DAFTAR ISI
Tentang Pengarang
Daftar Isi
Bab 1 Manusia
Penciptaan di Alam Rahim
• Buah Pelir dan
Sel Sperma
• Sel Telur
• Pertemuan
Sperma dan Sel Telur
• Segumpal Darah
yang Melekat pada Rahim...
• Air Susu Ibu...
Mekanisme dalam Tubuh Kita
• Pencernaan
• Pernapasan
• Kerangka
• Koordinasi
Tubuh
• Hati
• Kulit
• Jantung
• Tangan
• Kesimpulan
Sistem Pertahanan
• Tubuh Manusia:
Benteng yang Terkepung
• Daerah Garis
Depan
• Perang Sesama
Musuh
• Tahap-Tahap
Menuju Peperangan Besar
• Tanda Bahaya
• Tentara yang
Bertugas Mulai Beraksi
• Produksi
Persenjataan
• Setelah
Kemenangan
• Siapakah yang
Menciptakan Sistem Ini?
Bab 2 Bumi
Planet yang Diciptakan untuk Umat Manusia
• Keseimbangan di
Atmosfer
• Keseimbangan
Nitrogen dan Bakteri
• Atmosfer: Atap
Bumi yang Terpelihara
• Daur Air dan
Kehidupan
• Air Turun ke
Bumi Menurut Kadar Tertentu
• Pembentukan
Hujan
• Air Hujan
adalah Tawar
• Hujan yang
Memberi Kehidupan bagi Tanah yang Mati
• Manfaat Membekunya
Air dari Atas
• Air Lambat
Memanas dan Membeku
• Berat Awan
• Angin
Bab 3 Temuan Ilmiah Terbaru dan Al Quran
Ayat Al Quran
dan Alam Semesta
•Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Ajarannya
• Pemuaian Alam
Semesta
• Kesempurnaan di
Alam Semesta
• Orbit dan Alam
Semesta yang Berotasi
• Matahari
• Perjalanan
Matahari
• Langit Tujuh
Lapis
• Gunung Mencegah
Gempa Bumi
• Air Laut Tidak
Saling Bercampur
• Dua Kode dalam
Besi
Bab 4 Keruntuhan Teori Evolusi
Bab 5 Kesimpulan
KEPADA PEMBACA
Buku ini berisi fakta-fakta yang meruntuhkan teori
evolusi. Semua ini untuk menangkal kekeliruan pandang akibat teori ini, yang
telah begitu lama menjadi landasan bagi semua filsafat anti-Tuhan. Darwinisme
menolak fakta penciptaan, dan lebih jauh lagi, penciptaan Allah, dan selama 140
tahun terakhir filsafat ini telah membuat banyak orang meninggalkan
kepercayaannya atau jatuh ke dalam keraguan. Oleh karena itu, sangat penting
kiranya menunjukkan bahwa teori ini merupakan suatu kekeliruan dan penipuan, dan
menyebarkannya kepada semua orang.
Seperti dalam buku-buku lain karangan penulis,
penjelasan yang disampaikan dilengkapi dengan ayat-ayat Al Quran dan para
pembaca diajak untuk mempelajari dan hidup dengan ayat-ayat tersebut. Semua
subjek yang berhubungan dengan ayat-ayat Allah dijelaskan tanpa meninggalkan
ruang apa pun bagi keraguan atau pertanyaan dalam pikiran pembaca.
Penuturan yang tulus, terus-terang dan lancar akan
memungkinkan setiap pembaca dari berbagai usia dan kelompok sosial memahami
buku-buku ini dengan cepat dan mudah. Bahkan mereka yang keras menentang
ketuhanan akan tersentuh dengan fakta-fakta yang diungkapkan dalam buku-buku
ini dan tidak dapat membantah kebenaran isinya.
Buku ini dan semua karya-karya lain dari penulis dapat
dibaca secara perorangan atau dikaji bersama dalam suatu diskusi. Membaca
buku-buku ini dalam kelompok pembaca akan sangat bermanfaat, karena para
pembaca dapat mengutarakan perenungan dan pengalaman mereka kepada yang
lainnya.
Akhirnya, buku-buku yang ditulis semata untuk mencari
keridhaan Allah ini dapat menjadi sarana yang amat efektif untuk memahami
maupun menyampaikan Islam kepada orang lain.
TENTANG PENGARANG
Pengarang, yang menulis dengan nama pena HARUN YAHYA,
lahir di Ankara pada tahun 1956. Setelah menyelesaikan sekolah dasar dan
menengahnya di Ankara, ia kemudian mempelajari seni di Universitas Mimar Sinan,
Istambul dan filsafat di Universitas Istam-bul. Semenjak 1980-an, pengarang
telah menerbitkan banyak buku bertema politik, keimanan, dan ilmiah. Harun
Yahya terkenal sebagai penulis yang menulis karya-karya penting yang menyingkap
kekeliruan para evolusionis, ketidak-sahihan klaim-klaim mereka dan hubungan
gelap antara Darwinisme dengan ideologi berdarah seperti fasisme dan komunisme.
Nama penanya berasal dari dua nama Nabi: “Harun” dan
“Yahya” untuk memuliakan dua orang nabi yang berjuang melawan kekufuran.
Stempel Nabi pada cover buku-buku penulis bermakna simbolis yang berhubungan
dengan isi bukunya. Stempel ini mewakili Al Quran, kitabullah terakhir, dan
Nabi kita, penutup segala nabi. Di bawah tuntunan Al Quran dan Sunah, pengarang
menegaskan tujuan utamanya untuk menggugurkan setiap ajaran fundamental dari
idelogi ateis dan memberikan “kata akhir”, sehingga membisukan sepenuhnya keberatan
yang diajukan melawan agama.
Semua karya pengarang ini berpusat pada satu tujuan:
menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada masyarakat, dan dengan demikian
mendorong mereka untuk memikirkan isu-isu yang berhubungan dengan keimanan,
seperti keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan hari akhirat, dan untuk menunjukkan
dasar-dasar lemah dan karya-karya sesat dari sistem-sistem tak bertuhan.
Karya-karya Harun Yahya dibaca di banyak negara, dari
India hingga Amerika, dari Inggris hingga Indonesia. Buku-bukunya tersedia
dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Portugis, Urdu, Arab,
Albania, Rusia, Serbia-Kroasia (Bosnia), Polandia, Melayu, Turki Uygur, dan
Indonesia, dan dinikmati oleh pembaca di seluruh dunia.
BAB 1
MANUSIA PENCIPTAAN
DI ALAM RAHIM
Bagi orang yang tidak menggunakan akal sehat, jika ia
bertanya kepada diri sendiri, “Bagaimana saya ada?” ia akan menjawab, “Saya ada
entah bagaimana!” Dengan penalaran demikian, ia akan menjalani kehidupan tanpa
pernah merenungkan masalah-masalah seperti itu.
Akan tetapi, orang yang berakal semestinya merenungkan
bagai-mana ia diciptakan, dan menentukan makna hidupnya sesuai dengan hasil
perenungannya. Dalam perenungan ini, ia tidak perlu takut - seperti yang
dirasakan sebagian manusia - untuk mencapai kesimpulan “Saya telah diciptakan”.
Orang yang tak mau merenungkan hal ini sebenarnya tidak ingin bertanggung jawab
pada sang Pencipta. Mereka takut harus mengubah gaya hidup, kebiasaan, dan
ideologi jika mengaku telah diciptakan. Oleh karena itu, mereka lari dari
ketaatan kepada Pencipta mereka. Demikianlah sikap yang diambil orang-orang
yang menging-kari Allah dan “mengingkari (tanda-tanda kekuasa-an-Nya) karena
kezaliman dan kesombongan mereka, padahal hati mereka meyakini kebenarannya”
(QS. An-Naml, 16: 14).
Sebaliknya, seseorang yang menilai kebera-daan dirinya
dengan kearifan dan akal sehat, akan melihat dalam dirinya hanya tanda-tanda
pen-ciptaan Allah. Ia mengakui bahwa keberadaannya bergantung pada kerja sama
antara ribuan sistem rumit, yang tak satu pun ia ciptakan atau ia kenda-ikan.
Ia memahami fakta bahwa “ia diciptakan”. Dengan mengenal Penciptanya, ia
berusaha me-mahami untuk tujuan apa ia “diciptakan” Tuhan.
Bagi siapa pun yang berusaha memahami makna ciptaan
Tuhan, terdapat kitab petunjuk: Al Quran. Kitab ini adalah panduan yang
diberikan kepada semua manusia yang diciptakan Tuhan di muka bumi.
Bahwa fenomena penciptaan itu terjadi sesuai dengan
uraian yang ada dalam Al Quran membawa arti sangat penting bagi orang-orang
yang berakal.
Pada halaman-halaman berikut terkan-dung berbagai
informasi, bagi mereka yang arif dan berakal sehat, yang menunjukkan bagai-mana
“mereka diciptakan” dan keajaiban pen-ciptaan ini.
Kisah penciptaan manusia berawal di dua tempat yang
saling berjauhan. Manusia menapaki kehidupan melalui pertemuan dua zat terpisah
di dalam tubuh lelaki dan perem-puan, yang diciptakan saling terpisah namun
sangat selaras. Jelas, sperma di dalam tubuh lelaki tidak dihasilkan atas
kehendak dan kendali lelaki tersebut, sebagaimana sel telur di dalam tubuh
perempuan tidak terbentuk atas kehendak dan kendali perempuan tersebut.
Sesungguhnya, mereka bahkan tidak menyadari pembentukan sel-sel ini.
“Kami telah
menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan (hari berbangkit)? Maka
terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang
menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-59)
!
Jelaslah bahwa kedua zat tersebut, yang berasal dari
lelaki dan perempuan, diciptakan sangat bersesuaian. Penciptaan kedua zat ini,
pertemuan antara keduanya, dan perubahannya menjadi manusia sung-guhlah suatu
keajaiban besar.
Buah Pelir dan Sel Perma
Sperma, yang merupakan tahap pertama dalam penciptaan
manusia, diproduksi “di luar” tubuh manusia. Ini karena produksi sperma hanya
mungkin terjadi di lingkungan bersuhu 2C di bawah suhu tubuh normal. Untuk
menstabilkan suhu pada tingkat ini, buah pelir dilapisi kulit khusus. Kulit ini
mengerut pada cuaca dingin dan mengembang pada cuaca panas, untuk menjaga suhu
tetap konstan. Apakah lelaki “mengen-dalikan” dan mengatur sendiri keseimbangan
rumit ini? Tentu tidak. Ia bahkan tidak menyadari hal ini. Para pengingkar
penciptaan hanya dapat mengatakan, ini adalah “fungsi tubuh manusia yang belum
diketahui”. Definisi “fungsi yang belum diketahui” hanyalah “sekadar nama”.
Sperma diproduksi dalam buah pelir dengan laju
produksi 1000 per menit. Sel ini memiliki desain khusus untuk perjalanannya
menuju indung telur perempuan, perjalanan yang berlangsung seolah ia “menge-nal”
tempat itu. Sperma terdiri atas kepala, leher, dan ekor. Ekornya membantunya
bergerak bagai ikan menuju rahim.
Bagian kepalanya, yang mengandung sebagian kode
genetis bayi, ditutupi perisai pelindung khusus. Fungsi perisai ini terungkap
di pintu masuk rahim ibu: di sini lingkungannya sangat asam. Jelas, sperma
ditutupi dengan perisai pelindung oleh “seseorang” yang tahu tentang keasaman
ini. (Kondisi lingkungan asam ini bertujuan melindungi sang ibu dari mikroba).
Yang diejakulasikan ke dalam rahim tidak hanya jutaan
sperma. Air mani adalah campuran berbagai macam cairan. Al Quran menegaskan
fakta ini dalam ayat berikut:
“Bukankah telah
datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan
yang dapat disebut? Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes
mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan),
karena itu Kami jadikan dia mendengar dan melihat.” (QS. Al Insaan, 76: 1-2) !
Cairan dalam air mani ini berisi gula, untuk memberi
energi yang dibutuhkan sperma. Di samping itu, komposisi utamanya memiliki
beragam tugas, seperti menetralkan asam pada pintu masuk ke rahim dan menjaga
kelicinan medium untuk pergerakan sperma. (Di sini sekali lagi terlihat bahwa
dua wujud yang berbeda dan saling independen, diciptakan saling cocok).
Spermatozoa menempuh perjalanan sulit di dalam rahim ibu hingga mencapai sel
telur. Betapapun mereka bertahan, kurang-lebih hanya seribu dari sekitar
200-300 juta spermatozoa yang mencapai sel telur.
Sel Telur
Jika sperma didesain sesuai dengan sel telur, sel
telur juga disiapkan sebagai benih kehidupan pada medium yang sama sekali
berbeda…. Tanpa sepengetahuan perem-puan, sel telur yang telah matang di indung
telur ditinggalkan di rongga perut, kemudian tertangkap oleh lengan-lengan pada
ujung organ tubuh bernama tuba falopii rahim. Setelah itu, sel telur mulai
bergerak dengan bantuan gerakan rambut pada tuba falopii. Sel telur ini
besarnya hanya setengah partikel garam.
Sel telur dan sperma bertemu di dalam tuba falopii. Di
sini sel telur mulai mengeluarkan cairan khusus. Dengan bantuan cairan ini,
sperma-tozoa menemukan lokasi sel telur. Kita harus menyadari bahwa tatkala
kita mengatakan sel telur “mulai mengeluarkan”, kita tidak sedang mem-bicarkan
manusia atau suatu makhluk sadar. Hal ini tidak dapat dijelas-kan melalui
konsep kebetulan, bahwa massa protein mikroskopis “me-mutuskan” tindakan itu
“dengan sendirinya”, kemudian “mempersiap-kan” dan mengeluarkan senyawa kimia
untuk menarik spermatozoa kepadanya. Ini merupakan bukti bahwa ada sebuah
perancangan dalam proses ini.
Singkatnya, sistem reproduksi tubuh didesain untuk
mempersatu-kan sel telur dan sperma. Ini berarti bahwa sistem reproduksi
perempuan diciptakan sesuai dengan kebutuhan spermatozoa dan spermatozoa
diciptakan sesuai dengan kebutuhan lingkungan di dalam tubuh wanita.
Pertemuan Sperma dan Sel Telur
Ketika spermayang akan membuahi sel telursemakin
mendekati sel telur, sel telur kembali “memutuskan” untuk mengeluarkan suatu
cairan, yang disiapkan khusus bagi sperma, untuk melarutkan perisai
perlindungan sperma. Akibatnya, terbukalah kantung enzim pelarut pada ujung
sperma, yang dibuat secara khusus untuk sel telur. Ketika sperma mencapai sel
telur, enzim-enzim ini melubangi membran sel telur dan memungkinkan sperma
masuk. Spermatozoa di sekeliling telur mulai berebut masuk, tetapi biasanya
hanya satu sperma yang berhasil membuahi sel telur.
Ayat-ayat Al Quran yang menjelaskan tahapan ini
sangatlah mena-rik. Dalam Al Quran, dinyatakan bahwa manusia dibuat dari
saripati cairan hina, yaitu air mani.
“Kemudian Dia
menjadikan keturunannya dari saripati air yang hina (air mani).” (QS.
As-Sajadah, 32: 8) !
Sebagaimana diungkapkan ayat tersebut, bukan cairan
yang membawa spermatozoa itu yang membuahi telur, mela-inkan “saripatinya”
saja. Sari-pati tersebut adalah sperma di dalamnya, yang menjadi agen
pembuahan, atau lebih tepat lagi, kromo-som di dalam sperma tersebut, yang
merupakan “saripati” sperma.
Ketika sel telur membiarkan satu sperma masuk, sperma
lain tidak mungkin masuk. Penyebabnya adalah medan listrik yang terbentuk di
sekeliling sel telur. Wilayah di sekeliling telur bermuatan negatif (-) dan
begitu sperma pertama menembus sel telur, muatan ini berubah menjadi positif
(+). Oleh karena itu, sel telur tersebut, yang kini bermuatan sama dengan
spermatozoa lain di luar, mulai menolak mereka.
Ini berarti
muatan listrik kedua zat tersebut, yang terbentuk secara independen dan
terpisah, juga bersesuaian.
Akhirnya, bergabunglah DNA laki-laki di dalam sperma
dan DNA perempuan di dalam sel telur. Sekarang terdapat benih pertama, sel
pertama dari manusia baru, di dalam kandungan ibu: zigot.
Segumpal Darah yang Melekat pada Rahim …
Saat sperma dari laki-laki bersatu dengan sel telur
dari perempuan, inti dari bayi yang akan dilahirkan mulai terbentuk. Sel
tunggal ini, yang dalam biologi dikenal dengan istilah “zigot”, akan segera
mulai berkem-bang dengan melakukan pembelahan sel, dan akhirnya menjadi
“segumpal daging”.
Namun, zigot tersebut tidak mengha-biskan masa
pertumbuhannya dalam kehampaan. Zigot melekat pada rahim, bagaikan akar yang
menancap kuat ke bumi melalui sulurnya. Melalui ikatan ini, zigot memperoleh
zat gizi yang pen-ting bagi pertumbuhannya dari tubuh sang ibu.
