dalam suara keras atau menghardik orang lain tidak akan memberi
kesan menyenangkan pada pihak lain. Di samping itu, pada kebanyakan kasus, hal
seperti ini terasa tak tertahankan, seperti mendengarkan raungan keledai.
Dengan
kata lain, cara orang bicara adalah hal yang penting. Suara orang yang sedang
dirundung berang mungkin terdengar tak mengenakkan, meskipun suara lelaki atau
perempuan itu, dalam suasana normal, mungkin terasa sedap ditelinga.
Sebaliknya juga begitu, seseorang dengan lantunan suara tak sedap bisa saja
terdengar lebih merdu kalau mengikuti nilai-nilai terpuji dari Al-Qur`an.
Suara merdu, di pihak lain, mungkin saja terkesan menyerang dan tak tertahankan,
jika orang itu angkuh dan berkesan menyakitkan. Karena suara orang tersebut,
yang merupakan pantulan sifat negatif diri, baik lelaki atau perempuan,
cenderung berkeluh kesah dan menghasut.
Sebagaimana
halnya suara, mereka yang berakhlaq mulia selalu memiliki sifat rendah hati,
santun, bersahaja, damai, dan konstruktif. Dengan sudut pandang positif dalam
kehidupan, mereka selalu ceria, bersemangat, cerah, dan gembira. Sifat
sempurna ini, yang timbul dari kehidupan dengan akhlaq perilaku seperti
dijelaskan dalam Al-Qur`an, termanifestasikan dalam lantun suara seseorang.
Luhur Budi
Al-Qur`an
menginformasikan kepada kita bahwa manusia beriman pada kenyataannya adalah
orang-orang yang sangat bermurah hati. Akan tetapi, konsep Al-Qur`an tentang
akhlaq mulia agak berbeda dari yang secara umum ditemukan dalam masyarakat.
Manusia mewarisi sifat santun dari keluarga mereka atau menyerapnya
dari lingkungan masyarakat sekitar. Akan tetepi, pengertian ini berbeda dari
satu strata ke strata lain. Wujud keluhuran budi yang berlandaskan nilai-nilai
qur`ani, walau bagaimanapun, melebihi dan di atas nilai dari pemahaman
mana pun, karena ia tidak akan pernah berubah, baik oleh keadaan maupun
manusia. Mereka yang menyerap unsur akhlaq mulia, sebagaimana pandangan
Al-Qur`an, memandang setiap manusia sebagai hamba-hamba Allah, dan karena itu
memperlakukan mereka dengan segala kebaikan, walaupun tabiat mereka mungkin
saja tidak sempurna. Orang-orang semacam ini menjauhi penyimpangan dan
tingkah laku yang tidak patut, teguh dalam pendirian, bahwa berketetapan
dalam kebaikan mendatangkan kasih sayang Allah, sebagaimana ditandaskan dalam
sebuah hadits,
“Allah
itu baik dan menyukai kebaikan dalam segala hal.” (HR
Bukhari dan Muslim)
Sebagaimana
ditunjukkan ayat berikut, Allah mendorong manusia supaya berbuat baik dan
santun kepada orang lain,
“Dan ingatlah ketika Kami
mengambil janji dari bani Israel, ‘Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia,
dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji
itu, kecuali sebagian kecil dari kalian, dan kamu selalu berpaling.”
(al-Baqarah [2]:83)
Al-Qur`an
menghendaki kebaikan kemutlakan. Dengan kata lain, manusia beriman tidak boleh
berpaling dari perilaku baik, sekalipun kondisi lingkungannya tampak
menginginkan keburukan dan ketidaksenangan. Kelemahan fisik, kehabisan tenaga,
atau kesukaran tidak akan pernah menghalangi mereka dari keajekan mereka
dalam kebaikan. Sementara itu, tak peduli mereka kaya atau miskin, menikmati
kedudukan gemerlap atawa jadi orang dalam bui, manusia beriman memperlakukan
setiap orang dengan baik, karena mereka sadar bahwa Nabi kita saw. menegaskan
pentingnya tiap orang beriman untuk berbuat demikian, sebagaimana tersebut
dalam hadits, “Manakala kebaikan ditambahkan pada sesuatu, itu akan memperindahnya;
apabila kebaikan ditarik keluar dari sesuatu, itu akan meninggalkan cacat.”(HR
Muslim). Moralitas agung ini diperkuat dalam ayat berikut,
sebagaimana sudah diutarakan dalam bagian sebelumnya,
“... berbuat baiklah pada ibu
bapak, kaum kerabat, dan anak-anak yatim, dan fakir miskin, serta ucapkanlah
kata kata yang baik kepada manusia....” (al-Baqarah [2]: 83)
Orang-orang
beriman juga harus sangat berhati-hati terhadap cara mereka memperlakukan orang
tua mereka sendiri. Di dalam Al-Qur`an, Allah memerintahkan supaya mereka
diperlakukan dengan segala kebaikan,
“Dan Tuhanmu telah perintahkan
supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada
ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau
kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak
mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (al-Israa` [17]:
23)
Satu
contoh dalam surah Yusuf menegaskan pentingnya menghormati orang tua. Nabi
Yusuf a.s. pernah dipisahkan dari keluarganya, untuk waktu lama, karena
saudara-saudaranya menjebloskan beliau ke dalam sebuah sumur. Tak lama kemudian,
beliau ditemukan oleh satu rombongan pedagang yang membawanya ke Mesir dan
menjualnya sebagai budak. Kemudian, karena dakwaan palsu, dia dijebloskan ke
penjara selama bertahun-tahun, dan dibebaskan, hanya berkat pertolongan Allah, untuk
diangkat menjadi bendahara kerajaan Mesir. Kemudian, setelah semua ini,
beliau memindahkan seluruh keluarganya dari Madyan ke Mesir dan menyambut
mereka seperti terlukis dalam ayat berikut,
“Maka ketika mereka masuk ke
(tempat) Yusuf, Yusuf merangkul ibu bapaknya dan dia berkata, ‘Masuklah kamu
ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman.’ Dan dia naikkan kedua
ibu-bapaknya ke atas singgasana….” (Yusuf [12]: 99-100)
Dengan
demikian, kita mengetahui bahwa Nabi Yusuf a.s., terlepas dari status
terhormatnya, berperilaku yang luar biasa santun kepada kedua orang tuanya.
Mengangkat keduanya ke atas singgasana, menandakan hormat dan cintanya kepada
keduanya, dan juga menunjukkan akhlaqnya nan mulia.
Ramah Tamah
Bagi
umat beriman, yang mengikuti moralitas Al-Qur`an, memuliakan tamu mereka
merupakan wujud kepatuhan pada salah satu perintah Allah serta satu kesempatan
untuk mengaplikasikan moralitas yang tinggi. Sebab itulah, hamba-hamba beriman
menyambut tamu-tamu mereka dengan penuh takzim.
Di
dalam masyarakat yang tidak beriman, orang umumnya menganggap tamu sebagai
satu beban, baik dari sudut material maupun spiritual, karena mereka tidak
dapat melihat kejadian-kejadian semacam itu sebagai kesempatan untuk
mendapatkan kesenangan Allah dan memperagakan akhlaq mulia. Sebaliknya,
orang yang tidak beriman beranggapan bahwa santun dan sopan pada tamu tak lebih
dari merupakan keharusan kemasyarakatan. Hanya karena mengharapkan suatu
imbalan keberuntunganlah yang menggugah mereka untuk ramah dan santun pada
tamu.
Al-Qur`an
secara khusus menekankan perhatian agar manusia beriman menunjukkan akhlaq
mulia kepada tamu. Sebelum yang lain-lainnya, manusia beriman menyuguhkan
hormat, cinta, damai dan santun kepada setiap tamu. Sambutan biasanya didasarkan
pada mempersiapkan tempat dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, yang tanpa
ungkapan hormat, cinta, dan damai, tidak bakal menyenangkan sang tamu. Di
dalam ayat berikut, Allah mempertegas betapa Dia menyenagi kemolekan jiwa di
atas apa pun selain itu,
“Apabila kamu dihormati dengan
suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik, atau
balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya, Allah memperhitungkan segala
sesuatu.” (an-Nisaa` [4]: 86)
Sebagaimana
tersurat dalam ayat di atas, moralitas qur`ani mendorong manusia beriman agar
berlomba-lomba dalam amal kebaikan, walau sekadar perbuatan biasa seperti
menyambut tamu, sebagai satu sikap yang sudah dicontohkan di sini.
Al-Qur`an
juga menginginkan kita memperlakukan tamu agar mereka merasa nyaman dengan
menanyakan apa saja keperluan mereka, dan memenuhinya, sebelum sang tamu
mengutarakannya. Cara Nabi Ibrahim a.s. melayani tamu beliau merupakan satu
contoh bagus tentang ini dan merupakan peragaan satu wujud penting dari
keramahtamahan,
“Sudahkah sampai kepadamu
(Muhammad) cerita tamu Ibrahim yang dimuliakan? Ingatlah ketika mereka masuk ke
tempatnya lalu mengucapkan ‘Salamun!’; Ibrahim menjawab ‘salaman’, kalian
adalah orang-orang tidak dikenal. Maka dia pergi secara diam-diam menemui
keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk (yang dibakar), lalu
dihidangkan kepada mereka (tetapi mereka tidak mau makan).” (adz-Dzaariyaat
[51]: 24-27)
Satu
hal penting dari ayat-ayat ini yang menarik perhatian kita: akan lebih baik
kita lebih dulu menanyakan keperluan tamu, laki atau perempuan, sebelum dia
memintanya, karena tamu yang sopan biasanya menunda-nunda mengemukakan
keperluannya. Di luar dari pemikirannya, tamu semacam ini bahkan mencoba menolak
apa yang mungkin ditawarkan tuan/nyonya rumah. Bila ditanya apakah dia
memerlukan sesuatu, sang tamu mungkin akan menjawab “tidak” dan berterima
kasih atas tawaran tersebut. Untuk alasan seperti itu, moral qur`ani
akan memikirkan sejak awal tentang apa saja yang mungkin diperlukan tamunya.
Perilaku
lain yang disukai berkenaan dengan hal ini adalah menawarkan bantuan tanpa
menunda-nunda. Di atas segalanya, perilaku seperti ini mengedepankan rasa
senang tuan rumah bila tamu merasa bahagia berada di sana. Sebagaimana
disebutkan ayat tadi, menawarkan sesuatu “dengan segera” mengungkap kemauan
tulus tuan/nyonya rumah untuk melayani tamunya.
Tingkah
laku mulia lainnya yang dapat dipetik dari ayat-ayat tadi adalah walaupun Nabi
Ibrahim a.s. belum pernah kedatangan tamu sebelumnya, dia berupaya keras untuk
melayani mereka sebaik mungkin dan bersegera menyuguhkan daging bakar
“anak sapi gemuk”, sejenis daging yang terkenal sangat sedap rasanya,
sehat dan bergizi. Dus, bisa kita tambahkan bahwa selain dari mencukupi
layanan-layanan yang telah disebutkan, tuan/nyonya rumah harus pula mempersiapkan
dan menawarkan makanan kualitas prima, enak, dan segar.
Di
luar semua ini, Allah juga menekankan perhatian akan daging yang hendak disajikan
untuk tamu.
Konsep
Kebijaksanaan Pilihan di Dalam Al-Qur`an
Al-Qur`an
selalu menekankan konsep kebijaksanaan. Kualitas ini dikhususkan untuk
orang-orang beriman. Namun, manusia menggunakan istilah-istilah bijaksana dan
cerdik itu bertukar-balik. Oleh sebab itu, perbedaan makna di antara kedua
kata tersebut selalu membingungkan, dengan anggapan, yang tentu saja keliru,
bahwa orang cerdik dengan sendirinya bijaksana. Bijaksana, bagaimanapun,
adalah memahami bahwa Allah hanya meridhai insan-insan beriman. Itu berarti
memberdayakan manusia untuk menganalisis dan memahami hal yang dikemukakan ini
secara tepat agar mereka mengenal hukum alam sebenarnya dan mencarikan solusi
pemecahan masalah dengan setepat-tepatnya. Berbeda dengan pengertian awam, bijaksana
tak ada kaitannya dengan kepintaran seseorang; bahkan itu merupakan hasil dari
keteguhan keyakinan seseorang. Dalam banyak ayat, Allah merujuk pada
orang-orang tidak beriman sebagai “manusia tanpa kebijaksanaan”.
Kepintaran
seseorang tampak dari reaksi seseorang saat menghadapi kejadian tak terduga
dan situasi runyam. Dibandingkan dengan reaksi dari mereka yang tidak punya
pemahaman mendalam tentang adanya Allah, dan karena itu disebut tidak punya wisdom
(kebijaksanaan), dengan mereka yang memiliki keyakinan kuat, tampak perbedaan
kadar kebijaksanaan masing masing kelompok itu. Bila dihadapkan pada kejadian-kejadian
mendadak, manusia beriman tetap bersikap moderat dan menggunakan kebijakan
mereka untuk mendapatkan pemecahan serta-merta dan tak sia-sia, terlepas dari
kerumitan situasi. Pendirian bijaksana semacam itu merupakan hasil dari
pemahaman mereka pada Al-Qur`an, yang Allah ungkapkan sebagai satu “kriteria
dari pertimbangan antara benar dan salah” dan hidup mengikuti perintahnya.
Setiap
orang dapat merancang beragam pola pemecahan masalah bila dihadapkan pada
situasi yang menghendaki kewaspadaan dan kebijakan. Dan, dengan begitu mereka
dapat mencegah kerugian. Namun, tidak ada solusi yang sepasti dan seabadi daripada
apa yang diberikan oleh Al-Qur`an, karena berasal dari Allah, yang Maha
Mengetahui. Orang beriman yang bertawakal pada Al-Qur`an dan telah dengan kokoh
menggenggam “semua petuah ayat-ayatnya,” tentu mendapatkan beragam hasil yang
diharapkan dalam segala urusan mereka.
Dalam
bab berikut, kita akan menyoroti berbagai hal tentang tindakan-tindakan bijak
arahan Al-Qur`an yang dirancang untuk membimbing orang-orang beriman.
Menganalisis Berbagai Tahapan
Kemungkinan dalam Perkembangan
Adanya
kemampuan untuk memikirkan secara menyeluruh sebelum mengawali suatu tugas,
menaksir-naksir tahapan-tahapan kemungkinan menjelang pelaksanaannya,
memperhitungkan kemungkinan beragam situasi dan akibatnya yang dapat terjadi
merupakan tanda-tanda signifikan dari kebijaksanaan. Orang yang tidak bijaksana
gagal mempertimbangkan hal-hal terselubung ini dan abai mempertimbangkan
pro-kontra sebelum membuat keputusan atau mewujudkan suatu gagasan. Keteledoran
sering mendatangkan akibat yang tidak diharapkan dan tak terduga.
Metode
Nabi Ibrahim a.s. dalam menyebarkan wahyu Allah kepada kaumnya dapat
dijadikan teladan uniknya kemampuan berpikir menakjubkan dari orang beriman.
Kaumnya, yang penyembah berhala batu pahatan, bersikeras pada kepercayaan sesat
mereka, memuja patung, meskipun tidak seutuhnya mereka yakin akan
kebenarannya. Sebab itu, Nabi Ibrahim a.s. memutuskan untuk menggunakan metode
lain dan menyiapkan satu rencana tahapan tindakan berkelanjutan.
Dalam rangka membuktikan kepada kaumnya, bahwa
berhala-berhala itu sama sekali tidak bermakna selain dari kepingan-kepingan
batu belaka, beliau memutuskan untuk menghancurkan berhala-berhala tersebut.
Tapi sebelum rencana dilaksanakan, dia telusuri metode bijaksana yang paling
tepat, dengan lebih dulu memastikan tidak ada seorang pun yang melihat
perbuatannya. Metode itu tergambar dalam ayat berikut,
“Dia (Ibrahim) berkata,
‘Sesungguhnya, aku sakit.’ Lalu mereka berpaling darinya dengan membelakang.”
(ash-Shaaffat [37]: 89-90)
Sebagaimana
diungkapkan dalam sejumlah ayat, segera setelah beliau sampaikan bahwa
dirinya sakit, orang-orang di sekelilingnya meninggalkan tempat itu dan
membiarkan dia sendirian bersama berhala-berhala itu. Kisah selanjutnya adalah
sebagai berikut.
“’Demi Allah, sesungguhnya aku
akan melakukan tipu daya terhadap berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.’
Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang
terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya)
kepadanya.” (al-Anbiyaa` [21]: 57-58)
Nabi
Ibrahim a.s. menghancurkan semua berhala batu tersebut, kecuali yang terbesar,
yang jadi sosok pujaan kaumnya, karena mereka anggap memiliki kekuatan besar.
Tidak lama kemudian, kaumnya datang menghampiri Nabi Ibrahim dalam
keadaan marah,
“Mereka bertanya, ‘Kamukah yang
melakukan pebuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?’ Ibrahim
menjawab, ‘Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, maka
tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara.’ Maka mereka telah
kembali kepada kesadaran mereka dan lalu berkata, ‘Sesungguhnya, kami
sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri).’” (an-Anbiyaa`
[21]: 62-64)
Dengan
mencermati ayat-ayat bersangkutan secara menyeluruh, nyatalah bahwa Nabi
Ibrahim a.s. mewujudkan rencana beliau secara bertahap dengan sangat
bijaksana. Hasilnya, beliau mendapatkan apa yang dia kehendaki. Sesungguhnya,
kaumnya yang memuja berhala mulai menyadari bahwa patung satu-satunya yang
tersisa tidak punya kemampuan untuk menolong mereka. Patung besar ini,
seperti juga berhala yang lainnya yang sudah hancur berantakan, tak lebih
dari kepingan batu yang tak bisa melihat, mendengar, atau berbicara. Lebih
penting lagi, batu-batu itu tidak mampu melindungi diri mereka sendiri.
Inilah pesan yang sesungguhnya disampaikan Nabi Ibrahim a.s. kepada kaumnya:
Jauhi penyembahan batu dan sembahlah Allah, sang Maha Pencipta seluruh alam
raya.
Nabi
Ibrahim a.s. telah menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang mungkin timbul
dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Tamsil ini, bersama dengan banyak
contoh serupa yang terhampar di dalam Al-Qur`an, menandaskan bahwa
memperhitungkan situasi lingkungan serta sisi psikologis manusia agaknya
cukup efisien untuk mendapatkan hasil akhir yang dikehendaki. Orang-orang
beriman yang bijak lestari selalu memperhitungkan pelaksanaan satu tugas,
tahap demi tahap, dan dengan cermat mempertimbangkan faktor dan elemen yang
bakal membawa hasil jangka panjang. Sementara itu, tindakan-tindakan
berlandaskan Al-Qur`an yang mereka wujudkan, sebagaimana juga inisiatif yang
mereka prakarsai untuk tujuan baik, tidak akan membawa kerugian di kemudian
hari.
Sahabat Andalan
Sebelum
pergi menemui Fir’aun untuk menyampaikan pesan Allah, Nabi Musa a.s. meminta
persetujuan Allah agar mengizinkan saudaranya, Harun a.s., untuk menyertainya,
seperti dapat kita baca dalam ayat berikut,
“Dan jadikanlah untukku seorang
pembantu dari keluargaku, yaitu Harun, saudaraku, teguhkanlah dengan dia kekuatanku,
dan jadikanlah dia sekutu dalam urusanku, supaya kami banyak bertasbih kepada
Engkau, dan banyak mengingat Engkau. Sesungguhnya, Engkau Maha melihat (keadaan)
kami.” (Thaahaa [20]: 29-35)
Sebagaimana
penjelasan ayat-ayat itu, adalah bijaksana untuk mendapatkan sahabat andalan
bila menghadapi satu tugas penting. Sesungguhnya, Allah mengabulkan do’a ini.
Ayat berikut menegaskan manfaat-manfaat lahiriah dan batiniah dari
keikutsertaan teman andalan,
“Allah berfirman, ‘Kami akan
membantumu dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang
besar, maka mereka tidak dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan
membawa mukjizat Kami, kamu berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang
menang.’” (al-Qashash [28]: 35)
Bila
orang-orang beriman berpegang pada metode ini, mereka dapat saling menolong
bila salah seorang dari mereka gagal atau keliru. Di samping itu, sudah
menjadi fakta, adalah lebih mudah bagi dua insan beriman untuk terus memelihara
keadaan mengingat kepada Allah, sebab mereka dapat saling mengingatkan terhadap
tugas ini manakala pikiran salah seorang dari mereka mulai bimbang. Ini satu
rahasia lain yang diungkapkan ayat tersebut.
Tentu
saja, masih banyak manfaat lain yang dapat diraih dari kehadiran sahabat
andalan. Keberadaan insan beriman lainnya di sisi seseorang dapat menjamin
keamanan mereka, sebab orang yang abai meramalkan suatu bahaya mungkin bisa diselamatkan
oleh tindakan teman pendamping untuk mencegah risiko yang mungkin menerpa.
Pembagian Tugas
Allah
bersumpah atas sejumlah hal di dalam Al-Qur`an untuk menekankan pentingnya
hal-hal tersebut untuk diperhatikan. Salah satunya mengenai pembagian tugas.
Dengan bersumpah demi, “(malaikat-malaikat)
yang membagi-bagi urusan,” (adz-Dzaariyaat [51]: 4) Allah menegaskan
manfaat dari perkongsian. Dengan mematuhi nasihat ini, agar mendistribusikan
kerja di antara orang-orang beriman, banyak waktu dapat dihemat dan
memungkinkan mereka menyelesaikan tugas lebih cepat tinimbang di kerjakan
seorang diri. Ternyata, satu tugas yang memerlukan sepuluh jam untuk diselesaikan
satu orang dapat diselesaikan dalam hanya satu jam jika sepuluh orang
dilibatkan di dalamnya.
Keuntungan
lain adalah tercapainya kualitas hasil akhir yang lebih tinggi. Dari kerja
sama semacam ini, tiap peserta dapat mengambil kearifan, pengetahuan, keahlian,
dan pengalaman dari mereka yang turut serta dalam pekerjaan tersebut.
Sebagai
tambahan, manakala sejumlah orang dilibatkan dalam pelaksanaan suatu tugas,
kesalahan dan kekeliruan potensial dan kerusakan, yang acap timbul dari
ketergesa-gesaan, bisa banyak dikurangi.
Dalam
masyarakat tidak beriman, orang umumnya cenderung memonopoli satu pekerjaan
untuk diri sendiri dan tidak perlu berkongsi dengan orang lain; tujuannya agar
semua penghargaan dan imbalan yang diberikan oleh mereka yang menikmati
hasil pekerjaan itu menumpuk pada si pemborong sendiri. Pembagian kerja dapat
menghapus kerakusan semacam itu dan melenyapkan keinginan jelek untuk memborong
keuntungan dari keberhasilan suatu proyek. Betapapun, suksesnya sebuah proyek
tak lepas dari keikutkesertaan kebijakan, pengetahuan, dan pengalaman
sejumlah orang, sehingga tak seorang peserta pun berhak menyombongkan diri
sabagai orang yang paling besar andilnya. Sesungguhnya, orang-orang beriman tidaklah
mencari-cari superioritas diri, sebab segala sesuatu yang mereka inginkan
adalah kesenangan Allah swt. atas amal perbuatan hamba-hamba-Nya.
Pembagian
kerja juga mendatangkan manfaat lain: bekerja secara kolektif untuk keperluan
bersama akan mempererat persahabatan, persaudaraan, dan kesetiaan sesama
peserta. Bahkan, lebih dari itu, kerja sama memungkinkan seseorang mengenal
keindahan dan keahlian orang lain dan menepis nafsu serakah dari kalbu orang
bersangkutan, dan akhirnya membuat dia jadi orang sederhana (moderat).
Bekerja
bersama untuk mendapatkan kesenangan Allah membuat para peserta merasa saling
dihargai, disenangi, dan berbakti, karena suasana yang melandasi kerja
semacam itu. Tiap upaya yang mereka kedepankan untuk memenuhi tugas yang
diemban mencerminkan cinta dan pengabdian kepada Allah. Menyadari kenyataan
ini adalah faktor lain yang menyuburkan persaudaraan di kalangan orang-orang
beriman.
Malam untuk Beristirahat, Siang untuk
Bekerja
Al-Qur`an
menyatakan siang hari adalah waktu untuk beraktivitas, sementara malam hari
lebih baik dimanfaatkan untuk istirahat. Ayat yang berkenaan dengan hal itu
adalah,
“Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu
beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu
mencari karunia Allah). Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (Yunus [10]: 67)
Dengan
meneliti tubuh manusia terungkaplah bahwa metabolisme tubuh sudah diatur
supaya beristirahat waktu malam dan bekerja pada siang hari. Kala mentari mulai
terbenam, kelenjar otak, yang berada di landasan otak, mulai membendung
melatonin. Ini membuat orang jadi kurang siaga. Fungsi kerja otak menurun dan
suhu badan anjlok. Semua reaksi tubuh terhadap kegelapan akhirnya merendahkan
produktivitas seseorang.
Dengan
munculnya waktu fajar, peringkat melatonin berkurang dan hormon-hormon diaktifkan.
Sementara itu, suhu badan meningkat dan fungsi-fungsi otak mencapai tingkat
maksimum. Faktor-faktor ini memberi sumbangan pada kesiagaan, perhatian, dan
produktivitas seseorang. Fakta-fakta seperti ini membawa kearifan seperti
yang disebutkan dalam ayat,
“Allah
menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya.”
Merahasiakan Informasi Penting terhadap
Orang yang Bermaksud Jahat
Al-Qur`an
menegaskan pentingnya untuk tidak menyebarkan informasi penting kepada
orang-orang yang mempunyai maksud jelek, yang menyukai informasi semacam ini
untuk melencengkan sesuatu yang baik dari orang-orang beriman. Oleh karena
itu, bila orang seperti itu tahu bahwa sesuatu yang baik bakal terjadi pada
orang yang tidak dia sukai, kecemburuan orang tadi akan menghadang informasi
tersebut sampai kepada orang yang dibencinya itu dengan beragam upaya.
Al-Qur`an
memberikan informasi pada kita tentang saudara-saudara lelaki Nabi Yusuf a.s.,
yang tergolong orang-orang buruk keinginan. Karena kecemburuan mereka pada Nabi
Yusuf a.s.—ayah mereka (Nabi Ya’qub) sangat mencintai adik mereka
itu—maka mereka menyimpan dendam di hati. Nabi Ya’qub a.s., yang
mengetahui adanya maksud jahat yang terpendam di hati anak anaknya itu,
menasihatkan Yusuf supaya tidak mengungkapkan rahasia mimpinya kepada mereka.
Dia tahu mimpi itu, yang mengabarkan pada Yusuf bahwa dia hamba pilihan Allah
dan dianugerahi banyak karunia, akan membuat saudara-saudaranya tambah marah.
Ayat-ayat Al-Qur`an menceritakan,
“(Ingatlah) Ketika Yusuf berkata
kepada ayahnya, ‘Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas
bintang, matahari, dan bulan, kulihat semuanya tunduk padaku.’ Ayahnya
berkata, ‘Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada
saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)-mu.