Perincian seperti ini tak mungkin di-ketahui tanpa
pengetahuan fisiologi yang memadai. Jelas, berabad-abad lalu tidak ada seorang
pun yang menguasai ilmu seperti itu. Tapi sungguh menarik, Allah selalu
menyebut zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibu sebagai “segumpal darah”
dalam Al Quran:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Pa-ling Pemurah.” (QS. Al 'Alaq, 96: 1-3) !
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiar-kan
begitu saja (tanpa pertanggungan jawab)? Bu-kankah dia dahulu setetes mani yang
ditumpahkan (ke dalam rahim), kemudian mani itu menjadi se-gumpal darah, lalu
Allah menciptakannya, dan menyempurnakan-nya, lalu Allah menjadikan darinya
sepasang; laki-laki dan perem-puan.” (QS. Al Qiyaamah, 75: 36-39) !
Dalam bahasa Arab, arti kata “'alaq” atau “segumpal
darah” adalah “benda yang melekat pada suatu tempat”. Secara harfiah, kata
tersebut digunakan untuk menjelaskan lintah yang menempel pada kulit untuk
mengisap darah. Jelas, itulah kata yang paling tepat untuk menggam-barkan zigot
yang melekat pada dinding rahim untuk menyerap makan-an darinya.
Masih
banyak ayat Al Quran yang mengungkap tentang zigot ini. Dengan menempel pada
rahim secara sempurna, zigot pun mulai tum-buh. Sementara itu, rahim sang ibu
dipenuhi dengan “cairan amnion” yang melingkupi zigot. Fungsi terpenting cairan
amnion bagi pertum-buhan bayi adalah melindungi si bayi dari “serangan” dari
luar. Dalam Al Quran, fakta ini diungkapkan sebagai berikut:
“Bukankah Kami
menciptakan kamu dari air yang hina? Kemudian Kami letakkan dia dalam tempat
yang kokoh (rahim).” (QS Al Mursalat, 77: 20-21) !
Semua informasi Al Quran tentang pembentukan manusia
ini mem-perlihatkan bahwa Al Quran berasal dari sebuah sumber yang mengeta-hui
masalah ini hingga hal yang sekecil-kecilnya. Sekali lagi, ini membuk-tikan
bahwa Al Quran adalah firman Allah.
Sementara itu, embrio yang awalnya mirip gel, mulai
berubah seiring waktu. Dalam struktur yang mulanya lunak ini, mulai terbentuk tulang
keras untuk membantu tubuh berdiri tegak. Kemudian sel, yang mulanya semua
sama, mulai terspesialisasi: ada yang membentuk sel mata yang peka terhadap
cahaya, sel saraf yang peka terhadap panas, dingin, dan sakit, dan sel yang
peka terhadap getaran suara. Apakah sel-sel itu sendiri yang menentukan
perbedaan-perbedaan ini? Apakah mereka sendiri yang pertama kali memutuskan
untuk membentuk hati atau mata ma-nusia, kemudian menuntaskan tugas yang luar
biasa ini? Ataukah di lain pihak, mereka telah diciptakan dengan tepat untuk
tujuan-tujuan ini? Kearifan, kecerdasan, dan jiwa pasti akan membenarkan
alternatif kedua.
Pada akhir proses, setelah sang bayi tumbuh sempurna
di dalam rahim ibu-nya, ia lalu lahir ke dunia. Kini bayi itu 100 juta kali
lebih besar dan 6 miliar kali lebih berat daripada wujud awalnya.
Inilah kisah awal mula kehidupan manusia, bukan
makhluk lain. Jadi, apa yang lebih penting bagi manusia selain mengetahui
tujuan penciptaan yang menakjubkan ini?
Sangat tidak logis bila kita berpikir bahwa semua
fungsi kompleks ini terjadi “atas kemauan sendiri”. Tidak ada seorang pun yang
memiliki kekuatan untuk menciptakan dirinya sendiri, menciptakan orang lain,
atau menciptakan benda lain. Allah-lah yang menciptakan semua kejadian yang
telah dijelaskan tadi, pada setiap saat terjadinya, setiap detiknya, dan setiap
tahapannya.
“Dan Allah
menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan
kamu berpasangan (laki-laki dan perem-puan). Dan tidak ada seorang perempuan
pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan melainkan dengan sepengetahuan-Nya.
Dan seka-li-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak
pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh
Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS.
Faathir, 35: 11) !
Tubuh kita, yang terbentuk hanya dari “setetes mani”,
berubah men-jadi manusia yang memiliki jutaan keseimbangan yang rumit. Meskipun
tidak kita sadari, di dalam tubuh kita terdapat sistem yang teramat kom-pleks
dan rumit, yang membantu kita bertahan hidup. Semua sistem ini dirancang dan
dioperasikan hanya oleh Sang Pemilik dan Pencipta kita, yakni Allah, untuk
menyadarkan kita bahwa “kita diciptakan”.
Manusia diciptakan oleh Allah. Sejak diciptakan, manusia
tidak per-nah “dibiarkan tanpa pengaturan atau tanpa tujuan”.
Air Susu Ibu...
Bagaimana manusia yang baru lahiryang sebelumnya
berubah bentuk dari sperma menjadi bayidiberi makan? Hal ini merupakan
keajaiban tersendiri. Air susu ibu (ASI) adalah gizi terbaik, dan air susu ini
tidak dihasilkan atas bantuan sang ibu ataupun bantuan orang lain.
Berkat zat gizi yang dikandungnya, air susu ibu adalah
sumber ma-kanan unggul bagi bayi yang baru lahir, sekaligus zat yang
meningkatkan daya tahan ibu dan bayi terhadap penyakit. Para dokter sepakat
bahwa makanan buatan hanya boleh diberikan bila ASI tidak mencukupi, dan bayi
harus diberi ASI terutama pada bulan-bulan pertama. Sekarang, mari kita lihat
keistimewaan ASI ini:
- Hal yang paling menarik adalah kadar ASI bisa
berubah sesuai dengan fase-fase pertumbuhan bayi. Jumlah kalori dan zat gizi
berubah berdasarkan keadaan bayi saat lahir, apakah ia lahir prematur ataukah
tepat waktu. Bila bayi lahir prematur, kadar lemak dan protein ASI lebih tinggi
daripada kebutuhan bayi umumnya, karena bayi prematur membutuhkan kalori lebih
banyak.
- Unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dibutuhkan
bayi, seperti anticore atau sel pertahanan tubuh, tersedia dalam ASI. Bagaikan
tentara bayaran, mereka mempertahankan tubuh bayi yang sebenarnya asing bagi
mereka, dan melindungi sang bayi dari musuh.
- ASI merupakan antibakteri. Bakteri bisa tumbuh dalam
susu biasa yang disimpan pada suhu kamar selama enam jam. Namun, tidak ada
bakteri yang muncul dalam ASI yang disimpan dalam suhu dan jangka waktu yang
sama.
- ASI melindungi bayi dari penyakit arterios-klerosis.
- ASI dapat dicerna bayi dengan cepat.
Kita tahu bahwa tak satu pun makanan hasil racikan
para ahli gizi di laboratorium modern yang memiliki manfaat sebanyak ASI. Bagaimana
kita bisa menjawab pertanyaan, “Siapakah yang membuat ASI dalam tubuh seorang
ibu, padahal ia sendiri pun tidak menyadari proses pembuatannya, dan
kualitasnya jauh lebih unggul daripada buatan laboratorium?” Sudah sangat
jelas, ASI dibuat oleh Sang Pencipta si bayi yang membutuhkan susu ini.…
MEKANISME DALAM TUBUH KITA
Dalam banyak ayat Al Quran, Allah mengajak kita
memperhati-kan penciptaan manusia dan mengajak manusia merenungkan penciptaan
ini,
“Hai manusia,
apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang
Maha Pemurah, Yang telah men-ciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang, dalam bentuk apa saja yang Dia
kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.” (QS. Al Infithaar, 82: 6-8) !
Manusia adalah salah satu makhluk hidup yang terhebat
dan ter-canggih. Sistem tubuhnya paling menakjubkan di alam, dibentuk Allah
dengan proporsi yang pas.
Tubuh manusia terdiri atas sejumlah daging dan tulang
yang ber-bobot kurang lebih 60-70 kg. Sebagaimana diketahui, daging adalah
salah satu material paling rentan di alam. Jika dibiarkan di tempat terbuka,
daging akan membusuk dalam beberapa jam, dan setelah beberapa hari dikerubungi
tempayak dan mulai berbau busuk tak tertahankan. Zat yang sangat lemah ini
membentuk bagian terbesar tubuh manusia. Akan tetapi, ia terpelihara tanpa
rusak atau membusuk selama kurang lebih 70-80 tahun, dengan adanya peredaran
darah yang memberinya makanan dan kulit yang melindunginya dari bakteri luar.
Selain itu, tubuh manusia memiliki kemampuan yang
sangat menge-sankan. Misalnya, pancaindra. Setiap organ pengindra adalah
keajaiban. Manusia mengetahui dunia luar melalui alat-alat pengindra ini, dan
menjalani hidup dengan damai berkat semua indra ini. Detail yang kita temui pada
indra penglihat, pencium, peraba, pendengar, dan pengecap, serta desainnya yang
tanpa cacat, memberi bukti keberadaan Sang Pencipta.
Struktur tubuh manusia yang menakjubkan tidak hanya
ada pada pancaindra. Setiap organ yang memudahkan hidup kita adalah keajaiban
tersendiri. Semuanya berfungsi untuk memenuhi kebutuhan kita. Bayangkan betapa
sukarnya hidup ini jika kita diciptakan tanpa tangan. Apa yang akan terjadi
jika kita tidak memiliki kaki, atau jika tubuh kita tidak ditutupi oleh kulit,
tetapi oleh duri, sisik, atau lapisan keras?
Begitu pula, keberadaan sistem-sistem kompleks dalam
tubuh manu-sia, seperti mekanisme pernapasan, metabolisme, reproduksi,
kekebalan tubuh, dan estetika tubuh manusia, masing-masing adalah keajaiban
tersendiri.
Sebagaimana terlihat, dalam tubuh manusia terdapat
banyak kese-imbangan rumit. Hubungan yang sempurna di antara semua sistem tubuh
yang saling tergantung itu memungkinkan manusia menjalankan fungsi-fungsi
vitalnya tanpa masalah.
Di samping itu, manusia melakukan semua ini tanpa
perlu berusaha ekstra ataupun mengalami kesulitan. Biasanya manusia bahkan
tidak menyadari apa yang terjadi dalam tubuhnya. Ia tidak menyadari banyak hal:
kapan pencernaan makanan berawal atau berakhir dalam lambung-nya, irama
jantungnya, darah yang mengedarkan bahan-bahan yang tepat dibutuhkan ke
tempat-tempat yang tepat, penglihatan dan pendengaran-nya.
Sebuah sistem tanpa cacat telah ditempatkan dalam
tubuh manusia dan bekerja dengan sempurna. Inilah sistem ciptaan Allah,
Pengatur semua urusan di langit dan di bumi. Allah menciptakan segala sesuatu,
setiap detail dan setiap makhluk hidup di alam semesta. Desain yang kita temui
saat meneliti tubuh manusia adalah bukti keunikan dan ketiadaan cacat pada seni
kreasi Allah. Allah mengajak kita memperhatikan kesem-purnaan jagat raya ini
dalam surat Al Mulk:
“Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan
tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.”
(QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
Inilah sekelumit dari berjuta keseimbangan rumit di
dalam tubuh manusia:
Pancaindra tersusun benar-benar sesuai dengan
kebutuhan manusia. Misalnya, telinga hanya dapat menangkap getaran suara pada
batas tertentu. Sekilas, mungkin kisaran pendengaran yang lebih lebar
tam-paknya menguntungkan, tetapi batas indriawi ini - disebut “ambang batas
pendengaran”diatur dengan tujuan tertentu. Jika telinga kita terlalu sensitif,
setiap saat kita harus mendengar berbagai suara, mulai dari detak jantung kita
hingga gemerisik tungau kecil di lantai. Hidup seperti ini akan sangat
mengganggu.
Keseimbangan serupa berlaku pula bagi indra peraba.
Sel saraf pera-ba yang sangat sensitif dan berada di bawah kulit manusia
dijadikan sen-sitif dengan cara yang sebaik-baiknya dan tersebar di seluruh
permukaan tubuh. Saraf tersebut terhimpun terutama di ujung jari, bibir, dan
organ seksual. Sebaliknya, daerah yang “kurang penting”, misalnya punggung,
memiliki lebih sedikit sel saraf. Ini memberi keuntungan besar bagi ma-nusia.
Bayangkan jika terjadi sebaliknya: jika ujung jari kita sangat tidak sensitif,
dan kebanyakan sel saraf berkumpul di punggung. Tidak diragu-kan lagi, ini akan
sangat menjengkelkan; sementara kita tidak mampu menggunakan tangan secara
efektif, punggung kita justru merasakan hal-hal terkecil, lipatan baju
misalnya.
Perkembangan organ adalah contoh “keseimbangan yang
rumit” ini. Misalnya, rambut dan bulu mata. Meskipun keduanya sebenarnya sama
saja “rambut”, kecepatan tumbuhnya tidak sama. Anggaplah bulu mata tumbuh sama
cepatnya dengan rambut di kepala, maka bulu mata akan mengganggu penglihatan
dan menusuk mata, membahayakan salah satu organ terpenting. Panjang bulu mata
kita tertentu dan tetap. Jika bulu mata ini memendek, misalnya karena terbakar
atau kecelakaan, bulu mata akan memanjang sampai mencapai panjang “ideal” lalu
berhenti.
Bentuk bulu mata pun sangat penting. Karena bentuknya
sedikit me-lengkung ke atas, bulu mata tidak menghalangi pandangan dan membuat
mata terlihat indah. Ketika tumbuh, bulu mata ini ditutupi minyak khu-sus yang
dihasilkan kelenjar tertentu di tepi kelopak mata. Karena itulah, bulu mata
kita tidak terasa kasar dan lurus seperti sikat. “Penyesuaian halus” seperti
ini terdapat di seluruh bagian tubuh manusia.
Luar biasanya, sebagaimana pada remaja, penciptaan
yang tepat ini juga tampak pada bayi yang baru lahir. Contohnya, tulang
tengkorak bayi yang baru lahir sangat lunak, dan pada batas tertentu dapat
bergerak di atas yang lain. Keluwesan ini memudahkan keluarnya kepala bayi dari
rahim tanpa bahaya. Jika tidak luwes, tulang tengkorak ini bisa saja retak
selama kelahiran, menyebabkan kerusakan parah pada otak bayi.
Dengan kesempurnaan serupa, semua organ dalam manusia
berkem-bang secara harmonis selama proses perkembangan. Misalnya, pada
perkembangan kepala, tengkorak yang menyelubungi otak tumbuh ber-sesuaian
dengan otak. Andaikan tengkorak tumbuh lebih lambat dari-pada otak, ia akan
menekan otak dan segera menyebabkan kematian.
Keseimbangan yang sama juga terjadi pada organ lain
seperti jan-tung, paru-paru dan tenggorokan, mata dan kantung mata.
Karena itu, mari kita teliti struktur tubuh kita yang
luar biasa, untuk melihat seni dan keagungan penciptaan. Setiap bagian tubuh,
yang struk-turnya lebih sempurna daripada pabrik mutakhir yang dilengkapi
tekno-logi tercanggih, menunjukkan adanya penciptaan oleh Allah, yang
kekua-saan-Nya tak tertandingi.
Jika secara singkat kita meneliti sistem dan organ
pada tubuh manu-sia, kita akan menyaksikan dengan jelas bukti penciptaan yang
seimbang dan tanpa cacat.
Pencernaan
Air liur, yang berperan pada awal proses pencernaan,
berfungsi membasahi makanan supaya makanan mudah dikunyah gigi dan turun
melalui kerongkongan. Air liur juga merupakan zat khusus untuk mengubah,
melalui sifat kimiawinya, zat pati menjadi gula. Coba pikirkan apa yang terjadi
andai air liur tidak dihasilkan di dalam mulut. Kita tidak akan mampu menelan
apa pun atau bahkan berbicara karena mulut kita kering. Kita tidak akan mampu
mengonsumsi makanan padat, dan harus meminum cairan saja.
Dalam sistem lambung terdapat keseimbangan yang
menakjubkan. Di dalam lambung, makanan dicerna oleh asam klorida. Asam ini
sangat kuat, sehingga dapat mencerna bukan hanya makanan yang masuk, me-lainkan
juga dinding lambung. Namun, sebuah solusi disediakan untuk manusia: zat
bernama mukus, yang dihasilkan selama proses pencernaan, melapisi dinding
lambung dan melindunginya dengan sangat baik terha-dap efek merusak dari asam
tersebut. Dengan demikian, lambung tidak akan merusak dirinya sendiri. Terdapat
kesesuaian sempurna antara asam pencerna makanan dan mukus yang dihasilkan
untuk melindungi lambung dari asam tersebut.
Ketika kosong, lambung tidak memproduksi cairan
pengurai protein (zat gizi yang berasal dari hewan seperti daging). Sebaliknya,
cairan yang dihasilkan berbentuk zat tidak berbahaya tanpa sifat merusak.
Begitu makanan berprotein memasuki lambung, asam klorida dihasilkan dalam
lambung dan menguraikan zat netral ini menjadi protein. Dengan begitu, ketika
lambung kosong, asam ini tidak melukai lambung yang juga terbuat dari protein.
Perlu diketahui bahwa “teori evolusi” tidak pernah
dapat menje-laskan sistem sedemikian kompleks. Teori tersebut mengemukakan
ga-gasan bahwa struktur-struktur kom-pleks di sekitar kita berevolusi seca-ra
bertahap dari organisme primitif, melalui akumulasi perbaikan struktural
sedikit demi sedikit. Akan tetapi, jelas bahwa sistem dalam lambung tidak
mungkin merupakan hasil evolusi bertahap yang sedikit demi sedikit. Ketiadaan
satu faktor saja akan membunuh organisme tersebut. Satu contoh saja sudah cukup
untuk memahami inkonsis-tensi teori evolusi ini. Bayangkan ada organisme yang
merusak lam-bungnya sendiri dengan asam yang diproduksinya di sana. Mula-mula
lambungnya akan hancur secara menyakitkan, dan organ lainnya juga akan dilalap
oleh asam itu. Organisme tersebut akan mati karena me-makan dirinya sendiri
hidup-hidup.
Cairan di dalam lambung memperoleh kemampuan
menghancurkan protein sete-lah melalui serangkaian reaksi kimia. Bayangkanlah
organisme yang sedang ber-evolusi, namun transformasi kimia ini tidak dapat
terjadi di dalam lambungnya. Jika cairan di dalam lambung tidak mampu
menghancurkan protein, organisme terse-but tidak akan mampu mencerna makanan,
dan pada akhirnya akan mati dengan se-bongkah makanan yang tidak tercerna dalam
lambungnya.
Marilah kita
melihat hal ini dari sudut pandang yang berbeda. Sel-sel lambung memproduksi
asam di dalam perut. Baik sel ini maupun sel lain di bagian tubuh lain
(misalnya sel mata) merupakan sel kembar yang berasal dari pembelahan sel
tunggal awal di dalam rahim ibu. Lebih jauh lagi, kedua jenis sel ini mempunyai
kombinasi genetis yang sama. Ini berarti, bank data pada kedua sel sama-sama
mengandung informasi genetis tentang protein yang dibutuhkan mata dan asam yang
digunakan di dalam lam-bung. Namun, dengan ketundukan pada perintah dari suatu
sumber yang tidak diketahui, di antara jutaan informasi yang ada, sel mata
hanya menggunakan informasi untuk mata dan lambung hanya menggunakan informasi
untuk lambung. Apa yang terjadi andaikan sel mata yang memproduksi protein yang
dibutuhkan mata (karena sesuatu hal yang tidak diketahui) mulai memproduksi
asam yang digunakan di dalam lambungkarena memang memiliki informasi yang
dibutuhkan untuk memproduksinya? Andaikan hal seperti ini terjadi, seseorang
akan melu-mat dan mencerna matanya sendiri.
Marilah kita teruskan meneliti keseimbangan
menakjubkan di dalam tubuh kita:
Proses pencernaan selanjutnya juga terencana dengan
baik. Bagian makanan hasil cernaan yang berguna diserap oleh lapisan usus halus
dan berdifusi dalam darah. Lapisan usus halus ditutupi lipatan-lipatan lateral
yang mirip kain kusut. Dalam setiap lipatan terdapat lipatan lebih kecil yang
disebut “villus”. Lipatan ini meningkatkan penyerapan usus secara luar biasa.
Pada permukaan-atas sel yang meliputi villus terdapat tonjol-an kecil yang
disebut mikrovillus. Tonjolan ini menyerap makan dan berfungsi sebagai pompa.
Bagian-dalam pompa ini terhubung dengan sistem peredaran darah melalui sistem
pengangkutan yang dilengkapi dengan berbagai rute. Beginilah cara zat gizi yang
telah diserap mencapai seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah. Setiap
villus memiliki hampir 3000 mikrovillus. Daerah sebesar satu milimeter persegi
pada lapisan usus halus ditutupi oleh kurang-lebih 200 juta mikrovillus. Pada
daerah seluas satu milimeter persegi, 200 juta pompa bekerja tanpa rusak atau
lelah untuk mempertahankan hidup manusia. Pompa yang begitu banyak ini, yang
normalnya mengambil wilayah yang sangat luas, di-mampatkan ke dalam ruang yang
sangat kecil. Sistem ini mempertahan-kan hidup manusia dengan memastikan tubuh
memanfaatkan makanan yang dikonsumsi semaksimal mungkin.
Pernapasan
Sistem pernapasan didasarkan pada keteraturan yang
rumit. Udara dingin atau kotor yang kita hirup dapat berdampak buruk bagi
kesehatan. Oleh karena itu, udara harus dihangatkan dan dibersihkan sebelum
dihi-rup. Hidung kita diciptakan sesuai untuk pekerjaan ini. Bulu dan selaput
lendir pada dinding lubang hidung menyaring udara dengan menangkap partikel
debu di dalamnya. Sementara itu, udara dihangatkan ketika mengalir sepanjang
lubang hidung. Tulang-tulang hidung memiliki ben-tuk khusus, sehingga udara
yang terhirup baru akan menuju paru-paru setelah berputar beberapa kali di
dalam hidung dan menjadi hangat. Struktur yang memungkinkan udara mengalir
beberapa kali dalam sebu-ah tulang yang kecil pastilah merupakan hasil
perancangan. Jika manusia mencoba meniru efek ini, pengendalian pergerakan
udara hanya mung-kin terjadi melalui perhitungan yang rumit dan spesifik. Fakta
bahwa struktur khusus ini ada untuk memenuhi kebutuhan sistem lainyakni
membersihkan dan menghangatkan udara yang mengalir ke paru-paruadalah bukti
bahwa kedua sistem ini diciptakan secara khusus oleh Pencipta yang sama.
Setelah semua tahapan ini, udara sampai ke tabung pernapasan setelah
dilembapkan dan dibebaskan dari debu.
Kerangka
Kerangka adalah mukjizat rekayasa tersendiri, yang
merupakan sis-tem bangunan pendukung tubuh. Kerangka melindungi organ-organ
utama seperti otak, jantung dan paru-paru, dan mewadahi organ-organ bagian
dalam. Kerangka melengkapi tubuh manusia dengan kemampuan bergerak yang unggul,
yang tidak dapat ditiru oleh mekanisme tiruan apa pun. Jaringan tulang bukanlah
anorganik sebagaimana yang disangka orang. Jaringan tulang adalah tempat
penyimpanan mineral pada tubuh yang terdiri atas berbagai mineral penting
seperti kalsium dan fosfat. Sesuai dengan kebutuhan tubuh, kerangka menyimpan
mineral tersebut atau mengirimkannya ke tubuh. Di samping itu semua, tulang
belulang juga memproduksi sel darah merah.
Selain pemfungsiannya yang sempurna dan seragam,
kerang-ka juga disusun oleh tulang-belu-lang dengan struktur luar biasa. Karena
bertugas menunjang dan melindungi tubuh, tulang dicip-takan dengan kemampuan
dan kekuatan untuk memenuhi fung-si tersebut. Kondisi terburuk yang mungkin
terjadi juga sudah dipertimbangkan. Misalnya, tu-lang paha dapat membawa beban
seberat satu ton pada saat tegak lurus. Yang mengejutkan, pada setiap langkah,
tulang membawa beban sebesar tiga kali berat tu-buh. Ketika seorang atlet
melaku-kan loncat galah dan mendarat di tanah, setiap sentimeter persegi tulang
pinggulnya mendapat tekanan sebesar 1400 kilogram. Apa yang membuat struktur
ini, yang terbentuk oleh pembelahan dan penggandaan sebuah sel induk, menjadi
begitu kuat? Ja-waban pertanyaan ini tersembu-nyi dalam penciptaan tulang yang
tiada bandingannya.
Sebuah contoh dari teknologi masa kini akan menolong
menje-laskan hal ini lebih jauh. Kon-struksi bangunan yang besar dan tinggi
menggunakan sistem tangga-tangga. Unsur-unsur pendukung konstruksi dalam teknik
ini tidak berstruktur monolitis, teta-pi terdiri atas palang yang malang
melintang, membentuk tangga. Mela-lui perhitungan rumit yang hanya dapat
dilakukan komputer, kita dapat membangun jembatan dan pabrik yang lebih kuat
dan lebih murah.
Struktur-dalam tulang mirip dengan sistem
tangga-tangga yang digunakan pada konstruksi jembatan dan menara tersebut.
Satu-satunya perbedaan yang penting adalah bahwa sistem tulang lebih rumit dan
lebih canggih daripada rancangan manusia. Dengan sistem ini, tulang sangatlah
kuat, tetapi cukup ringan sehingga nyaman digunakan oleh manusia. Andai saja
yang terjadi adalah sebaliknya — andai bagian-dalam tulang itu keras dan penuh
sebagaimana bagian-luarnya — tulang akan terlalu berat untuk dibawa manusia dan
akan mudah pecah atau retak oleh hantaman ringan karena strukturnya keras dan
kaku.
Rancangan tulang yang sempurna membantu kita menjalani
kehi-dupan dengan mudah. Bahkan kita melakukan pekerjaan yang sulit tanpa perlu
merasa sakit. Keistimewaan lain struktur tulang adalah ke-lenturannya pada
beberapa bagian tubuh. Misalnya, selain melindungi organ utama tubuh seperti
jantung dan paru-paru, tulang rusuk juga da-pat mengembang dan mengempis agar
udara dapat bergerak keluar-masuk paru-paru.
Elastisitas tulang dapat berubah pada masa tertentu.
Misalnya pada wanita, tulang pinggul memanjang pada bulan-bulan terakhir
kehamilan dan bergerak saling menjauh. Ini sangat penting, sebab dengan adanya
pemanjangan ini, saat dilahirkan, kepala bayi dapat keluar dari rahim ibu tanpa
remuk.
Aspek-aspek keajaiban tulang tidak terbatas pada
hal-hal di atas. Selain kelenturan, daya tahan, dan keringanan-nya, tulang juga
mampu memperbaiki diri. Ka-lau ada tulang yang patah, manusia tinggal men-jaga
agar tulang ini tidak bergerak, sementara tulang memperbaiki dirinya sendiri.
Jelaslah bahwa proses ini, seperti proses-proses lain dalam tubuh, merupakan
proses yang sangat kompleks dan melibatkan kerja sama antara jutaan sel.
Hal penting lain yang patut direnungkan adalah
kemampuan gerak kerangka tubuh. Pada setiap langkah, ruas-ruas tulang belakang
yang menyusun tulang punggung kita bergerak saling menimpa. Gerakan dan gesekan
yang terus-menerus antara ruas-ruas tulang ini semestinya menyebabkan aus pada
tulang bela-kang. Untuk mencegah hal ini, di antara ruas-ruas tulang belakang
terdapat tulang rawan yang berbentuk cakram, yang disebut “piringan sendi”.
Piringan sendi ini berfungsi sebagai pe-redam kejut. Pada setiap langkah, ada
gaya yang dikenakan tanah pada tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Gaya
ini tidak merusak tubuh karena adanya peredam kejut ini, yang bentuk
melengkungnya dapat “mendistribusikan gaya”. Tanpa adanya kelenturan tulang
belakang dan struktur khusus yang mengurangi gaya reaksi tanah ini, gaya yang
dikenakan tanah akan langsung diteruskan ke tulang tengkorak dan ujung atas
tulang belakang akan menghancurkan tengkorak dan menembus otak.
Jejak-jejak penciptaan juga terlihat pada permukaan
persendian. Sendi tulang tidak perlu dilumasi meskipun bergerak terus-menerus
sepanjang usia manusia. Para ahli biologi melakukan penelitian untuk menemukan
penyebabnya: bagaimana gesekan pada persendian tersebut diatasi?
Para ilmuwan menemukan bahwa masalah ini terpecahkan
oleh suatu sistem, yang dapat dipandang sebagai “keajaiban penciptaan yang
mutlak”. Permukaan sendi yang terkena gesekan diselimuti oleh lapisan tulang
rawan tipis yang berpori. Di bawah lapisan ini terdapat zat pelumas. Ketika
tulang menekan sendi, zat pelumas ini menyembur melalui pori-pori tadi dan
menyebabkan permukaan sendi menjadi licin “seolah-olah berada di atas minyak”.
Semua ini menunjukkan bahwa tubuh manusia merupakan
hasil perancangan yang sempurna, dan penciptaan yang unggul. Perancangan
sempurna ini membantu manusia membuat beraneka ragam gerakan secara tangkas dan
mudah.
Bayangkan saja andai segala sesuatu tidak begitu
sempurna dan seluruh kaki terbentuk dari satu tulang panjang. Tentulah kita
akan sulit berjalan dan tubuh kita akan canggung dan susah bergerak. Duduk pun
akan sukar, dan tulang kaki akan mudah patah karena mengalami gaya tekan selama
pergerakannya. Namun kenyataannya, kerangka tubuh manusia memiliki struktur
yang memungkinkan segala jenis gerakan tubuh.
Allah telah menciptakan, dan masih terus menciptakan
semua keisti-mewaan kerangka tubuh. Allah mengajak manusia, yang telah
dicipta-kan-Nya, untuk memikirkan hal ini: …Perhatikanlah dengan saksama,
bagaimana tulang-tulang Kami susun dan bagaimana Kami menyeli-mutinya dengan
daging…. (QS. Al Baqarah, 2:259)
Manusia harus merenungkan hal ini, merasakan kekuasaan
Allah yang telah menciptakannya, serta bersyukur kepada-Nya. Jika tidak
demikian, dia akan sangat merugi. Allah, yang menciptakan tulang-tulang dan
menyelimutinya dengan daging, mampu mengulang penciptaannya. Ini dinyatakan
dalam ayat:
“Tidakkah
manusia melihat bagaimana Kami menciptakannya dari setetes mani, namun kemudian
menjadi penentang yang nyata! Mereka membuat perumpamaan tentang Kami dan
melupakan penciptaan dirinya sendiri, dan mengatakan, “Siapa yang akan
menghidupkan tulang-tulang ini jika mereka telah menjadi abu?” Katakanlah,
“Tulang-tulang itu akan dihidupkan kembali oleh Dia yang menciptakan-Nya
pertama kali. Dia Maha Mengetahui atas segala makhluk-Nya.” (QS. Yaasin, 36:
77-79) !
Koordinasi Tubuh
Dalam tubuh manusia, semua sistem bekerja secara
serentak dan terkoordinasi serta sepenuhnya serasi untuk suatu tujuan yang
pasti, yakni agar tubuh tetap hidup. Gerakan terkecil yang kita lakukan setiap
hari sekalipun, seperti bernapas dan tersenyum, merupakan hasil koordinasi yang
sempurna dalam tubuh manusia.
Di dalam tubuh kita terdapat suatu jaringan
terkoordinasi yang sangat rumit dan lengkap, yang bekerja tanpa henti.
Tujuannya adalah kesinambungan kehidupan. Koordinasi ini terutama terlihat
dalam sistem gerak tubuh, karena untuk gerakan terkecil pun, sistem kerangka
tubuh, otot, dan sistem saraf harus bekerja sama dengan sempurna.
Prasyarat koordinasi tubuh adalah adanya sistem
penyampaian informasi yang benar. Hanya dengan penyampaian informasi yang
benarlah, dapat dibuat penilaian yang baru. Untuk melakukan penilaian ini,
suatu jaringan kecerdasan yang sangat canggih bekerja dalam tubuh manusia.
Untuk melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi,
pertama harus diketahui lebih dahulu organ-organ tubuh yang terlibat serta
hubungan di antaranya. Informasi ini berasal dari mata, mekanisme keseimbangan
di telinga dalam, otot, sendi, dan kulit. Setiap detik, miliaran informasi
di-proses dan dievaluasi, lalu keputusan baru diambil sesuai dengan infor-masi tersebut.
Manusia bahkan tidak menyadari proses yang terjadi sa-ngat cepat di dalam
tubuhnya ini. Dia hanya bergerak, tertawa, menangis, berlari, makan, dan
berpikir. Dia tak perlu bersusah-payah untuk melaku-kan berbagai tindakan ini.
Untuk sebuah senyum ringan pun, ada tujuh belas otot yang harus bekerja sama
secara serentak. Kalau ada satu saja di antara otot-otot tersebut tidak
berfungsi atau gagal fungsi, ekspresi wajah pun berubah. Untuk berjalan, 54
otot pada kaki, tungkai, paha, dan punggung harus bekerja sama.
Ada miliaran reseptor mikroskopis dalam otot dan sendi
yang memberikan informasi tentang kondisi tubuh. Pesan dari reseptor sampai ke
sistem saraf pusat dan perintah baru dikirimkan ke otot sesuai dengan penilaian
yang dibuat.