Sesungguhnya, setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia. Dan demikianlah,
Tuhanmu, memilihkamu (untuk menjadi Nabi) dan diajarkan-Nya kepadamu sebagian
dari tabir mimpi mimpi dan disempurnakan-Nya kepadamu dan kepada keluarga
Ya’qub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan nik-matnya kepada dua orang
bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishaq. Sesungguhnya, Tuhanmu Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana.’” (Yusuf [12]: 4-6)
Allah
menyeru manusia merenungkan peristiwa ini, “Sesungguhnya, ada beberapa
tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi
orang-orang yang bertanya.” (Yusuf [12]: 7) Tetap waspada
kala berada di tengah-tengah mereka yang memiliki maksud buruk dan menolak informasi
penting dari mereka merupakan pelajaran berguna yang bisa dipetik dari
ayat-ayat ini.
Mengambil Tindakan Dini
Tindakan
lain yang Allah tekankan kepada kita adalah agar kita segera bereaksi bila
berhadapan dengan satu situasi yang harus ditangani. Di dalam Al-Qur`an, Allah
menunjukkan kepada kita satu sikap yang dipraktikkan Nabi kita saw. sebagai
contoh,
“Dan (ingatlah) ketika kamu
berangkat pada pagi hari dari rumah keluargamu akan menempatkan para mukmin
pada beberapa tempat untuk berperang. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” (Ali Imran[3]: 121)
Seperti
disebutkan ayat, dalam suasana perang, Nabi Muhammad saw. meninggalkan rumah
beliau pada dini hari untuk memberikan pengarahan kepada para pengikut beliau
berkenaan dengan tugas-tugas mereka dan mempersiapkan mereka terhadap apa yang
bakal terjadi. Selama 1400 tahun, apa yang dipraktikkan Nabi kita saw. telah
membimbing dan memberi semangat kepada orang-orang beriman.
Orang
yang cepat bertindak mendapatkan cukup waktu untuk mempersiapkan diri.
Tambahannya, satu situasi tak terduga atau satu penundaan tidaklah
mendatangkan tekanan tambahan, sebab mereka punya cukup waktu untuk menghadapi
masalah masalah ini.
Berada
dalam keadaan tidak tergesa-gesa dapat secara psikologis dapat meningkatkan
derajat kelegaan jiwa seseorang, sedangkan keterbatasan waktu dapat membuat
orang panik dan gelisah. Dua keadaan pikiran yang merintangi kemampuan orang
berkonsentrasi, mengemukakan alasan, dan merancang pemecahan masalah yang
tepat. Sebaliknya, waktu yang cukup memadai memungkinkan orang bekerja dengan
kedamaian pikiran dan nir-tekanan, mencurahkan perhatian dan kearifan mereka
pada pemecahan masalah, dan dengan begitu membuka peluang memformulasikan keputusan
terbaik.
Waspada di Waktu Malam
Meskipun
Allah sudah menentukan malam sebagai waktu untuk ketenangan, Al-Qur`an
menyeru kita supaya waspada melalui ayat berikut,
“Katakanlah, ‘Aku berlindung
kepada Tuhan yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluknya, dan dari kejahatan
malam apabila telah gelap-gulita.’” (al-Falaq [113]: 1-3)
Malam,
khususnya saat gelap gulita, membatasi kemampuan keandalan tertentu manusia dan
menjadikannya jauh lebih sulit mengambil tindakan-tindakan pengamanan diri. Pada
waktu malam, akan lebih sulit mempradugakan bahaya, yang artinya: bahwa
tingkat kepedulian seseorang tambah menurun. Faktor utama di belakang
meningkatnya taraf risiko adalah keinginan orang-orang tidak beriman untuk
terlibat dalam tindak kejahatan di bawah selubung kegelapan, yang melindungi
mereka dari pandangan orang lain. Angka statistik kejahatan pembunuhan,
pencurian, dan banyak lagi kegiatan kegiatan tidak legal dan berbahaya
mengungkapkan bahwa perbuatan perbuatan durjana mereka itu cenderung lebih
tinggi volumenya mulai tengah malam hingga waktu fajar.
Al-Qur`an
juga menyatakan bahwa orang-orang tak beriman cenderung menyakiti/mengganggu
orang beriman di malam hari. Seperti dapat kita baca,
“Mereka bersembunyi dari manusia,
tetapi mereka tidak bersembunyi dari Allah, padahal Allah beserta mereka, ketika
pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang Allah tidak ridhai.
Dan adalah Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan.”
(an-Nisaa` [4]: 108)
Dalam
ayat lain, Allah memberi tahu kita tentang satu makar jahat terhadap Nabi Salih
a.s. oleh orang-orang tidak beriman yang memendam kebencian mendalam terhadap
beliau, dan mengingatkan kita supaya berhati-hati terhadap rencana rencana
jahat semacam itu,
“Mereka berkata, ‘Bersumpahlah
kamu dengan nama Allah, bahwa kita sungguh-sungguh akan menyerangnya dengan
tiba-tiba beserta keluarganya di malam hari, kemudian kita katakan kepada
wazirnya (bahwa) kita tidak menyaksikan kematian keluarganya itu, dan
sesungguhnya kita adalah orang-orang yang benar.” (an-Naml [27]: 49)
Orang-orang
beriman adalah mereka yang mengambil peringatan-peringatan Allah dengan penuh
keyakinan, dan dengan begitu mengenggam erat pandangan rasional atas semua peristiwa,
menerapkan segala jenis kewaspadaan guna melindungi keselamatan mereka di malam
hari. Khususnya kala bepergian, bekerja, atau bahkan waktu tidur, mereka
tetap awas terhadap kemungkinan datangnya bahaya. Tapi, orang harus ingat bahwa
semua perhatian ke arah itu tidak setara dengan kejahatan, karena itu manusia
beriman di samping melengkapi persyaratan kewaspadaan yang diperlukan; lalu memasrahkan
diri mereka pada ketentuan Allah.
Tidak Bertindak Sendirian
Dari
catatan Al-Qur`an tentang para nabi terdahulu, yang melanjutkan pengabdian
sebagai panutan untuk semua orang beriman karena kepatuhan mereka pada berbagai
perintah dan larangan Allah, kita mengetahui bahwa setiap Nabi ditemani
seorang pendamping, khususnya waktu menjalankan satu misi penting. Sebuah
contoh tipikal adalah Nabi Musa a.s. yang didampingi saudaranya sendiri, Harun
a.s.. Sebelum menemui Fir’aun, yang sangat membenci dirinya, Nabi Musa a.s.
bermunajat kepada Allah agar memperkenankan Harun a.s. menemani beliau
sebagai teman pendamping,
“Dan saudaraku Harun, dia lebih
fasih lidahnya daripada aku, maka utuslah dia bersamaku sebagai pembantuku untuk
membenarkan (perkataan)ku; sesungguhnya aku khawatir mereka akan
mendustakanku.” (al-Qashash [28]: 34)
Di
samping itu, kehadiran pendamping dapat mengurangi nyali dan kegetolan mereka
yang punya maksud maksud jahat. Sedangkan kesendirian lebih mendorong mereka
untuk melampiaskan niat buruk mereka.
Perjalanan
Nabi Musa a.s. dan seorang muridnya adalah satu contoh lain,
“Dan ingatlah ketika Musa berkata
kepada muridnya, ‘Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan
dua buah lautan; atau aku akan berjalan bertahun-tahun.’ Maka tatkala mereka
sampai ke pertemuan dua laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat
mengambil jalannya ke laut itu.” (al-Kahfi [18]: 60-61)
Sebagaimana
disebut pada ayat berikutnya, Nabi Musa mendapat keuntungan dari teman dalam
perjalanan panjang itu. Praktik seperti ini, sebetulnya, merupakan satu bentuk
kewaspadaan yang bijaksana. Karena berjalan sendirian ke tempat jauh dengan
orang yang tidak mengenal kondisi dan situasi wilayah bisa jadi petualangan
meragukan, kalau bukan lebih jelek taruhannya. Dalam hal ini, panduan dan dukungan
orang lain, dalam artian material dan spiritual, merupakan pertolongan besar
bila seseorang harus mengatasi kesulitan kesulitan yang sangat mungkin
ditemui selama dan sesudah perjalanan.
Al-Qur`an
membeberkan perjalanan Nabi Muhammad saw. dari Mekah ke Madinah sebagai contoh
lain,
“Jika kamu tidak menolongnya
(Muhammad) maka sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika
orang-orang kafir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia
salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di waktu dia
berkata kepada temannya, ‘janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah
beserta kita.’ Maka Allah menurunkan ketenangan-Nya kepada (Muhammad) dan
membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya, dan Allah menjadikan seruan
orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi.
Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.” (at-Taubah [9]: 40)
Mereka
yang memusuhi Nabi saw. ingin menangkap dan membunuh beliau, dengan demikian
akan melenyapkan pengaruhnya atas para pengikut beliau. Kalaulah Nabi saw.
seorang diri, di bawah tekanan risiko dan berbahaya itu, tak diragukan
lagi, kaum penyembah berhala pasti memanfaatkan kesempatan mewujudkan
ambisi-ambisi jahat mereka. Itu sebabnya Nabi kita saw. selalu ditemani oleh
setidak-tidaknya satu orang beriman. Praktik inilah yang terus-menerus membimbing
kaum muslimin hingga hari ini.
Hidup di Tempat-Tempat Aman
Kondisi-kondisi
di sekeliling para Nabi dan pengikut-pengikut mereka dalam kurun perjuangan
mereka menghadapi kepungan kaum musyrikin dan jahiliah telah mengharuskan para
utusan Allah itu untuk meningkatkan kewaspadaan. Tekad kuat untuk hidup sesuai
dengan kaidah prinsip Islam seraya menyebarkan pesan Allah, betapapun,
telah direspons dengan sikap permusuhan dan kekerasan oleh puak-puak
masyarakat sekitar. Dalam banyak kasus, sikap memusuhi itu bahkan menjurus ke
upaya-upaya membunuh sejumlah nabi.
Kaum
beriman berkeyakinan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Kalau
mereka diserang, mereka yakin ada hikmah yang terselip di dalamnya, sebab
Al-Qur`an menegaskan adanya kebaikan pada tiap peristiwa. Maka orang beriman
yang tidak takut pada siapa atau apa pun selain dari Allah, menempuh cara cara
rasionil dan meningkatkan kewaspadaan untuk menggagalkan rencana makar
terhadap mereka.
Salah
satu wujud kewaspadaan itu adalah membangun perbentengan kokoh dan aman di
sekeliling tempat tinggal dan kota mereka. Al-Qur`an menginformasikan kepada
kita tentang dua orang yang beperkara yang datang kepada Nabi Dawud a.s..
“Dan adakah sampai kepadamu berita
tentang orang-orang beperkara ketika memanjat pagar?” (Shaad [38]: 21)
Ayat
ini, yang berhubungan dengan upaya mereka untuk menemui Nabi Dawud, juga
memberi gambaran kepada kita tentang tempat tinggalnya. Mungkin itu satu tempat
berteduh yang aman dikelilingi tembok tinggi dan tak mudah diserang.
Wujud
kewaspadaan lain yang disebut dalam Al-Qur`an adalah memelihara anjing di
pintu-pintu masuk dan meningkatkan keamanan. Seperti dapat kita
baca,
“Dan kamu mungkin mengira mereka
itu bangun padahal mereka tidur; dan Kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke
kiri, sedang anjing mereka mengunjurkan kedua lengannya di muka pintu gua. Dan
jika kamu menyaksikan mereka tentulah kamu akan berpaling dari mereka dengan
melarikan diri dan tentulah hati kamu akan dipenuhi ketakutan terhadap mereka.”
(al-Kahfi [18]: 18)
Pemuda-pemuda
ini, yang disebut Al-Qur`an sebagai “As-habul Kahfi”, berlindung di dalam
sebuah gua dari penguasa tirani di masa itu, yang sangat membenci agama.
Seperti sejumlah ayat memberitakan pada kita, Allah menghendaki mereka tetap
dalam keadaan tidur untuk waktu bilangan tahun. Dari ayat-ayat tersebut, kita
mengetahui bahwa selama bilangan tahun itu mereka menempatkan seekor anjing
di pintu gua untuk menjaga keamanan mereka.
Menghasilkan Solusi yang Tangguh dan
Bertahan Lama
“Mereka berkata, ‘Hai Dzulqarnain,
sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka
bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu
membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzulqarnain berkata, ‘Apa yang telah
dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka
tolonglah aku dengan kekuatan(manusia dan alat-alat) agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan potongan besi. Hingga
apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah Dzulqarnain,
‘Tiuplah (api itu).’ Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api,
dia pun berkata, ”Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas
besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa
melubanginya.” (al-Kahfi [18]: 94-97)
Pelajaran
yang dapat diambil dari sini sudah dijelaskan sendiri oleh ayat yang kita baca:
Tinimbang bergantung pada pengamanan lemah dan tidak tangguh, Dzulqarnain memilih
teknologi canggih di masanya, mulai dari bahan hingga pada metode konstruksi,
untuk membangun perbatasan yang tak tertembuskan, agar keamanan masyarakat di
sana dapat dipulihkan. Sebagai kewaspadaan kedua, dia tuangkan cairan tembaga
mendidih ke atas pagar besi itu.
Inilah
tingkat kewaspadaan yang disediakan Al-Qur`an untuk orang-orang beriman.
Sejalan dengan rekomendasi-rekomendasi tersebut, setiap keadaan yang tidak
disukai atau tidak menguntungkan, kecil ataupun besar, harus dihindarkan sesuai
dengan kemampuan orang-orang beriman merancang pembangunan proyek-proyek yang
kokoh, tangguh, dan tak tertembuskan oleh sembarang serangan.
Menolak Memberikan Informasi kepada
Orang yang Bermaksud Jahat Akan Mengungkap Kelemahan Mereka
Mereka
yang memendam benci dan cemburu terhadap orangorang beriman, siap menggunakan
setiap peluang untuk memuaskan perasaan-perasaan itu. Oleh sebab itu, insan
beriman jangan sekali-kali memberi kesempatan apa pun kepada mereka untuk
merancang serangan terselubung.
Allah
minta perhatian kita pada masalah ini dengan mengkaitkannya pada kisah Nabi
Yusuf a.s.. Saudara-saudara beliau yang seayah berkomplot untuk membunuhnya
karena dengki dan cemburu, sebab ayah mereka yang sangat menyayangi Yusuf.
Menurut perkiraan mereka, bila Yusuf sudah tiada, kasih sayang ayah akan beralih
pada mereka. Untuk mencapai tujuan tersebut, mereka merancang siasat busuk seperti
tersebut dalam surah Yusuf, sebagai berikut.
“Mereka berkata, ‘Wahai ayah kami,
apa sebabnya engkau tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkanlah dia
pergi bersama kami besok pagi, agar dia (dapat) bersenang-senang dan (dapat)
bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.’ Ya’qub berkata,
‘Sesungguhnya, kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkanku dan aku
khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya.’” (Yusuf
[12]: 11-13)
Sebagaimana
kita pahami dari ayat-ayat ini, Nabi Ya’qub a.s. tahu bagaimana perasaan
putra-putra beliau terhadap Yusuf a.s. dan tidak menyetujui saran mereka. Dia
merasa khawatir kalau-kalau serigala menyerangnya selagi mereka asyik bermain.
Saudara-saudaranya, yang akhirnya membawa Yusuf bersama mereka, memasukkan
dia ke dalam sebuah sumur, lalu membawa pulang baju yang dilumuri darah palsu
untuk diperlihatkan kepada ayah mereka, seraya berkata,
“’... Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami pergi berlomba- lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan engkau sekali-kali tidak
akan percaya pada kami, meskipun kami adalah orang-orang yang benar.’ Mereka
datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu….” (Yusuf
[12]: 17-18)
Seperti
perkabaran ayat-ayat ini, saudara-saudara Nabi Yusuf berusaha membenarkan
pengkhianatan mereka dengan memanfaatkan keprihatinan Nabi Ya’qub yang telah
beliau ucapkan sebelumnya. Yang dapat kita pahami dari ayat-ayat terkait
bahwa kita tidak seharusnya mengikuti kehendak buruk semacam itu dan tipu daya
orang-orang pembuat kerusakan yang telah membuka aib mereka sendiri.
Mempertimbangkan Segala Alternatif
Seraya Terus Waspada
Acuh
tak acuh merupakan predikat unik bagi manusia yang bersikap masa bodoh.
Sesungguhnya, dalam kelompok-kelompok masyarakat masa bodoh banyak masalah
yang tidak ter-selesaikan, karena manusia-manusianya cenderung tidak peduli.
Itu sebabnya orang-orang yang hidup dalam masyarakat masa bodoh selalu
menanggung derita sebagai konsekuensi keteledoran dan sikap tidak peduli.
Dalam
Al-Qur`an, Allah menegaskan kekeliruan sikap ini dan mendorong orang-orang
beriman supaya peduli dengan saksama dalam mengambil beragam tindakan.
Dari
ayat berikut, kita pahami bahwa cermat mempertimbangkan segala alternatif
merupakan sifat perilaku yang paling tepat,
“Dan Ya’qub berkata, ‘Hai
anak-anakku janganlah kamu masuk dari satu pintu gerbang, masuklah dari pintu
pintu gerbang berbeda; namun, aku tiada dapat melepaskan kalian barang
sedikitpun dari (takdir) Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak
Allah; kepada-Nyalah aku bertawakal dan hendaklah kepada-Nya saja
orang-orang yang bertawakal berserah diri.’” (Yusuf [12]: 67)
Nabi
Ya’qub a.s. menasihatkan putra-putra beliau, waktu mereka hendak pergi ke
Mesir, agar memasuki kota melalui sejumlah pintu gerbang. Hal ini benar-benar
merupakan satu tindakan bijaksana, karena hal itu menjamin keselamatan jiwa
dan harta. Kalaulah mereka masuk lewat satu pintu saja, besar kemungkinan
mereka dihadang bahaya. Dengan mengaplikasikan ketinggian ilmu seseorang,
yang Allah anugerahkan kepada kemanusiaan agar mereka bisa mempertimbangkan
metode terbaik mana hendak dipakai, adalah suatu kebijaksanaan yang
terselubung di bawah nasihat ini. Inilah satu sikap bijaksana sesuai
dengan ajaran Al-Qur`an. Lebih jauh, peluang seperti ini dengan jelas
mengungkap perbedaan antara kebijaksanaan orang beriman dengan keteledoran
orang tidak berakal.
Ingatlah,
semua tindakan menuju perolehan hasil yang bertahan lama merupakan satu bentuk
dari do’a. Sesungguhnya, tak ada rencana atau tindakan, betapapun canggihnya,
yang dapat mencegah apa yang sudah Allah takdirkan. Fakta penting ini ada
kaitannya dengan nasihat Nabi Ya’qub a.s. kepada putra-putra beliau,
“Dan tatkala mereka masuk ke
(tempat) Yusuf, Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke tempatnya, Yusuf berkata,
‘Sesungguhnya, aku ini adalah saudaramu, maka janganlah kamu berdukacita
terhadap apa yang telah mereka kerjakan.’” (Yusuf [12]: 69)
Metode-Metode Qur`ani untuk
Mendakwahkan Islam
Sepanjang
kurun sejarah, Allah telah mengutus para rasul silih berganti untuk
menyampaikan fakta tentang eksistensi-Nya dan adanya hari akhir secara jelas,
dan menyuruh mereka menyembah hanya Dia. Allah memberitahukan kita bahwa para
utusan-Nya, beserta orang-orang beriman, sudah dipercayakan dengan tugas ini,
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang makruf dan
mencegah dari yang mungkar….” (Ali Imran [3]: 104)
Orang-orang
beriman hanya disuruh mempermaklumkan Islam. Maknanya, mereka hendaknya
menyampaikan perintah Allah kepada manusia dan menyeru mereka menuju kepada
moralitas Al-Qur`an. Allah membimbing dan memberikan pengertian kepada
manusia. Dalam hubungan ini, orang-orang beriman diberi kewajiban hanya untuk
penggunaan metode-metode yang disebutkan di dalam Al-Qur`an; mereka tidak
berkewajiban untuk mempercayainya atau tidak.
Untuk
mempermudah tugas mereka, Allah memberi petunjuk kepada orang-orang beriman
melalui perintah-perintah yang mudah dimengerti dan terdapat di dalam
Al-Qur`an. Tingkah perbuatan para utusan Allah juga jadi contoh untuk umat
beriman. Di dalam bab ini, kita akan mengulas metode-metode mendakwahkan pesan
itu dan cara mengatasi situasi-situasi yang berubah-ubah dalam melaksanakan
tugas mulia ini.
Tidak Ada Upah dalam Urusan Ini
Bagi
para pendakwah hendaknya mampu menganalisis dengan pikiran bebas dan masuk
akal, dan tanpa dipengaruhi oleh buruk sangka dalam bentuk apa pun, ragu, atau
rasa tertekan. Untuk tahap ini, mereka harus yakin pada keikhlasan orang yang
menyampaikan amanah itu.
Mereka yang tidak akrab dengan pendakwah dan
hanya tahu sedikit tentang mereka mungkin bisa keliru menentangnya dan
meragukan maksud mereka, karena mereka berada di bawah pengaruh lingkungan
masyarakat yang acuh tak acuh. Pada tahap tertentu, keadaan ini mungkin dapat
diterima. Misalnya, barangkali mereka ingin tahu tentang mengapa oang orang
beriman bekerja terlalu keras untuk memperkenalkan Islam kepada mereka. Karena
segala sesuatu di dalam dunia mereka didasarkan pada kepentingan pribadi,
mungkin saja belum terjangkau di otak mereka, mengapa orang-orang yang
berkeyakinan tentang adanya Tuhan hanya mencari ridha Allah. Atau, mungkin saja
mereka bertanya-tanya, apakah informasi yang disampaikan para dai memang
akurat. Untuk alasan-alasan yang disebutkan ini, para dai hendaklah berupaya
sebaik mungkin untuk mendahului dengan menampik semua keraguan dan
keprihatinan tanpa menanti pihak lain mengatakan keberatan tersebut.
Sesungguhnya,
Al-Qur`an meyampaikan kepada kita bahwa semua rasul Allah memberikan prioritas
utama pada pelaksanaan misi suci ini. Mereka mempunyai keyakinan khusus pada
Kemahakuasaan Allah dan hari akhir. Karena itu, mereka mengabdikan seluruh
hidupnya untuk mendapatkan restu-Nya. Dengan keyakinan adanya surga dan
neraka, para utusan mengkhawatirkan tiap manusia yang mereka temui akan
kepastian mendapat siksaan pedih di neraka, kecuali mereka mematuhi semua
perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Misi utama mereka adalah untuk
mengajak orang lain bergabung dalam kebaikan (makruf) dan menjauhi keburukan
(mungkar), serta menyampaikan kepada semua manusia tentang kebesaran dan keperkasaan
Allah. Imbalannya, mereka berupaya keras hanyalah demi mendapatkan
ridha Allah. Selain dari itu, mereka tidak mengharapkan keuntungan duniawi.
Al-Qur`an
menekankan perhatian kita pada poin ini dan menandaskan bahwa para Utusan
Allah selalu berusaha keras untuk melenyapkan keragu-raguan manusia. Berikut
ini sejumlah ayat yang berkait dengan hal ini.
“Aku sekali-kali tidak minta upah
kepadamu atas ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.”
(asy-Syu’araa` [26]: 180)
“Mereka itulah orang-orang yang
telah diberikan petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah,
‘Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan (Al-Qur`an) itu tidak
lain hanyalah peringatan untuk segala umat.’” (al-An’aam [6]: 90)
“Hai kaumku, aku tidak meminta
upah kepadamu bagi seruanku ini. Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah
menciptakanku. Maka tidakkah kamu memikirkannya?” (Huud [11]: 51)
“Dan datanglah dari ujung kota,
seorang laki-laki (Habib an-Najjar) dengan bergegas-gegas ia berkata, ‘Hai
kaumku, ikutilah utusan-utusan itu. Ikutilah orang yang tiada meminta balasan
kepadamu, dan mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.’” (Yaasiin
[36]: 20-21)
Maka,
dalam kepatuhan pada isyarat-isyarat yang disebut dalam ayat-ayat ini, dan yang
lain, mereka yang telah menjalankan misi mulia itu harus memperjelas hal ini.
Kondisi dunia saat ini telah memaksa manusia berburuk sangka terhadap siapa
pun, karena secara primer hubungan antarmanusia dilandaskan pada
kepentingan material. Untuk alasan itu, klarifikasi-klarifikasi demikian akan
memperjelas masalahnya kepada pihak lain.
Pastikan, Orang yang Menyampaikan Pesan
Dapat Diandalkan
Tentang
bagaimana pesan harus disampaikan, Al-Qur`an menyampaikan pesan yang lain:
mereka yang mendakwahkan Islam pertama-tama harus jelas betul kalau mereka
orang jujur dan dapat diandalkan. Sesungguhnya, kita maklumi dari Al-Qur`an
bahwa semua rasul menggunakan metode ini serta menandaskan bahwa mereka
tidak lain adalah para utusan yang ditugaskan oleh Allah,
“Sesungguhnya, aku adalah seorang
rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (asy-Syu’araa` [26]: 107)
Ini
penting untuk menghilangkan keragu-raguan mereka sebagai objek dari penyampaian
pesan Allah. Kalau orang itu jujur, ikhlas, dan bisa diandalkan, kata-kata
mereka patut diindahkan dan dilaksanakan. Tapi, sekecil apa pun keraguan mengenai
keandalan penyampai pesan, itu bakal menyebabkan pihak lain membangun
mekanisme bela diri. Apabila metode bela diri ini dapat dipatahkan oleh
metode-metode yang dipaparkan Al-Qur`an, manusia akan semakin terbuka
untuk menerima dakwah Islam.
Membuktikan Keyakinan Palsu
Sesudah
menghilangkan keprihatinan dan buruk sangka dari pihak-pihak sasaran dakwah
Islam, langkah selanjutnya adalah membuktikan ketidakrasionalan dan kepalsuan
keyakinan mereka. Menjelaskan jenis kepalsuan keyakinan mereka harus
disampaikan secara meyakinkan dan logis, sebab mereka akan rela meninggalkan
keyakinan lamanya setelah mereka betul-betul dapat diyakinkan
kesalahannya. Untuk melenyapkan kerisauan yang menyuramkan pikiran
seseorang, Allah menghadirkan satu metode. Nafikan kepercayaan palsu lewat
metode-metode rasional, ilmiah, dan transparan, dengan penjelasan yang
berterima dan memuaskan, mencakup ketidakefektifan sistem yang dipakai kaum
tidak beriman. Metode yang digunakan Nabi Ibrahim a.s. untuk menyampaikan
pesan kepada kaumnya dapat dijadikan contoh,
“Ketika ia (Ibrahim) berkata
kepada bapaknya dan kaumnya, ‘Apakah yang kamu sembah?’ Mereka menjawab, ‘Kami menyembah
berhala-berhala dan kami sentiasa tekun menyembahnya.’ Berkata Ibrahim,
‘Apakah berhala-berhala itu mendengar (do’a)-mu sewaktu kamu berdo’a kepadanya?
atau dapatkah mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?’ Mereka
menjawab, ‘(Bukan karena itu)
sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian.’ Ibrahim
berkata, ‘Maka apakah kamu memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, kamu
dan nenek moyang kamu yang dahulu?’” (asy-Syu’araa` [26]: 70-76)
Nabi
Ibrahim a.s. mengajukan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada kaumnya dengan
tujuan mengetahui alasan-alasan dan inteligensi mereka, dan secara bertahap
membuat mereka menyadari tidak validnya keyakinan mereka. Sementara itu, dengan
tiap pertanyaan dia harapkan kesadaran kaumnya dan memastikan mereka akan
mengakui ketidaklogisan kepercayaan mereka. Dia gunakan metode ini karena
kaumnya, yang telah jadi penyembah berhala batu yang diwariskan nenek moyang
mereka, dan tidak pernah merenungkan hal tersebut. Akan tetapi, setelah
Ibrahim memaparkan fakta-fakta, mereka jadi tercenung. Betapa tidak wajar dan
lemahnya benda yang mereka sembah turun-temurun.
Ibrahim
lalu memperkenalkan Allah lewat tanda-tanda ciptaan-Nya nan mahaagung.
Sehingga, dengan demikian tampak perbedaan tak terhitung antara berhala batu
yang sama sekali tidak punya kekuatan, dengan makhluk-makhluk ciptaan Allah,
Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana,
“Sesungguhnya, apa yang kamu
sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam, yaitu Tuhan Yang telah
menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku, dan Tuhanku, Yang Dia memberi
makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,
dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku kembali, dan
Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat.”
(asy-Syu’araa` [26]: 77-82)
Metode
ini telah memberikan kemampuan kepada kaumnya, penyembah berhala, untuk
menyadari situasi tidak rasional yang mereka berada di dalamnya. Tapi,
kesadaran itu hanya untuk penggalan waktu tertentu.
Menggunakan Metode Tanya Jawab
Dengan
metode serupa, manusia dapat didorong untuk bertanya lebih jauh tentang
hal-hal yang belum mereka yakini. Hal itu akan membuat mereka paham betapa
indahnya pemahaman mereka pada informasi yang sudah sampai kepada mereka,
bahwa mereka sudah mampu mengerti makna informasi yang telah disampaikan kepada
mereka; sehingga memberi peluang lebih lanjut kepada para dai menyampaikan
penjelasan tambahan. Menawarkan informasi lanjutan sebelum mengklarifikasi
apa yang sudah disampaikan dapat membingungkan pihak yang dituju.
Sebagai
tambahan, membuktikan kesalahan pikiran yang sudah terdistorsi melalui
penyampaian alasan masuk akal dan indah sudah menjadi satu metode Al-Qur`an.
Ayat lain meringankan kita berkenaan metode ini,
“Apakah kamu tidak memperhatikan
orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah) karena Allah memberikan
kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan, ‘Tuhanku
ialah Yang menghidupkan dan mematikan,’ Orang itu berkata, ‘Saya dapat
menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya, Allah menerbitkan
matahari dari timur, maka terbitkanlah dia dari barat,’ lalu heran
terdiamlah orang kafir itu, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang
yang zalim.” (al-Baqarah [2]: 258)
Dengan
ucapan singkat-padat dan dalam jangkauannya, Nabi Ibrahim a.s. menunjukkan
kelemahan orang kafir di hadapan keperkasaan Allah yang tak terhingga lewat
paparan contoh-contoh sangat mengesankan, membuat orang itu kenal situasinya.
Saran Nabi Ibrahim a.s. itu mengejutkan dan menjadikan orang kafir itu diam
seribu bahasa. Pola bijak lestari ini merupakan contoh bagus untuk orang
beriman dalam mendakwahkan Islam kepada pihak lain.
Menyeru Secara Terbuka dan Secara
Rahasia
Allah
memberi tahu kita bahwa semua utusan-Nya memanfaatkan beragam metode dan
penjelasan untuk memperkenalkan Keagungan Allah kepada manusia dan kebutuhan
mereka pada agama. Contoh yang ditunjukkan oleh Nabi Nuh a.s. ini dapat
dijadikan pedoman oleh semua orang beriman.
“Nuh berkata, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah
menyeru kaumku malam dan siang, maka seruanku itu hanyalah
menambah mereka lari (dari kebenaran). Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru
mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jari
mereka ke dalam telinganya dan menutupkan bajunya (ke mukanya) dan mereka
tetap (mengingkari) dan menyombongkan diri dengan sangat. Kemudian sesungguhnya
aku telah menyeru mereka (kepada iman) dengan cara terang-terangan, kemudian
sesungguhnya aku menyeru mereka lagi dengan terang-terangan dan dengan
diam-diam, maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan
kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan
untukmu kebun kebun dan mengadakan pula di dalamnya untukmu sungai-sungai.’’”
(Nuh [71]: 5-12)
Do’a
ini mengungkapkan bahwa, bila perlu, orang-orang beriman diperkenankan
menyampaikan penjelasan baik secara langsung maupun terselubung. Dengan
mengingatkan kaumnya tentang hal-hal lumrah yang meninggalkan kesan mendalam
pada diri mereka, Nabi Nuh a.s. menguraikan bahwa Allah menganugerahkan
rahmat-Nya kepada mereka, agar mereka memikirkannya. Dia ceritakan pada mereka
bahwa Allah menurunkan hujan untuk mengairi tanaman mereka, memberikan harta
dan anak-anak kepada mereka, menciptakan sungai-sungai dan kebun-kebun dengan
limpahan hasil, dan bahwa hanya Dia pemilik segala rahmat yang mereka
nikmati. Dalam upaya menarik mereka lebih dekat pada konsep agama, dia
berusaha keras untuk menjelaskan kepada kaumnya, yang belum mampu menyerap
keindahan Islam dan keperluan diri mereka pada agama, bahwa ketamakan mereka
akan kepentingan-kepentingan duniawi, semuanya juga berada dalam kendali Allah.
Genggaman mereka pada hal-hal mendasar ini akan menjadi fondasi yang tepat
untuk pemahaman lebih baik tentang adanya akhirat dan syariat Islam.
Menjelaskan Tanda-Tanda Penciptaan
Salah
satu metode yang Allah perintahkan kepada orang beriman untuk
mengaplikasikannya dalam mendakwahkan Islam kepada kaum mereka adalah dengan
memperkenalkan tanda-tanda bukti penciptaan. Banyak Nabi, yang disebut dalam
Al-Qur`an, membimbing umat mereka agar memikirkan tanda-tanda tersebut. Nabi
Nuh a.s. termasuk seorang dari para rasul itu,
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah
menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya
bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita? Dan Allah
menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan
kamu ke dalam tanah dan mengeluarkan kamu (darinya pada hari kiamat) dengan
sebenar-benarnya. Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya
kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi itu.” (Nuh [71]: 15-20)
Tanda–tanda
penciptaan ini sangat besar maknanya dan mengandung uraian informasi yang bisa
mengisi bilangan jilid buku. Coba pikirkan tentang tujuh lapis langit yang
merupakan angkasa dan manfaat semua itu pada makhluk-makhluk penghuni bumi dan
sitim ekologi, pengaruh sinar mentari dan cahaya bulan terhadap musim, cuaca,
pergantian malam dengan siang, dan kehidupan manusia, akan memperlebar jarak
pandang dan pada akhirnya orang tambah arif dan makin yakin pada keagungan
Al-Qur`an. Dengan memikirkan secara mendalam terhadap bencana-bencana alam,
bahwa sekecil apa pun terjadi perubahan pada sistem tata surya akan membawa
akibat. Jagat raya kaya dengan rincian-rincian detail, yang diabaikan oleh
sebagian terbesar umat manusia. Untuk alasan inilah, menggugah perhatian mereka
untuk memikirkan hal-hal yang disebutkan itu dapat dijadikan perangkat dalam
membimbing mereka untuk mencermati Mahakuasa dan Mahaperkasanya Allah. Nabi
saw. menegaskan pentingnya perbuatan mulia semacam itu,
“Barangsiapa
membimbing manusia menuju kebaikan akan mendapat ganjaran dari Allah setara
dengan ganjaran yang dinikmati orang-orang yang mempraktikkan bimbingan itu.” (HR
Muslim)
Sesungguhnya,
Al-Qur`an menyeru manusia untuk mensyukuri tanda-tanda ciptaan yang menunjukkan
adanya Allah dan Kemahabesarannya, dan agar punya dampak atas diri mereka.
Berikut ini adalah sebagian dari banyak ayat yang dapat menarik perhatian
manusia pada subjek ini,
“Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang
ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit
itu tidak mempunyai retak- retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan bumi itu dan
Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya
segala macam tanaman yang indah dipandang mata, untuk jadi pelajaran dan
peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali (mengingat Allah). Dan Kami
turunkan dari langit air yang banyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam, dan pohon kurma yang
tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun, untuk menjadi rezeki
bagi hamba-hamba (Kami), dan Kami hidupkan dengan air itu tanah yang mati
(kering). Seperti itulah terjadi kebangkitan.” (Qaaf [50]:6-11)
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta
bagaimana dia diciptakan, dan langit, bagaimana ia ditinggikan? Dan
gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan, Dan bumi bagaimana ia dihamparkan? Maka
berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi
peringatan.” (al-Ghaasyiyah [88]: 17-21)
“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui
bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang
hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman? Dan telah kami jadikan di
bumi ini gunung-gunung yang kukuh supaya bumi itu (tidak) guncang bersama
mereka, dan telah Kami jadikan pula bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka
mendapat petunjuk. Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang
terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah)
yang terdapat padanya. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang,
matahari, dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis
edarnya.” (al-Anbiyaa` [21]: 30-33)
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang benar) bagi
mereka adalah bumi yang mati. Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan darinya
biji-bijian, maka darinya mereka makan. Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun
kurma dan anggur dan Kami pancarkan padanya beberapa mata air, supaya mereka
dapat makan dari buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka
mengapakah mereka tidak bersyukur? Mahasuci Tuhan yang telah menciptakan
pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari
diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui.” (Yaasiin [36]: 33-36)
“Sesungguhnya, pada langit dan bumi benar-benar
terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk orang-orang yang beriman. Dan pada
penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka
bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini; dan pada
pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit, lalu
dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya, dan pada perkisaran
angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.”
(al–Jaatsiyah [45]: 3-5)
Mendakwahkan Eksistensi Allah kepada
Masyarakat Umum
Seperti
sudah dipaparkan sebelumnya, Al-Qur`an menampilkan beragam-ragam metode untuk
memdakwahkan Islam. Keputusan mengenai metode mana yang akan dipakai terserah
pada kebijakan dan kearifan orang beriman. Banyak bagian dari Al-Qur`an merujuk
pada cara para Rasul Allah menyampaikan Islam kepada orang per orang. Mereka
juga menyebutkan satu penyampaian secara terbuka kepada masyarakat awam secara
umum.
Al-Qur`an
menyatakan bahwa para utusan Allah menyapa warga masyarakat umum dengan sapaan
“umatku”. Salah satu dari ayat-ayat (Qur`an) tentang ini berbunyi,
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Aad saudara
mereka, Huud. Ia berkata, ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertaqwa kepada-Nya?”
(al-A’raaf [7]: 65)
Pada
umumnya, manusia merasa terhina bila dipengaruhi oleh seseorang yang berbeda
pandangan dengan mereka. Sebaliknya, meskipun mereka bisa diyakinkan pada
kebenaran pandangan-pandangan itu, mereka tetap cenderung menolak sepenuhnya
karena buruk sangka pribadi. Ini sebabnya, orang yang mengetahui adanya
persepsi demikian mungkin akan memperoleh hasil yang lebih baik dengan menyapa
masyarakat umum ketimbang secara orang per orang, karena reaksi positif dari
sejumlah orang mungkin membawa dampak menguntungkan atas orang lain.
“Ibu Kota-Ibu Kota itu”
“Dan tidak adalah Tuhanmu membinasakan kota-kota,
sebelum Dia mengutus di ibu kota itu seorang rasul yang membacakan ayat-ayat
Kami....” (al-Qashash [28]: 59)
Sepanjang
sejarah, Allah telah mengutus para rasul-Nya ke ibu kota-ibu kota untuk
menyampaikan kepada para penduduknya pesan-pesan-Nya. Ini dapat dijadikan
pedoman oleh umat beriman, sebab sebagai satu persyaratan umum adalah lebih
efektif memusatkan perhatian pada tempat-tempat utama, lalu mengembangkannya ke
kawasan-kawasan lain. Sesungguhnya, Al-Qur`an menegaskan bahwa orang-orang
beriman pertama-pertama mengembangkan Islam kepada keluarga mereka. Setelah
sanak keluarga merasakan keindahannya, mereka menargetkan pengembangan kepada
kelompok yang lebih besar. Inilah cara paling efektif dalam memanfaatkan bakat
dakwah mereka dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana
diindikasikan oleh Al-Qur`an, para rasul pada umumnya diutus ke kawasan-kawasan
padat penduduk di mana “para pemimpin bangsa”, yakni mereka yang umumnya paling
keras kepala, menetap. Para utusan Allah pertama-tama menyeru mereka untuk
hanya takut kepada Allah dan tentang keindahan moral Islam, sebab para rasul
sadar bahwa kecenderungan para pemimpin terhadap Islam akan memberi dampak
positif pada banyak orang lain.
Seruan
Nabi Musa a.s. kepada Fir’aun adalah satu contoh yang bagus,
“Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.
Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa, ‘Pergilah kamu
kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas, dan katakanlah (kepada
Fir’aun), ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan).
Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar kamu takut kepada-Nya.’’”
(an-Naazi’aat [79]: 15-19)
Kearifbijaksanaan
yang terpancar dari ayat-ayat ini sudah bercerita dengan sendirinya: dengan
membuktikan kesalahan pandangan dari orang kafir terkemuka akan membuka peluang
besar bagi pengikut pemimpin kaum itu untuk menerima kebenaran.
Pengaruh Kekayaan dan Kegemerlapan
Keindahan
fisik lingkungan termasuk faktor penting lainnya yang menunjang keberhasilan
pendakwah dalam misi menyebarluaskan amanah Allah. Sebetulnya, apakah ini
merupakan kehendak atau bukan, berupaya mendirikan satu tempat yang indah
sudah merupakan satu hal lumrah dari keinginan dan tekad semua orang beriman
untuk mendekati keindahan surga; orang-orang beriman senantiasa berusaha
menerapkan pemahaman qur`ani tentang estetika dan seni keindahan pada
lingkungan mereka dan sekitarnya. Al-Qur`an mengandung uraian teramat
gemerlapan dan menakjubkan tentang puri, taman, sungai, dipan, dan beragam
keindahan dekorasi lainnya yang semuanya menggetarkan jiwa manusia. Dengan
begitu, orang-orang beriman mengadopsi gaya estetika qur`ani ini.
Lebih
jauh, Al-Qur`an memberi perhatian besar terhadap betapa tingginya serapan di
lubuk jiwa umat Islam akan dampak positif dari lingkungan megah dan indah.
Dengan cara ini, mereka yang baru diperkenalkan pada Islam hendaknya bisa
melihat gambaran bentuk surga menyatu di dalam gaya hidup orang-orang beriman
dan lingkungan mereka. Ini membawa hati mereka lebih dekat kepada Islam dan,
sebagaimana dengan semua aspek lainnya dari Al-Qur`an, mereka dapat meneliti
bagaimana konsep qur`ani diamalkan.
Al-Qur`an
memberikan kepada kita sebuah contoh yang tersebut dalam kisah Nabi Sulaiman
a.s. dan Ratu Saba,
“Dikatakan kepadanya, ‘Masuklah ke dalam istana.’
Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar, dan
disingkapkannya kedua betisnya. Berkatalah Sulaiman, ‘Sesungguhnya, ia adalah
istana licin terbuat dari kaca.’ Berkatalah Balqis, ‘Ya Tuhanku, sesungguhnya
aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman
kepada Allah, Tuhan semesta alam.’” (an-Naml [27]: 44)
Setelah
mendengar bahwa Ratu Saba dan rakyatnya menyembah matahari, Nabi Sulaiman a.s.
menyeru mereka supaya memasrahkan diri kepada Allah dan Islam. Ratu Saba yang
mengunjungi istana Nabi Sulaiman a.s. setelah menerima surat beliau, sangat
terkesan pada keindahan dan kekayaan yang dilihatnya di sana. Kekagumannya pada
kemolekan itu menggiring dirinya untuk memasrahkan diri ke jalan kebenaran.
Ayat
ini menjelaskan kepada kita bahwa lantai istana itu sedemikian tembus pandang
sehingga Ratu mengira itu limpahan air, dan karena itu ia menyingkapkan
bajunya. Lantai tersebut mengandung unsur kemiripan menakjubkan dengan surga,
yang digambarkan Al-Qur`an sebagai sebuah tempat penuh dengan “taman-taman”
dengan “sungai-sungai mengalir di bawahnya”, dan meskipun istana itu dibangun
oleh manusia, ia memberikan dampak seketika atas mereka yang diserukan Islam.
Dengan mengakui bahwa keindahan yang melingkarinya adalah hasil dari
kearifbijaksanaan, Balqis menyerahkan dirinya pada keagungan (superiority)
Islam.
Lebih
dari itu, estetika penampilan suatu tempat dan kebersihannya memberikan rasa
lega pada jiwa manusia. Tempat-tempat yang terang benderang, lapang, dan bersih
menukilkan satu dekorasi estetika tersendiri yang amat menyentuh pada
kedamaian pikiran dari orang-orang beriman, dan secara positif membawa dampak
kepada siapa dakwah sedang disampaikan. Di sisi lain, tempat-tempat gelap,
suram, dan berantakan dapat menyebalkan setiap orang, meskipun mereka sendiri
tidak menyadari kenyataan ini.
Namun,
kita harus ingat bahwa Allah membimbing dan menganugerahkan mata hati kepada
tiap manusia. Suasana-suasana demikian hanya dapat berfungsi sebagai suatu
do’a, sebab semua itu tidak menjamin bahwa manusia akan memperoleh keyakinan
akan adanya Allah. Sementara itu, apa yang sebetulnya perlu diindahkan oleh
orang–orang beriman adalah berusaha maksimal untuk mendapatkan ridha Allah dan
menyeru manusia kepada Islam sebagai satu amal ibadah. Imbalan untuk pengabdian
ini, akan secara adil didapatkan manusia di hari kemudian.
Penampilan Fisik
Melalui
penampilan fisik, umat beriman memperlihatkan bahwa mereka hidup menurut
prinsip-prinsip moral Al-Qur`an. Di dalam Al-Qur`an, ada seruan Allah kepada
manusia beriman untuk sepenuhnya memberi perhatian pada raga dan merawatnya.
Dengan mematuhi semua rekomendasi dan perintah Allah akan membuat semua insan
beriman, mereka yang melaksanakan suruhan-suruhan Al-Qur`an, mendapatkan kesan
mendalam di mata sekalian manusia.
Di
pihak lain, hanyalah pikiran yang jernih dan terbuka yang mampu memfokuskan
perhatian pada subjek tertentu. Oleh sebab itu, makhluk beriman yang menyeru
manusia lain kepada Islam haruslah menjauhi apa pun yang dapat membuyarkan
perhatian orang-orang tidak beriman, agar mereka dapat memusatkan perhatian
pada pesan dan tanda-tanda keberadaan Allah. Penampilan yang tidak necis
membuahkan dampak negatif dan tak menyenangkan pada pemirsa/pendengar,
sementara juru dakwah yang berserah diri pada Al-Qur`an akan sentiasa
menyenangkan pandangan mata. Necisnya penampilan dan kebersihan mereka
menumbuhkan rasa kagum, hormat, dan menggugah perhatian.
Penuhi Kebutuhan Manusia
Hal
lain yang ditunjuk dalam Al-Qur`an adalah agar makhluk beriman memenuhi
kebutuhan mereka yang baru saja diperkenalkan kepada Islam. Ini merupakan
kecenderungan alami bagi manusia beriman, karena moralitas qur`ani mengajarkan
mereka supaya berbaik hati dan peduli pada sesama meskipun kita
sepenuhnya asing bagi mereka.
Surah at-Taubah [9]: 60, “... para mualaf yang
dibujuk hatinya...,”
menyebutkan bahwa mereka ini termasuk dalam kelompok penerima zakat. Oleh sebab
itu, apa pun yang diberikan kepada mereka yang hatinya hendak direbut kepada
Islam adalah sejalan dan patuh pada tuntunan Al-Qur`an.
Di
pihak lain, memusatkan perhatian pada suatu subjek penting membutuhkan banyak
daya tenaga (energy) baik buat pendengar maupun penceramah. Mengekang
energi seseorang kepada topik tertentu untuk waktu lama dapat mendatangkan
keletihan raga dan mental. Menawarkan sesuatu kepada mereka untuk dimakan atau
diminum dapat meningkatkan daya tenaga ke taraf tertentu dan menolong mereka
berkonsentrasi.
Keikhlasan
Al-Qur`an
menyediakan banyak metode menguntungkan untuk mendakwahkan pesan. Akan tetapi,
yang membuat metode-metode dan upaya ini efektif adalah keikhlasan. Pengertian
ikhlas menurut Al-Qur`an agak beda dari apa yang dipahami oleh masyarakat yang
jahili. Keikhlasan sejati hanya dapat dirasakan apabila mereka yang berceramah
yakin pada apa yang diceramahkan. Ketidakikhlasan akan terungkap manakala
ucapan tidak sesuai dengan rekomendasi-rekomendasi Allah, dapat diketahui
dengan mudah dari sikap bagaimana seseorang bicara.
Di
pihak lain, sikap dari mereka yang sungguh-sungguh meyakini kebenaran dari apa
yang mereka dakwahkan dan hidup dengannya agak sedikit berbeda. Sebagai contoh,
orang yang berkeyakinan kuat adanya akhirat menjelaskan neraka dengan sikap
meyakinkan. Nada suara, ekpresi, dan tata bicara mereka memaparkan perasaan
mereka sesungguhnya, sehingga menggugah pihak lain menerima kebenaran adanya
neraka yang menakutkan itu. Penjelasan oleh mereka yang tidak menguasai unsur
eksistensinya, di sisi lain, mungkin menghasilkan dampak negatif pada orang
lain. Jadi, nilai-nilai, sikap, dan kehidupan orang-orang ini hendaknya
mendukung uraian mereka.
Kita
juga perlu ingat bahwa keikhlasan hanya dapat diperoleh melalui keyakinan
murni. Allah minta perhatian kita pada ciri sifat dari para utusan-Nya
sebagaimana disebutkan di dalam banyak ayat. Sesungguhnya, dengan maksud
menyangkal pengaruh seruan yang telah disampaikan para utusan Allah pada jiwa
mereka, orang-orang kafir sepanjang sejarah memutarbalikkan semua itu dengan
menyebutnya sihir belaka.
Khotbah yang Menentukan
Mendakwahkan
pesan secara arif bijaksana, yakni khotbah singkat, padat, dan efektif, adalah
wajah lain dari adil yang sama efektifnya dengan keikhlasan. Pidato seperti ini
bermakna menjelaskan satu subjek melalui beberapa kata yang memukau,
mengutarakan hal-hal terpenting saja, dan menghindari rincian-rincian yang tak
ada kaitannya. Al-Qur`an menegaskan pentingnya pidato yang arif bijaksana,
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya, Tuhanmu Dialah yang lebih mngetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (an-Nahl [16]: 125)
Kunci
untuk pidato bijaksana adalah keikhlasan. Dari ayat di bawah ini, kita memahami
bahwa kearifan tidak dapat dipalsukan. Dan seseorang bisa mendapatkannya
hanya dengan Kehendak Allah,
“Allah menganugerahkan al-hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al-Qur`an dan As-Sunnah) kepada siapa yang Dia
kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah itu, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia....”(al-Baqarah [2]: 269)
Allah
menekankan perhatian terhadap pentingnya khotbah yang menentukan, dengan mengatakan
itu adalah satu hikmah dari sudut pandang Dia, sebagaimana dapat kita baca di
bawah ini,
“Dan setelah cukup umur dan
sempurna akalnya, Kami berikan kepadanya (Musa) hikmah (kenabian) dan pengetahuan.
Dan demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.”
(al-Qashash [28]: 14)
“Dan Kami kuatkan kerajaannya dan
Kami berikan kepadanya (Dawud) hikmah dan kebijaksanaan dalam menyelesaikan
perselisihan.” (Shaad [38]: 20)
“... Allah memberikan kepadanya
(Dawud) pemerintahan dan hikmah, (sesudah meninggalnya Thalut) dan mengajarkan
kepadanya apa yang dikehendaki....” (al-Baqarah [2]: 251)
“... Kami telah memberikan kitab
dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya
kerajaan yang besar.” (an-Nisaa` [4]: 54)
“(Allah berkata), ‘Hai Yahya,
ambillah Al-Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan Kami berikan kepadanya
hikmah selagi ia masih kanak-kanak.’” (Maryam [19]: 12)
Manfaat
Beragam Hewan yang Disebut di Dalam Al-Qur`an
Di
dalam sejumlah ayat, Allah menegaskan bahwa hewan merupakan satu karunia besar
dan menganjurkan orang-orang beriman agar mengambil manfaat dari mereka. Salah
satu ayat tentang ini berbunyi,
“Dan Allah menjadikan bagimu
rumahmu sebgai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah)
dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan membawanya di waktu kamu
berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu
unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai
waktu (tertentu).” (an-Nahl [16]: 80)
Banyak
ayat-ayat lain yang merujuk pada manfaat hewan.
Bagian
terbesar manusia mereguk manfaat dari hewan-hewan tanpa memikirkan bahwa semua
karunia itu datang dari Allah. Mereka hanya mengonsumsi semua itu sebagai
produk-produk harian. Namun, sebagai balasan atas beragam-macam karunia-Nya itu,
Allah berkehendak agar manusia mensyukuri dan tidak melupakan semua karunia yang
telah Dia limpahkan itu. Dalam bab ini kita akan berkutat pada aneka macam
rahmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia melalui hewan.