Kesempurnaan koordinasi tubuh ini dapat lebih dipahami
melalui contoh berikut. Untuk mengangkat tangan saja, pundak harus
dibeng-kokkan, otot lengan belakang dan depan - disebut “trisep” dan “bisep” -
harus dikerutkan dan diregangkan, dan otot-otot di antara siku dan pergelangan
tangan harus memelintir pergelangan tangan. Dalam setiap bagian gerakan, jutaan
reseptor di dalam otot segera menyampaikan informasi ke sistem saraf pusat
mengenai posisi otot tersebut. Sebagai tanggapannya, sistem saraf pusat memberi
tahu otot-otot tersebut tentang apa yang perlu dilakukan berikutnya. Tentu saja
manusia tidak menya-dari satu pun proses ini. Manusia hanya berkeinginan
mengangkat ta-ngannya, dan segera melakukannya.
Sebagai contoh, untuk menjaga agar badan tegap, banyak
paket in-formasi yang diperoleh dari miliaran reseptor di dalam otot lengan,
kaki, tulang punggung, perut, dada, dan leher dievaluasi dan perintah yang sama
banyaknya diberikan kepada otot setiap detik.
Kita juga tidak perlu bersusah-payah untuk berbicara.
Manusia tidak pernah merencanakan sejauh apa pita-pita suara terpisah, seberapa
sering pita-pita ini harus bergetar, bagaimana urutannya, berapa sering dan
ratusan otot yang mana di dalam mulut, lidah, dan kerongkongan yang harus
dikerutkan dan diregangkan. Manusia juga tidak menghitung berapa liter udara
yang harus dihirup ke dalam paru-paru, seberapa cepat dan dalam frekuensi
berapa udara ini harus diembuskan. Kita tidak akan mampu melakukannya andaipun
kita mau. Satu kata yang diucapkan dari mulut pun merupakan hasil kerja sama
beberapa sistem, mulai dari sistem pernapasan hingga sistem saraf, dari otot
hingga tulang.
Apa yang terjadi jika koordinasi ini terganggu?
Ekspresi lain mung-kin akan muncul pada wajah kita ketika kita ingin tersenyum,
atau kita mungkin tidak mampu berbicara atau berjalan sesuai keinginan kita.
Namun, kenyataannya kita bisa tersenyum, berbicara, berjalan semau kita tanpa
ada gangguan, karena segala sesuatu yang disebutkan di sini tercapai sebagai
hasil Penciptaan, yang secara logika mengharuskan adanya “kekuatan dan tenaga
yang tak terhingga”.
Oleh karena itulah, manusia seharusnya selalu ingat
bahwa eksis-tensi dan hidupnya ini ada berkat Penciptanya, Allah. Tidak ada
alasan bagi manusia untuk bersikap angkuh atau sombong. Kesehatan, kecan-tikan,
atau kekuatannya bukanlah hasil kerjanya sendiri, dan ini semua tidak diberikan
selamanya. Ia tentu saja akan menjadi tua, kehilangan kesehatan dan
kecantikannya. Di dalam Alquran, hal ini dinyatakan sebagai berikut:
“Dan apa saja
yang diberikan kepada kamu, maka itu adalah kenikmatan hidup duniawi dan
perhiasannya; sedang apa yang di sisi Allah adalah lebih baik dan lebih kekal.
Maka, apakah kamu tidak memahaminya?” (QS. Al Qashash, 28: 60) !
Jika ingin mendapatkan kedudukan seperti tersebut dalam
ayat di atas, kekal di alam akhirat, manusia harus bersyukur kepada Allah atas
semua kenikmatan yang telah dilimpahkan kepadanya dan menempuh kehidupan sesuai
dengan perintah-Nya.
Sebagaimana terlihat dalam contoh-contoh tadi, semua
organ dan sistem dalam tubuh manusia mengandung sifat-sifat yang menakjubkan.
Manakala sifat-sifat ini diteliti, manusia akan melihat
keseimbangan-keseimbangan rumit yang mendasari keberadaan dirinya, keajaiban
dalam penciptaan dirinya, dan akan memahami kembali keagungan seni Allah,
sebagaimana dicontohkan dalam diri manusia.
Hati
Hati yang terletak di sebelah kanan atas rongga perut
berfungsi sebagai penyaring istimewa di dalam sistem peredaran darah. Sementara
ginjal menyaring kelebihan zat-zat sederhana yang terlarut dalam air, hati
membersihkan kelebihan zat-zat kompleks seperti obat dan hormon.
Menunjang logistik sistem kekebalan: Hati tidak hanya
berfungsi sebagai penyaring makanan dan kelebihan proses metabolisme, tetapi
juga memproduksi globulin (zat kekebalan) dan enzim (kumpulan zat yang dapat
memperbaiki pembuluh darah).
Membersihkan bakteri: Sel-sel Kupffer di hati menelan
bakteri yang terdapat dalam darah yang melewati hati, terutama darah dari usus.
Kalau jumlah partikel atau produk samping dalam darah meningkat, sel-sel
Kupffer juga akan bertambah jumlahnya untuk menyaring dan memisahkan zat-zat
ini dari darah.
Menghasilkan sumber energi tubuh: Salah satu fungsi
hati yang paling utama adalah produksi glukosanya, yang merupakan sumber energi
utama metabolisme.
Glukosa yang diterima setiap hari dari makanan diubah
menjadi glikogen dan disimpan dalam hati. Hati terus-menerus mengendalikan
kadar glukosa darah. Selagi tidak ada makanan masuk di antara waktu makan dan
kadar gula darah mulai menurun, hati mengubah simpanan glikogen menjadi glukosa
dan membebaskannya ke dalam darah. Dengan demikian, kadar glukosa tidak
diperbolehkan menurun secara drastis. Hati juga dapat memproduksi glukosa dari
asam lemak dan asam amino, sebagaimana hati dapat mengubah jenis karbohidrat
lain - yang tidak digunakan dalam memproduksi energi - menjadi glukosa.
Menyimpan darah: Hati memiliki struktur yang dapat
mengembang atau mengempis. Dengan kemampuan ini, hati dapat menyimpan maupun
membebaskan darah ke pembuluh darah halus.
Dalam tubuh yang sehat, hati dapat menyimpan hingga
10% total darah dalam tubuh atau sekitar 450 mililiter darah. Dalam beberapa
kondisi, misalnya ketika terdapat kelainan jantung, jumlah darah yang beredar
dalam tubuh menjadi terlalu banyak sehingga membebani jan-tung, yang harus
memompanya ke seluruh tubuh. Dalam kondisi seperti ini, hati menggandakan
kapasitas penyimpanan darahnya, sehingga mampu menyimpan hingga 1 liter darah.
Dengan demikian, hati me-mungkinkan jantung bekerja pada rentang kerja yang
aman.
Jika kebutuhan darah meningkat (misalnya saat
berolahraga), hati akan membebaskan darah yang disimpannya ke dalam sistem
peredaran dan memenuhi kebutuhan darah tubuh.
Bekerja hemat: Ketika glukosa dikonsumsi otot, asam
laktat sebagai suatu kelebihan metabolisme akan dihasilkan. Selama berada dalam
otot, asam laktat menyebabkan rasa nyeri dan menghambat pergerakan otot. Hati
mengumpulkan asam ini dari otot dan dapat mengubahnya kembali menjadi glukosa.
Memproduksi sel darah merah baru dan menggantikan sel
darah mati: Limpa dan hati adalah tempat sel darah merah diproduksi untuk
mengganti sel-sel darah merah mati, dan juga tempat sebagian besar protein
diuraikan dan digunakan kembali sebagai asam amino untuk berbagai tujuan. Hati
adalah organ tubuh tempat disimpannya zat besi, yang berperan penting dalam
tubuh.
Hati merupakan cadangan tubuh yang paling lengkap.
Semua mineral, protein, sejumlah kecil lemak, dan vitamin disimpan dalam hati.
Bilamana perlu, hati mengirim zat yang tersimpan ke bagian tubuh yang memerlukannya
dengan cara sesingkat mungkin. Hati secara cermat mengontrol apakah tubuh
memiliki cukup energi, melalui sistem yang cerdas. Semua organ di dalam tubuh
terkait dengan hati.
Mampu memperbaiki dirinya sendiri: Hati mampu
memperbaiki dirinya sendiri. Jika bagian tertentu rusak, sel-sel lainnya akan
mengganti bagian yang rusak ini dengan cara segera meningkatkan jumlahnya. Jika
dua pertiga organ ini diamputasi pun, bagian yang tersisa dapat membentuk dan
melengkapi hati hingga utuh kembali.
Ketika sedang memperbaiki diri, organ ini mengeluarkan
sel-sel yang rusak atau mati dari lingkungannya dan menggantikannya dengan
sel-sel baru. Sel hati terbentuk secara khusus, sehingga mampu menjalan-kan
lebih dari 500 operasi sekaligus. Hati biasanya menjalankan semua operasi ini
tidak secara berurutan tetapi secara bersamaan.
Kulit
Kulit merupakan jaringan yang luas, tetapi tetap
merupakan satu bagian yang integral. Kulit mampu meningkatkan dan menurunkan
suhu tubuh, kokoh namun sangat indah, dan melindungi tubuh secara efektif
terhadap pengaruh lingkungan.
Seperti struktur lain, jarngan kulit merupakan organ
penting dan ketidakhadirannya akan membahayakan hidup manusia. Luka pada satu
bagian saja, jika menyebabkan kehilangan cairan tubuh, dapat mengaki-batkan
kematian. Dengan keistimewaan yang dimilikinya, kulit adalah organ yang dapat
menyangkal teori evolusi sendirian. Makhluk hidup tidak mungkin dapat bertahan
hidup bilai jaringan kulit belum tersusun atau baru tersusun sebagian, walaupun
organ-organ yang lain telah terbentuk. Hal ini menunjukkan bahwa semua bagian
tubuh makhluk hidup telah dibentuk utuh dan sempurna pada saat yang bersamaan.
Artinya, bagian-bagian tubuh tersebut telah diciptakan.
Di bawah kulit yang tersusun dari beberapa struktur
yang sangat berbeda, terdapat lapisan yang tersusun dari lipida. Lapisan lipida
ini berfungsi sebagai penyekat terhadap panas. Di atas lapisan ini terdapat
bagian yang tersusun dari protein, yang menyebabkan kulit bersifat elastis.
Pada kedalaman satu sentimeter di bawah kulit,
terdapat lapisan-lapisan yang dibentuk oleh lipida dan protein, yang mengandung
ber-macam-macam pembuluh. Gambaran ini tidak indah, bahkan menakut-kan. Kulit
menutupi struktur-struktur tersebut, memberikan keindahan pada tubuh dan
melindungi diri kita dari pengaruh lingkungan. Semua hal itu sudah cukup untuk
menunjukkan betapa pentingnya keberadaan kulit bagi tubuh kita.
Kulit memiliki fungsi-fungsi yang sangat penting bagi
tubuh kita. Beberapa di antaranya adalah:
Kulit mencegah gangguan keseimbangan cairan dalam
tubuh: Kedua sisi epidermis (lapisan luar kulit) bersifat kedap air.
Keistimewaan ini digunakan untuk mengontrol konsentrasi cairan dalam tubuh.
Kulit adalah organ yang lebih penting dari telinga, hidung, bahkan mata. Kita
dapat tetap hidup tanpa organ indriawi lain, tetapi manusia tidak mung-kin
dapat bertahan hidup tanpa kulit. Tanpa kulit, tidak mungkin air, sebagai
cairan terpenting bagi tubuh manusia, dapat disimpan dalam tubuh.
Kulit bersifat kuat dan lentur: Sebagian besar sel
epidermis adalah sel mati. Sebaliknya, dermis tersusun atas sel-sel hidup.
Nantinya, sel-sel epidermis mulai kehilangan ciri-ciri seluler dan berubah
menjadi zat yang keras disebut keratin. Keratin merekatkan sel-sel mati
tersebut dan membentuk pelindung bagi tubuh. Mungkin terpikir bahwa kita akan
lebih terlindung bila keratin lebih tebal dan keras, tetapi sesungguhnya
tidaklah demikian. Bila kulit kita sekeras dan setebal kulit badak, kita akan
kehilangan keleluasaan dalam bergerak.
Pada makhluk hidup apa pun, kulit tidak pernah lebih
tebal dari yang dibutuhkan. Struktur kulit memiliki keseimbangan dan kontrol
yang sangat baik. Misalkan sel-sel epidermis mati terus-menerus dan tidak
pernah berhenti. Pada kondisi ini, kulit kita akan terus menebal, dan menjadi
setebal kulit buaya. Namun, hal ini tidak pernah terjadi. Tebal kulit selalu
pas. Bagaimana mungkin hal ini terjadi? Bagaimana sel-sel kulit mengetahui pada
ketebalan mana proses kematian sel harus berhenti?
Sangat tidak masuk akal bila kita menyatakan bahwa
sel-sel dalam jaringan kulit mampu menentukan sendiri kapan mereka harus
berhenti, atau bahwa semua hanyalah kebetulan. Struktur kulit menunjukkan
desain yang jelas, dan tiada keraguan Allah yang Maha Memelihara seluruh dunia,
Yang Maha Esa, yang menciptakan semua rancangan ini.
Kulit memiliki mekanisme untuk mendinginkan suhu tubuh
pada cuaca panas: Dermis (lapisan di bawah epidermis) dikelilingi
pembuluh-pembuluh yang sangat tipis, yang tidak hanya mengalirkan nutrisi ke
kulit, tetapi juga mengawasi kadar darah di dalamnya. Ketika suhu tubuh
meningkat, pembuluh darah halus akan mengembang dan membantu agar darah yang
terlalu panas dapat diangkut ke lapisan luar kulit, yang relatif lebih dingin,
dan panas akan dilepaskan. Mekanisme lain untuk mendinginkan tubuh adalah
berkeringat: kulit manusia memiliki banyak lubang kecil yang biasa disebut
pori-pori. Pori-pori ini mencapai lapisan terbawah kulit, tempat adanya
kelenjar keringat. Kelenjar ini akan mengeluarkan air (yang didapat dari darah)
melalui pori-pori sebagai keringat. Keringat ini menggunakan panas tubuh untuk
menguap, se-hingga suhu tubuh pun menurun.
Kulit mempertahankan panas di dalam tubuh pada cuaca
dingin: Pada cuaca dingin, kegiatan kelenjar keringat melambat dan pembuluh
darah halus menyempit. Hal tersebut akan menurunkan peredaran darah di bawah
kulit, dan ini mencegah terlepasnya panas dari tubuh.
Semua gambaran di atas menunjukkan bahwa kulit adalah
organ yang sempurna, yang secara khusus diciptakan untuk memudahkan kehidupan
kita. Kulit melindungi kita, berfungsi sebagai pendingin dan pemanas, dan
memudahkan pergerakan tubuh karena sifatnya yang lentur. Dan lebih dari semua
itu, kulit sangat indah dilihat.
Kita bisa saja memiliki kulit yang tebal dan kasar.
Kita dapat pula memiliki kulit yang tidak lentur, yang akan retak bila kita
menjadi gendut. Kita dapat memiliki kulit yang bisa menyebabkan kita pingsan
kepanasan pada musim panas atau menyebabkan kita beku di musim dingin. Namun, Allah
yang telah menciptakan kita, telah menutupi tubuh kita dengan sangat baik dan
indah. Dialah “Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa.” (QS. Al
Hasyr, 59: 24).
Jantung
Jantung adalah bagian terpenting pada sistem peredaran
darah, menghubungkan 100 triliun sel pada tubuh manusia satu demi satu. Jantung
memiliki empat ruangan yang memompa darah bersih (kaya-oksigen) dan darah kotor
(kaya-karbondioksida) ke berbagai bagian tubuh tanpa tercampur. Katupnya
berfungsi sebagai pengaman. Jantung bergantung pada keseimbangan yang sangat
rapuh.
Jantung kita, yang tidak pernah berhenti berdenyut
selama kita hidup, adalah salah satu bukti ciptaan Allah yang paling jelas.
Jantung mulai berdenyut semenjak bayi berada dalam
rahim ibunya, dan akan bekerja tanpa henti seumur hidup, dengan irama 70-100
denyut per menit. Jantung hanya beristirahat selama setengah detik antara
setiap denyut dan ia berdenyut kira-kira 10.000 kali dalam sehari. Kalau
melihat rentang umur manusia, kita akan mendapatkan angka yang sangat sukar
dihitung.
Semua struktur jantung, yang urutan kerjanya teramat
rumit, diran-cang secara khusus. Di dalam jantung, setiap detail telah
dipertimbang-kan: darah bersih dan darah kotor tidak saling bercampur,
pengaturan te-kanan tubuh, kerja yang dibutuhkan untuk mengantar nutrisi ke
seluruh tubuh, dan sistem-sistem yang memompa darah hanya sebanyak yang
di-butuhkan. Jantung dirancang sesuai dengan semua kebutuhan tersebut.
Di dalam jantung, yang merupakan keajaiban
perancangan, terdapat sistem yang begitu rumit, tidak mungkin ia terbentuk
secara kebetulan. Semua kemampuan ini menghadirkan bagi kita perancangnya,
yaitu Allah Pemelihara seluruh alam, Yang menciptakan tanpa cacat dan tanpa
contoh.