Sumber Gizi
“Dan apakah mereka tidak melihat
bahwa sesungguhnya Kami telah menciptakan binatang ternak untuk mereka, yaitu
sebagian dari apa yang telah Kami ciptakan dengan kekuasaan Kami sendiri, lalu
mereka menguasainya? Dan Kami tundukkan binatang-binatang itu untuk mereka,
maka sebagiannya menjadi tunggangan mereka dan sebagiannya mereka makan. Dan
mereka memperoleh darinya manfaat-manfaat dari minuman. Maka mengapakah mereka
tidak bersyukur?” (Yaasiin [36]: 71-73)
Allah
menciptakan manusia dengan pelbagai kekurangan dan kelemahan untuk menguji
mereka di dunia ini. Dengan ketergantungan pada makanan untuk bertahan hidup,
yang sebetulnya satu kelemahan. Akan tetapi, kebanyakan manusia tidak
menganggap ini sebagai kelemahan dan begitu mudahnya menerima itu sebagai
kebutuhan alami yang tak terelakkan. Akan tetapi, ketergantungan pada makanan
bergizi adalah satu kelemahan dan untuk tujuan suci. Manusia seharusnya mencoba
memahami kehendak suci ini. Sebab hanya dengan begitu, mereka dapat memahami
kekurangan diri mereka di hadapan keperkasaan Sang Maha Pencipta mereka dan
kenyataan bahwa mereka membutuhkan semua karunia yang Dia anugerahkan. Puasa
juga mencakup kehendak ini, sebab menahan lapar dan haus untuk waktu pendek dan
temporer mengingatkan manusia pada kelemahan diri mereka serta membantu orang
lain mengerti akan kebutuhan mereka kepada Allah. Melibatkan diri dalam
kegiatan amal perbuatan semacam ini membuat mereka mampu mensyukuri nikmat
karunia yang telah diberikan kepada mereka dan merenungkannya dengan tulus.
Kemanusiaan
memerlukan Allah, dan Allah, Maha Pemberi (ar-Razzaq), menganugerahkan
semua hamba-hamba-Nya dengan segala rupa kebutuhan. Salah satu kebutuhan
tersebut adalah bahan makanan yang berasal dari binatang, seperti telur,
daging, unggas, susu, madu, dan macam-macam lagi. Di dalam bab ini, akan kita
bahas beberapa aspek dari sumber-sumber hikmah dari sumber gizi yang disebutkan
dalam Al-Qur`an.
1. Daging dan Kesehatan Pribadi
“Dan Kami beri mereka tambahan
dengan buah-buahan dan daging dari segala jenis yang mereka ingini.” (ath-Thuur
[52]: 22)
Daging,
yang disebut secara khusus, adalah satu nutrisi penting bagi tubuh manusia.
Asam-asam Amino, bongkahan-bongkahan prinsipil dari protein, sangatlah penting
untuk jaringan pertumbuhan dan perbaikan. Sebab itu, kecukupan asam amino
(pasokan protein) adalah vital bagi beragam kegiatan seperti ini. Protein
lengkap, berasal dari daging, menyediakan semua asam amino esensial dalam
makanan yang dikonsumsi dalam jumlah yang tepat. Beberapa jenis dari protein,
terutama sekali yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, tidak mengandungi jumlah
asam amino yang diperlukan tubuh manusia. Kaum Vegetarian yang tergantung pada
sayuran untuk kebutuhan protein dapat memperoleh jumlah yang cukup dari
asam-asam amino esensial hanya dengan melengkapi aturan makan harian mereka
dengan protein sempurna. Pola makan kaum vegetarian yang kurang kandungan
protein, sementara kaya dengan unsur karbohidrat, menghadang pasokan yang cukup
dari asam amino yang akhirnya bisa terkena edema (pembengkakan akibat
akumulasi air berlebihan dalam jaringan tubuh). Ini merupakan satu kesalahan
serius dari pola makan yang mematikan.[4]
Daging
tidak sekedar bahan makanan berprotein tinggi, tapi juga kaya dengan
mineral-mineral vital seperti zat besi, seng, fosfor, potasium, selenium, dan
banyak vitamin lainnya (bagian terbesarnya kelompok vitamin B kompleks).
Sayuran juga mengandung zat besi dan seng, tapi karena manusia yang ikut pola
makan kaya dengan sayuran dan sangat tergantung pada bahan-bahan makanan
kaya-serat, maka tubuh mereka tidak dapat sepenuhnya mencerna zat besi
dan seng.
Lemak-lemak
basah yang ditemukan di dalam daging merah dapat mencegah kelumpuhan, khususnya
di kalangan lelaki.[5]
Kelumpuhan terjadi akibat dari pemompaan darah secara mendadak ke sel-sel otak,
satu tindakan yang membunuh banyak sel darah. Namun, pengkajian belum lama
ini mengungkapkan bahwa lemak binatang mengatur aliran darah ke otak.
Berseberangan
dengan sangkaan umum, makanan bebas daging tidaklah rendah kadar kolesterolnya.
Dengan anggapan bahwa bahan-bahan makanan di luar daging adalah kaya dengan
lemak-lemak terselubung, kaum vegetarian secara relatif mengonsumsi lebih
banyak lemak terselubung. Dalam upaya menjaga pola makan gizi tinggi, spesialis
kesehatan menganjurkan agar konsumsi kolesterol kurang dari 300 mgs per hari.
Ini merupakan jumlah persis kolesterol yang didapat dari daging.
Pencernaan
protein (daging) secara relatif merupakan proses panjang, tapi 95 persen dari
kandungan protein dan 96 persen lemak dapat dicerna dengan mudah. Lemak
memungkinkan pencernaan bahan-bahan bergizi lainnya juga. Daging, yang
mengandung lemak dalam jumlah pantas, tetap bercokol di dalam perut dalam
rentang perpanjangan waktu, menunda rasa lapar, dan meningkatkan kekuatan
seseorang untuk menolak rasa lapar. Sebagai tambahan, karena unsur-unsur
kandungannya mempergiat kelenjar air liur, ia mempertajam selera makan dan
menfasilitasi pencernaan.[6]
Terlepas
dari fakta-fakta ilmiah ini, daging sangatlah menyedapkan. Kalaulah sumber gizi
esensial ini tidak demikian sedapnya, tentu kita akan harus dipaksa memakannya,
terlepas dari cita rasanya, demi mencukupkan kebutuhan kita akan protein.
Namun, sebagai satu karunia Allah, ia memang sedap. Sementara itu, Allah
menegaskan nilai daging dengan menyebutnya sebagai salah satu makanan di surga,
“Dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (al-Waaqi’ah [56]:
21)
2. Susu: Keajaiban Produk Hewani
“Dan sesungguhnya pada binatang
ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari
apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah,
yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (an-Nahl [16]:66)
Pembentukan
susu merupakan satu keajaiban. Itu menggugah pemikiran bahwa minuman yang
bersih dan sedap itu dihasilkan di antara darah dan apa yang akan dikeluarkan
dari tubuh.
Dengan
segala penghargaaan akan manfaat-manfaatnya bagi kesehatan anak-anak dan juga
orang dewasa, kandungan susu patut dianalisis. Kasein, sejenis protein,
memberikan warna putih pada susu. Dengan meneliti setetes susu di bawah
mikroskop, orang akan melihat unsur-unsur sangat mungil yang mengapung.
Terlepas dari kasein dan lemak, susu terdiri atas laktosa (larutan kadar gula)
dan sejumlah vitamin esensial untuk kesehatan dan mineral (seperti fosfor dan
kalsium). Kalsium adalah unsur esensial dari tulang dan gigi.[7]
Seperti
sudah dijelaskan sebelumnya, susu adalah bahan makanan yang amat bermanfaat,
kaya dengan bahan-bahan esensial untuk pertumbuhan badan. Allah menciptakan
susu untuk kemanusiaan sebagai satu rahmat-Nya agar mereka merenungkannya dan
mensyukuri Keperkasaan-Nya. Itu juga suatu rahmat yang akan, dengan izin Allah,
dapat dinikmati di surga.
“(Apakah) perumpamaan (penghuni)
surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertaqwa yang di dalamnya ada
sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari
air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar (arak) yang
lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan
mereka memperoleh didalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan Tuhan mereka,
sama dengan orang yang kekal di neraka, dan diberi minum dengan air yang
mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (Muhammad [47]: 15)
3. Madu
“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada
lebah, ‘Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di
tempat-tempat yang dibikin manusia.’ Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari
perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya
terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya, pada yang demikian
itu benar-benar terdapat tanda (kebenaran) Tuhan bagi orang-orang yang
memikirkan.” (an-Nahl [16]: 68-69)
Madu,
beserta vitamin-vitamin dan mineral-mineral, sangatlah bermanfaat bagi
manusia. Ia mangandung gula (glukosa dan fruktosa), beragam mineral (kalsium,
potassium, magnesium, sodium klorin, sulfur, besi, dan fosfor), dan
vitamin-vitamin (B1, B2, B3, B5, B6, dan C).[8]
Tambahannya, ia juga mengandung sejumlah kecil dari beberapa macam hormon,
tembaga, iodium dan zinc—dengan kata lain, ia mengandung, hampir segala yang
diperlukan tubuh manusia.
Informasi
berikut dikeluarkan ketika Konferensi Pertanian Dunia tahun 1993.
Dalam
konferensi tersebut, ada satu sesi khusus tentang penyembuhan dengan
menggunakan elemen-elemen berasal dari madu lebah. Beberapa ilmuwan Amerika
mengatakan bahwa madu, royal jelly, tepung sari, dan propolis (tahi lebah)
dapat menyembuhkan banyak penyakit. Seorang dokter dari Rumania mengatakan dia
sudah mencoba penggunaan madu untuk penyembuhan katarak pada sejumlah pasien,
dan ternyata 2.002 dari 2.094 penderita (95%) sembuh sepenuhnya. Seorang dokter
Polandia juga memberitahukan bahwa tahi lebah menyembuhkan banyak penyakit
seperti haermorrhoid (demam berdarah), penyakit kulit, penyakit-penyakit
pada peranakan, dan bermacam-macam keluhan lainnya.[9]
Manfaat
lain dari madu adalah, dibandingkan dengan jumlah gula yang sama, ia mengandung
44% kalori lebih sedikit. Artinya, meskipun madu merupakan penyumbang energi
yang besar, ia tidak menambah berat badan orang yang meminumnya.
Cairan
kental sedap rasa dan rendah kalori ini gampang sekali dicerna. Karena
molekul-molekul cairan manis dapat berubah menjadi glukosa, madu, meski
mengandung kadar asam tinggi, mudah dicerna, bahkan oleh penderita penyakit
perut.
Madu
menolong ginjal dan usus berfungsi lebih baik. Karena tidak mengandung
molekul-molekul gula, madu juga manjur untuk otak. Sementara itu, madu juga membersihkan
darah dan aliran darah serta instrumental dalam memproduksi darah. Dengan
banyaknya jumlah energi yang dikeluarkannya, madu punya kemampuan yang
diperlukan untuk memproduksi daya tenaga guna memproduksi darah.
Madu
melindungi tubuh dari keluhan penyempitan kapiler (capillary) dan
arteriosklerosis (saluran darah ke jantung), dan juga membunuh bakteri. Bila
diminum bersama air sejuk, madu menyatu ke dalam aliran darah hanya dalam waktu
tujuh menit, dan dengan demikian merupakan unsur penyembuh cepat dan bagus
untuk tubuh. Bila diaduk dengan air, ia mujarab dengan kandungan kualitas
antiseptik. Terlepas dari ini, madu mengandung semacam bahan-bahan kimia
antibakteri, seperti benzyl alcohol dan banyak lagi.
Sumbangan
madu lebah untuk kesehatan manusia tidak terbatas pada madu, sebab lebah juga
menghasilkan produk lain: royal jelly. Royal jelly, bahan berbau tajam yang
dikeluarkan oleh lebah pekerja untuk memberi makan ratu lebah, adalah karunia
lain untuk manusia, karena di dalamnya terkandung sejumlah mineral seperti
fosfor, kalsium, besi, sodium, potassium dan magnesium, vitamin B2, B3, dan B6,
serta protein dan karbohidrat.
Royal
jelly digunakan untuk menyembuhkan keluhan-keluhan berasal dari kerusakan
selaput, arterioklerosis, atau kerusakan jaringan tubuh lainnya.[10]
“Tidakkah kamu pehatikan
sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit
dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin....”
(Luqman [31]: 20)
Manfaat-Manfaat Lain dari Hewan
“Dan di antara binatang ternak itu
ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih....”
(al-An’aam [6]: 142)
Ayat
ini mengungkap manfaat lain yang disediakan binatang untuk kepentingan
manusia: wol, bulu, dan kulit. Semua ini benar-benar merupakan bahan mentah
bagi banyak benda yang kita manfaatkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baju
panas, selimut, karpet, bahan-bahan pakaian, perabot, dan banyak lagi peralatan
lain yang berasal dari binatang. Lebih dari itu, kulit-kulit kambing, sapi,
ular, buaya, dan binatang lain-lain sudah lumrah digunakan untuk pakaian,
perabotan, dan barang-barang hiasan
Yang
lain lagi adalah sutra, satu bahan serat lentur yang diambil dari kepompong
ulat sutra. Bahan pakaian dari serat ini merupakan anugerah Allah kepada
manusia, dan Dia juga memberikan kabar baik bahwa orang-orang beriman kelak
bakal memakai baju sutra di surga,
“Dan Dia memberi balasan kepada
mereka karena kesabaran mereka (dengan) surga dan (pakaian) sutra.” (al-Insaan
[76]: 12)
“Mereka itulah (orang-orang yang)
bagi mereka surga Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu
mereka dihiasi dengan gelang mas dan mereka memakai pakaian hijau dai sutra
halus dan sutra tebal sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan
yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.”
(al-Kahfi [18]: 31)
Tak syak lagi, sutra yang bakal
dipakai orang-orang beriman di dalam surga akan tak terbandingkan tinggi
nilainya dengan sutra di dunia. Namun begitu, sutra yang kita punyai di dunia
ini tetap merupakan bahan pakaian sangat berharga. Nilainya dapat disyukuri
secara menakjubkan apabila bait-bait sanjungan untuk pembuatannya diperiksa
dengan cermat.
Kita harus ingat bahwa pembuat
bahan berkualitas tinggi ini bukannya mereka yang tinggi inteligensianya, tidak
pula mesin canggih luar biasa, tapi sejenis ulat berukuran panjang antara 5
sampai 10 cm. Kebanyakan dari benang-benang ini dipintal dari serat-serat yang
diambil dari kepompong ulat sutra.
Pada tahap akhir pembentukan
larva (jentik-jentik), larva dewasa menggabungkan diri pada ranting pohon dan
mulai merajut kepompong. Fibrion, serabut lembab yang terjadi dari cairan
bergetah, dikeluarkan dari sebuah lubang di bibir bawah larva. Zat bergetah ini
cepat mengering di udara, akhirnya mengeras menjadi kepompong. Kemudian,
dipersiapkan saat persalinan ulat sutra untuk proses produksi sutra.[11]
Benang yang dihasilkan oleh ulat
sutra banyak gunanya, berderet dari bahan tekstil hingga ke obat. Benang sutra
yang digunakan pada pembedahan merupakan sumbangan vital untuk kesehatan lanjutan
seseorang.
Cukup mengherankan bahwa serangga
sekecil itu dapat mengeluarkan satu zat dengan formula yang tersembunyi dalam
tubuh ulat dan disumbangkan untuk kemanusiaan. Sesungguhnya, Allah bertanggung
jawab untuk seluruh proses kehidupan dan kematian di jagat raya.
Manfaat yang diraup manusia dari
binatang tidak bisa dibatasi pada bilangan jenis bahan saja. Dengan menghitung
ribuan jenis binatang saja, akan banyak lembaran kertas yang dibutuhkan untuk
mencatat jumlah wilayah sumbangan yang dinikmati manusia dari makhluk hewan
berkaki, bersayap, dan melata. Ini pun diungkapkan di dalam Al-Qur`an,
“Dan jika kamu menghitung-hitung
nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya....” (an-Nahl [16]:
18)
Bahwa Allah
memperlengkapi binatang dengan begitu tinggi kualitas manfaatnya menunjukkan
kasih sayang dan perlindungan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Betapapun, kita wajib
ingat bahwa siapa pun yang melupakan semua itu adalah rahmat dari Allah akan
mempertanggung-jawabkannya pada hari penghitungan. Dengan demikian, siapa pun
harus memikirkannya dalam-dalam, sebagaimana Allah menyeru semua manusia untuk
berbuat, untuk merenggut makna-makna tersembunyi di balik semua itu dan
mensyukuri Dia atas semua rahmat ini.
Tanda-Tanda Rahmat yang Berasal
dari Lautan
Kita harus sebutkan juga
rahmat-rahmat yang datang dari lautan dan termasuk karunia Allah kepada kita.
Al-Qur`an menyebutkan beberapa dari itu,
“Dan Dialah Allah yang menundukkan
lautan (untukmu) agar kamu dapat menemukan darinya daging yang segar (ikan),
dan kamu mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.” (an-Nahl [16]: 14)
Kita akan menemukan rahmat tak terhitung jumlahnya
manakala kita meneliti manfaat-manfaat yang diperoleh manusia dari lautan.
Setiap laut adalah habitat alami dari beragam jenis hewan dan tumbuh-tumbuhan,
tergantung pada kondisi mereka masing-masing. Al-Qur`an menyebutkan beberapa
dari mereka,
“Dan tiada sama (antara) dua laut;
yang ini tawar, segar, sedap diminum, dan yang lain asin lagi pahit. Dan dari
masing-masing laut itu kamu dapat mengeluarkan perhiasan yang dapat kamu
memakainya, dan pada masing-masingnya kamu lihat kapal-kapal berlayar membelah
laut, supaya kamu dapat mencari karunia-Nya dan supaya kamu bersyukur.”
(Faathir [35]: 12)
Meski manusia tidak terlibat di
dalamnya, alam bawah laut memiliki tatanan sempurna yang menawarkan banyak
manfaat.
Semua ini memungkinkan, berkat
sempurnanya ciptaan Allah. Untuk imbalan semua ini, manusia hanya perlu merasa
bersyukur kepada Allah.
1. Makanan dari Laut
Manusia yang tidak sepenuhnya
mengetahui sumber gizi yang mereka perlukan untuk menjaga kesehatan melalui
gizi yang baik, mendapat tawaran banyak sumber gizi kadar terbaik dan siap
pakai. Seafood memanglah cukup kaya dengan sumber-sumber gizi prima,
sebab diciptakan untuk memenuhi kebutuhan tubuh manusia akan vitamin dan
mineral. Allah minta kita perhatikan manfaat makanan-makanan semacam itu,
“Dihalalkan bagimu
binatang-binatang buruan laut dan makanan (yang berasal) dari laut sebagai
makanan yang lezat bagimu, dan bagi orang-orang yang dalam perjalanan….”
(al-Maa`idah [5]: 96)
Produk seafood secara
relatif tinggi kandungan mineralnya seperti chromium, cobalt,
fosfor, tembaga, iodium, fluorin, dan sodium. Sebagai hasilnya, produk-produk
ini meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan tubuh, menyeimbangkan tekanan
darah, dan mencegah diabetes. Cobalt mencegah anemia, sementara tembaga
dan iodium mempercepat penyerapan zat besi agar manusia merasa bersemangat (energetic).
Seafood juga memfasilitasi proses mental dan mendorong pertumbuhan kulit
sehat, gigi, rambut, dan kuku. Zinc, yang kaya jumlahnya dalam makanan laut,
adalah elemen penting untuk pertumbuhan badan dan pembangunannya, melindungi
kepekaan penciuman dan rasa, ampuh dalam penyembuhan luka, dan mengatur jumlah
serapan vitamin A dalam aliran darah. Lebih jauh lagi, ia merupakan bagian dari
insulin, yang mengendalikan kebutuhan energi metabolis.[12]
Flourine memperkuat tulang dan membantu otot-otot dan sistem saraf agar
berfungsi secara teratur.[13]
Al-Qur`an menyebutkan manfaat
lain dari bahan makanan semacam itu dalam surah an-Nahl [16]: 14, “... kamu
dapat memakan daging yang segar (ikan)....” Sangat mengejutkan bahwa
Allah menyuruh kita memperhatikan “daging segar” dalam ayat ini, sebab,
sebagaimana kita tahu, seafood harus dimakan selagi ia masih dalam
keadaan segar. Kalau tidak, daging semacam itu akan menyengsarakan badan.
Kenyataannya bahwa hanya produk-produk seafood yang dijelaskan begitu
rupa di dalam Al-Qur`an mungkin menjurus pada fakta ini.
2. Ikan
Sementara Al-Qur`an bicara soal seafood
secara umum, ia pun secara spesifik minta perhatian kita pada ikan, sebagaimana
diungkapkan dalam kisah Nabi Musa a.s. dan pembantu mudanya; mereka berdua
makan ikan selama dalam perjalanan,
“Maka tatkala mereka berjalan
lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya, ‘Bawalah kemari makanan kita; sesungguhnya
kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini. Muridnya menjawab, ‘Tahukah
kamu tatkala mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa
(menceritakan tentang) ikan ....’” (al-Kahfi [18]: 62-63)
Perlu dicatat bahwa untuk perjalanan
panjang seperti itu, Nabi Musa a.s. dan anak muda yang mengiringinya memilih
ikan untuk makanan mereka. Dalam menceritakan kisah ini kepada orang-orang
beriman, Allah meminta kita untuk memperhatikan nilai gizi dari ikan. Dalam
meneliti nilai gizi dari ikan terungkap sejumlah fakta mengejutkan: Ikan kaya
dengan kandungan mineral (seperti fosfor, sulfat, dan vanadium) yang
meningkatkan pertumbuhan dan pembaikan selaput tubuh, menyembuhkan nyeri
persendian, memfasilitasi kesehatan gusi dan gigi, menambah kecantikan dan
warna kulit, menolong pemeliharaan kesehatan rambut, dan ampuh melawan infeksi
bakteri. Selain itu, ikan juga memainkan peranan mencegah serangan jantung
dengan jalan mengatur tingkat kolesterol aliran darah. Dengan memfasilitasi zat
kanji dan metabolisme lemak, daging ikan memungkinkan tubuh menjadi lebih
energetik dan kuat, dan juga memungkinkan mental memproses agar berfungsi
sepatutnya.
Kekurangan vitamin D dan
mineral-mineral lain yang terdapat pada ikan bisa mendatangkan penyakit-penyakit
kekurangan vitamin seperti sakit gusi, gondok, keluhan kelenjar getah bening,
penyakit lembut, dan bengkok tulang pada anak-anak, dan lain-lain.[14]
3. Ornamen-Ornamen yang Dapat Diperoleh dari Laut
Mutiara adalah salah satu ornamen
pilihan yang diambil dari laut. Proses pembentukan mutiara cukup menarik juga
untuk diketahui: Beragam makhluk laut berdaging lunak tanpa tulang seperti
kerang, siput, remis, menjajarkan bagian dalam tempurung mereka dengan
benda-benda mulia warna keputihan yang disebut ‘induknya-mutiara’.
Makhluk-makhluk dasar laut ini menggunakan metode seragam dalam menaklukkan
partikel (seperti pasir dan biji-bijian) untuk mencegah kerusakan daging di
dalam tempurungnya, dan menyemburkan cairan ke sekeliling induk mutiara. Dengan
begitu, mulailah pembentukan mutiara. Seperti mutiara, batu-batu mulia yang
ditemukan di dasar lautan juga digunakan sebagai barang perhiasan oleh manusia.
Pembentukan
mutiara yang sangat menakjubkan itu jelas sekali memperlihatkan kemahatinggian
kreasi seni Allah, Maha Pencipta. Al-Qur`an menggugah perhatian kita kepada
kenyataan bahwa keindahan dan kemolekan secara khusus diciptakan sebagai
karunia untuk manusia beriman,
“Dia membiarkan dua lautan
mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak
dilampaui oleh masing-masing. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu
dustakan? Dari keduanya keluar mutiara dan marjan.” (ar-Rahmaan [55]: 19-22)
Panganan
Penuh Hikmah yang Disebut di Dalam Al-Qur`an
Orang yang mau mendalami
ayat-ayat Al-Qur`an akan menyadari bahwa Allah sudah merentangkan segala
penjelasan di dalam Kitab-Nya dan menunjukkan kepada manusia cara-cara
untuk memudahkan hidup baik di dunia ini maupun di alam berikutnya. Subjek lain
yang menarik perhatian manusia yang memahami adalah yang diutarakan Al-Qur`an
tentang makanan-makanan khas yang baik untuk kesehatan manusia.
Buah-buahan
Al-Qur`an menyebutkan sejumlah
buah-buahan yang oleh ilmu pengetahuan modern ditegaskan memiliki khasiat untuk
mencegah beberapa jenis penyakit. Buah-buahan yang memberikan manfaat pada
tubuh manusia dalam berbagai cara, juga enak rasanya. Di dalam ayat-ayat
Al-Qur`an, Allah menyuruh manusia supaya memperhatikan keberagaman dan
keindahan disertai seruan agar merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya yang amat
menakjubkan,
“Dan Dialah yang menurunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan,
maka Kami keluarkan dari tumbuhan-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami
keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang
kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan Kami
keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula)
kematangannya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (al-An’aam [6]: 99)
Allah
menciptakan beragam jenis buah, setiap jenis memiliki rasa dan harum tersendiri
meskipun semuanya tumbuh di tanah yang sama dan diairi dengan air yang sama.
Sebagaimana
penciptaannya, kenyataan bahwa buah-buahan dan sayur-sayuran merupakan sumber-sumber
vitamin dan nutrisi esensial yang melimpah, juga menggugah manusia berakal
untuk berpikir. Buah-buahan, yang tumbuh dalam tanah lumpur hitam, hanya
menyerap unsur-unsur gizi yang diperlukan (mineral-mineral) yang bermanfaat
bagi kesehatan manusia. Tapi bagaimana tanah bisa mengetahui nutrisi apa yang
harus ia hasilkan? Begitu pula, apakah buah yang dihasilkan tanaman punya
kemampuan dan pengetahuan untuk menghunjam ke tanah mencari komponen-komponen
keperluannya dan menyerapnya dalam kuantitas yang ia perlukan? Bagaimanapun,
sistem ini bekerja dalam tatanan teramat sempurna dan akurat, sehingga setiap
jenis tanaman mempunyai warna, rasa dan bau spesifik, serta mengandung mineral
dan vitamin dalam kadar terukur persis. Sebagai contoh, buah melon tidak pernah
berwarna biru atau asam, tidak pula berbau tanah melainkan sentiasa berbau dan
punya rasa khasnya sendiri yang kita kenal.
Allah, pemilik tunggal dan
penguasa jagat raya, menciptakan tatanan ini dan memperlihatkannya kepada
manusia agar mereka mengambil hikmah dan mensyukuri-Nya.
Al-Qur`an menyebutkan begitu
banyak jenis buah-buahan, yang akan tersedia bagi orang-orang beriman di dalam
surga. Pada penggalan ini, secara singkat, kita akan memperbincangkan hikmah
dan manfaat dari buah-buahan yang disebutkan di dalam Al-Qur`an
1. Pisang
Al-Qur`an juga menyebut pisang
sebagai salah satu buah-buahan surga,
“Berada di antara pohon bidara
yang tidak berduri, dan pohon-pohon pisang yang bersusun-susun (buahnya), dan
naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang
banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya.”
(al-Waaqi’ah [56]: 28-33)
Seperti semua karunia lainnya,
buah pisang yang dinikmati para penghuni surga tentu akan jauh lebih sempurna
dari pisang yang dapat dibayangkan kini tersedia di dunia. Betapapun,
pisang-pisang yang tersedia di surga tidak pernah jadi busuk dan akan memiliki
rasa dan wangi yang tidak mungkin kita bayangkan sekarang. Namun, di dunia ini
pun Allah sudah menciptakan sejenis buah yang sangat mirip dengan yang ada di
surga dan telah menyediakannya untuk kita.