Beberapa ciri-ciri jantung adalah sebagai berikut:
Jantung terletak di tempat yang sangat terlindung di
dalam tubuh: Jantung yang merupakan salah satu organ terpenting, dirancang
khusus untuk ditempatkan di dalam rongga dada sehingga terlindung dari luar.
Darah bersih tidak bercampur dengan darah kotor: Di dalam
jan-tung, darah bersih dan darah kotor senantiasa bergerak. Suatu jaringan
khusus membagi jantung menjadi empat ruangan yang berbeda-beda. Ba-gian atas
terdiri atas serambi kanan dan kiri yang merupakan ruang pen-gisian. Serambi
mengalirkan darah ke bilik di bawahnya. Berkat peng-aturan yang rapi, darah
bersih dan darah kotor tidak pernah bercampur.
Jantung mengatur tekanan darah sehingga tidak
membahayakan organ tubuh: Jantung bekerja tidak seperti satu pompa tunggal,
tetapi seperti dua pompa yang berdampingan, yang me-miliki bilik dan serambi
sendiri-sendiri. Pemisahan ini juga membagi dua sistem peredaran darah. Bagian
kanan jantung mengirim darah bertekanan rendah ke paru-paru, sedangkan bagian
kiri me-mompakan darah bertekanan tinggi ke seluruh tubuh. Pengaturan tekanan
ini sangat penting, sebab jika darah yang dipompakan ke paru-paru memiliki
te-kanan sama dengan darah yang dikirim ke seluruh tubuh, paru-paru dapat
pe-cah karena tidak kuat menahan tekanan. Keseimbangan yang sempurna pada
jantung tidak memungkinkan masalah seperti ini terjadi di paru-paru, karena
jantung telah dirancang tanpa cacat.
Jantung berfungsi sebagai alat transportasi beberapa
bahan yang dibutuhkan organ tubuh: Darah bersih dari jantung diangkut ke
jaringan mela-lui aorta. Darah yang mengandung ba-nyak oksigen tersebut
disalurkan ke seluruh sel melalui pembuluh darah. Selama beredar di dalam
pembuluh kapiler, darah tidak hanya menyalur-kan oksigen, tetapi juga zat lain,
seperti hormon, makanan, dan beberapa jenis yang lain ke jaringan.
Jantung memiliki katup yang mengatur arah aliran darah
dan bekerja dengan sangat serasi: Di dalam jantung terdapat katup pada setiap
ruangan, yang mencegah darah mengalir ke arah berlawanan. Katup antara bilik
dan serambi terbuat dari jaringan berserat dan dilekatkan oleh otot yang sangat
tipis. Jika salah satu otot tidak berfungsi, darah berlebih akan bocor memasuki
serambi. Hal ini dapat mengakibat-kan penyakit jantung, bahkan bisa menyebabkan
kematian. Kondisi se-perti ini hanya dijumpai dalam orang yang mengidap
penyakit.
Jantung memompakan sejumlah darah yang diperlukan,
menuruti kondisi yang berubah-ubah: Jumlah darah yang dipompakan oleh jan-tung
berubah sesuai kebutuhan tubuh. Dalam kondisi normal, jantung berdenyut 70 kali
per menit. Pada saat tubuh berolahraga dan otot me-merlukan oksigen lebih
banyak, jantung meningkatkan pompaan darah sampai 180 kali per menit. Apa yang
terjadi andai jantung tidak berfungsi seperti ini? Andai jantung bekerja dengan
kecepatan pemompaan yang normal di saat tubuh memerlukan lebih banyak energi,
keseimbangan akan terganggu dan tubuh dapat cedera. Akan tetapi, hal seperti
itu tidak terjadi karena struktur jantung sangat sempurna. Tanpa perlu manusia
mengaturnya, jantung sudah mengatur sendiri jumlah darah yang ia pompakan.
Meski tidak dikendalikan manusia, jantung berfungsi
sebagai-mana mestinya: Jumlah darah yang dipompa jantung dikendalikan oleh
sebuah sistem saraf khusus. Saat kita tidur maupun terjaga, sistem saraf kita
dengan sendirinya mengatur jumlah darah yang dipompa dan kece-patan pompaan.
Sungguh sempurna struktur jantung yang mengatur kapan, di mana, dan bagaimana
darah diperlukan. Karena jantung tidak mungkin bisa membentuk sistem sendiri
dan karena sistem yang sempur-na ini tidak mungkin terbentuk secara kebetulan,
ini menunjukkan bahwa jantung diciptakan. Allah, yang memiliki pengetahuan tak
terbatas, me-rancangnya dengan sangat sempurna.
Jantung bekerja dengan sistem elektrik khusus: Otot
yang membu-at jantung berdenyut (dikenal sebagai otot jantung) berbeda dengan
otot lain dalam tubuh. Sel otot biasa berkontraksi ketika dirangsang oleh
sis-tem saraf, sedangkan otot jantung mengerut dengan sendirinya. Sel otot
jantung mampu memulai dan menyebarkan arus listrik sendiri. Meski-pun setiap
sel memiliki kemampuan ini, tak ada yang mengerut sendiri-sendiri dan melawan
perintah dari sistem yang mengendalikannya. Dengan kata lain, sel-sel tersebut
tidak pernah menimbulkan kekacauan yang mengganggu kerja jantung. Saat sebagian
sel mengerut, sebagian yang lain beristirahat. Sel-sel yang membentuk rantai
ini bertindak ber-sama-sama sesuai tiap perintah yang diberikan oleh sistem.
Lagi-lagi, sebuah keserasian yang sangat sempurna tengah berlangsung.
Seperti terlihat dalam ciri-cirinya, struktur jantung
memperlihatkan kesempurnaan rancangan, bahwa ia diciptakan, sehingga
mengharuskan adanya Sang Pencipta. Hal ini menunjukkan kita kepada Allah, Sang
Pe-melihara dunia dan segala isinya, Yang tidak tampak, Yang memperlihat-kan
diri-Nya kepada kita melalui segala sesuatu yang diciptakan-Nya.
“Demikian itu
ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam,
6: 102) !
Tangan
Tangan kita, yang dapat digunakan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari seperti mengaduk secangkir teh, membuka halaman surat
kabar, atau menulis, telah dirancang sedemikian sempurna.
Ciri terpenting dari tangan adalah kemampuannya untuk
bekerja efisien dalam beragam kegiatan. Dengan dilengkapi otot dan saraf yang
sangat banyak, lengan membantu tangan kita untuk memegang benda dengan erat
atau longgar sesuai dengan kondisinya. Misalnya, tangan manusia yang terkepal
dapat memukul dengan pukulan seberat 45 kg. Sebaliknya, tangan kita juga dapat
merasakan melalui ibu jari dan jari telunjuk sehelai kertas dengan ketebalan
sepersepuluh milimeter.
Jelas, kedua tindakan ini sangat berbeda sifatnya.
Yang satu memer-lukan kepekaan, sedangkan yang lain memerlukan kekuatan yang
besar. Namun, kita tak perlu sedetik pun memikirkan apa yang perlu kita lakukan
ketika kita akan mengambil sehelai kertas dengan kedua jari atau memukul dengan
kepalan. Kita pun tak perlu memikirkan cara menye-suaikan kekuatan tangan kita
untuk kedua tindakan ini. Kita tak pernah berkata, “Sekarang saya hendak
memungut sehelai kertas. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 500 g. Sekarang
saya akan mengangkat seember air. Saya akan menerapkan kekuatan sebesar 40 kg.”
Kita tidak pernah repot-repot memikirkannya.
Alasannya adalah tangan manusia dirancang untuk
melakukan se-mua tindakan ini secara simultan. Tangan diciptakan bersamaan
dengan seluruh fungsinya dan semua strukturnya yang terkait.
Semua jari tangan memiliki panjang, posisi, dan
proporsi yang berse-suaian. Contohnya, kekuatan kepalan yang dibentuk tangan
yang memi-liki ibu jari normal itu lebih besar daripada kekuatan kepalan yang
diben-tuk tangan yang memiliki ibu jari pendek. Ini karena, dengan panjang yang
sesuai, ibu jari dapat menutupi jari-jari lainnya dan membantu me-nambah
kekuatan dengan mendukung jari-jari yang lain.
Ada banyak detail kecil pada struktur tangan:
misalnya, tangan memiliki struktur-struktur yang lebih kecil di samping otot
dan saraf. Kuku pada ujung jari bukanlah hiasan sepele yang tidak memiliki
fungsi. Ketika memungut jarum dari lantai, kita menggunakan kuku maupun jari.
Permukaan kasar pada ujung jari dan kuku membantu kita memu-ngut benda kecil.
Kuku memiliki peranan yang sangat penting dalam mengatur tekanan kecil yang
dikerahkan jari pada benda yang dipegang-nya.
Keistimewaan khusus tangan lainnya adalah tangan tidak
pernah kelelahan.
Dunia kedokteran dan ilmu pengetahuan bersusah-payah
berusaha membangun tangan buatan. Sejauh ini, tangan-tangan robot yang di-hasilkan
memiliki kekuatan yang sama dengan tangan manusia, tetapi ia tak memiliki
kepekaan sentuhan, kesempurnaan daya gerak, dan kemam-puan melakukan beragam
pekerjaan.
Banyak pakar setuju bahwa kita tidak bisa membuat
tangan robot yang memiliki fungsi tangan yang lengkap. Insinyur Hans J.
Schneebeli yang merancang tangan robot, yang dikenal sebagai “Tangan
Karlsruhe”, menyatakan bahwa semakin lama dia membuat tangan robot, semakin dia
mengagumi tangan manusia. Dia menambahkan bahwa masih perlu waktu lama sampai
kita dapat membuat tangan robot yang mampu mungkin melakukan sejumlah kecil
saja pekerjaan yang dapat dilakukan tangan manusia.
Biasanya, tangan manusia berfungsi secara
berkoordinasi dengan mata. Sinyal yang sampai ke mata diteruskan ke otak dan
tangan bergerak menurut perintah yang diberikan otak. Tentu saja, ini
berlangsung dalam waktu yang sangat singkat dan tak diperlukan usaha khusus
untuk me-lakukannya. Di lain pihak, tangan robot tidak dapat bergantung pada
penglihatan dan sentuhan. Untuk setiap gerakan diperlukan perintah yang
berbeda-beda. Selain itu, tangan robot tidak mampu melakukan bermacam-macam
fungsi. Contohnya, tangan robot untuk bermain piano tidak dapat memegang palu,
dan tangan robot untuk memegang palu tidak dapat memegang telur tanpa
memecahkannya. Beberapa tangan robot yang terakhir diproduksi hanya mampu
melakukan 2-3 gerakan bersamaan, tetapi ini masih sangat primitif jika
dibandingkan dengan kemampuan tangan manusia.
Ketika Anda memikirkan kedua tangan yang bekerjasama
secara harmonis, kesempurnaan tangan ini akan lebih gamblang lagi.
Allah merancang tangan sebagai organ khusus bagi
manusia. De-ngan segala aspeknya, tangan manusia memperlihatkan kesempurnaan
dan keunikan seni ciptaan Allah.
Kesimpulan
Berbagai mekanisme menakjubkan dalam tubuh manusia ini
umum-nya berfungsi tanpa sepengetahuan atau kesadarannya manusia. Detak
jantung, fungsi hati, peremajaan kulit seluruhnya terjadi di luar pengeta-huan
langsung kita. Demikian pula halnya dengan ratusan organ manusia lainnya yang
tidak diuraikan di sini. Bahkan kita tidak menyadari bahwa ginjal kita
menyaring darah, lambung kita mencerna makanan yang kita makan, gerakan usus
kita, atau kerja paru-paru yang sempurna dalam membantu kita bernapas.
Manusia baru menyadari betapa berharganya tubuhnya
ketika dia jatuh sakit dan organ tubuhnya tidak berfungsi.
Jadi, bagaimana mekanisme sempurna ini ada pada tubuh
manusia? Pertanyaan ini tidak terlalu sulit dijawab bagi manusia beriman, yang
me-miliki pengetahuan untuk memahami dan merasakan bahwa tubuhnya telah
“diciptakan”.
Pernyataan para pakar evolusi bahwa tubuh ini
terbentuk secara ke-betulan adalah pernyataan yang menggelikan, karena mereka
menyata-kan bahwa sejumlah peristiwa kebetulan dapat membentuk suatu
or-ganisme. Akan tetapi, tubuh manusia hanya dapat berfungsi jika seluruh
organnya utuh. Manusia tanpa ginjal, jantung, atau usus tidak bisa hidup.
Meskipun organ-organ ini ada, manusia tidak mampu bertahan hidup jika
organ-organ tersebut tidak berfungsi dengan baik.
Oleh karena itu, tubuh manusia pastilah terbentuk
secara utuh supa-ya dapat bertahan hidup dan meneruskan kelangsungan hidup
generasi-nya. Tubuh manusia “terbentuk secara bersamaan dan sempurna” berarti
manusia “diciptakan”.
“Kami telah
menciptakan kamu, maka mengapa kamu tidak mem-benarkan? Maka, terangkanlah
kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan? Kamukah yang menciptakannya, atau
Kamikah yang menciptakannya? Kami telah menentukan kematian di antara kamu,
Kami sekali-kali tidak dapat dihalalkan untuk menggantikan kamu dengan
orang-orang yang seperti kamu dan menciptakan kamu kelak dalam keadaan yang
tidak kamu ketahui.” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 57-61) !
SISTEM PERTAHANAN
Sebagaimana kita ketahui, masalah pertahanan selalu
ditempatkan sebagai prioritas utama pada sebuah negara demi kelangsungan
eksistensinya. Semua bangsa selalu mewaspadai semua gangguan internal maupun
eksternal, serangan, perang, dan aksi teroris. Hal inilah yang menyebabkan
besarnya alokasi anggaran biaya negara pada bidang pertahanan. Angkatan
bersenjata harus dilengkapi dengan pesawat tempur, kapal laut, dan senjata
paling mutakhir. Selain itu, yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan
pertahanan harus selalu berada dalam keadaan siap-siaga yang tinggi.
Tubuh manusia dikelilingi banyak musuh dan ancaman.
Musuh itu adalah bakteri, virus, dan berbagai organisme mikroskopis lainnya.
Mereka ada di mana-mana: di udara yang kita hirup, air yang kita minum, makanan
yang kita makan, dan lingkungan yang kita huni.
Yang tidak disadari oleh kebanyakan orang adalah bahwa
tubuh manusia juga memiliki angkatan bersenjata tangguh yang bertempur melawan
musuh. Angkatan bersenjata itu disebut sistem kekebalan tubuh. Sistem ini
terdiri atas banyak “petugas” dan “tentara” dengan tugas yang berbeda-beda, terlatih
secara khusus, menggunakan teknologi canggih, dan bertempur dengan senjata
konvensional serta senjata kimia.
Setiap hari, bahkan setiap menit, terjadi pertempuran
abadi antara sistem kekebalan tubuh dan pasukan musuh, tetapi kita tidak
menya-darinya. Pertempuran ini bisa berupa pertempuran kecil-kecilan dan
lo-kal, juga bisa peperangan pada sekujur tubuh kita. Peperangan ini biasa kita
sebut penyakit.
Garis besar strategi peperangan ini hampir tidak
pernah berubah. Pihak musuh berupaya mengelabui lawannya dengan menyamar saat
menyerang ke dalam tubuh. Tubuh kita menugaskan pasukan penyelidik terlatih
untuk mengenali musuh. Setelah musuh dikenali, diproduksilah senjata yang tepat
untuk memusnahkan mereka. Kemudian, terjadilah pertempuran jarak dekat, kekalahan
pihak musuh, gencatan senjata, dan pembersihan medan pertempuran. Langkah
terakhir adalah penyim-panan semua data dan informasi tentang musuh sebagai
pencegahan terhadap kemungkinan serangan selanjutnya….
Mari kita lihat lebih dekat jalannya peperangan ini:
Tubuh Manusia: Benteng yang Terkepung
Tubuh manusia dapat diumpamakan sebagai benteng yang
terkepung oleh musuh. Musuh mencari segala macam cara untuk menyerbu benteng
ini. Kulit merupakan tembok benteng ini.
Zat keratin dalam sel kulit merupakan rintangan yang
tidak dapat ditembus bakteri dan jamur. Zat asing yang mencapai kulit tidak
dapat melewati tembok ini. Selain itu, walaupun lapisan luar kulit yang
mengandung keratin ini terus-menerus terkikis, kulit diperbarui lagi oleh kulit
baru yang tumbuh di bawahnya. Dengan demikian, tamu tak diundang yang terjebak
di antara lapisan kulit dibuang dari tubuh bersamaan dengan kulit mati, selama
berlangsungnya proses pembaruan kulit dari dalam ke luar. Musuh hanya dapat
masuk dari luka yang terjadi pada kulit.
Daerah Garis Depan
Salah satu jalan masuk virus ke dalam tubuh manusia
adalah udara. Musuh dapat masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup.
Akan tetapi, sekresi khusus dalam membran sel mukosa pada hidung dan
unsur-unsur pertahanan dalam paru-paru yang mampu menelan sel (fagosit) akan
menyambut musuh dan mengendalikan situasi sebelum bahaya meningkat. Enzim-enzim
pencernaan dalam asam lambung dan usus dua belas jari juga dapat membasmi
sejumlah besar mikroba yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan.