Pisang,
buah yang sangat bergizi, terdiri atas air (75%), protein (1.3%) dan lemak
(0.6%). Tiap buah pisang juga mengandung karbohidrat dan potassium dalam
jumlah cukup. Di samping menolong menyembuhkan banyak penyakit, pisang sangat
dianjurkan untuk penyembuhan demam, gangguan sistem kerja pencernaan,
kejang-kejang, dan terkilir. Tingginya jumlah potassium yang dikandungnya
(0.24%) memfasilitasi pembuangan ampas dari tubuh.[15]
Pisang
menurunkan tekanan darah dan digunakan untuk penyembuhan beragam alergi.
Potassium berfungsi bersama sodium, meningkatkan pertumbuhan sel dan otot, dan
mengatur ekuilibrium air dan detak jantung. Setiap perubahan pada keseimbangan
sodium-potassium dapat mandatangkan ketidakteraturan pada sistem kerja saraf
dan otot. Itu sebabnya, orang harus menjaga ekuilibrium potassium tubuh. Di
samping itu, kekurangan potassium dapat berakibat pada edema (penumpukan
air berlebihan di suatu organ tubuh) dan menurunkan jumlah sirkulasi gula di
dalam darah, maka keseimbangan ini perlu tetap dijaga.[16]
Pisang,
yang kaya vitamin B6, juga memainkan peran penting dalam menggugah
reaksi-reaksi unsur kimia dari protein dan asam amino, dan merupakan alat
penting untuk menjaga otak berfungsi normal. Unsur-unsur kimiawi ini
meningkatkan produksi sel darah merah, menjaga keseimbangan kimia dalam cairan
tubuh, membantu produksi energi, dan memberikan kemampuan bertahan terhadap
tekanan (stres). Karbohidrat berfungsi sebagai enzim penolong dalam proses
metabolisme lemak dan protein. Selain itu, pisang menyembuhkan banyak jenis
penyakit anemia (kekurangan sel darah merah dalam darah atau dalam kadar
hemoglobin penderita), adalah instrumental dalam pembangunan sel dan otot,
memelihara keseimbangan cairan tubuh, dan menyembuhkan penyakit-penyakit pada
jantung. Sebaliknya, kekurangan vitamin B6 dapat mengakibatkan letih,
mempengaruhi kemampuan berkonsentrasi seseorang, insomnia, anemia, penyakit
kulit, dan lain-lain.[17]
Sang pencipta manusia telah
menciptakan buah bermanfaat ini dan menjuruskan perhatian kita pada manfaatnya.
Allah menegaskan bahwa Dia sudah memberikan kepada manusia apa saja yang
diinginkan dan perlukan, dan telah mengingatkan mereka agar tidak bersekutu
dengan mereka yang tidak bersyukur,
“Dan Dia telah memberikan kepadamu
(keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu
menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya
manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Ibrahim [14]:
34)
2. Anggur
“Lalu dengan air itu, Kami
tumbuhkan untuk kamu kebun-kebun kurma dan anggur; di dalam kebun-kebun itu
kamu memperoleh buah-buahan yang banyak dan sebagian dari buah-buahan itu kamu
makan.” (al-Mu`minuun [23]: 19)
Anggur, yang bergizi tinggi dan
kaya dengan beragam vitamin dan bahan-bahan metalik, merupakan satu jenis
makanan penting. Sekitar 20-25% isinya adalah gula, yang dapat dengan cepat
masuk ke dalam aliran darah. Karena itu, anggur baik untuk mereka yang banyak
menggunakan kegiatan fisik dan mental, sebab ia menghilangkan rasa penat dan
menggempur anemia. Banyak sekali kandungan besi dan gula di dalam buah anggur
yang juga mempergiat produksi darah dan menjadi obat untuk untuk
penderita-penderita liver, ginjal, dan sistem pencernaan. Anggur merangsang
berfungsinya ginjal dan membantu mengeluarkan ampas-ampas tubuh seperti urea.
Dengan mengeluarkan air yang berlebihan dari tubuh, anggur menurunkan tekanan
darah.[18]
Para penderita bisul (ulcer)
perut, sakit mag, radang persendian, radang usus kecil, rematik, dan mereka
yang keracunan, dianjurkan minum jus buah anggur.[19]
Anggur juga menguatkan organ
jantung, befaedah dalam menyembuhkan bronchitis dan batuk, serta meningkatkan
kecantikan kulit karena anggur membersihkan darah.[20]
Karena anggur meningkatkan produksi
air susu, ibu-ibu yang menyusui dianjurkan minum jus buah anggur. Sejumlah
unsur kimia yang terdapat dalam buah anggur dapat mengurangi kemungkinan
terjangkit kanker kulit.[21]
3. Delima
“Dan Dialah yang menjadikan
kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon kurma.
Tanaman-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa
(bentuk dan warnanya), dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya yang
bermacam-macam itu bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik
hasilnya (dengan dikeluarkan zakatnya);dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya, Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
(al-An’aam [6]: 141)
Delima, sejenis buah lain yang disebutkan
di dalam Al-Qur`an, mengandung potassium yang besar volumenya, selain dari
mineral-mineral lain seperti fosfor, kalsium, besi, dan sodium, dan
vitaman-vitamin A, B1, B2, B3, dan C. Bereaksi bersama sodium, potassium
mengatur ekuilibrium air tubuh dan menjaga detak jantung agar tetap normal.
Dengan memelihara keseimbangan kadar potassium-sodium, buah ini juga menunjang
kepekaan saraf dan otot agar berfungsi secara teratur, mencegah edema,
dan mengurangi kadar gula yang beredar di dalam darah. Delima menghilangkan
rasa letih otot dan memungkinkannya bergerak dengan mudah,[22] dan
juga menguatkan jantung.[23]
4. Zaitun
“Dialah, Yang telah menurunkan air
hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya
(menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu mengembalakan
ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanaman-tanaman;
zaitun, kurma, anggur, dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya, pada yang
demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (an-Nahl [16]: 10-11)
Dari pengkajian para pakar, belum
lama berselang, di ketahui bahwa zaitun tidak saja enak rasanya, tapi juga
merupakan sumber makanan sehat. Kandungan asam linoleik yang terdapat dalam
buah ini secara khusus sangat bermanfaat bagi ibu-ibu yang tengah menyusui
anaknya. Kekurangan asam linoleik dapat mengurangi pertumbuhan bayi dan
memperbesar potensi pada timbulnya beberapa penyakit kulit.
Organisasi-organisasi kesehatan, termasuk WHO, menganjurkan penduduk yang
bermukim dalam masyarakat yang tingkat penderita diabetes dan arterioclerosis
(penebalan saluran urat darah) tinggi supaya mengonsumsi minyak zaitun yang
mengandung paling kurang 30% asam linoleik. Hal ini telah menaikkan harga
zaitun.[24]
Manfaat
zaitun tidak hanya terbatas pada asam linoleik. Misalnya, unsur klorin yang
dikandungnya dapat meningkatkan fungsi liver lebih sempurna, sehingga dengan
begitu memfasilitasi tubuh dalam mengeluarkan bahan buangan. Karena juga
memberi sumbangan pada kerangka tubuh, zaitun dengan demikian membuat tubuh
jadi kuat dan panjang usia. Unsur-unsur tersebut juga baik untuk serabut arteri
otak.[25]
Selain
manfaat-manfaat yang sudah disebutkan itu, minyak zaitun adalah sumber penting
bagi gizi manusia. Berbeda dengan mentega padat, minyak zaitun tidak
meninggikan tingkat kolesterol di dalam darah; sebaliknya minyak ini tetap
mengendalikannya. Karena itu, para dokter sangat menganjurkan pemakaian zaitun
dalam hal masak-memasak. Sementara itu, apakah dalam keadaan panas atau dingin,
minyak zaitun mengurangi jumlah asam pencernaan dan dengan demikian melindungi
perut dari penyakit-penyakit radang usus dan sakit mag.[26] Minyak
zaitun juga membuat teraturnya gerakan kantong empedu.[27]
Penelitian juga telah
mengungkapkan bahwa minyak zaitun memiliki kemampuan tertentu untuk mencegah
timbulnya penyakit urat darah koroner melalui pengurangan level LDL, sejenis
kolesterol yang mengganggu kesehatan, sementara meninggikan tingkat kolesterol
yang bermanfaat untuk kesehatan HDL di dalam darah.[28]
Vitamin
E, A, D, dan K dalam darah sangat penting untuk pertumbuhan tulang dan kadar
mineral dalam tubuh anak-anak dan orang dewasa. Ia memperkuat tulang-belulang
dengan cara menstabilkan kalsium. Minyak zaitun merupakan unsur vital dalam
membangun organisme-organisme tubuh. Unsur-unsur antioksidan semacam ini dan
asam-asam lemak seperti asam linoleik, yang sangat penting bagi manusia,
memperbanyak hormon dan sintesis membran sel-sel biologis. Karena
vitamin-vitamin ini memperbaharui sel, mereka juga digunakan untuk mengatasi
keluhan-keluhan yang terkait dengan usia seseorang dan perawatan kulit.
Karena vitamin memberi sumbangan
pada pertumbuhan otak dan jaringan saraf bayi sebelum dan sesudah kelahiran,
satu-satunya rekomendasi para spesialis kepada para ibu adalah minyak zaitun.
Di samping memiliki satu peringkat asam linoleik yang sangat mirip tarafnya
dengan ASI, minyak zaitun berfungsi sebagai sumber nutrisi alami seperti halnya
ASI bila dicampur dengan susu sapi bebas lemak. Sebagai harta milik kesehatan
yang penting, minyak zaitun, mujarab untuk mengatasi penyakit-penyakit jantung
dan saluran darah. Sehubungan dengan segala kemanjuran dan kemanfaatan itu,
minyak zaitun telah menarik perhatian para spesialis kesehatan dalam kurun
tahun terakhir ini.[29]
5. Kurma
“Dan di bumi ini terdapat
bagian-bagian yang berdampingan dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan
pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang
sama. Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang
rasanya. Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berpikir.” (ar-Ra’d [13]: 4)
Kurma, buah-buahan yang disebut
dalam surah Maryam, pohonnya tumbuh di padang gersang bersuhu panas dan banyak
manfaatnya. Allah mengindentifikasikan khasiat penyembuhan dari buah ini dengan
menceritakan pada Maryam, yang sedang menghadapi persalinan, supaya makan
daging buah kurma,
“Maka Jibril menyerunya dari
tempat yang rendah: ‘Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah
menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke
arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu,
maka makan, minum, dan bersenang hatilah....” (Maryam [19]: 24-26)
Allah
mempunyai maksud tertentu dengan menyeru kita untuk memperhatikan kurma. Dengan
meneliti isi kandungan buah ini akan membuat kita lebih paham tentang maksud
Ilahi itu. Kurma, dengan kandungan 50% gula, sungguh sangat bergizi karena
daging buahnya terdiri atas fruktosa dan glukosa yang keduanya berkalori
tinggi, dan mudah serta cepat dicerna.[30]
Kandungan gulanya menenangkan saraf yang gelisah serta memberikan rasa aman
pada kejiwaan. Sudah pasti tiap persalinan selalu mengeluarkan banyak darah,
yang dengan sendirinya jumlah gula darah yang tertumpah karenanya cukup
banyak. Karena gula yang lenyap itu harus diganti, keterlibatan kurma,
seperti pada persalinan Maryam, nyata benar manfaatnya sebagai tambahan. Kurma
juga mengurangi tekanan darah. Meskipun daging sangat besar manfaatnya, tapi
tidaklah sebanding dengan lebih besarnya manfaat kurma segar dalam segala hal.
Mengonsumsi terlalu banyak daging, yang tak terbantahkan mengandung banyak
protein, tidaklah mustahil pada saat yang sama dapat mengakibatkan keracunan.
Jadi, makanan-makanan ringan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, yang tentu
saja mudah dicerna, hendaknya lebih menjadi pilihan.
Dalam
cahaya ayat tadi, kita melihat kurma, khususnya, sungguh bermanfaat bagi wanita
hamil dan ibu-ibu yang menyusui secara alami. Daging buah kurma meningkatkan
kesehatan janin di dalam perut ibu, mencegah ibu dari rasa lemah, dan
memperbanyak air susu bergizi tinggi.[31]
Di
saat yang sama, kurma segar memberikan manfaat besar kepada otak. Kurma, dengan
kandungan 2.2% protein, juga berisi banyak jenis vitamin A, B1, dan B2.
Protein-protein ini melindungi tubuh dari serangan penyakit dan infeksi,
menunjang sel-sel tubuh memperbaharui diri, dan menyeimbangkan
cairan-cairan tubuh. Vitamin A meningkatkan kemampuan pandangan mata dan
kekuatan badan, juga kekuatan tulang dan gigi. Vitamin B1 memfasilitasi
jaringan saraf berfungsi sehat sempurna, menunjang tubuh mengubah karbohidrat
menjadi energi, mengatur selera makan dan pencernaan, serta memberdayakan
metabolisme berasal dari protein dan lemak. Vitamin B2 memfasilitasi pembakaran
protein-protein yang disebutkan tadi, karbohidrat, dan lemak yang diperlukan
untuk penyedian energ dan pembaharuan sel.
Di
samping semua ini, kurma juga mengandung banyak mineral yang esensial bagi
tubuh (seperti potassium, sodium, kalsium, besi, mangan, dan tembaga). Bila
potassium dan sodium bekerja bersamaan, mereka bertindak selaku pengatur ritme
detak jantung. Dengan menfasillitasi pengalihan oksigen ke otak, potassium
dapat memberdayakan pikiran jernih. Lebih jauh lagi, ia menyediakan kandungan
alkali secukupnya pda cairan tubuh, merangsang ginjal mengeluarkan
sampah-sampah racun metabolis, membantu menurunkan tekanan darah tinggi, dan
menunjang pembentukan kulit sehat.[32]
Menarik juga untuk dicatat, bahwa daging buah
kurma secara khusus bermanfaat bagi mereka yang hidup dalam kawasan di mana
kebun-kebun pepohonan ini tumbuh merata. Protein dan gula dari buah kurma
merupakan sumber gizi yang paling utama bagi penduduk gurun pasir.
Air Susu Ibu (ASI)
“Dan Kami perintahkan kepada
manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah
mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu, hanya
kepada-Kulah kembalimu.” (Luqman [31]: 14)
Ayat
ini menarik perhatian kita pada pentingnya pemberian ASI untuk bayi selama dua
tahun. Sebagaimana diketahui, ASI adalah satu-satunya yang dibutuhkan setiap
bayi. Pada saat kelahiran, Allah menempatkan setiap bayi di bawah
perlindungan-Nya dan menyuguhkan kepadanya, laki atau perempuan, dengan satu
minuman bergizi tinggi yang tidak ada bandingannya dengan jenis sumber air
minum apa pun di luar itu.
Ini
vital bagi sang bayi, sebab dari detik seorang bayi membuka mata melihat dunia,
tubuhnya harus menyesuaikan diri dengan kehidupan baru. Untuk menunjang
adaptasi ini, bayi haruslah dipelihara dan dibesarkan dengan sebaik-baik
kemudahan yang ada.
ASI
adalah sumber makanan paling sempurna dan meningkatkan daya tahan, baik bayi
maupun ibu, terhadap serangan penyakit. Para dokter sepakat bahwa makanan bayi
buatan manusia boleh digunakan hanya apabila ASI betul-betul tidak mencukupi
dan bahwa bayi wajib diberikan air susu ibu, terutama sekali dalam bulan-bulan
awal kelahirannya, karena tidak ada bahan makanan lainnya yang dapat sepenuhnya
menggantikan ASI.
Juga
merupakan satu keajaiban bahwa ASI, merujuk pada kualitas dan kepadatannya,
diproduksi khusus dan unik, sesuai dengan kebutuhan bayi yang dilahirkan dari
ibu yang melahirkannya. Sebagai contoh, ASI seorang ibu yang melahirkan bayi
belum cukup usia (prematur) agak berbeda dengan ASI seorang ibu yang melahirkan
dengan masa kehamilan cukup bulan.
ASI
juga antibakteri. Cobalah simpan air susu sapi selama enam jam dalam suhu
ruangan (bukan lemari pendingin), maka bakteri-bakteri akan mulai menggerogoti
susu tersebut, hal yang tidak akan terjadi pada ASI. ASI yang sempurna, yang
dapat dengan mudah dicerna bayi, tidak mungkin dapat disaingi oleh makanan bayi
buatan manusia mana pun.
Nilai-Nilai
Estetika dan Seni di Dalam Al-Qur`an
Sudah
menjadi hukum alam, jiwa manusia cenderung untuk mendapatkan kesenangan dari
benda-benda yang indah dan cantik. Namun, kecenderungan mewujudkan dalam
dirinya berkembang sesuai dengan keyakinan agama serta kearifan masing-masing
manusia.
Meyakini
bahwa Allah adalah pencipta segala keindahan, manusia beriman akan merasa
sangat bahagia mendapatkan kecantikan ini dan berupaya sebaik mungkin untuk
mensyukuri kemahakuasaan dan keelokan ciptaan-Nya. Kerinduan mereka akan surga
menunjang kemampuan untuk menikmati kecantikan. Terlebih lagi, dengan menekuni
penggambaran Al-Qur`an tentang siksaan neraka dan membandingkannya akan
membantu manusia beriman mensyukuri nilai-nilai estetika, yang memberikan rasa
suka cita pada jiwa mereka.
Ayat-ayat Al-Qur`an yang berkaitan dengan
surga juga berperan sebagai bimbingan bagi makhluk beriman, karena ayat-ayat
itu menguraikan nilai-nilai estetika dan kecantikan yang Allah sudah pilihkan
untuk mereka. Inilah bentuk-bentuk kecantikan dan estetika yang menyenangkan Allah.
Lebih dari itu, Dia sudah berjanji untuk memberi rahmat kepada hamba-hamba-Nya
dengan kemolekan semacamnya kelak di surga. Dalam cahaya tanda-tanda inilah,
orang-orang beriman coba menciptakan satu lingkungan seperti yang digambarkan
terdapat di surga, untuk mereka nikmati sendiri di dunia ini, sehingga dengan
demikian memperoleh pola hidup yang ditandai dengan melimpahnya keindahan.
Allah Menganugerahkan Keindahan
Salah
satu anugerah Allah kepada orang-orang beriman di dunia ini adalah
barang-barang perhiasan. Allah menciptakan emas dan perak untuk dijadikan
perhiasan, mutiara, bahan-bahan pakaian indah bernilai, dan banyak benda
lainnya yang disebutkan di dalam Al-Qur`an, semuanya untuk menghibur dan
menyenangkan manusia. Keindahan yang akan Allah anugerahkan di surga kepada
hamba-hamba-Nya yang sesungguh-sungguhnya tulus ikhlas adalah disanjung,
“Mereka memakai pakaian sutra
halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat
dari perak…,” (al-Insaan [76]: 21)
Di dalam ayat ini, Allah
menekankan perhatian kita pada nilai keindahan sutra dan tenunannya.
Sebagaimana ayat yang disebutkan, perhiasan perak adalah salah satu ornamen
yang Allah ciptakan untuk umat manusia. Sebagai contoh, gelang-gelang perak
banyak disebutkan pada ayat-ayat lain.
Ayat lain menjelaskan keindahan
kalung emas dan mutiara,
“Sesungguhnya, Allah memasukkan
orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang
di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan
gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutra.” (al-Hajj
[22]: 23)
Allah sudah mengindikasikan bahwa
mutiara adalah barang hiasan terkenal yang akan dianugerahkan kepada
orang-orang beriman penghuni surga, sebagai pahala.
Imbalan untuk semua keindahan
itu, kepada manusia hanya dituntut sikap mensyukuri kepada Allah dan hidup di
dunia menurut perintah-perintah-Nya dan menjauhi apa pun larangan-Nya. Mereka
yang mematuhinya akan dikaruniai surga dan akan menerima berkah dan
keindahan-keindahan tidak terbatas untuk selama-lamanya. Kalau tidak, mereka
dibolehkan memanfaatkan untuk sementara segala sesuatu yang tersedia di bumi,
yang tak satu pun darinya bakal menolong mereka di hari perhitungan, ketika
semua manusia harus menghitung semua perbuatan mereka selama berada di dunia
ini. Di akhir penghitungan, mereka ini berhak dijebloskan ke neraka, tempat
penyiksaan abadi dan tak tertanggungkan pedihnya.
Dekorasi
Allah, Dia yang telah menciptakan
manusia dalam bentuk terindah, juga memberikan ilham kepada mereka agar mereguk
kesenangan dari berbagai macam kecantikan. Di antara semua ciptaan, hanya
manusia saja yang mendapat iradah mengenal konsep “kecantikan”. Manusia tidak
saja menikmati barang-barang cantik, tapi juga berusaha membuatnya.
Melalui sejumlah tanda di dalam
Al-Qur`an, Allah memberikan penghargaan kepada estetika, kecantikan, dan
kemolekan, dan memberikan dorongan kepada hamba-hamba-Nya untuk menikmati itu
semua. Di dalam al-Qur’an Dia menyatakan bahwa karunia-Nya,
“Katakanlah, ‘Siapakah yang
mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk
hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?’
Katakanlah, ‘Semuanya itu disediakan bagi orang-orang yang beriman dalam
kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja di hari kiamat)….” (al-A’raaf [7]:
32)
Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat tersebut, semua
kecantikan dan barang apa pun yang menyedapkan di dunia disediakan untuk
manusia beriman yang dapat mensyukuri nikmat itu. Sebaliknya, di hari kemudian,
banyak benda lainnya yang tak terbandingkan indah dan megahnya akan khusus jadi
milik mereka.
Setiap
keindahan adalah karya seni milik Allah semata, Pencipta segala sesuatu. Itu
sebabnya semua keindahan menakjubkan orang-orang beriman, dan mengapa semua
orang beriman mensyukuri Allah atas semua karunia itu, dan makin tambah dekat
kepada-Nya. Beberapa rincian berkaitan dengan kehidupan Nabi Sulaiman a.s.
mengungkap beberapa isyarat tentang hal ini. Di dalam ayat berikut, Nabi Sulaiman
a.s. menjelaskan mengapa beliau menggandrungi kekayaan, kekuasaan, dan
kemuliaan,
“Maka ia berkata, ‘Sesungguhnya,
aku menyukai kesenangan terhadap barang yang baik (kuda) sehingga aku lalai
mengingat Tuhanku sampai kuda itu hilang dari pandangan.’” (Shaad [38]: 32)
Seperti
diperjelas oleh ayat ini, harta milik, kemuliaan, dan kekayaan, yang semuanya
mungkin menggiring orang kafir pada kesesatan, hanya diperuntukkan kepada orang
beriman agar mensyukuri Allah dan mendapatkan kesenangan-Nya.
Semua
hasil karya seni yang dibuat untuk Nabi Sulaiman a.s. menunjukkan seleranya
yang tinggi pada seni. Haekal Sulaiman (The Temple of Solomon), yang hanya satu
dindingnya yang masih tersisa sampai ke hari ini di Yerusalem, tadinya adalah
sebuah istana megah yang disebutkan dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat) dan
Perjanjian Baru (Injil), Al-Qur`an, serta banyak dokumen sejarah dan
gulungan-gulungan catatan. Sebagaimana yang diceritakan Al-Qur`an, tatkala Ratu
Saba masuk ke dalam istana itu, dia salah menduga lantainya sebagai sebuah
kolam besar, tidak menyadari itu berlapiskan kaca. Ini betul-betul satu karya
seni teknik sangat luar biasa cemerlang di masa itu. Setelah dia mengetahui
keagungan istana itu, dia takluk pada kearifan, karya seni, dan ketinggian ilmu
Nabi Sulaiman serta menyatakan diri masuk ke dalam naungan agama yang seutuhnya
yang benar (Islam).
Kisah riwayat Nabi Sulaiman a.s. merupakan
satu contoh yang sangat berkesan bagi orang beriman karena ia mengungkapkan
kemampuan artistik dan estetika umat Islam. Dalam kurun waktu akhir-akhir ini,
kita juga bisa menyaksikan peninggalan dari pemahaman makna seni yang amat
brilian, terutama yang dipelihara oleh kekhalifahan Utsmani. Faktor paling
penting dibalik tingginya nilai seni kekhalifahan Utsmani adalah ilham yang
diperoleh dari Al-Qur`an dan penerapan tanda-tanda tersurat tentang seni yang
tertuang di dalam Kitab Suci ini.
Al-Qur`an menyediakan banyak rincian dan
contoh mengenai dekorasi dan memberikan banyak petunjuk tentang tata rias.
Semuanya tersedia, sampai bagaimana memilih tempat di mana seharusnya sebuah
dekorasi interior harus diletakkan.
Ayat-ayat yang menjelaskan wujud surga merujuk
pada tanda-tanda semacam itu dan, sebagai tambahan juga memaparkan perhitungan
rinci berkenaan dengan lingkungan, untuk membimbing manusia agar mereka
mendapatkan tempat-tempat bermukim paling menyenangkan di hamparan dunia ini.
Beberapa unsur dekorasi yang tertera di dalam
Al-Qur`an berbunyi seperti berikut.
1. Lambungkan Langit-Langit
“Dan demi Baitul Makmur, dan atap
yang ditinggikan (langit).” (ath-Thuur [52]: 4-5)
Dalam keadaan lapang dan luas,
tempat-tempat dengan langit-langit melambung memberikan rasa nyaman kepada
kalbu manusia. Plafon dengan tatanan demikian juga indah dipandangan mata.
Langit-langit rendah, sebaliknya, menimbulkan ketidaknyamanan. Bahwa inilah
salah satu bentuk siksaan neraka yang dapat membuat kita bisa lebih mengerti
tentang kesengsaraan yang harus dirasakan penghuni Nar (neraka) kelak.
Penggambaran Allah ini, bahwa neraka beratap rendah, penuh sesak, dan
terkurung, hendaknya dapat meyakinkan kita agar tidak memilih tempat seperti
itu di alam dunia ini untuk permukiman kita.
2. Loteng dan Tangga-Tangga Perak
“…Tentulah Kami buatkan bagi
orang-orang yang kafir kepada Tuhan Yang Maha Pemurah loteng-loteng perak bagi
rumah mereka dan (juga) tangga-tangga (perak) yang mereka menaikinya.”
(az-Zukhruf [43]: 33)
Elemen-elemen dekoratif lainnya
yang disebut di dalam Al-Qur`an adalah loteng–loteng perak dan tangga-tangga
tinggi dari perak. Allah menganugerahkan semua keindahan ini kepada manusia.
Akan tetapi, Dia juga mengingatkan kita bahwa kemegahan-kemegahan ini
sesungguhnya perangkap kehidupan di dunia ini dan bahwa rumah kita yang abadi
ada di hari kemudian.