Perang Sesama Musuh
Ada beberapa jenis mikroba yang telah menetap pada
berbagai ba-gian tubuh manusia (misalnya kulit, lipatan kulit, mulut, hidung,
mata, saluran pernapasan atas, saluran pencernaan, alat kelamin), tetapi tidak
menimbulkan penyakit.
Ketika mikroba asing memasuki tubuh, mikroba domestik
ini meng-anggap habitatnya terancam dan tidak akan menyerahkannya begitu saja.
Mereka bertempur mati-matian. Mikroba domestik ini adalah praju-rit
profesional. Mereka mencoba melindungi wilayahnya demi kelang-sungan hidup.
Dengan demikian, pertahanan tubuh kita yang kompleks ini diperkuat oleh bantuan
mikroba domestik tersebut.
Tahap-Tahap Menuju Peperangan Besar
Bila penyusup mikroskopis yang masuk ke dalam tubuh
dapat melumpuhkan pengawal di garis depan maupun bakteri domestik yang ada,
genderang perang mulai ditabuh. Kemudian tubuh, dengan organi-sasi pertahanan
yang tertata rapi, melakukan peperangan dengan taktik bertahan-dan-menyerang
untuk melawan pasukan asing.
Proses peperangan yang dilakukan sistem pertahanan
tubuh terdiri atas:
Pengenalan musuh.
Penguatan sistem pertahanan dan persiapan senjata
untuk menyerang.
Penyerbuan dan pertempuran.
Pengentian peperangan dan kembali ke keadaan normal.
Sel yang pertama kali bertemu musuh adalah sel
makrofag, yang memproduksi fagositosis, yang berfungsi menelan musuh. Sel-sel
ini terlibat dalam pertempuran jarak dekat dan perkelahian satu lawan satu.
Mereka bagaikan pasukan infantri yang melakukan perang bayonet melawan
unit-unit musuh dan berjuang jauh di garis depan.
Sel-sel makrofag juga berfungsi sebagai unit intelijen
atau agen raha-sia. Mereka menyimpan sebagian potongan tubuh musuh yang telah
dikalahkan. Potongan tubuh ini dipergunakan untuk mengenali musuh dan meneliti
ciri-cirinya. Makrofag memberikan potongan ini kepada unit intelijen yang lain,
sel T-messenger.
Tanda Bahaya
Bila suatu negara terlibat dalam perang, negara
tersebut akan mengumumkan mobilisasi umum. Hampir seluruh sumber daya alam dan
anggaran belanja negara digunakan untuk keperluan perang. Perekonomian ditata
ulang, disesuaikan dengan kondisi negara yang tidak biasa ini dan seluruh
negara terlibat dalam pergerakan ini. Dalam perang, tentara pertahanan tubuh
akan melawan bersama-sama, tanda bahaya akan dikumandangkan. Tidakkah Anda
ingin tahu bagaimana hal tersebut terjadi?
Bila musuh yang dihadapi lebih kuat, barisan
pertahanan (makrofag) yang melancarkan serangan ini mengeluarkan senyawa
khusus. Senyawa tersebut bernama “pirogen”, semacam panggilan tanda bahaya. Setelah
menempuh perjalanan jauh, “pirogen” akan sampai di otak dan merangsang pusat
peningkatan demam di otak. Selanjutnya, otak akan menghidupkan tanda bahaya di
dalam tubuh dan orang tersebut akan terserang demam. Pasien yang demam tinggi
secara alami akan merasa membutuhkan istirahat. Dengan beristirahat, energi
yang dibutuhkan tentara pertahanan di dalam tubuh tidak dihabiskan oleh unsur
tubuh yang lain. Sebagaimana kita lihat, suatu rencana dan rancangan yang
sangat kompleks sedang berjalan.
Tentara yang Bertugas Mulai Beraksi
Perang antara pengacau mikroskopis dan sistem
kekebalan tubuh menjadi lebih kompleks setelah terjadinya mobilisasi, yaitu
kita jatuh sakit dan beristirahat di tempat tidur. Pada tahap ini, pasukan
infantri (fagosit) dan pasukan kavaleri (makrofag) terbukti tidak cukup.
Seluruh tubuh menyalakan tanda bahaya dan perang semakin memanas. Pada tahap
ini, limfosit(sel-sel T dan B)turun tangan.
Tentara kavaleri (makrofag) menyam-paikan informasi
yang dimilikinya menge-nai musuh kepada sel-sel T yang memban-tunya. Sel-sel
kavaleri memanggil sel-sel T-sitotoksik dan sel-sel B ke medan perang. Mereka
ini adalah petarung yang paling efektif dalam sistem kekebalan tubuh.
Produksi Persenjataan
Begitu sel-sel B mendapatkan informasi tentang musuh,
mereka lang-sung membuat persenjataan. Senjata-senjata ini, seperti peluru
balistik, dibuat khusus untuk menghancurkan musuh berdasarkan informasi yang
diperoleh. Pembuatan senjata ini sangat sempurna, sehingga struk-tur tiga
dimensi dari pengacau mikroskopis dan struktur tiga dimensi dari senjata yang
dihasilkan sepenuhnya cocok. Kesesuaiannya seperti antara kunci dan gembok.
Antibodi maju mendekati musuh dan mengapitnya
kuat-kuat. Sete-lah tahap ini, musuh dilumpuhkan, seperti tank menghancurkan
meriam dan senapan. Kemudian, anggota lain sistem kekebalan tubuh akan datang
dan membasmi musuh yang telah dilumpuhkan tersebut.
Di sini terdapat hal yang penting direnungkan:
terdapat jutaan jenis musuh yang dihadapi sistem kekebalan tubuh. Sel-sel B
dapat mempro-duksi senjata yang sesuai dengan semua jenis musuh, apa pun
jenisnya. Ini berarti sistem kekebalan tubuh secara alami memiliki pengetahuan
dan kemampuan untuk memproduksi kunci yang sesuai dengan jutaan jenis gembok.
Sel-sel yang tidak mempunyai kesadaran ini memiliki ke-mampuan untuk membuat
jutaan jenis antibodi, dan mereka meng-gunakannya dengan baik. Hal ini
membuktikan adanya penciptaan oleh sang Pemilik kekuasaan yang sangat tinggi.
Lebih jauh lagi, sistem ini sangat rumit. Pada saat
sel-sel B menghan-curkan musuh dengan senjata balistik yang dimilikinya,
sel-sel T-sitotok-sik juga sedang berjuang dalam perang sengit melawan musuh.
Bila virus-virus memasuki suatu sel, virus-virus tersebut dapat bersembunyi
dari senjata yang dihasilkan oleh sel-sel B. Sel T-sitotoksik dapat menemu-kan
sel-sel sakit tempat musuh menyamar dan bersembunyi, lalu meng-hancurkan
mereka.
Setelah Kemenangan
Setelah musuh dikalahkan, sel-sel T-supresor akan
mulai beraksi. Sel-sel ini memerintahkan barisan pertahanan untuk mengadakan
genjatan senjata, dan menyebabkan sel-sel T dan B menghentikan kegiatannya.
Dengan demikian, tubuh tidak terus-menerus berada dalam kondisi mobilisasi yang
sia-sia. Setelah perang berakhir, sebagian besar sel-sel T dan B yang
dihasilkan khusus untuk perang itu merampungkan daur hidupnya lalu mati.
Walaupun demikian, perang yang berat ini tidak dilupakan. Sebelum perang,
sedikit waktu diluangkan untuk mengenali musuh dan mempersiapkan segala yang
dibutuhkan. Bila musuh yang sama kembali, tubuh akan lebih siap. Sekelompok sel
memori, yang sudah mengetahui ciri-ciri musuh, akan terus bertugas dalam sistem
kekebalan tubuh hingga masa yang akan datang. Bila terjadi serangan kedua,
sistem kekebalan tubuh, dengan informasi yang terdapat pada sel-sel memori,
telah memiliki cara yang tepat untuk beraksi sebelum musuh menghimpun kekuatan.
Inilah sebabnya tidak terjangkiti campak dan cacar dua kali sesudah kita
terkena penyakit tersebut, yakni karena daya ingat sistem kekebalan tubuh yang
kita miliki.
Siapakah yang Menciptakan Sistem Ini?
Setelah melihat keterangan yang ada, kita harus
meluangkan waktu dan berpikir. Bagaimana sistem kekebalan tubuh yang sangat
sempurna ini, yang mempertahankan kelangsungan hidup kita, dapat muncul? Ada
rancangan sempurna yang bekerja. Segala sesuatu yang dibutuhkan untuk
menjalankan rancangan ini lengkap adanya: makrofag, senyawa “pirogen”, pusat
peningkat demam di dalam otak, mekanisme pem-buatan demam pada tubuh, sel B,
sel T, senjata…. Bagaimana sistem yang sempurna ini muncul?
Tidak mengherankan, teori evolusi, yang menyatakan
bahwa makh-luk hidup muncul secara kebetulan, tidak dapat menjelaskan bagaimana
sistem yang kompleks ini dapat muncul. Teori evolusi menyatakan bahwa makhluk
hidup dan sistem kehidupan muncul langkah-demi-langkah melalui akumulasi
kebetulan-kebetulan yang kecil. Namun, sistem kekebalan tubuh tidak mungkin
berasal terjadi langkah-demi-langkah, bagaimanapun caranya. Bila terjadi
kekurangan atau kesalahan fungsi satu saja faktor yang membangun sistem tersebut,
sistem ini tidak dapat bekerja dan manusia tidak dapat hidup. Sistem harus
muncul secara utuh dan sempurna, beserta seluruh komponen yang dibu-tuhkannya.
Kenyataan ini menjadikan gagasan “kebetulan” tidak ada artinya.
Jadi, siapakah yang membuat rancangan ini? Siapakah
yang menge-tahui bahwa suhu tubuh harus meningkat dan demam? Bahwa hanya dengan
cara inilah energi yang dibutuhkan barisan pertahanan tubuh tidak akan
digunakan oleh bagian tubuh yang lainnya? Apakah makrofag? Makrofag hanyalah
sel-sel yang kecil. Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka
mahluk hidup yang patuh pada tatanan yang lebih tinggi, dan memenuhi tugas yang
diberikan.
Apakah ia manusia? Tentu bukan. Manusia bahkan tidak
sadar akan adanya sistem yang sangat sempurna ini bekerja di dalam tubuh
mereka. Akan tetapi, walaupun tidak disadari, sistem ini melindungi kita dari
kematian akibat penyakit.
Sangatlah jelas bahwa yang menciptakan sistem
kekebalan tubuh, dan yang menciptakan seluruh tubuh manusia, harus-lah sang
Pencipta yang memiliki pengetahuan dan kekuasaan yang sangat tinggi. Pencipta
itu adalah Allah, Dia yang mencip-takan tubuh manusia dari “sete-tes cairan”.
Picture Text
“Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari
air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan).
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan
tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan sekali-kali
tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi
umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya
yang demikian itu bagi Allah adalah mudah.” (QS. Faathir, 35: 11) !
Sperma dan tampak-dalam buah pelir
Spermatozoa di sekeliling sel telur
Saat penyatuan:
Salah satu spermatozoa memasuki sel telur dan
membuahinya setelah suatu perjalanan yang panjang dan sulit.
Ketika sperma yang akan membuahi telur mendekati sel
telur, sel telur tiba-tiba me-ngeluarkan cairan khusus yang me-larutkan perisai
pelindung sperma. Akibatnya, terbuka-lah selubung enzim pelarut pada ujung atas
sperma. Begitu sperma mencapai telur sel, enzim-enzim ini melubangi membran
telur, sehingga sperma bisa masuk.
Pertumbuhan yang diawali dari satu sel berlangung
dengan pembelahan sel terus-menerus.
Zigot menempelkan diri di rahim ibu.
Tiga Daerah Gelap
Setelah pembuahan, pertumbuhan bayi berlangsung dalam
tiga daerah berbeda. Daerah-daerah ini adalah:
1. Tuba
falopii: daerah tempat telur
dan sperma bersatu dan tempat
indung telur berhubungan dengan
rahim.
2. Di
dalam dinding rahim tempat
zigot menempel
untuk perkem-
bangan.
3. Daerah
tempat mulai tumbuhnya
embrio di
dalam kantung yang
penuh berisi
cairan khusus.
Sebagaimana dikatakan di dalam Al Quran:
Dia menjadikan
kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan.
Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS.
Az-Zumar: 6).
Ketika mata terbentuk…
Pada tahap pertama, mata bayi terlihat seperti titik
hitam. Mata bayi tersebut berubah menjadi bentuknya yang paling akhir selama
berbulan-bulan.
Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah
mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)? Ataukah mereka telah menciptakan
langit dan bumi itu? Sebenarnya mereka tidak meyakini (apa yang mereka
katakan).” (QS. Ath-Thuur, 52: 35-36)
Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu
(berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah, Yang telah menciptakan
kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)-mu seimbang,
dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. (QS. Al Infithar,
82: 6-8)
Hari-hari pertama wajah manusia (kiri) dan bentuk
akhirnya.
Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat
menetap dan langit sebagai atap, dan membentuk kamu lalu membaguskan
rupamu. (QS. Al Mu'minun, 40: 64)
Refleks Mengisap
Bayi dilahirkan dari rahim ibunya dengan refleks
mengisap. Latihan meng-isap ini, yang dimulai dengan mengisap jempol di dalam
rahim, sangatlah penting da-lam pemberian makan bayi setelah lahir. Tak ada
jalan lain bagi bayi untuk mem-peroleh ASI, yang merupa-kan satu-satunya sumber
makanan baginya.
Dalam sistem pencernaan, mulut, air liur, lambung,
pankreas, hati, dan usus bekerja dengan selaras dan melaksanakan tugasnya
masing-masing. Jika satu atau lebih organ-organ yang saling melengkapi ini
tidak berfungsi dengan baik, seluruh sistem akan mandeg.
Sebuah pompa (villus) yang terletak dalam usus halus
menyerap materi yang diperlukan dari makanan yang dicerna. Dalam satu mili
meter terdapat 200 juta pompa semacam ini, dan setiap pompa ini berfungsi
setiap detik untuk melangsungkan hidup manusia. Dalam gambar diperlihatkan
saluran-saluran khusus (urat nadi, pipa kapiler, dan saluran limfa) yang
terdapat dalam pompa. Melalui saluran inilah zat gizi diserap.
Semua sistem dalam tubuh manusia (pencernaan,
peredaran darah, pembuangan) bekerja sama dan selaras. Dalam gambar terlihat
hubungan di antara sistem-sistem ini.
Kerangka tubuh adalah mukjizat dalam perekayasaan.
Kerangka tersusun atas 206 tulang. Tulang yang tersusun ini memberi tubuh
manusia kemampuan gerak yang luar biasa. Sejauh ini, belum ada robot yang dapat
meniru kemampuan gerak tubuh manusia.
Ini adalah mikrograf yang memperlihatkan organisasi
yang luar biasa di dalam tulang longitudinal tubuh. Tulang ini, yang
menghasilkan sel darah dan berfungsi sebagai bank mineral tubuh, merupakan
jaringan hidup
Pada setiap langkah, suatu gaya dikenakan tanah pada
tubuh sebagai reaksi terhadap berat tubuh. Jika peredam kejut di antara
ruas-ruas tulang belakang ini tidak ada, dan jika tulang belakang memiliki
struktur yang lurus, gaya ini akan diteruskan secara langsung ke tulang
tengkorak. Akibatnya, ujung atas dari tulang belakang akan menembus otak dengan
jalan menghancurkan tulang tengkorak.
Tak satu pun sistem-sistem dalam gambar ini dapat
terbentuk secara kebetulan. Lagi pula, tidak ada artinya jika sistem-sistem ini
terbentuk secara terpisah. Ketiganya harus terjadi secara bersamaan dengan
keserasian mutlak.
a. Otot bisep
b. Kantung-kanatung otot
c. Serabut otot di dalam kantung otot.
Sensor di antara serabut otot ini meneruskan informasi
mengenai kondisi dari otot ke sistem saraf pusat. Sistem saraf pusat memegang
ken-dali mutlak atas otot melalui informasi yang diterimanya dari miliaran
reseptor.
Gambar ini menjelaskan penyampaian informasi dari
indra dalam otot ke spinal cord, yang kemudian memberi perintah baru kepada
otot. Setiap detik sementara Anda membaca kalimat ini, miliaran potongan
informasi yang disampaikan oleh miliaran reseptor dievaluasi dan perintah
sejumlah itu pula diberikan. Manusia dilahirkan bersama sistem yang menakjubkan
ini. Namun, ia tidak ikut menciptakannya, atau bahkan mengoperasikannya.
Meskipun kulit disangka memiliki struktur yang
se-derhana, sebenarnya kulit merupakan organ yang sangat kompleks dan tersusun
atas berbagai lapisan. Dalam lapisan ini terdapat saraf reseptor, saluran
peredaran darah, sistem ventilasi, pengatur suhu dan kelembapan tubuh. Kulit
bahkan dapat menghasilkan perisai terhadap cahaya matahari jika perlu.
Sistem perederan darah menghubungkan setiap sel tubuh
yang berjumlah 100 triliun. Dalam gambar, pembuluh kapiler merah menunjukkan
darah yang kaya-oksigen, dan pembulur biru menunjukkan darah yang
miskin-oksigen.
Jantung memiliki rancangan yang sempurna, berdasarkan
pada keseim-bangan yang rapuh. Keempat ruang-nya memompa tubuh ke berbagai
ba-gian tubuh, tanpa mencampur kedua jenis darah. Bukaannya berfungsi se-bagai
katup pengaman.
Robot secanggih apa pun tak akan mungkin mampu
memiliki keistimewaan sebuah tangan sungguhan.
Pembentukan Tulang
Jaringan dalam gambar di atas adalah bahan pembentuk
tulang yang sedang berkembang. Jaringan ini tampak seperti lempengan kayu yang
tak beraturan, dan akan semakin menguat dan membentuk tulang yang sangat keras
dan kuat.
Trakea
Serabut hijau berfungsi sebagai saringan udara. Tugas
mereka adalah membersihkan udara yang kita hirup. Serabut ini dilapisi zat cair
yang disebut “lendir”. Maka, partikel asing dihalangi agar tak memasuki
paru-paru.
Garis pertahanan terdepan pada tubuh adalah kulit.
Saat kulit terluka, tubuh terancam bahaya karena virus dan bakteri dapat masuk
dengan mudah ke dalam tubuh. Ketika terjadi luka seperti itu, sel-sel anti
virus dan bakteri yang disebut fagosit akan segera bergerak ke daerah luka dan
berusaha untuk menelan mikroorganisme yang menyerang tubuh. Di lain pihak, luka
pada kulit pun telah mulai menerima pengobatan untuk mencegah lebih banyak
benda asing memasuki tubuh.
Invasi sel:
Bagaimana virus menyerang sel?
1. Virus
bersentuhan dengan sel yang ia dekati dan melekat pada permukaan sel. (Terlihat
pada skema sel bakteri di samping).
2. Virus
melepaskan enzim khusus pada titik kon-taknya terhadap sel. Enzim tersebut
meluluhkan membran sel. Akibatnya, terbentuk lubang pada dinding sel. Virus
memendekkan ekornya, lalu dengan menciutkan tubuhnya, berusaha mema-sukkan asam
nukleat (DNA atau RNA) ke dalam sel.
3. Asam
nukleat dari virus kemudian memasuki sel dan menguasainya. Fungsi-fungsi vital
sel ber-henti. Asam nukleat virus secara otomatis mem-perbanyak diri dengan
menggunakan bahan baku yang terdapat di dalam sel.
4. Bagian-bagian
tubuh virus yang baru terbentuk saling mendekat dan membentuk virus-virus baru.
5.
Ketika
jumlah virus baru telah mencukupi, sel akan pecah dan virus-virus dewasa ini
mulai ber-aksi untuk mencari sel inang yang baru. Dibutuh-kan waktu sekitar
20-25 menit mulai dari virus masuk ke dalam sel sampai tahap akhir proses
replikasi virus baru. Pada akhir proses replikasi tersebut, terdapat sekitar
200-300 virus baru yang telah terbentuk dalam tubuh inang.
Makrofag adalah unsur dalam sistem kekebalan tubuh
yang bertempur di garis depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis zat asing
di dalam darah. Tugas lainnya adalah meminta bantuan sel-T jika bertemu musuh.
Pada foto sebelah kiri, makrofag sedang mencoba menangkap bakteri dengan
serabutnya. Pada foto sebelah kanan, makrofag mencoba menelan molekul lipida
yang telah masuk ke dalam tubuh.
Sel B yang
tertutup oleh bakteri
Dalam kejadian ini, makrofag yang disebut fagosit
meregang untuk menelan sejumlah besar bakteri. Bakteri dikelilingi oleh salah
satu regangan makrofag. Lalu sel menelan-nya. Setelah itu, senyawa kimia yang
kuat dalam makrofag menguraikan musuh dan menghancurkannya. Dengan kata lain,
makrofag menelan musuh, mencernanya, dan menggunakan senyawa uraiannya.
“Hai manusia,
kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Mahakaya (tidak
memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji.” (QS. Faathir, 35: 15) !
SISTEM KEKEBALAN TUBUH
Leukosit, yang berjumlah sekitar satu triliun,
membentuk pasukan pertahanan yang sangat khusus. Agen terpenting pasukan ini
dan tugas yang mereka lakukan dalam perang melawan musuh dijelaskan berikut
ini.
VIRUS
Virus, sebuah paket data genetik, bergantung pada
lingkungannya agar dapat diaktifkan. Virus harus menggunakan mekanisme sel
inang agar dapat bereproduksi.
MAKROFAG
Makrofag adalah penjaga dan sel pertahanan di garis
depan. Ia menelan dan mencerna segala jenis partikel asing dalam darah. Jika
menemui penyusup mikroskopis, ia memanggil sel T-pembantu ke tempat kejadian.
SEL T-PEMBANTU
Sel ini adalah administrator sistem kekebalan tubuh.
Setelah mengenali musuh, ia pergi ke anak limpa dan kelenjar limpa, lalu
memperingatkan sel lain untuk melawan agen penyakit.
SEL T-SITOTOKSIK
Setelah diperingatkan sel T-pembantu, sel ini menghancurkan
sel-sel yang diduduki partikel asing dan sel kanker.
SEL B
Sel ini dianggap sebagai pabrik senjata biologis dan
terdapat di anak limpa dan kelenjar limpa. Ketika diperingatkan sel T-pembantu,
sel B memproduksi senjata kimia yang kuat, yang disebut antibodi.
ANTIBODI
Protein yang berbentuk huruf Y ini menempel pada agen
penyakit, melumpuhkannya, dan mengubahnya menjadi target bagi sel pembunuh.
SEL T-SUPRESOR
Jenis ketiga sel T ini memperlambat atau menghentikan
kegiatan sel T dan sel B. Ia menghentikans erangan setelah penyakit telah
ditanggulangi.
SEL MEMORI
Sel pertahanan ini dibentuk setelah penyakit pertama
sembuh. Dengan berdiam dalam tubuh selama bertahun-tahun, ia memastikan agar
mekanisme kekebalan tubuh dapat diaktifkan secara pesat dan efektif ketika
tubuh bertemu dengan agen penyakit yang sama.
1
PERANG DIMULAI
Ketika virus menyebar dalam tubuh, sebagian ditelan
oleh makrofag. Makrofag membelah antibodi dari virus dan menempelkannya pada
permukaan tubuh mereka sendiri. Hanya sedikit sekali dari jutaan sel
T-pembantu, yang beredar dalam sistem peredaran darah, yang mampu “membaca”
antibodi yang khusus ini. Sel T khusus yang menempel pada makrofag ini menjadi
aktif.
2
SEL PERTAHANAN MENINGKAT
Saat sel T-pembantu diaktifkan, jumlahnya cenderung
meningkat. Mereka lalu memperingatkan sel T-sitotoksik dan sel B, yang
jumlahnya sedikit dan pekat terhadap virus musuh. Sementara jumlah sel B
meningkat, sel T-pembantu memberi mereka isyarat untuk memproduksi antibodi.
3
KEKALAHAN PENYAKIT
Sementara itu, sebagian virus telah memasuki sel.
Virus hanya dapat mereplikasi dirinya di dalam sel. Dengan senyawa kimia yang
dikeluarkannya, sel T-sitotoksik membunuh sel-sel ini dengan mengebor
membrannya, sehingga mencegah virus di dalam sel berproduksi. Dengan langsung
menempel pada permukaan virus, antibodi menetralkannya, mencegahnya masuk ke
dalam sel, dan memulai reaksi kimia yang akan menghancurkan sel yang diserang.
4
SETELAH PERANG
Setelah perang dimenangkan, sel T-supresor menghentikan
seluruh sistem penyerangan. Sel B dan sel T-memori tetap berada dalam darah dan
sistem limpa, agar dapat langsung diaktifkan, kalau-kalau bertemu dengan virus
sejenis.
BAB 2 BUMI
PLANET YANG DICIPTAKAN
UNTUK UMAT MANUSIA
Filsafat materialis menawarkan satu saja penjelasan
untuk keter-aturan dan keseimbangan yang ada di alam semesta: peristiwa
kebetulan. Menurut klaim ini, seluruh alam semesta terbentuk melalui
serangkaian peristiwa kebetulan.
Namun, jika kita meneliti alam semesta ini secara
sekilas, kita melihat bahwa klaim ini sungguh tidak benar. Suatu kebetulan
hanya akan menimbulkan kekacauan, padahal di alam semesta ini kita melihat
keteraturan di mana-mana. Keteraturan ini membuktikan kekuasaan Allah yang
abadi, Yang menciptakan alam semesta dari ketiadaan lalu memberinya bentuk.
Ketika menjelajahi alam semesta, kita menemukan banyak
contoh keteraturan. Dunia yang kita tempati ini hanyalah salah satunya. Dengan
segala keistimewaan yang ada padanya, bumi diciptakan dengan kese-imbangan yang
luar biasa stabil, yang membuatnya cocok bagi berlang-sungnya kehidupan makhluk
hidup.
Jarak bumi dari matahari, kemiringan sumbu bumi
terhadap orbit, keseimbangan dalam atmosfer, kecepatan rotasi bumi pada
sumbunya, kecepatannya mengelilingi matahari, fungsi laut dan gunung di bumi,
sifat-sifat dan interaksi di antara makhluk hidup, semua ini hanyalah beberapa
unsur dari keseimbangan ekologis yang terdapat di bumi.
Kalau dibandingkan dengan planet lain, semakin jelas
bahwa bumi secara khusus dirancang bagi manusia. Air, misalnya, adalah senyawa
yang sangat sulit ditemukan di planet lain. Dalam tata surya kita, air
ber-wujud cair hanya ditemukan di bumi. Terlebih lagi, 70% permukaan bumi
tertutup air. Jutaan jenis makhluk hidup di air. Pembekuan air, kapasitas air
untuk menarik dan menyimpan panas, adanya badan air berukuran besar berbentuk
lautan, dan bahkan penyaluran panas yang melintasi bumi adalah karakteristik
yang hanya dimiliki oleh bumi. Tidak ada planet lain yang memiliki sirkulasi
badan cair yang konstan seperti yang terdapat di bumi.
Poros bumi membuat sudut miring (inklinasi) sebesar 23
dari orbit-nya. Musim terbentuk akibat kemiringan ini. Andaikan sudut
kemiringan ini sedikit lebih besar atau lebih kecil, perbedaan suhu antara
musim akan menjadi sangat ekstrem. Andaikan ini terjadi, di bumi akan terjadi
kondisi ekstrem yang tak tertahankan, musim panas yang sangat panas dan mu-sim
dingin yang sangat dingin.
Kecepatan rotasi bumi pada sumbunya merupakan
kecepatan yang paling sesuai bagi makhluk hidup. Planet-planet lain dalam tata
surya pun mengalami siang dan malam. Karena perbedaan waktu di planet lain jauh
lebih besar dibandingkan dengan di bumi, perbedaan antara suhu siang dan malam
pun sangat tinggi. Hebatnya aktivitas angin di atmosfer planet lain tidak kita
temukan di bumi ini, suatu keistimewaan berkat rotasi planet bumi yang
seimbang.
Jenis dan konsentrasi gas-gas yang menyusun atmosfer
sangat penting bagi keberadaan bukan hanya umat manusia, melainkan juga semua
makhluk hidup yang ada di bumi. Koeksistensi sejumlah besar keseimbangan yang
stabil di bumi memungkinkan terbentuknya gas-gas atmosfer dengan proporsi yang
tepat dan selalu konstan.
Kita dapat membuat daftar yang berisi ratusan
keistimewaan selain yang telah disebutkan di atas. Walaupun demikian, semua
contoh di atas pun sudah dapat menunjukkan suatu kenyataan: Bumi yang kita huni
ini diciptakan secara khusus guna berlangsungnya kehidupan berbagai makhluk.
Hal ini bukanlah hasil suatu kebetulan, melainkan keteraturan yang disengaja.
Kesempurnaan keteraturan yang terdapat di alam semesta
mem-bawa kita pada satu kesimpulan: adanya satu Pencipta yang memiliki kekuatan
dan pengetahuan tak terbatas, yaitu Allah, Yang Memiliki seluruh dunia, dan
menciptakan alam semesta.
Keseimbangan di Atmosfer
Atmosfer bumi terdiri atas empat gas utama, yaitu
nitrogen (78%), oksigen (21%), argon (kurang dari 1%), dan karbon dioksida
(0,03%). Gas yang ada di atmosfer dapat dibagi ke dalam dua kelompok: “gas yang
reaktif” dan “gas yang tidak reaktif”. Analisis terhadap gas-gas reaktif
mengungkap bahwa reaksi yang melibatkan gas reaktif sangat penting bagi
kehidupan, sedangkan gas-gas yang tidak reaktif akan menghasilkan senyawa yang
merusak jika bereaksi. Misalnya, argon dan nitrogen adalah gas tidak aktif,
yang hanya dapat bereaksi secara terbatas. Bila kedua gas tersebut mudah
bereaksi seperti oksigen, lautan akan berubah menjadi asam nitrat. Sebaliknya,
oksigen bereaksi dengan atom-atom lain, senyawa organik, dan bahkan batuan.
Reaksi tersebut menghasilkan molekul-molekul dasar kehidupan seperti air dan
karbon dioksida.
Selain tingkat reaktif gas, konsentrasi gas-gas
tersebut saat ini sangat penting bagi kehidupan. Misalnya, oksigen. Oksigen
adalah gas reaktif yang paling berlimpah di atmosfer. Konsentrasi oksigen yang
tinggi di atmosfer bumi adalah salah satu keistimewaan yang membedakan bumi
dengan planet lain di tata surya. Planet-planet tersebut tidak memiliki oksigen
sedikit pun.
Andaikan konsentrasi oksigen di atmosfer lebih tinggi,
oksidasi akan terjadi lebih cepat dan mengakibatkan batuan dan logam terkikis
lebih cepat. Oleh karena itu, bumi akan terkikis dan hancur, dan kehidupan di
bumi akan menghadapi ancaman besar. Andaikan konsentrasi oksigen lebih kecil,
pernapasan akan menjadi sulit, dan lebih sedikit ozon yang dihasilkan.
Perubahan jumlah ozon akan berakibat fatal bagi kehidupan. Berkurangnya ozon
akan menyebabkan sinar ultraviolet mencapai bumi dengan intensitas yang lebih
tinggi, sehingga kehidupan di muka bumi akan lenyap. Banyaknya ozon akan
mencegah panas matahari mencapai bumi dan berakibat fatal bagi kehidupan.
Karbon dioksida juga berada dalam keseimbangan yang
sama. Tumbuh-tumbuhan menyerap radiasi sinar matahari melalui gas ini. Bila
bercampur dengan air, gas ini membentuk bikarbonat yang dapat mela-rutkan
batuan dan meninggalkannya di lautan. Reaksi tersebut menguraikan karbon
dioksida dan melepaskan oksigen kembali ke atmosfer. Oksi-gen, yang sangat
penting bagi makhluk hidup, dilepaskan ke atmosfer secara terus-menerus. Karbon
dioksida juga ikut menjaga “efek rumah kaca”, untuk menjaga suhu bumi tetap
konstan.
Andaikan jumlah karbon dioksida berkurang, jumlah
tumbuhan hidup di darat dan laut akan berkurang, sehingga makanan bagi hewan
berkurang. Selain itu, jumlah bikarbonat di laut akan berkurang dan membuat
laut menjadi lebih asam. Andaikan jumlah karbon dioksida di atmosfer meningkat,
erosi kimia tanah akan semakin cepat dan membentuk residu alkali yang berbahaya
di laut. Selain itu, “efek rumah kaca” akan meningkat, menyebabkan naiknya suhu
permukaan bumi dan melenyapkan kehidupan yang ada di bumi.
Seperti telah
kita lihat, keberadaan atmosfer sangat penting bagi kelangsungan hidup di bumi.
Beberapa kondisi astrofisika harus saling melengkapi agar atmosfer tetap
terpelihara.
A) Permukaan bumi harus tetap berada pada suhu sedang,
dalam kisaran tertentu. Untuk itu:
1. Bumi harus berada pada jarak tertentu dari
matahari. Jarak ini menentukan banyaknya energi panas matahari yang mencapai
bumi. Perubahan sedikit saja orbit bumi mengitari matahari - baik lebih dekat
maupun lebih jauh - akan mengakibatkan perubahan besar dalam banyaknya energi
panas matahari yang mencapai bumi. Perhitungan menunjukkan bahwa berkurangnya
panas yang mencapai bumi sebesar 13% akan menyebabkan bumi diselimuti lapisan
es setebal 1.000 meter. Sebaliknya, sedikit saja panas bumi yang mencapai bumi
meningkat akan menyebabkan seluruh makhluk hidup hangus terpanggang.
2. Suhu permukaan bumi harus homogen. Untuk ini, bumi
harus melakukan rotasi pada sumbunya dengan kecepatan tertentu (1.670 km/jam di
khatulistiwa). Bila kecepatan rotasi bumi melebihi batas tertentu, atmosfer
akan menjadi sangat hangat. Meningkatnya suhu atmosfer ini mengakibatkan
bertambah cepatnya molekul gas lepas dari bumi, sehingga atmosfer bumi akan
lenyap ke angkasa.