3. Pintu-Pintu
“Dan Kami buatkan pula)
pintu-pintu (perak) bagi rumah-rumah mereka dan (begitu pula) dipan-dipan yang
mereka bertelekan atasnya, Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari
emas)….” (az-Zukhruf [43]: 34-35)
Ayat ini menarik perhatian kita
pada nilai estetika dan seni dari pintu-pintu dan unsur-unsur perhiasan:
“pintu-pintu rumah-rumah mereka”. Di luar penggunaan fungsional mereka,
pintu-pintu, yang mungkin dari emas, perak, atau kayu berukir, ataupun
dipercantik dengan kaca, mungkin dapat dijadikan sebagai benda-benda hiasan di
pintu gerbang rumah ataupun pada bagian-bagian dalam rumah. Sesungguhnya, seni
arsitektur dan dekorasi Utsmani banyak mengembangkan pola ini, di samping juga
menambah-nambahkan pada pintu-pintu bermacam ukuran serta desian pada
istana-istana, rumah peristirahatan, dan rumah-rumah lainnya.
4. Tiang-Tiang Tinggi
“Yaitu penduduk Iram yang
mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi. Yang belum pernah dibangun (sesuatu
kota) seperti itu di negeri-nergeri lain.” (al-Fajr [89]: 7-8)
Sebagaimana kita tahu dari
Al-Qur`an, Iram, ibu kota kaum Aad, sangatlah elok bangunannya berkat kemegahan
arsitekturnya, terutama tatanan tiang-tiang besar tinggi menjulang. Penyebutan
Iram dalam Al-Qur`an adalah untuk menunjukkan adanya perhatian pada nilai
tinggi dari keindahan dan sekaligus tampilan bangunan-bangunan tinggi.
5. Dipan-Dipan Berbordir Permata
Al-Qur`an acap menyebut
dipan-dipan, menguraikannya sebagai karunia Allah yang dianugerahkan kepada
hamba-hamba-Nya yang Dia senangi,
“…Di dalamnya ada tahta-tahta yang
ditinggikan, dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya) dan bantal-bantal
sandaran yang tersusun, dan permadani-permadani yang terhampar.” (al-Ghaasyiyah
[88]: 13-16)
Dipan-dipan yang menyenangkan dan
indah buatannya adalah tempat duduk ideal untuk manusia. Lebih dari itu,
perabot rumah ini bisa dipercantik dan dibuat lebih cemerlang. Kita
dapat membaca,
“Mereka berada di atas dipan yang
bertatahkan emas dan permata, seraya bertelekan di atasnya berhadap-hadapan.”
(al-Waaqi’ah [56]: 15-16)
Rasa terhibur yang didapatkan
dari dipan-dipan secara khusus direntangkan dalam ayat-ayat berikut,
“Di dalamnya mereka duduk
bertelekan di atas dipan, mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya)
matahari dan tidak pula dingin yang sangat.” (al-Insaan [76]: 13)
“Sesungguhnya, penghuni surga pada
hari itu bersenang-senang dalam kesibukan (mereka). Mereka dan istri-istri
mereka berada dalam tempat yang teduh, bertelekan di atas dipan-dipan.”
(Yaasiin [36]: 55-56)
“(yaitu) surga Adn yang
pintu-pintunya terbuka bagi mereka, di dalamnya mereka bertelekan….” (Shaad
[38]: 50-51)
“Mereka bertelekan di atas
dipan-dipan berderetan….” (ath-Thuur [52]: 20)
6. Dipan-Dipan Tinggi dan Ranjang-Ranjang Berhias Sutra
“Dan kasur-kasur yang tebal lagi
empuk.” (al-Waaqi’ah [56]: 34)
Dipan-dipan dan ranjang-ranjang
yang ditinggikan, elemen-elemen dekoratif di dalam surga memberikan pemandangan
lebih luas dibandingkan dengan yang rendah-rendah. Dan pada akhirnya memberikan
kelegaan,
“Mereka bertelekan di atas
permadani yang di sebelah dalamnya dari sutra. Dan buah-buahan surga dapat
dipetik dari dekat. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”
(ar-Rahmaan [55]: 54-55)
Ayat-ayat ini menarik perhatian kita pada kecantikan
penggunaan kain sutra tebal kaya ornamen untuk jok dipan dan seprei ranjang.
Sutra nan teramat estetis indahnya, ditambah keelokan desain serta benang
pilihan, tentu akan membuat penampilan dipan tambah mengesankan.
7. Bantal-Bantal Hijau
“Mereka bertelekan pada
bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka nikmat Tuhan
kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (ar-Rahmaan [55]: 76-77)
Bantal-bantal adalah keindahan
lain yang disebutkan di dalam Al-Qur`an. Di samping bantal, ayat ini juga
menunjuk pada pentingnya makna hijau, warna lambang perdamaian yang sudah
mendapat pengakuan ilmu modern.
8. Piring-Piring Emas dan Piala-Piala
“Diedarkan kepada mereka
piring-piring dari emas, dan piala-piala dan di dalam surga itu terdapat segala
apa yang diingini oleh hati dan (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.
Dan itulah surga yang diwariskan kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu
kamu kerjakan.” (az-Zukhruf [43]: 71-72)
Allah memberitahukan pada kita
bahwa barang pecah-belah di surga juga punya nilai artistik dan estetika
tinggi. Sebagaimana ayat itu mengatakan lebih lanjut, barang-barang ini
merupakan karunia “yang hati-hati mereka menginginkannya serta menyenangkan
pandangan mata mereka”.
9. Bejana-Bejana Perak dan Piala Kristal
Di samping piring emas, kita juga
diberi tahu bahwa piala-piala dari perak dan kristal juga disediakan di surga.
Ayat-ayat tentang ini berbunyi,
“Dan diedarkan kepada mereka
bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca, (yaitu)
kaca-kaca (yang terbuat) dari perak yang telah diukir mereka dengan
sebaik-baiknya.” (al-Insaan [76]: 15-16)
Mereka yang hidup mengikuti
prinsip-prinsip Islam akan diberikan ganjaran pahala berupa hidup kekal di
dalam surga dan dengan bermacam-macam karunia yang bakal menyenangkan jiwa
mereka. Sesungguhnya, orang-orang beriman akan menempati rumah-rumah
peristirahatan dengan kebun-kebun dan dekorasi hiasan yang belum pernah ada di
dunia, dan akan disuguhi minuman-minuman yang lezat cita rasanya dalam
cangkir-cangkir emas; minuman-minuman itu diambil dari sungai yang mengalir di
bawah istana-istana mereka di dalam surga, sebagaimana kita baca,
“Di atas tahta-tahta kebesaran
berhadap-hadapan. Diedarkan kepada mereka gelas yang berisi khamar dari sungai
yang mengalir.” (ash-Shaaffat [37]: 44-45)
Suguhan-suguhan di dalam Surga
tidak bisa dibandingkan dengan apa yang kini tersedia di dunia ini. Namun,
Allah menyediakan untuk hamba-hamba-Nya bermacam-macam kesukaan mereka di dunia
ini yang mungkin serupa dengan yang ada di surga. Sebagai imbalan untuk
karunia-karunia ini, orang-orang beriman hendaklah bersyukur dan menikmati
semua itu, dan berterima kasih pada Allah.
Penjelasan
Al-Qur`an tentang Tempat-Tempat
Al-Qur`an memberikan informasi
rinci mengenai beberapa nabi, umat mereka, dan tempat-tempat tinggal mereka.
Allah juga menarik perhatian kita pada tempat-tempat yang sesuai untuk
permukiman, lingkungan-lingkungan yang bermanfaat untuk kesehatan manusia, dan
suasana yang menyenangkan untuk kehidupan kita.
Tempat-Tempat Bernaung
Sejalan dengan pemberian
informasi kepada orang-orang beriman tentang di mana Nabi Isa a.s. dan ibu
beliau Maryam menetap, Al-Qur`an juga memberikan tanda-tanda tentang kualitas
tempat bernaung,
“Dan telah Kami jadikan (Isa)
putra Maryam beserta ibunya suatu bukti yang nyata bagi (kekuasaan Kami), dan
Kami melindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat
padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir.” (al-Mu`minuun
[23]: 50)
Setelah
kelahiran Nabi Isa, Maryam menetap bersama dia di suatu daerah. Satu hikmah
dari tempat itu adalah dengan adanya sebuah sungai yang mengalir di kawasan
tersebut. Di atas segala-galanya, lokasi seperti itu dikaruniai dengan air yang
melimpah, yang amat penting untuk kehidupan. Sungai juga memfasilitasi
kebersihan tubuh dan lingkungan, sebagaimana juga menjamin berfungsinya
organ-organ tubuh dengan sepatutnya. Terpuruk dalam keadaan kekurangan air
untuk rentang waktu yang lama dapat menimbulkan malapetaka yang cukup serius,
termasuk kematian. Hidup di suatu tempat di mana sumber air cukup tersedia
memungkinkan manusia mempunyai suplai air untuk memenuhi kebutuhan hidup
mereka, air yang bersih dan untuk kebutuhan lain-lain. Sebuah permukiman yang
kaya sumber air tentu saja memberikan banyak manfaat kepada kawasan tersebut.
Sejarah menunjukkan bahwa peradaban tercipta pada kawasan-kawasan aliran sungai
yang banyak memberikan keuntungan pada manusia. Sebagaimana tersebut dalam ayat
tadi, sebuah sungai yang airnya mengalir dari tepi sebuah gunung atau bukit
memberikan kesuburan pada delta-delta aliran sungai itu. Secara bertahap,
kawasan aliran sungai menjadi kawasan kaya mineral dan sumber makanan. Kawasan
seperti itu sangat besar sumbangsihnya pada kualitas dan produktivitas
pertanian. Sungai memfasilitasi irigasi dan memberikan sumbangan pada kesuburan
dan pertumbuhan tanaman-tanaman. Kawasan aliran sungai juga dapat meningkatkan
produktivitas peternakan hewan.
Alasan
lain mengapa sungai-sungai menjadi elemen kunci untuk semua peradaban adalah
bahwa sungai-sungai tersebut menunjang aktivitas-aktivitas komersial dan
sosial, seperti pelayaran, transportasi, dan perikanan. Sebagai contoh, dengan
memanfaatkan Sungai Nil bangsa Mesir mencapai kemajuan dalam bidang budaya dan
peradaban.
Di
samping keuntungan-keuntungan penting dalam bidang sosial dan komersial,
keindahan pemandangan dari sebuah sungai merupakan karunia lain untuk nurani
manusia. Sumber-sumber air yang tentu saja menyenangkan pandangan mata dan
telinga memberikan satu pemandangan yang indah dan membuat kawasan permukiman
seperti itu lebih berharga. Keuntungan-keuntungan ini, yang hanya beberapa saja
yang sudah kita sebut, kiranya memadai untuk menunjukkan bahwa tempat-tempat
dengan simpanan air yang melimpah adalah lebih sesuai untuk permukiman. Allah
juga menunjuk pada fakta ini dengan penjelasan sebuah tempat di mana Maryam dan
putranya, Nabi Isa, menetap.
Tempat-Tempat Indah
Di dalam ayat-ayat mengenai
surga, Allah menunjuk pada tempat-tempat dan lingkungan yang indah. Kebun-kebun
termasuk di dalam tempat-tempat seperti itu, sebagaimana kita baca,
“Dan selain dari dua surga itu ada
dua surga lagi. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?, kedua
surga itu (kelihatan) hijau tua warnanya.” (ar-Rahmaan [55]: 62-64)
Allah telah menciptakan manusia dan tahu apa yang paling
menyenangkan jiwa seseorang. Kesenangan seseorang yang didapatkan dari lembah
hijau merupakan satu wujud dari kenyataan ini.
“Tetapi orang-orang yang bertaqwa
kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun
pula tempat-tempat yang tinggi yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Allah
telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.”
(az-Zumar [39]: 20)
Tempat-tempat dengan
“sungai-sungai mengalir di bawahnya” ada disebutkan dalam ayat-ayat tentang
surga. Tempat-tempat tinggal dan tempat-tempat peristirahatan di dalam surga
disebutkan dibangun di atas kawasan-kawasan seperti itu. Janji Allah untuk
melimpahkan karunia kepada hamba-hamba-Nya yang bertaqwa, yang berwujud
tempat-tempat dengan sungai-sungai mengalir di bawahnya merupakan satu tanda
yang jelas dari tempat yang dipenuhi rahmat, tempat-tempat yang mana yang juga
ada di dunia. Kebun-kebun buah-buahan juga disebutkan di dalam Al-Qur`an
sebagai tempat-tempat yang indah. Allah menciptakan berbagai ragam buah-buahan
yang mempunyai rasa yang berbeda-beda, padahal tumbuh-tumbuhan itu hidup di
atas tanah yang sama. Cabang-cabang pohon yang sarat dengan buah-buahan dan
kebun-kebun dari pohon-pohon seperti itu jelas termasuk ke dalam lingkungan
tempat-tempat indah di dunia. Lagi, dari Al-Qur`an kita mengetahui
tempat-tempat laksana indahnya kebun-kebun di dalam surga yang menakjubkan yang
akan menjadi tempat kehidupan abadi. Sebuah ayat yang merujuk pada kebun-kebun
dan buah-buahan berbunyi sebagai berikut.
“Dan Dialah yang menurunkan air
hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam
tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang
menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak;
dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun
anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya, yang demikian itu tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (al-An’aam [6]: 99)
Tandan
pohon kurma tempat “tandan-tandan buah-buah kurma bergantungan” sangat
menakjubkan pandangan, demikian pula rasa buahnya. Di samping itu kebun-kebun anggur,
zaitun, dan delima yang berbeda-beda rasa dan warnanya memberikan pemandangan
mengesankan mulai dari saat awal pembuahan hingga ke waktu matang sepenuhnya.
Kesalahan Konsep Teori Evolusi
Setiap detail di alam semesta ini
menunjukkan pada sebuah penciptaan yang luar biasa. Sementara itu, materialisme
yang menafikan fakta penciptaan alam semesta tidak menghadirkan
apa-apa kecuali suatu kerancuan ilmiah.
Sekali materialisme dinyatakan tidak sah
maka semua teori yang berbasis pada filosofi ini menjadi tidak berdasar. Yang
paling utama dari semua filsafat ini adalah Darwinisme, yakni teori evolusi.
Teori yang berargumen bahwa kehidupan berasal dari materi yang mati dan terjadi
secara kebetulan ini telah dihancurkan oleh penemuan bahwa alam semesta diciptakan
oleh Allah. Seorang astro-fisikawan Amerika, Hugh Ross, menjelaskan hal
tersebut,
“Ateisme, Darwinisme, dan isme-isme lainnya yang berasal
dari filsafat abad ke-19 sampai 20 dibangun atas asumsi yang salah, yaitu bahwa
alam semesta itu tak terbatas. Keanehan ini telah membawa kita berhadapan
dengan penyebab--atau yang menyebabkan--di luar/di balik/sebelum adanya alam
semesta dan semua yang dikandungnya, termasuk kehidupan itu sendiri.”[33]
Allahlah yang menciptakan alam semesta dan
merancangnya hingga detail terkecil. Karenanya, tidaklah mungkin bagi teori
evolusi—yang menyatakan bahwa makhluk hidup tidak diciptakan oleh Tuhan, tetapi
terjadi secara kebetulan—untuk dianggap sebagai sebuah kebenaran.
Tak mengherankan, ketika melihat teori
evolusi ini, kita melihat bahwa teori ini dibantah oleh penemuan-penemuan
ilmiah. Konstruksi kehidupan ini benar-benar kompleks dan rumit. Dalam alam
benda mati misalnya, kita dapat melihat betapa sensitifnya keseimbangan atom.
Kita dapat mengamati dalam konstruksi kompleks yang di dalamnya atom-atom
tersebut menyatu. Bagaimana luar biasanya mekanisme dan struktur protein,
enzim, dan sel.
Konstruksi yang luar biasa dalam kehidupan
telah mematahkan teori Darwin di akhir abad ke-20 ini.
Kita telah membahas masalah ini secara
detail dalam beberapa kajian lainnya dan masih akan terus membahasnya.
Bagaimanapun juga, kami menganggap bahwa akan sangat membantu jika dibuat
ringkasan tentang subjek yang penting ini.
Runtuhnya Keilmiahan Darwinisme
Meskipun doktrin ini bermula sejak zaman
Yunani Kuno, teori evolusi ini dilanjutkan secara ekstensif pada abad ke-19.
Perkembangan terpenting yang membuat teori ini menjadi topik paling terkenal di
dunia sains karena adanya buku karya Charles Darwin yang berjudul The Origin
of Species yang diterbitkan pada tahun 1859. Di dalam buku ini, Darwin
menolak bahwa spesies yang berbeda di bumi ini diciptakan secara terpisah oleh
Tuhan. Menurut Darwin, semua makhluk hidup memiliki nenek moyang yang sama dan
mereka dianekaragamkan dalam jangka waktu yang lama melalui perubahan secara
berangsur-angsur.
Teori Darwin tidak didasarkan pada
penemuan ilmiah yang konkret. Sebagaimana yang ia katakan, teori tersebut
hanyalah sebuah “asumsi”. Terlebih lagi, ia menyatakan dalam bukunya itu di
dalam bab “Difficulties of the Theory” bahwa teori ini telah jatuh di hadapan
banyaknya pertanyaan yang kritis.
Darwin menginvestigasi semua kemungkinan
dalam penemuan ilmiah baru yang diharapkannya dapat menyelesaikan kesulitan
teori ini (Difficulties of the Theory). Tetapi yang terjadi sebaliknya,
penemuan-penemuan ilmiah memperluas dimensi kesulitan tesebut.
Kekalahan Darwinisme dalam berhadapan
dengan sains dapat dilihat dalam tiga topik mendasar berikut ini.
1.
Dengan cara apa pun, teori ini tidak mampu
menjelaskan bagaimana kehidupan ini muncul di muka bumi.
2.
Tidak ada penemuan ilmiah yang menujukkan
bahwa “mekanisme evolusi” yang diajukan oleh teori ini memiliki kekuatan untuk
berkembang sama sekali.
3.
Catatan fosil benar-benar menunjukkan
kebalikan dari teori evolusi.
Dalam bagian ini, kita akan mempelajari
tiga hal dasar dalam bahasan umum, yaitu sebagai berikut.
Tahap Pertama yang Tidak Dapat
Diatasi:
Asal-Usul Kehidupan
Teori evolusi menyatakan bahwa semua
spesies makhluk hidup berevolusi dari sebuah sel tunggal hidup yang ada di bumi
purba 3,8 miliar tahun yang lalu. Bagaimana sebuah sel dapat menghasilkan
miliaran spesies hidup yang kompleks dan, jika evolusi itu benar-benar terjadi,
mengapa jejaknya tidak terdapat dalam catatan fosil, adalah beberapa pertanyaan
yang tak dapat dijawab oleh teori evolusi ini. Bagaimanapun juga, hal pertama
dan utama yang perlu dipertanyakan dari proses evolusi ini adalah: bagaimana
“sel pertama” ini bermula?
Karena teori evolusi menolak proses
penciptaan dan tidak menerima intervensi supranatural apa pun, teori ini tetap
manganggap bahwa sel pertama terjadi secara kebetulan karena hukum alam, tanpa
perencanaan ataupun pengaturan tertentu. Menurut teori ini, benda mati mestinya
memproduksi sel hidup karena kebetulan semata. Ini adalah pernyataan yang tidak
konsisten, bahkan dengan hukum biologi yang paling tidak dapat disangkal.
“Kehidupan Berasal dari
Kehidupan”
Dalam bukunya, Darwin tidak pernah mengacu
kepada asal-usul kehidupan. Pada masa Darwin, pemahaman sains yang primitif
bersandarkan pada asumsi bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang sangat
sederhana. Sejak abad pertengahan, teori generatio spontanea (spontaneous
generation)—teori yang menganggap benda mati muncul bersama-sama untuk
membentuk organisme hidup—diterima oleh masyarakat luas. Orang percaya bahwa
serangga berasal dari makanan basi dan tikus berasal dari gandum.
Eksperimen-eksperimen yang menarik dilakukan untuk membuktikan teori ini. Orang
meyakini, bila sedikit gandum diletakkan pada sepotong pakaian kotor, tikus
akan muncul dari sana.
Demikian pula, belatung yang berkembang
biak dalam daging diasumsikan sebagai bukti dari teori tersebut. Akan tetapi,
hanya beberapa waktu kemudian, dipahami bahwa belatung tidak muncul dari daging
dengan tiba-tiba, tetapi dibawa oleh lalat dalam bentuk larva yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.
Sejalan dengan saat Darwin menulis The
Origin of Species, keyakinan bahwa bakteri muncul dari benda mati diterima
luas di di dunia sains.
Akan tetapi, lima tahun setelah publikasi
buku Darwin, Louis Pasteur mengumumkan hasil eksperimennya setelah lama
mempelajari. Eksperimennya membantah teori Generatio Spontanea yang
merupakan inti dari teori Darwin. Dalam ceramahnya yang gemilang di Sorbonne
pada tahun 1864, Pasteur berkata, “Doktrin Generatio Spontanea tidak akan
pernah bangkit dari pukulan yang mematikan dari eksperimen sederhana ini.”[34]
Para pembela teori evousi menolak penemuan
Pasteur dalam waktu yang cukup lama. Bagaimanapun, seiring dengan perkembangan
sains yang dapat mengurai struktur kompleks sel makhluk hidup, ide bahwa kehidupan
muncul secara kebetulan itu menghadapi kebuntuan yang lebih besar lagi.
Usaha-Usaha yang Tidak Meyakinkan di
Abad Ke-20
Evolusionis pertama yang membahas
asal-usul kehidupan di abad ke-20 adalah biolog Rusia terkenal, Alexander
Oparin. Pada tahun 1930-an, ia mencoba membuktikan bahwa sel makhluk hidup
dapat berasal dari kebetulan semata. Dalam perkembangannya, kajian ini ternyata
berakhir dengan kegagalan dan Oparin harus mengakui hal ini, “Sayangnya,
asal-usul sel mungkin merupakan masalah yang paling tidak jelas di antara
keseluruhan studi evolusi organisme.”[35]
Para evolusionis pengikut Oparin mencoba melakukan
eksperimen untuk memecahkan masalah asal-usul kehidupan. Eksperimen yang paling
terkenal dilakukan oleh seorang ahli kimia Amerika, Stanley Miller, pada tahun
1953. Dengan mengombinasikan gas-gas yang dia kira ada pada atmosfer bumi purba
dalam suatu rangkaian eksperimen dan menambahkan energi pada campuran itu,
Miller mensintesiskan beberapa molekul organik (asam amino) yang ada dari dalam
struktur protein.
Baru saja beberapa tahun berlalu sebelum
terungkap bahwa eksperimen—yang kemudian diprentasikan sebagai sebuah langkah
penting atas nama evolusi—adalah invalid, atmosfer yang digunakan dalam
eksperimen tersebut sangatlah berbeda dari kondisi bumi sebenarnya.[36]
Setelah cukup lama berdiam diri, Miller
baru mengakui bahwa media yang digunakan dalam eksperimennya tidaklah
realistis.[37]
Semua usaha para evolusionis sepanjang
abad ke-20 untuk menjelaskan asal-usul kehidupan berakhir dengan kegagalan.
Seorang ahli geokimia bernama Jeffrey Bada dari San Siego Scripps Institute
menerima fakta ini dalam sebuah artikel yang diterbitkan oleh majalah Earth
pada tahun 1998,
“Hari ini, begitu kita meninggalkan abad kedua puluh, kita
masih menghadapi suatu masalah terbesar yang tidak terpecahkan seperti yang
telah kita miliki ketika kita memasuki abad kedua puluh: bagaimana kehidupan
berkembang di muka bumi?”[38]
Struktur Kompleks Kehidupan
Alasan
utama mengapa teori evolusi berakhir dengan suatu kebuntuan yang besar seperti
itu tentang asal kehidupan adalah karena organisme hidup yang dianggap paling
sederhana pun mempunyai struktur yang benar-benar rumit. Sel suatu makhluk
hidup adalah lebih rumit daripada seluruh produk teknologi yang diproduksi oleh
manusia. Dewasa ini, bahkan pada laboratorium yang paling maju pun di dunia,
suatu sel kehidupan tidak dapat diproduksi dengan memadukan berbagai materi
anorganik sekaligus.
Kondisi yang diperlukan untuk membentuk
sebuah sel sangatlah sulit untuk dijelaskan hanya dengan peristiwa kebetulan
saja. Peluang protein (dinding pemisah sel) untuk disintesiskan secara
kebetulan adalah 1 dalam 10950 untuk sebuah protein rata-rata yang
terbuat dari 500 asam amino. Secara matematis, suatu peluang lebih kecil dari 1
atas 1050 praktis tidak mungkin.
Molekul
DNA, yang terletak pada nukleus sebuah sel dan yang menyimpan informasi
genetika, adalah suatu bank data yang luar biasa. Dikalkulasikan bahwa jika
informasi yang terdapat dalam DNA ini dicatat, akan membuat suatu perpustakaan
raksasa yang terdiri atas 900 volume ensiklopedi yang masing-masing memiliki
500 halaman.
Suatu
dilema yang sangat menarik muncul pada poin ini: DNA hanya dapat bereplikasi
dengan bantuan beberapa protein khusus (enzim). Akan tetapi, sintesis dari
enzim-enzim ini hanya dapat direalisasikan dengan informasi yang terdapat dalam
DNA. Karena keduanya saling tergantung satu dengan yang lainnya, mereka harus
eksis pada waktu yang bersamaan untuk melakukan replikasi. Hal ini membawa
skenario bahwa kehidupan yang dikembangkan oleh dirinya sendiri hanya akan
membawa kebuntuan. Prof. Leslie Orgel, seorang evolusionis yang bereputasi dari
Universitas San Diego, California, mengakui kenyataan ini pada bulan September
1994 yang dibahas pada majalah Scientific American,
“Adalah sangat tidak mungkin bahwa protein dan asam nukleat,
keduanya yang secara struktural sangat kompleks, tumbuh secara spontan di
tempat yang sama pada waktu yang sama. Tampaknya tidak mungkin untuk memiliki
yang satu tanpa memiliki yang lainnya. Begitu juga, dalam pandangan sekilas,
seseorang mungkin harus menyimpulkan bahwa kehidupan sesungguhnya tidak pernah
berasal dari sarana kimiawi.”[39]
Tidak
diragukan, jika tidak mungkin bagi kehidupan untuk berkembang dari penyebab
alam, adalah harus diterima bahwa kehidupan telah “diciptakan” secara
supernatural. Fakta ini secara eksplisit telah mementahkan teori evolusi, yang
mempunyai tujuan utama untuk menolak proses penciptaan.
Mekanisme Penggambaran dari
Teori Evolusi
Poin
penting kedua yang menegasikan teori Darwin adalah bahwa kedua konsep yang
dikemukakan teori ini sebagai “mekanisme evolusioner”, pada realitasnya
dipahami tidak mempunyai kekuatan evolusioner.
Darwin
mendasarkan seluruh pemunculan teori evolusinya pada mekanisme “seleksi alam”.
Tentang mekanisme ini telah jelas tertulis dalam bukunya, The Origin of
Species, By Means of Natural Selection....
Seleksi
alam berpandangan bahwa makhluk-makhluk hidup yang lebih kuat dan lebih pandai
menyesuaikan diri dengan kondisi alam pada habitatnya, akan dapat bertahan
hidup dengan segala perjuangannya. Contohnya, pada sekelompok rusa yang berada
di bawah ancaman serangan binatang buas, mereka yang dapat berlari lebih cepat
akan dapat bertahan hidup. Karenanya, sekawanan rusa akan terdiri atas
individu-individu yang lebih cepat dan lebih kuat. Akan tetapi, satu hal yang
tidak dapat dipertanyakan, mekanisme ini tidak akan menyebabkan rusa-rusa
tersebut berkembang dan mentransformasi diri mereka menjadi spesies hidup yang
berbeda, misalnya, menjadi kuda.
Karena
itu, mekanisme seleksi alam tidaklah mempunyai kekuatan evolusioner. Darwin
juga menyadari fakta ini dan menyatakan dalam bukunya, The Origin of Species,
“Seleksi alam tidak dapat melakukan apa pun hingga berbagai
variasi yang menguntungkan bisa terjadi.”[40]
Pengaruh Lamarck
Bila
demikian, bagaimana “variasi-variasi yang menguntungkan” ini dapat terjadi?
Darwin telah mencoba menjawab pertanyaan ini dari sudut pandang pemahaman
primitif sains pada masanya. Menurut seorang ahli biologi Prancis bernama
Lamarck, yang hidup sebelum Darwin, makhluk hidup bertahan hidup melalui
sifat-sifat yang dimiliki selama hidupnya sampai generasi berikutnya dan
sifat-sifat ini, yang berakumulasi dari satu generasi ke generasi berikutnya,
menyebabkan terbentuknya spesies-spesies baru. Misalnya, menurut Lamarck,
jerapah berkembang dari antelop; seiring dengan perjuangan mereka untuk memakan
dedaunan pada pohon yang tinggi, leher mereka memanjang dari generasi ke
generasi.
Darwin
juga memberikan contoh yang sama, dalam bukunya, The Origin of Species,
misalnya, ia mengatakan bahwa beberapa beruang yang pergi ke air untuk mencari
makanan mentransformasi dirinya menjadi paus setelah beberapa waktu.[41]
Akan
tetapi, hukum-hukum keturunan yang ditemukan oleh Mendel dan diverifikasi oleh
ilmu genetika yang berkembang pada abad kedua puluh, membongkar legenda
tersebut sehabis-habisnya bahwa sifat-sifat yang dimiliki diwariskan pada
generasi berikutnya. Akibatnya, seleksi alam telah gagal menjadi suatu mekanisme
evolusioner.
Neo-Darwinisme dan Mutasi
Agar
dapat menemukan suatu solusi, para Darwinis mengembangkan “Teori Sintetis
Modern”, atau yang lebih dikenal sebagai Neo-Darwinisme, pada akhir tahun
1930-an. Neo-Darwinisme menambahkan mutasi, yang merupakan berbagai distorsi
yang dibentuk dalam gen-gen makhluk hidup karena faktor-faktor eksternal
seperti radiasi atau kesalahan-kesalahan replikasi, sebagai “penyebab dari
beragam variasi yang menguntungkan” yang merupakan tambahan bagi mutasi alam.
Dewasa
ini, model yang mendukung teori evolusi di dunia adalah Neo-Darwinisme. Menurut
teori tersebut, jutaan makhluk hidup yang ada di muka bumi ini terbentuk
sebagai hasil dari suatu proses di mana organ-organ yang sangat kompleks dari
organisme-organisme ini, seperti telinga, mata, paru-paru, dan sayap, mengalami
“mutasi”, yaitu kekacauan-kekacauan genetika. Akan tetapi, ada satu fakta
saintifik yang sama sekali palsu yang secara keseluruhan meruntuhkan teori ini,
yaitu: mutasi tidak menyebabkan makhluk hidup berkembang; sebaliknya, mutasi
selalu menyebabkan kerusakan kepada makhluk tersebut.
Alasan
untuk ini sangatlah sederhana: DNA mempunyai suatu struktur yang kompleks dan
pengaruh-pengaruh acak hanya dapat mengakibatkan kerusakan padanya. Seorang
ahli genetika Amerika bernama B.G. Ranganathan menerangkan hal ini,
“Mutasi merupakan suatu proses yang kecil, acak, dan
merusak. Ia jarang terjadi dan kemungkinan yang terbaik adalah bahwa ia tidak
akan berpengaruh. Empat karakteristik mutasi ini mengimplikasikan bahwa mutasi
tidak dapat mengarah pada suatu perkembangan evolusioner. Suatu perubahan yang
acak pada suatu organisme yang sangat khusus adalah tidak berpengaruh atau
rusak. Suatu perubahan yang acak dalam suatu pengamatan tidak dapat
meningkatkan pengamatan. Hal tersebut kemungkinan besar akan merusaknya atau
paling tidak akan tidak memengaruhi. Gempa bumi tidak memperbaiki suatu kota,
tetapi menyebabkan kerusakan.”[42]
Tidak
mengherankan, tidak ada contoh dari mutasi yang berguna, karena yang
diobservasi untuk mengembangkan sandi genetika telah diobservasi sejauh ini.
Semua mutasi telah terbukti merusak. Karenanya, dipahami bahwa mutasi, yang
dipresentasikan sebagai “mekanisme evolusioner”, sebenarnya adalah suatu
peristiwa genetika yang merusak makhluk hidup dan menyebabkan mereka tidak
berguna (pengaruh yang paling umum dari mutasi terhadap umat manusia adalah
kanker). Tidak diragukan, suatu mekanisme destruktif tidak dapat dikatakan
sebagai suatu “mekanisme evolusioner”. Sebaliknya, seleksi alam “tidak dapat
melakukan apa pun oleh dirinya” sebagaimana hal ini juga diterima oleh Darwin.
Fakta ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada “mekanisme evolusioner” di
alam. Karena tidak ada mekanisme evolusioner yang eksis, tidak juga terdapat
proses imajiner yang disebut teori evolusi yang telah dikemukakan.
Catatan Fosil: Tidak Ada Tanda
Bentuk-Bentuk Transisi
Bukti
yang paling jelas bahwa skenario yang dikemukakan oleh teori evolusi tidak
mendapatkan tempat adalah catatan fosil.
Menurut
teori evolusi, setiap spesies telah tertutup dari pendahulunya. Suatu spesies
yang ada sebelumnya telah berubah menjadi sesuatu yang lain dalam satu waktu
dan semua spesies menjadi seperti itu dengan cara seperti ini. Menurut teori
evolusi, transformasi ini berproses secara bertahap selama berjuta-juta tahun.
Bila
hal ini menjadi pembicaraan, spesies lanjutan dalam jumlah yang besar
seharusnya telah eksis dan hidup selama periode transformasi yang panjang ini.
Misalnya,
beberapa ekor hewan setengah ikan dan setengah reptil seharusnya telah hidup di
masa lampau, yang mempunyai beberapa sifat reptil sebagai tambahan terhadap
sifat ikan yang telah ada. Atau, seharusnya telah ada beberapa burung reptil,
yang memiliki beberapa sifat burung sebagai tambahan terhadap sifat reptil yang
telah dimiliki sebelumnya. Karena hal ini akan menjadi sebuah fase transisi,
mereka seharusnya adalah makhluk yang tidak mampu melakukan apa pun, defektif,
dan lumpuh. Para evolusionis merujuk kepada makhluk-makhluk imajiner ini, yang
mereka yakini telah hidup di masa lampau, sebagai “bentuk transisi”.
Jika
hewan-hewan seperti itu benar-benar telah ada sebelumnya, seharusnya jumlah
mereka pastilah sangat besar, jutaan, bahkan miliaran hewan, dan varietasnya
juga pastilah banyak. Yang lebih penting, peninggalan dari makhluk-makhluk yang
aneh ini pun seharusnya ada dalam catatan fosil. Dalam The Origin of Species,
Darwin telah menerangkan,
“Jika teori saya ini benar, sekian banyak varietas lanjutan,
yang berhubungan paling dekat dengan semua spesies pada kelompok yang sama,
harusnya dipastikan pernah ada.... Konsekuensinya, bukti dari keberadaan mereka
dapat ditemukan hanya di antara peninggalan-peninggalan fosil.”[43]
Harapan-Harapan Darwin yang Kandas
Meskipun
para evolusionis telah berusaha sekuat tenaga untuk menemukan fosil-fosil sejak
pertengahan abad kesembilan belas di seluruh dunia, tidak ada satu bentuk
transisi pun yang diketemukan. Semua fosil yang telah ditemukan di bumi
menunjukkan bahwa—bertentangan dengan harapan para evolusionis—kehidupan muncul
di muka bumi dalam satu masa dan penuh dengan perhitungan.
Seorang
palaentologis yang berasal dari Inggris, Derek V. Ager, mengakui fakta ini,
meskipun dia adalah seorang evolusionis,
“Poin yang hadir bila kita menguji catatan fosil secara
mendetail, baik dalam level susunan maupun spesies, kita menemukan–secara
berulang-ulang—hal tersebut bukanlah suatu evolusi yang gradual, melainkan
ledakan sekejap dari satu kumpulan dengan mengorbankan yang lainnya.”[44]
Hal
ini berarti, dalam catatan fosil, semua spesies tiba-tiba muncul sebagai bentuk
yang sempurna, tanpa melalui bentuk transisi sebelumnya. Hal ini bertentangan
dengan asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh Darwin. Ini pun merupakan suatu
bukti yang sangat kuat bahwa makhluk hidup itu diciptakan. Satu-satunya
keterangan yang memungkinkan tentang suatu spesies hidup yang muncul tiba-tiba
dan sangat lengkap detail-detailnya tanpa adanya nenek moyang evolusioner,
ialah kenyataan bahwa makhluk hidup ini diciptakan. Fakta ini diakui juga oleh
seorang ahli biologi evolusionis yang terkenal luas, Douglas Futuyma,
“Proses penciptaan dan evolusi, di antara keduanya,
menyebabkan adanya keterangan yang mungkin bagi asal-muasal makhluk hidup.
Organisme baik yang muncul di permukaan bumi dengan bentuk yang sempurna maupun
tidak. Jika tidak, mereka seharusnya berkembang dari spesies yang ada
sebelumnya dengan beberapa proses modifikasi. Jika mereka telah muncul dalam
bentuk yang sempurna, mereka pastilah diciptakan oleh suatu kecerdasan yang
hanya dimiliki oleh Yang Mahakuasa.”[45]
Fosil-fosil
menunjukkan bahwa makhluk hidup muncul dalam struktur yang tersusun sempurna
dan terencana di muka bumi. Hal ini berarti “asal-muasal makhluk hidup” (the
origin of species) adalah bertolak belakang dengan dugaan Darwin; bukan
evolusi, tetapi penciptaan.
Riwayat Evolusi Manusia
Bahasan
yang paling sering diangkat oleh para pendukung teori evolusi adalah tentang
asal-muasal manusia. Para pengikut Darwin mengklaim bahwa manusia modern
sekarang ini adalah hasil perkembangan dari beberapa macam makhluk seperti
kera. Selama terjadinya proses evolusi ini, yang diperkirakan telah dimulai
sejak 4-5 juta tahun yang lalu, para evolusionis mengklaim bahwa telah ada
beberapa “bentuk transisi” antara manusia modern dan para nenek moyangnya.
Menurut skenario imajiner yang lengkap ini, empat “kategori” dasar disusun:
1.
Australopithecus,
2.
Homo
habilis,
3.
Homo
erectus,
4.
Homo
sapiens.
Para
evolusionis menyebut bahwa yang dikatakan sebagai nenek moyang pertama manusia
adalah makhluk seperti kera “Australopithecus” yang berarti “Kera Afrika
Selatan”. Makhluk-makhluk hidup ini sebenarnya tidak pernah ada, tetapi spesies
kera tualah yang pernah ada. Sebuah riset yang ekstensif dilakukan terhadap
beragam sampel Australopithecus oleh dua orang ahli anatomi terkenal
yang berasal dari Inggris dan Amerika, Lord Solly Zuckerman dan Prof. Charles
Oxnard, menunjukkan bahwa semua itu merupakan fosil spesies kera biasa yang
telah punah dan hampir tidak ada kemiripannya dengan manusia.[46]
Para
evolusionis mengklasifikasi tahap dari proses evolusi manusia selanjutnya
sebagai “homo” yang berarti “manusia.” Dalam klaim para evolusionis, makhluk
hidup dalam serial Homo jauh lebih cepat perkembangannya daripada Australopithecus.
Evolusionis merencanakan skema fantastis dengan cara menyusun fosil-fosil yang
beragam dari dalam tatanan yang tertentu. Skema ini merupakan suatu imajinasi
sebab tidak pernah dibuktikan bahwa ada sebuah hubungan evolusi antara
kelompok-kelompok yang berbeda tersebut. Ernst Mayr, salah seorang pembela
utama teori evolusi pada abad kedua puluh, mengakui fakta ini dengan menyatakan
bahwa “rantai yang mencapai sejauh Homo sapiens sebenarnya hilang”.[47]
Dengan
garis besar rantai hubungan seperti “AustralopithecusàHomo habilisàHomo erectusàHomo sapiens”, para
evolusionis mengimplikasikan bahwa setiap spesies ini memiliki satu nenek
moyang dengan yang lainnya. Akan tetapi, penemuan terakhir dari para
palaentologis mengemukakan bahwa Australopithecus, Homo habilis,
dan Homo erectus hidup di bagian dunia yang berbeda pada waktu yang
bersamaan.[48]
Selain
itu, suatu golongan tertentu dari manusia yang diklasifikasikan sebagai Homo
erectus terus hidup hingga masa yang sangat modern. Homo sapiens neanderthalensis
dan Homo sapiens sapiens (manusia modern) eksis secara bersamaan
pada wilayah yang sama.[49]
Situasi
yang transparan ini mengindikasikan ketidakvalidan dari klaim bahwa mereka
merupakan nenek moyang antara satu dan yang lainnya. Seorang palaentologis dari
Universitas Harvard, Stephen Jay Gould, menerangkan tentang kebuntuan dari
teori evolusi ini meskipun dia sendiri adalah seorang evolusionis,
“Apa yang menjadi tangga bagi kami jika ada tiga spesies
manusia yang eksis secara bersamaan di kurun yang sama (Australopithecus
africanus, robus australopithecines, dan Homo habilis), tidak ada satu pun yang
dengan jelas merupakan hasil perubahan dari yang lainnya? Selain itu, tidak
satu pun dari ketiganya yang berperan dalam proses evolusi selama mereka hidup
di muka bumi.”[50]
Singkatnya,
skenario dari evolusi manusia, yang dipandang terjadi dengan bantuan beragam
gambaran dari beberapa makhluk “setengah kera, setengah manusia” yang muncul di
media-media dan buku-buku pelajaran, sejujurnya merupakan suatu propaganda yang
disengaja dan tak lain hanyalah suatu dongeng tanpa adanya dasar saintifik.
Lord
Solly Zuckerman, salah seorang saintis paling terkemuka dan terkenal di
Inggris, yang telah melakukan riset tentang bahasan ini selama bertahun-tahun
dan secara khusus telah mengkaji fosil-fosil Australopithecus selama
lima belas tahun, akhirnya menyimpulkan, meskipun dia sendiri adalah seorang
evolusionis, bahwa sebenarnya tidak ada silsilah keluarga dari kera yang
mempunyai kemiripan dengan manusia.
Zuckerman
juga membuat suatu “spektrum sains” yang menarik. Dia membuat suatu spektrum
sains yang terdiri atas mereka yang dia anggap saintifik hingga mereka yang
tidak saintifik. Menurut spektrum Zuckerman, yang “paling
saintifik”—berdasarkan pada data-data konkret–dalam bidang sains adalah kimia
dan fisika. Setelah keduanya adalah ilmu biologi, kemudian ilmu sosial. Di
akhir spektrum, yang dianggap sebagai yang “paling tidak saintifik” adalah
“persepsi ekstrasensori”–konsep-konsep seperti telepati dan indera keenam–dan
yang terakhir adalah “evolusi manusia”. Zuckerman menerangkan tentang
alasannya,
“Kami kemudian berpaling pada susunan kebenaran yang
objektif kepada bidang ilmu biologi pra-asumsi, seperti persepsi ekstrasensori
atau iterpretasi sejarah fosil manusia, di mana keyakinan (para evolusionis)
terhadap sesuatu adalah mungkin—dan di mana pada saat yang sama secara
berapi-api meyakini (dalam masalah evolusi) sesuatu yang dapat diyakini secara
kontradiktif.”[51]
Riwayat
evolusi manusia tidak menghasilkan apa pun kecuali interpretasi-interpretasi
yang didasari praduga tentang beberapa fosil yang digali oleh orang-orang
tertentu, yang secara membabi buta mengikuti teori mereka.
Teknologi di Mata dan Telinga
Bahasan
lainnya yang tetap tidak terjawab oleh teori evolusi adalah kualitas persepsi
istimewa yang dimiliki oleh mata dan telinga.
Sebelum
melanjutkan kepada bahasan tentang mata, marilah kita jawab suatu pertanyaan
tentang “bagaimana kita melihat”. Sinar-sinar terang yang berasal dari suatu
objek jatuh secara berseberangan pada retina mata. Di sini, sinar-sinar terang
ini ditransmisikan ke dalam signal elektrik oleh sel-sel dan mereka mencapai
satu titik tipis di belakang otak yang disebut pusat penglihatan. Signal-signal
elektrik ini dipersepsikan dalam pusat otak ini sebagai suatu gambaran setelah
melalui serangkaian proses. Dengan latar belakang teknis ini, marilah kita
berpikir.
Otak
diisolasi dari cahaya. Hal ini berarti di dalam otak itu benar-benar gelap dan
cahaya tidak mencapai lokasi di mana otak terletak. Tempat yang disebut pusat
penglihatan adalah suatu tempat yang benar-benar gelap di mana tidak ada
sedikit pun cahaya pernah mencapainya; mungkin ini adalah tempat yang paling
gelap yang pernah Anda tahu. Akan tetapi, Anda mengobservasi suatu dunia yang
terang dan berkilauan pada kegelapan yang gulita.
Gambaran
yang dibentuk pada mata sangatlah tajam dan bahkan berbeda dengan teknologi
abad kedua puluh yang belum pernah dapat mencapainya. Misalnya, perhatikanlah
buku yang Anda baca, tangan yang dengannya Anda menggenggam buku, kemudian
angkatlah kepala Anda dan lihatlah sekeliling Anda. Pernahkah Anda melihat
suatu gambaran yang tajam dan terang sedemikian halnya juga di tempat yang
lain? Bahkan, layar televisi yang paling canggih pun yang diproduksi oleh
produser televisi terbesar di dunia tidak dapat menyediakan suatu gambaran yang
tajam seperti itu bagi Anda. Ini adalah gambaran tiga dimensi, berwarna, dan
sangat tajam. Selama lebih dari seratus tahun, beribu-ribu insinyur telah
mencoba untuk mencapai ketajaman seperti ini. Pabrik, tempat yang besar, telah
didirikan, berbagai riset telah dilakukan, rencana dan desain telah dibuat
untuk tujuan ini. Perhatikanlah juga layar televisi dan buku yang dipegang oleh
tangan Anda. Anda akan melihat bahwa ada suatu perbedaan yang sangat besar
dalam ketajaman dan perbedaan. Selain itu, layar televisi hanya menunjukkan
gambaran dua dimensi kepada Anda, sedangkan dengan mata, Anda melihat suatu
perspektif tiga dimensi yang mempunyai kedalaman.
Selama
bertahun-tahun, sepuluh dari beribu-ribu insinyur telah mencoba membuat
televisi tiga dimensi dan mencapai kemampuan yang berkualitas sama dengan mata.
Ya, mereka telah membuat sistem televisi tiga dimensi, tetapi tidak mungkin
untuk melihatnya tanpa menyimpannya dalam kaca; selain itu, itu hanyalah suatu
tiga dimensi artifisial. Latar belakangnya lebih kabur, latar depannya tampak
seperti permukaan kertas. Benda tersebut tidak pernah mampu menghasilkan satu
daya lihat yang tajam dan terang seperti yang dilakukan oleh mata. Baik pada
kamera maupun televisi, ada suatu kualitas gambar yang hilang.
Para
evolusionis mengklaim bahwa mekanisme yang menghasilkan gambaran yang tajam dan
terang ini telah terbentuk secara kebetulan. Sekarang, jika seseorang
mengatakan kepada Anda bahwa gambar pada televisi di kamar Anda terbentuk
sebagai hasil yang disengaja, yang dilakukan oleh semua atom yang datang
bersamaan dan menyusun peralatan yang menghasilkan suatu gambaran, apa pendapat
Anda? Bagaimana atom-atom tersebut dapat melakukan apa yang tidak dapat
dilakukan manusia?
Jika
suatu alat menghasilkan suatu gambaran yang lebih primitif daripada mata yang
tidak dapat dibentuk dengan kebetulan, sangatlah jelas bahwa mata dan gambaran
yang dilihat oleh mata tidak dapat dibentuk dengan kebetulan pula. Situasi yang
sama juga berlaku pada telinga. Bagian luar telinga menangkap suara yang ada
dengan menggunakan daun telinga dan mengarahkan suara itu ke bagian tengah
telinga; bagian tengah telinga mentransmisikan getaran-getaran suara dengan mengintensifkan
suara itu; telinga bagian dalam mengirimkan getaran-getaran ini ke otak dengan
menerjemahkan suara itu ke dalam signal-signal elektrik. Sebagaimana mata,
proses pendengaran berakhir di pusat pendengaran yang ada di dalam otak.
Situasi
yang terjadi pada mata juga berlaku sama bagi telinga, yaitu otak diisolasi
dari suara seperti halnya terisolasi dari cahaya: otak tidak memperbolehkan
sedikit pun suara masuk. Karena itu, tidak masalah bagaimana ributnya kondisi
di luar, bagian dalam otak tetap benar-benar sunyi. Walaupun demikian, cahaya
yang paling tajam dipersepsikan dalam otak. Dalam otak Anda, yang terisolasi
dari suara, Anda menyimak simponi dari suatu orkestra dan mendengarkan semua
suara di tempat yang ramai. Akan tetapi, jika level suara dalam otak Anda
diukur dengan suatu alat yang peka pada satu waktu, akan terlihat bahwa
kesunyian yang benar-benar hening akan muncul di sana.
Sebagaimana
halnya dengan imajinasi, berpuluh-puluh tahun usaha telah dilakukan dalam
rangka untuk menghasilkan dan mereproduksi suara yang benar-benar asli. Hasil
dari usaha-usaha ini adalah rekaman suara, sistem rekaman yang teliti dan
murni, dan sistem untuk menangkap suara. Walaupun semua teknologi ini dan
beribu-ribu insinyur serta para ahli telah bekerja pada usaha ini, tidak
sedikit pun suara didapatkan yang mempunyai persamaan dalam ketajaman dan
kejernihan dengan suara yang dipersepsikan oleh telinga. Pikirkanlah tentang
sistem HI-FI yang berkualitas paling tinggi yang dihasilkan oleh perusahaan
terbesar dalam industri musik. Bahkan pada alat-alat ini, ketika suara direkam,
beberapa suara ada yang hilang; atau ketika Anda menyalakan HI-FI, Anda selalu
mendengar suara mendesis sebelum musik mulai. Akan tetapi, suara yang
dihasilkan oleh teknologi yang terdapat pada manusia sangat tajam dan jernih.
Telinga seorang manusia tidak pernah mempersepsikan satu suara dengan dibarengi
suara mendesis atau udara sebagaimana yang terjadi pada HI-FI; telinga
mempersepsikan suara secara nyata, tajam, dan jernih. Ini adalah cara yang
telah berlaku sejak awal penciptaan manusia.
Sejauh
ini, tidak ada alat perekam gambar atau perekam suara yang diproduksi oleh
manusia yang sensitif dan berhasil mempersepsikan data-data sensori sebagaimana
yang dilakukan oleh mata dan telinga.
Akan
tetapi, sejauh penglihatan dan pendengaran dipusatkan, sejauh itu pula fakta
yang lebih besar terbentang di balik semua itu.
Siapa Pemilik Kesadaran Melihat dan
Mendengar dalam Otak?
Siapakah
dia yang melihat dunia yang memikat dalam otaknya, menyimak simponi dan kicauan
burung, serta mencium bunga mawar?
Stimulus
yang berasal dari mata, telinga, dan hidung seorang manusia melakukan
perjalanan menuju otak sebagai syaraf kimia-elektro yang bergerak. Dalam
buku-buku biologi, psikologi, dan biokimia, Anda menemukan berbagai detail
tentang bagaimana gambaran ini terbentuk dalam otak. Akan tetapi, Anda tidak
akan pernah sampai pada fakta yang paling penting tentang bahasan ini: siapakah
dia yang mempersepsikan syaraf-syaraf kimia-elektro ini untuk bergerak sebagai
gambaran, suara, bau-bauan, dan peristiwa-peristiwa sensori lainnya dalam otak?
Ada satu kesadaran dalam otak yang mempersepsikan semua ini tanpa merasa
memerlukan mata, telinga, dan hidung. Kepunyaan siapakah kesadaran ini? Tidak
diragukan lagi bahwa kesadaran ini bukanlah kepunyaan urat syaraf, lempengan
lemak, dan syaraf-syaraf yang menyusun otak. Inilah yang menyebabkan mengapa
para Darwinis-Materialis, yang meyakini bahwa segala sesuatu tersusun dari
benda atau materi, tidak dapat memberikan jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan ini.
Kesadaran
ini adalah ruh yang diciptakan oleh Allah. Ruh tidaklah membutuhkan mata untuk
melihat objek, tidak juga membutuhkan telinga untuk mendengarkan suara. Selain
itu, dia tidak juga membutuhkan otak untuk berpikir.
Setiap
orang yang membaca fakta eksplisit dan saintifik ini seharusnya merenungkan
kekuasaan Allah, merasa takut kepada-Nya, dan bertawakal kepada-Nya; Dia Yang
Menguasai seluruh alam di tempat yang gelap gulita dari setiap sentimeter kubik
dalam bentuk tiga dimensi, berwarna, berbayang-bayang, dan benderang.
Keyakinan Materialis
Informasi
yang telah kita presentasikan sejauh ini menunjukkan kepada kita bahwa teori
evolusi adalah suatu klaim yang terbukti tidak sesuai dengan temuan-temuan
saintifik. Klaim teori tentang asal kehidupan tersebut adalah tidak konsisten
dengan sains, mekanisme evolusionernya tidak mempunyai kekuatan evolusioner,
dan fosil-fosil menunjukkan bahwa bentuk-bentuk transisi yang dimiliki oleh
teori tersebut tidak pernah eksis. Karenanya, jelaslah bahwa teori evolusi
seharusnya disingkirkan sebagai suatu ide yang tidak saintifik. Ini adalah
seperti ide bahwa alam semesta itu berpusat pada bumi, yang telah dikeluarkan
dari agenda sains sepanjang sejarah.
Walaupun
demikian kenyataannya, teori evolusi tetap dipertahankan dalam agenda sains.
Beberapa orang telah mencoba untuk mempresentasikan kritiknya terhadap teori
tersebut bahkan dianggap sebagai suatu “serangan terhadap sains”. Mengapa?
Alasannya
adalah bahwa teori evolusi merupakan suatu keyakinan dogmatik yang sangat
diperlukan bagi beberapa kalangan. Kalangan ini secara membabi buta mengikuti
filosofi dan mengadopsi Darwinisme karena hanyalah keterangan materialis yang
dapat mengemukakan karya-karya alam.
Yang
cukup menarik, mereka juga mengakui fakta ini dari waktu ke waktu. Seorang ahli
genetika terkenal dan seorang evolusionis yang termasyhur, Richard C. Lewontin,
dari Harvard University, mengakui bahwa dia adalah “seorang materialis yang
pertama dan utama dan kemudian adalah seorang saintis”,
“Bukanlah metode dan institusi sains yang menyebabkan kita
menerima suatu keterangan materialis tentang fenomena dunia, tetapi sebaliknya,
yang memaksa kami untuk memprioritaskan untuk mengikuti materialisme adalah karena
untuk menciptakan suatu alat investigasi dan serangkaian konsep yang
menghasilkan keterangan-keterangan material, tidak peduli bagaimana mencegah
intuisi, tidak peduli bagaimana membingungkannya terhadap sesuatu yang tidak
dikenal. Selain itu, materialisme adalah mutlak sehingga kami tidak dapat
membiarkan Kaki Tuhan berada di ambang pintu.”[52]
Ini
adalah pernyataan eksplisit bahwa Darwinisme adalah satu dogma yang tetap
dipertahankan hidup hanya demi para pengikut filosofi materialis. Dogma ini
menerangkan bahwa tidak ada sesuatu pun yang menjaga materi. Karena itu, ia
berpendapat bahwa benda mati, ketidaksadaran, telah menciptakan kehidupan. Ia
bersikukuh bahwa jutaan spesies makhluk hidup, misalnya, burung, ikan, jerapah,
harimau, serangga, pohon, bunga, ikan paus, dan manusia ada sebagai hasil dari
interaksi antarbenda, seperti turunnya hujan, cahaya petir, dan sebagainya
berasal dari benda mati. Ini merupakan suatu konsep yang bertentangan, baik
dengan akal maupun sains. Akan tetapi, para Darwinis terus mempertahankannya
hanya karena “tidak dapat membiarkan Kaki Tuhan berada di ambang pintu”.
Siapa
pun yang tidak melihat asal makhluk hidup dengan prasangka materialis akan
melihat kebenaran yang hakiki ini: semua makhluk hidup adalah Mahakarya dari
Sang Pencipta, Yang Mahakuasa, Mahabijaksana, dan Maha Mengetahui. Sang Maha
Pencipta itu adalah Allah, Yang telah menciptakan seluruh alam semesta dari ketidakadaan,
mendesainnya dengan bentuk yang paling sempurna, dan membentuk semua makhluk
hidup.
Teori Evolusi adalah Sihir Paling Kuat
di Dunia
Perlu diperjelas bahwa siapa pun
yang bebas dari prasangka dan bebas dari pengaruh ideologi tertentu, yang menggunakan
hanya alasan-alasan dan logika dirinya sendiri, jelas akan mengerti, bahwa
mempercayai terori evolusi, yang membawa tahayul-tahayul dari
masyarakat-masyarakat tidak berilmu pengetahuan dan peradaban, agaknya tidaklah
mungkin mau menerimanya. Sebagaimana sudah diterangkan di atas, mereka yang
percaya pada teori evolusi mengira bahwa sejumlah atom dan molekul yang
dilemparkan ke dalam sebuah tabung besar dapat menghasilkan pikiran,
profesor-profesor cerdas, mahasiswa-mahasiswa universitas, para ilmuwan seperti
Einstein dan Galileo, para seniman seperti Humphrey Bogart, Frank Sinatra, dan
Pavarotti, seperti halnya rusa, pohon jeruk, dan anyelir-anyelir. Lebih-lebih
lagi, para ilmuwan dan para profesor yang percaya pada bualan tak masuk akal
ini adalah orang-orang berpendidikan. Oleh karena itu, cukup beralasan untuk
membicarakan teori evolusi sebagai “ilmu sihir paling keras dalam sejarah”.
Belum pernah terjadi sebelumnya ada kepercayaan atau pandangan yang dapat
merenggut kemampuan argumentasi manusia, menolak untuk membiarkan orang
berpikir secara intelektual dan logis, dan menyembunyikan kebenaran seolah-olah
mata mereka telah tertutup. Bahkan, ini lebih buruk dari kebutaan yang sulit
dipercaya dibandingkan dengan kepercayaan orang-orang Mesir kuno dalam
menyembah dewa matahari yang mereka sebut sebagai Tuhan “Ra”, pemujaan
animisme di kawasan pedalaman Afrika, penduduk Sahara hilir yang menyembah
matahari, suku bangsa Nabi Ibrahim yang memuja berhala, atau umat Nabi Musa
yang memuja patung anak Sapi Emas.
Sesungguhnya, situasi ini
merupakan suatu keadaan jahiliah, tidak berakal, sebagaimana ditunjukkan Allah
dalam Al-Qur`an. Allah swt. mengungkapkan dalam banyak ayat bahwa
pikiran-pikiran sebagian manusia akan ditutup rapat dan mereka akan tidak
berdaya untuk melihat kebenaran. Beberapa ayat tentang hal ini berbunyi sebagai
berikut.
“Sesungguhnya, orang-orang kafir,
sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan,
mereka tidak akan beriman. Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran
mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat.”
(al-Baqarah [2]: 6-7)
“…mereka mempunyai hati, tetapi
tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai
mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda keesaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan, mereka lebih
sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (al-A’raaf [7]: 179)
“Dan jika seandainya Kami
membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka
terus-menerus naik ke atasnya, tentulah mereka berkata, ‘Sesungguhnya,
pandangan kamilah yang dikaburkan, bahkan kami adalah orang-orang yang terkena
sihir.’” (al-Hijr [15]: 14–15)
Tidak cukup kata-kata untuk
menjelaskan betapa mengejutkan bahwa teori evolusi ini berhasil merenggut kepercayaan
masyarakat luas, menghalangi orang untuk mempercayai kebenaran, dan tetap
demikian selama 150 tahun. Bisa dipahami bahwa satu atau beberapa orang mungkin
percaya pada skenario-skenario yang tidak masuk akal yang patut dan pantas
dikelompokkan sebagai orang-orang yang benar-benar dungu dan tidak logis.
Namun, “sihir” adalah satu-satunya penjelasan yang memungkinkan untuk
orang-orang dari seluruh pelosok dunia yang percaya bahwa atom-atom tak
bernyawa secara tiba-tiba memutuskan untuk datang bersama-sama dan membentuk
sebuah jagat raya yang berfungsi dengan satu sistem organisasi tanpa kelemahan,
disiplin, sebab dan kesadaran, planet bumi dengan segala perlengkapannya yang
begitu sepadan dengan kehidupan, dan makhluk-makhluk bernyawa yang penuh dengan
sistem-sistem yang sulit dipahami.
Sesungguhnya, Allah mengungkapkan
di dalam Al-Qur`an mengenai insiden yang dialami oleh Nabi Musa, semoga
kedamaian dilimpahkan kepadanya, dan Fir’aun bahwa sesungguhnya orang-orang
yang mendukung falsafah ateis telah mempengaruhi orang-orang lain melalui
sihir. Ketika kepada Fir’aun disampaikan berita tentang agama yang benar, dia
memerintahkan supaya Nabi Musa a.s. berhadapan dengan ahli-ahli sihirnya untuk
saling menguji kekuatan sihir masing-masing. Tatkala Nabi Musa a.s. memenuhi
tantangan itu, dia minta agar tukang-tukang sihir Fir’aun melemparkan
tongkat-tongakat mereka lebih dulu. Ayat-ayat lanjutan berbunyi,
“Musa berkata, ‘lemparkanlah
(lebih dahulu)!’ Maka, tatkala mereka melemparkan, mereka menyulap mata orang
dan menjadikan orang banyak itu takut, serta mereka mendatangkan sihir yang
besar (menakjubkan).” (al-A’raaf [7]: 116)
Sebagaimana yang telah kita
ketahui, tukang-tukang sihir Fir’aun mampu untuk menipu setiap orang, kecuali
Nabi Musa a.s. dan orang-orang yang percaya kepadanya. Namun, bukti-bukti yang
dikemukakan Nabi Musa a.s. mampu mematahkan sihir tukang-tukang sihir Fir’aun.
“Dan Kami wahyukan kepada Musa,
‘Lemparkanlah tongkatmu!’ Maka, sekonyong-konyong tongkat itu menelan apa yang
mereka sulapkan. Karena itu, nyatalah yang benar dan batallah yang selalu
mereka kerjakan. Maka, mereka kalah di tempat itu dan jadilah mereka
orang-orang yang hina.” (al-A’raaf [7]: 117 – 119)
Sebagaimana bisa kita lihat dari
ayat tadi, setelah disadari bahwa orang-orang yang telah terlebih dahulu
melemparkan tongkat ternyata hanya sebuah ilusi. Mereka kehilangan
kredibilitas. Di masa sekarang, kecuali mereka yang berada di bawah pengaruh
tipuan sihir seperti itu, percaya pada tuntutan yang tidak masuk akal dengan
berlindung di bawah penyamaran keilmuan dan menghabiskan hidup mereka dalam
mempertahankan kepercayaannya itu, sesungguhnya adalah kehinaan, manakala
kebenaran yang sesungguhnya muncul dan apa yang mereka anut itu hancur.
Sebenarnya, Malcolm Mugridge, seorang filosof ateis dan pendukung teori
evolusi, mengakui bahwa dia mengkhawatirkan prospek masa depan teori evolusi
itu,
“Saya sendiri yakin bahwa teori evolusi, khususnya apa yang
sudah dilontarkan, akan menjadi sebuah lawakan besar di dalam buku-buku sejarah
di masa mendatang. Kemajuan ilmu pengetahuan akan terus begulir sehingga sebuah
hipotesis yang serapuh dan meragukan itu mungkin terterima pemaksaan kehendak
sangat tidak layak yang dipunyainya itu.”
Masa depan tidak terlalu jauh:
sebaliknya, manusia akan segera mengetahui bahwa “peluang” itu bukanlah tuhan,
dan akan menoleh ke belakang pada teori evolusi sebagai tipuan paling buruk dan
sihir yang paling menyeramkan di dunia. Tongkat sihir itu sudah dengan cepat
mulai dienyahkan dari pundak manusia di seluruh dunia. Banyak orang yang
melihat wajah sebenarnya dari teori evolusi menjadi ragu-ragu dan gundah
bagaimana mereka bisa ditaklukkan oleh paham konyol semacam itu.
“Mereka menjawab, ‘Mahasuci
Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Mengetahui
lagi Mahabijaksana.’”
(al-Baqarah [2]: 32)
Tentang
Penulis
Penulis
dengan nama pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara tahun 1956. Setelah menamatkan
pendidikan dasar dan menengah di Ankara, dia belajar sastra di Universitas
Mimar Sinan di Istanbul dan belajar filsafat di Univesitas Istanbul. Sejak
tahun 1980-an, penulis sudah menerbitkan banyak buku tentang politik, hal-hal
yang berkaitan dengan agama, dan ilmu pengetahuan. Harun Yahya dikenal luas
sebagai seorang pengarang yang telah menulis karya-karya sangat penting yang
menyingkap kebohongan para pendukung teori evolusi, ketidakabsahan pernyataan
mereka, dan persekongkolan rahasia antara Darwinisme dan ideologi-ideologi
berlumur darah, seperti fasisme dan komunisme.
Nama
penanya yang diambil dari dua nama ”Harun” (Aaron) dan “Yahya” (John) adalah
untuk mengenang dua orang nabi mulia yang telah memerangi kerusakan iman.
Stempel Nabi saw. pada sampul depan buku-bukunya memiliki arti simbolis dan
berkaitan dengan isi buku-bukunya. Ini adalah representasi Al-Qur`an (kitab
suci terakhir) dan Nabi Muhammad saw. (rasul penutup). Di bawah bimbingan
Al-Qur`an dan Sunnah, penulis mewujudkan tujuannya untuk mematahkan setiap
kepercayaan fundamental dari ideologi-ideologi tak bertuhan, dan sebagai
“kata akhir”, sehingga dapat benar-benar membungkam bantahan-bantahan terhadap
agama. Stempel Rasul penutup (Muhammad saw.), yang telah mendapat karunia kearifan
dan akhlaq mulia, digunakan sebagai simbol dari keinginan untuk menyampaikan
perkataan paripurna ini.
Semua
karya Harun Yahya terfokus pada satu sasaran: untuk menyampaikan pesan
Al-Qur`an kepada manusia, menggugah mereka untuk berpikir tentang hal-hal yang
berkaitan dengan keimanan (seperti keberadaan Allah, keesaan-Nya, dan hari
akhir), dan untuk memaparkan kelemahan fondasi dan kesesatan ideologi-ideologi
dari sistem-sistem antituhan.
Harun
Yahya mensyukuri meluasnya jumlah pembaca di banyak negeri, dari India sampai
Amerika, Inggris sampai Indonesia, Polandia sampai Bosnia, dan Spanyol
sampai Brazil. Sebagian buku-bukunya telah hadir dalam bahasa Inggris, Prancis,
Jerman, Spanyol, Italia, Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbia-Kroasia
(Bosnia), Polandia, Melayu, Uygur Turki, dan Indonesia, dan semua itu
dinikmati oleh para pembaca di seluruh dunia.
Buku-buku
karya Harun Yahya ini mendapat sambutan luar biasa di seluruh dunia. Karya-karyanya
itu menjadi sarana ampuh bagi banyak orang untuk memantapkan iman mereka
kepada Allah dan bagi sebagian yang lain untuk memperoleh kepahaman lebih
mendalam. Kearifan dan ketulusan disertai gaya penulisan yang mudah
dimengerti, membuat buku-bukunya sangat menyentuh, yang secara langsung
memberikan efek pada siapa saja yang membaca atau mempelajarinya. Terbebas
dari keraguan, karya-karya Harun Yahya memiliki karakter yang istimewa,
hasil yang pasti, dan tak terbantahkan. Tipis kemungkinan, mereka yang membaca
buku-buku ini dan menelaahnya secara bersungguh-sungguh, masih membela
filsafat materialisme, ateisme, atau ideologi dan filsafat sesat lainnya.
Andaipun masih tetap membelanya, itu tak lain dari dorongan sentimen belaka
karena buku-buku ini membongkar kepalsuan paham-paham tersebut secara
menyeluruh mulai dari elemen-elemen dasarnya. Semua gerakan kontemporer yang
menolak (agama) sudah dilumpuhkan secara ideologis berkat kumpulan buku-buku
karya Harun Yahya.
Tidak
disangsikan bahwa keistimewaan ini merupakan buah kearifan dan kejelasan
Al-Qur`an yang mudah dipahami setiap insan. Secara sederhana, penulis ingin
menjadikannya sebagai sarana dalam mencari jalan kebenaran dari Allah. Tidak
ada keuntungan materi yang dikejar dari penerbitan karya-karya ini.
Dengan
mempertimbangkan fakta-fakta tersebut, mereka yang mendorong orang untuk
membacanya, yang membuka “mata” hati, serta yang membimbing mereka menjadi
hamba-hamba yang berbakti setulusnya kepada Allah, berarti telah berinvestasi
amal kebajikan yang tak ternilai.
Sementara
itu, merupakan penyia-nyiaan waktu dan tenaga untuk mendakwahkan buku-buku lain
yang mengundang kebingungan, menjerumuskan manusia ke dalam ideologi yang merusak,
dan yang jelas-jelas tidak dapat melenyapkan keragu-raguan. Jelas, tidak
mungkin bagi buku-buku yang hanya menitikberatkan pada kajian literatur—bukan
untuk tujuan mulia, yaitu menyelamatkan manusia dari kehilangan keimanan—akan
memiliki dampak besar. Mereka yang meragukannya dapat segera melihat bahwa
satu-satunya tujuan dari buku-buku Harun Yahya ini adalah untuk menghancurkan
kekufuran dan menanamkan nilai-nilai moral Al-Qur`an. Keberhasilan, pengaruh,
dan keikhlasan dari usaha ini akan terlihat pada keyakinan para pembacanya.
Satu
hal yang harus tetap diingat bahwa penyebab utama berlangsungnya tindak
kekerasan, pertikaian, dan semua penderitaan yang dialami sebagian besar umat
manusia adalah menyebarnya ideologi-ideologi kafir. Keadaan ini hanya dapat
diakhiri dengan menghancurkan ideologi kemunafikan dan kekafiran serta dengan
memberikan pemahaman akan hakikat penciptaan alam semesta dan penerapan
moral qur`ani sebagai pedoman hidup manusia. Dengan mempertimbangkan keadaan
dunia masa kini, yang menjerumuskan manusia ke dalam pusaran kekerasan yang
kian memburuk, korupsi, dan perselisihan, jelaslah betapa mendesaknya usaha
ini untuk dilaksanakan secara efektif. Jika tidak, tentu akan sangat
terlambat.
Tidaklah
berlebihan jika dikatakan bahwa menyebarnya buku-buku Harun Yahya telah
mengemban tugas utama ini. Dengan kehendak Allah, buku-buku ini akan menjadi
alat untuk meraih kedamaian, keadilan, dan kebahagiaan sebagaimana dijanjikan
di dalam Al-Qur`an.
Karya-karya
Harun Yahya meliputi: The New Masonic Order, Judaism and Freemasonry, Global
Freemasonry, Night Templars, Islam Denounces Terrorism: The Ritual of the
Devil[53],
The Disasters Darwinism Brought to Humanity, Communism in Ambush, Fascism: The
Bloody Ideology of Darwinism, The ‘Secret Hand’ in Bosnia, Behind the Scenes
of The Holocaust, Behind the Scenes of Terrorism, Israel’s Kurdish Card, The
Oppression Policy of Communist China and Eastern Turkestan, Palestine,
Solution: The Values of the Al-Qur`an, The Winter of Islam and Its Expected
Spring, Articles 1-2-3, A Weapon of Satan: Romanticism, Signs from the Chapter
of the Cave to the Last Times, Signs of the Last Day, The Last Times and The
Beast of the Earth, Truths 1-2, The Western World Turns to God, The Evolution
Deceit, Precise Answers to Evolutionists, The Blunders of Evolutionists,
Confession of Evolutionists, The Al-Qur`an Denies Darwinism, Perished Nations,
For Men of Understanding, The Prophet Musa (as.). The Prophet Yusuf (as.), The
Prophet Muhammad (saw.), The Prophet Sulaiman (as.), The Golden Age, Allah’s
Artistry in Colour, Glory is Everywhere, The Importance of the Evidences of
Creation, The Truth of Life of This World, The Nightmare of Disbelief, Knowing
the Truth, Eternity Has Already Begun, Timelessness and the Reality of Fate,
Matter: Another Name for Illusion, The Little Man in the Tower, Islam and the
Philosophy of Karma, The Dark Magic of Darwinism, The Religion of Darwinism,
The Collapse of the Theory of Evolution in 20 Questions, Allah is Known Through
Reason, The Al-Qur`an Leads the Way to Science, The Real origin of Life,
Consciousness in the Cell, Technology Imitates Nature, A String of Miracles,
The Creation of the Universe, Miracles of the Al-Qur`an, The Design in
Nature, Self-Sacrifice and Intelligent Behaviour Models in Animals, The End of
Darwisnism, Deep Thinking, Never Plead Ignorance, The Green Miracle:
Photosynthesis, the Miracle in the Cell, The Miracle in the Eye, The Miracle
in the Spider, The Miracle in the Gnat, The Miracle in the Ant, The Miracle of
the Immune System, The Miracle of Creation in Plants, The Miracle in the Atom,
The Miracle in the Honeybee, The Miracle of Seed, The Miracle of Hormone, The
Miracle of the Termite, The Miracle of the Human Body, The Miracle of Man’s
Creation, The Miracle of Protein, The Miracle of Smell and Taste, The Miracle
of Microworld, The Secrets of DNA.
Karyanya
untuk buku anak-anak karyanya adalah: Wonders of Allah’s Creation, The World
of Animals, The Glory in the Heavens, Wonderful Creatures, Let’s Learn Our
Islam, The World of Our Little Friends: The Ants, Honeybees That Build Perfect
Combs, Skillful Dam Builders: Beavers.
Karya-karyanya
yang berkenaan dengan tema-tema Al-Qur`an meliputi: The Basic Concepts in
the Al-Qur`an, The Moral Values of the Al-Qur`an[54],
Quick Grasp of Faith 1-2-3, Ever Thought About the Truth?, Crude Understanding
of Disbelief, Devoted to Allah, Abandoning the Society of Ignorance, The
Real Home of Believers: Paradise, Knowledge of the Al-Qur`an, Al-Qur`an Index,
Emigrating for the Cause of Allah, The Character of the Hypocrite in the
Al-Qur`an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah, Communicating the
Message and Disputing in the Al-Qur`an, Answers from the Al-Qur`an, Death
Resurrection Hell, The Struggle of the Messangers, The Avowed Enemy of Man:
Satan, The Greatest Slander: Idolatry, The Religion of the Ignorant, The Arrogance
of Satan, Prayer in the Al-Qur`an, The Theory of Evolution, The Importance of
Conscience in the Al-Qur`an, The Day of Resurrection, Never Forget, Disregarded
Judgements of the Al-Qur`an, Human Characters in the Society of Ignorance, The
Importance of Patience in the Al-Qur`an, General Information from the
Al-Qur`an, The Mature Faith, Before You Regret, Our Messangers Say, The Mercy
of Believers, The Fear of Allah, Jesus will Return, Beauties Presented by
the Al-Qur`an for Life, a Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4, The
Iniquity Called “Mockery” The Mystery of the Test, The True Wisdom According to
the Al-Qur`an, The Struggle with the Religion of Irrelegion, The School of Yusuf,
The Alliance of the Good, Slanders Spread Against Muslims Throughout History,
The Importance of Following the Good Word, Why Do You Deceive Yourself?, Islam:
The Religion of Ease, Enthusiasm and Excitement in the Al-Qur`an, Seeing
Good in All[55],
How do the Unwise Interpret the Al-Qur`an? Some Secrets of the Al-Qur`an, The
Courage of Believers, Being Hopeful in the Al-Qur`an, Justice and Tolerance
in the Al-Qur`an, Basic Tenets of Islam, Those Who do not Listen to the
Al-Qur`an, Taking the Al-Qur`an as a Guide, a Lurking Threat: Heedlessness,
Sincerity Described in the Al-Qur`an[56].
[4] Resimli Saglik Ansiklopedisi (Illustrated Health
Encyclopedia) (Bilpa-Inkilap Publishing), vol. 4, hlm. 476.
[16] Prof. Ayse Baysal, Beslenme (Nourishment) (Ankara:
Hatipoglu Publishing House, 1996), vol. 6, hlm. 108-109.
[17] Prof. Ayse Baysal, Beslenme (Nourishment) (Ankara:
Hatipoglu Publishing House, 1996), vol. 6, hlm.
204.
[20] Dr. Mehmet Gobelez, Gidalarimiz ve Sagligimiz (Nutriments
and Health) (Ankara: Mars Printing House, 1973), hlm. 81.
[23] Dr. Mehmet Gobelez, Gidalarimiz ve Sagligimiz (Nutriments
and Health) (Ankara: Mars Printing House, 1973), hlm. 88.
[26] Muammer Kayahan, "Saglikli Yasam ve
Zeytinyagi", (Healty Life and Olive Oil), Bilim Teknik Dergisi
(koran Turki), April 1995, hlm. 48; http://www.taris.com.tr/zeytin/ezhak.htm
[27] Muammer Kayahan, "Saglikli Yasam ve
Zeytinyagi", (Healty Life and Olive Oil), Bilim Teknik Dergisi
(koran Turki), April 1995, hlm. 48; http://www.taris.com.tr/zeytin/ezhak.htm
[31] Dr. Mehmet Gobelez, Gidalarimiz ve Sagligimiz (Nutriments
and Health) (Ankara: Mars Printing House, 1973), hlm. 80.
[34] Sidney Fox, Klaus Dose, Molecular Evolution and The
Origin of Life (San Fransisco: W. H. Freeman and Company, 1972), hlm. 4.
[35] Alexander I. Oparin, The Origin of Life (New York:
Dover Publications, 1936, 1953 [reprint]), hlm. 196.
[36] “New Evidence of Evolution of Early Atmosphere and Life”,
Bulletin of the American Meteorogical Society, vol. 63, November 1982,
hlm. 1328-1330.
[37] Stanley Miller, Molecular Evolution of Life: Current
Status of the Prebiotic Synthesis of Small Molecules (1986), hlm. 7.
[39] Leslie E. Orgel, “The Origin of Life on Earth”, Scientific
American, vol. 271, Oktober 1994, hlm. 78.
[40] Charles Darwin, The Origin of Species by Means of
Natural Selection (New York: The Modern Library), hlm. 127.
[41] Charles Darwin, The Origin of Species: A Facsimile of
the First Edition (Harvard University Press, 1964), hlm. 184.
[43] Charles Darwin, The Origin of Species: A Facsimile of
the First Edition (Harvard University Press, 1964), hlm. 179.
[44] Derek A. Ager, “The Nature of the Fossil Record”, Proceedings
of the British Geological Association, vol. 87, 1976, hlm. 133.
[46] Solly Zuckerman, Beyond the Ivory Tower (New York:
Toplinger Publications, 1970), hlm. 75-94; Charles E. Oxnard, “The Place of
Australopithecus in Human Evolution: Grounds for Doubt”, Nature, vol.
258, hlm. 389.
[47] “Sould science be brought to end by scientist belief that
they have final answers or by society’s reluctance to pay the bills?” Scientific
American, Desember 1992, hlm. 20.
[48] Alam Walker, Science, vol. 207, 7 Maret 1980, hlm.
1103; A. J. Kelso, Physical Antropology (New York: J. B. Lipincott Co.,
1970), Edisi pertama, hlm. 221; M. D. Leakey, Olduvai Gorge (Cambridge:
Cambridge University Press, 1971), vol. 3, hlm. 272.
[49] Jeffrey Kluger, “Not So Extinct After All: The Primitive
Homo Erectus May Have Survived Long Enough To Coexist With Modern Humans”, Time,
23 Desember 1996.
[52] Richard Lewontin, “The Demon-Haunted World”, The New
York Review of Books, 9 Januari 1997, hlm. 28.
[53] Telah diterbitkan dalam
bahasa Indonesia oleh penerbit Senayan Abadi Publishing dengan judul Terorisme:
Ritual Setan. (Ed.)
[54] Telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerbit Senayan Abadi Publishing dengan judul Nilai-Nilai Moral Al-Qur`an.
(Ed.)
[55] Telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerbit Senayan Abadi Publishing dengan judul Melihat Kebaikan dalam Segala
Hal. (Ed.)
[56] Telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh
penerbit Senayan Abadi Publishing dengan judul Keikhlasan dalam Paparan
Al-Qur`an. (Ed.)
Langganan:
Postingan (Atom)