Andaikan kecepatan rotasi bumi lebih lambat, kecepatan
molekul gas lepas dari bumi akan menurun. Molekul gas tersebut akan menghilang
karena terserap oleh bumi akibat efek gravitasi.
3. Sudut kemiringan bumi sebesar 23o27' dari sumbunya
mencegah adanya panas berlebih antara kutub dan khatulistiwa. Panas berlebih
ini dapat menghambat pembentukan atmosfer. Bila tidak ada sudut miring,
perbedaan suhu antara kutub dan khatulistiwa akan meningkat hebat, dan tidak
mungkin tercipta atmosfer yang dapat menyokong kehidupan.
B) Sebuah lapisan diperlukan untuk mencegah lepasnya
panas yang telah dihasilkan:
Untuk menjaga agar suhu permukaan bumi berada pada
tingkat yang konstan, hilangnya panas harus dicegah, terutama pada malam hari.
Untuk itu, dibutuhkan senyawa yang dapat mencegah hilangnya panas dari
atmosfer. Kebutuhan ini terpenuhi dengan adanya karbon dioksida di atmosfer.
Karbon dioksida menutupi bumi seperti selimut dan mencegah hilangnya panas ke
angkasa.
C) Di bumi terdapat struktur-struktur tertentu yang
menjaga keseimbangan panas antara kutub dan khatulistiwa:
Perbedaan suhu antara daerah kutub dan khatulistiwa
adalah sebe-sar 120C. Andaikan perbedaan panas ini terjadi pada permukaan yang
rata, akan terjadi pergerakan atmosfer yang hebat. Badai hebat dengan kecepatan
1.000 km/jam akan menjungkirbalikkan dunia, menghancur-kan keseimbangan
atmosfer dan atmosfer akan buyar.
Bumi memiliki permukaan yang tidak rata, dan permukaan
ini menghalangi timbulnya arus udara kuat yang bisa terjadi akibat perbeda-an
panas. Ketidakrataan ini dimulai dengan Pegunungan Himalaya antara Cina dan
anak benua India, dilanjutkan dengan Pegunungan Taurus di Anatolia, dan
mencapai Pegunungan Alpen di Eropa melalui rangkaian gunung menghubungkan Laut
Atlantik di barat dan Laut Pasifik di timur. Di lautan, kelebihan panas yang
terbentuk di khatulistiwa akan diteruskan ke utara dan selatan dengan
memanfaatkan badan air ini, sehingga perbedaan panas ini seimbang.
Seperti terlihat, keberadaan udara, salah satu unsur
dasar kehidupan, menjadi mungkin de-ngan adanya ribuan keseimbangan fisik dan
ekologis. Lebih dari itu, adanya kondisi ini tidak cukup bagi kelangsung-an
hidup di bumi. Andaikan bumi berada dalam kondisi seperti saat ini, dengan
struktur geofisik dan pergerakannya di angkasa, tetapi menem-pati posisi yang
berbeda di galaksi, keseimbangan tetap akan terganggu.
Misalnya, bintang yang lebih kecil daripada matahari
akan menyebabkan bumi menjadi sangat dingin, dan bintang yang lebih besar akan
menghanguskan bumi.
Pengamatan planet-planet mati di angkasa sudah cukup
untuk memahami bahwa bumi bukanlah hasil dari peristiwa kebetulan yang acak.
Kondisi esensial bagi kehidupan terlalu kompleks untuk terbentuk secara acak
dengan sendirinya, dan, tentunya dalam tata surya kita, bumi khusus diciptakan
untuk berlangsungnya kehidupan.
Keseimbangan Nitrogen dan Bakteri
Daur nitrogen
adalah bukti lain bahwa bumi secara khusus dirancang untuk kehidupan manusia.
Nitrogen adalah salah satu unsur dasar yang terdapat dalam jaringan tubuh semua
organisme hidup. Meskipun 78% dari atmosfer merupakan nitrogen, manusia dan
hewan tidak dapat menyerapnya secara langsung. Di sinilah bakteri berfungsi
dengan membantu kita memenuhi kebutuhan nitrogen.
Daur nitrogen
dimulai dengan gas nitrogen (N2) yang ada di udara. Bakteri yang hidup di
beberapa tanaman mengubah nitrogen menjadi amonia (NH3). Sebaliknya, jenis
bakteri lain mengubah amonia menjadi nitrat (NO3). (Halilintar juga memainkan
peranan penting pada proses perubahan nitrogen di udara menjadi amonia).
Pada tingkat selanjutnya, makhluk hidup yang dapat
membuat ma-kanannya sendiri, seperti tumbuhan hijau, dapat menyerap nitrogen.
He-wan dan manusia, yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, dapat memenuhi
kebutuhan nitrogen hanya dengan memakan tumbuh-tum-buhan tersebut.
Nitrogen pada hewan dan manusia kembali ke alam
melalui kotoran dan bangkai yang diuraikan oleh bakteri. Sementara menguraikan
zat, bakteri tidak hanya melakukan tugas sebagai pembersih, tetapi juga
melepaskan amonia, sumber utama nitrogen. Ada bakteri yang meng-ubah sejumlah
tertentu amonia menjadi nitrogen dan mencampurnya de-ngan udara. Ada juga
bakteri yang mengubah sisanya menjadi nitrat. Tumbuhan menggunakan nitrat dan
daur terus berlanjut.
Tidak adanya bakteri dalam daur ini akan mengakibatkan
berakhir-nya kehidupan. Tanpa bakteri, tumbuhan tidak dapat memenuhi kebu-tuhan
nitrogennya dan akan segera punah. Kehidupan tak mungkin terjadi di tempat yang
tak memiliki tumbuhan.
Atmosfer: Atap Bumi yang Terpelihara
Meskipun biasanya tidak pernah kita sadari, banyak
meteorit jatuh ke bumi seperti pada planet lain. Meteorit, yang membentuk kawah
besar jika jatuh di planet lain, tidak merusak bumi karena bumi memiliki
at-mosfer yang menghasilkan gesekan kuat pada meteor yang jatuh. Meteor tidak
dapat bertahan melawan gesekan ini terlalu lama dan kehilangan sejumlah besar
massanya akibat terbakar. Keberadaan atmosfer mence-gah kerusakan yang bisa
disebabkan oleh meteorit.
Di dalam Al Quran, sifat dalam penciptaan atmosfer ini
dijelaskan: “Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara,
sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat
padanya.” (QS. Al Anbiyaa’,21: 32)
Salah satu petunjuk terpenting bahwa langit adalah
“atap yang terpelihara” adalah medan magnet yang melingkupi bumi. Lapisan
teratas atmosfer merupakan daerah medan magnet yang disebut “Sabuk Van Allen”.
Daerah ini dibentuk oleh sifat-sifat inti bumi.
Inti bumi mengandung unsur-unsur magnetik yang kuat
seperti besi dan nikel. Yang lebih penting, inti bumi terdiri atas dua struktur
yang berbeda. Inti dalam berbentuk padat sementara inti luar berbentuk cair.
Lapisan luar mengapung di atas lapisan dalam, menciptakan efek mag-netik pada
logam-logam berat, yang membentuk medan magnet. Sabuk Van Allen adalah
perpanjangan medan magnet ini, yang mencapai lapis-an luar atmosfer. Medan
magnet ini melindungi bumi dari kemungkinan bahaya dari angkasa.
Salah satu bahaya terbesar adalah “angin matahari”.
Selain panas, cahaya, dan radiasi, matahari mengirimi bumi angin yang tersusun
dari proton dan elektron yang bergerak dengan kecepatan 1,5 miliar kilometer
per jam.
Angin matahari tidak dapat menembus Sabuk Van Allen,
yang men-ciptakan medan magnet pada jarak 64.000 km dari bumi. Ketika angin
matahari, dalam bentuk hujan partikel, bertemu dengan medan magnet bumi,
partikel-partikel tersebut akan terurai dan mengalir mengitari medan magnet
bumi.
Atmosfer menyerap sebagian besar sinar X dan sinar
ultraviolet yang dipancarkan matahari. Tanpa penyerapan ini, di muka bumi tidak
mungkin ada kehidupan.
Atmosfer yang menyelimuti bumi hanya dapat dilalui
oleh sinar-sinar yang tidak berbahaya, gelombang radio, dan cahaya tampak.
Andai saja atmosfer tidak memiliki sifat impermeabilitas ini, kita tentu tidak
dapat menggunakan gelombang radio untuk berkomunikasi, tidak juga cahaya yang
sangat penting bagi kehidupan.
Lapisan ozon yang menyelimuti bumi mencegah sinar
ultraviolet matahari, yang sangat berbahaya, mencapai bumi. Sinar ultraviolet
ma-tahari begitu tinggi kandungan energinya, sehingga dapat membunuh semua
kehidupan yang ada di bumi. Untuk alasan ini, untuk memung-kinkan terjadinya
kehidupan di bumi, lapisan ozon adalah bagian dari langit sebagai “atap yang
terpelihara” yang diciptakan secara khusus.
Ozon dihasilkan dari oksigen. Oksigen (O2) dibentuk
dari dua atom oksigen, sedangkan ozon (O3) dibentuk oleh tiga atom oksigen.
Sinar ultraviolet yang berasal dari matahari menambah satu atom kepada molekul
oksigen untuk membentuk molekul ozon. Lapisan ozon, yang terbentuk dengan
bantuan sinar ultraviolet, menahan sinar ultraviolet yang berbahaya dan
merupakan salah satu kondisi dasar yang paling penting.
Singkatnya, andai saja inti bumi tidak memiliki
kemampuan untuk membentuk medan magnet, dan atmosfer bumi tidak memiliki
struktur dan kepadatan untuk menyaring sinar-sinar yang berbahaya, di bumi
tidak mungkin ada kehidupan. Sangat jelas bahwa manusia maupun makhluk hidup
yang lain tidak mungkin dapat mengatur hal-hal terse-but. Ini adalah bukti
bahwa Allah telah menciptakan suatu pelindung yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, dan Dia telah menciptakan langit sebagai “atap yang
terpelihara”.
Tidak terdapatnya “atap yang terpelihara” pada planet
lain me-rupakan petunjuk lain bahwa bumi secara khusus diciptakan untuk
manusia. Misalnya, seluruh inti planet Mars adalah padat dan karenanya Mars
tidak memiliki medan magnet di sekelilingnya. Mars tidak memiliki tekanan yang
cukup untuk membentuk inti yang cair karena planetnya tidak sebesar bumi.
Selain itu, berukuran tepat tidaklah cukup untuk membentuk medan magnet di
sekeliling sebuah planet. Contohnya, Venus memiliki diameter yang hampir sama
dengan bumi. Massa planet Venus hanya 2% lebih kecil dari massa bumi, dan
beratnya hampir sama dengan berat bumi. Oleh karena itu, baik dalam hal tekanan
maupun alasan lainnya, sudah sewajarnya inti Venus pun memiliki bagian logam
cair. Namun, Venus tidak diselimuti oleh medan magnet, karena Venus memiliki
kecepatan rotasi yang lebih rendah dibandingkan dengan rotasi bumi. Bumi
melakukan satu rotasi penuh dalam satu hari, sedangkan Venus melakukannya dalam
243 hari.
Ukuran bulan, planet-planet lain yang berdekatan
dengan bumi, serta jarak mereka dari bumi merupakan hal yang penting bagi
keber-adaan medan magnet bumi yang merupakan “atap yang terpelihara”. Andaikan
salah satu dari planet ini berukuran lebih besar, planet tersebut memiliki kekuatan
gravitasi yang lebih besar pula. Planet yang berde-katan dengan bumi yang
memiliki kekuatan gravitasi besar akan meng-ubah kecepatan cairan dan bagian
padat inti bumi serta mencegah terben-tuknya medan magnet seperti yang ada
sekarang.
Singkatnya, langit yang memiliki fungsi sebagai “atap
yang terpeli-hara” membutuhkan beberapa variabel seperti struktur inti bumi,
kece-patan rotasi, jarak antarplanet, dan kumpulan massa planet tersebut
menghasilkan resultan yang tepat.
Daur Air dan Kehidupan
Setiap saat,
miliaran liter air berpindah dari lautan menuju atmosfer lalu menuju daratan.
Kehidupan bergantung pada daur air ini. Andai manusia mencoba mengatur daur
ini, ia tidak akan pernah ber-hasil, sekalipun menggunakan semua teknologi yang
ada di dunia. Walaupun demikian, kita memperoleh air, yang merupakan syarat
kehidupan yang utama dan terpenting, melalui penguapan tanpa menge-luarkan
biaya maupun energi. Setiap tahunnya 45 miliar liter kubik air menguap dari
lautan. Air yang menguap tersebut dibawa angin melintasi daratan dalam bentuk
awan. Setiap tahun 3-4 miliar liter air dibawa dari lautan menuju daratan,
menuju manusia.
Singkatnya, airyang daurnya tidak dapat kita atur, dan
yang tanpanya kita tidak dapat hidup lebih dari beberapa haridikirim kepada manusia
dengan cara yang sangat istimewa.
Al Quran mengingatkan kepada kita bahwa hal ini
merupakan salah satu bukti yang harus kita syukuri:
“Maka terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu
minum. Ka-mukah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menu-runkan?
Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak
bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56: 68-70) !
Air Turun ke Bumi Menurut Kadar Tertentu
Dalam ayat kesebelas surat Az-Zukhruf, hujan
didefinisikan sebagai air yang dikirimkan “menurut kadar”. “Dan Yang menurunkan
air dari langit menurut kadar (yang diperlukan).”
Sudah tentu, hujan turun ke bumi dalam takaran yang
tepat. Takaran pertama yang berhubungan dengan hujan adalah kecepatan
turun-nya. Benda yang berat dan ukurannya sama dengan air hujan, bila
dijatuhkan dari ketinggian 1.200 meter, akan mengalami percepatan terus-menerus
dan jatuh ke bumi dengan kecepatan 558 km/jam. Akan tetapi, tata-rata kecepatan
jatuhnya air hujan hanyalah 8-10 km/jam.
Air jatuh ke bumi dengan kecepatan yang rendah karena
titik hujan memiliki bentuk khusus yang meningkatkan efek gesekan atmosfer dan
membantu hujan turun ke bumi dengan kecepat-an yang lebih rendah. Andaikan
bentuk titik hujan berbeda, atau andaikan atmosfer tidak memiliki sifat gesekan,
bumi akan menghadapi kehancuran setiap turun hujan. Hal ini menjadi jelas hanya
dengan melihat angka-angka di bawah ini secara sekilas.
Ketinggian minimum awan hujan adalah 1.200 meter. Efek
yang ditimbulkan oleh satu tetes air hujan yang jatuh dari ketinggian tersebut
sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari keting-gian 15 cm. Awan hujan
pun dapat ditemui pada ketinggian 10.000 meter. Pada kasus ini, satu tetes air
yang jatuh akan memiliki efek yang sama dengan benda seberat 1 kg yang jatuh dari
ketinggian 110 cm.
Dalam satu detik, kira-kira 16 juta ton air menguap
dari bumi. Jumlah ini sama dengan jumlah air yang turun ke bumi dalam satu
detik. Dalam satu tahun, diperkirakan jumlah ini akan mencapai 505x1012 ton.
Air terus berputar dalam daur yang seimbang berdasarkan “takaran”.
Pembentukan Hujan
Tahapan pembentukan hujan baru dapat dipelajari
setelah radar cuaca ditemukan. Menurut radar, pembentukan hujan terjadi dalam
tiga tahap. Pertama, pembentukan angin; kedua, pembentukan awan; ketiga,
turunnya hujan.
Yang tercantum di dalam Al Quran tentang pembentukan
hujan sa-ngatlah sesuai dengan penemuan ini:
“Allah, Dialah
yang mengirim angin (tahap pertama), lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah
membentangkannya di langit menu-rut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal (tahap kedua); lalu kamu lihat hujan ke luar dari
celah-celahnya (ta-hap ketiga), maka apabila hujan itu turun mengenai
hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS.
Ar-Ruum, 30: 48) !
TAHAP PERTAMA: “Dialah (Allah) yang mengirim angin …”
Sejumlah besar gelembung udara terbentuk karena buih
di lautan secara terus-menerus pecah dan menyebabkan partikel air disemburkan
ke langit. Partikel yang kaya-garam ini kemudian dibawa angin dan naik ke
atmosfer. Partikel-partikel ini, yang disebut aerosol, berfungsi sebagai
perangkap air. Inilah yang akan membentuk titik-titik awan dengan mengumpulkan
uap air di sekitarnya, yang kemudian naik dari lautan sebagai tetesan kecil.
TAHAP KEDUA: “.......menggerakkan awan dan Allah
membentang-kannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan menjadikannya
bergumpal-gumpal…”
Awan terbentuk dari uap air yang meng-embun di sekitar
kristal garam atau partikel debu di udara. Karena tetesan air di awan sangat
kecil (dengan kisaran diameter 0,01 dan 0,02 mm), awan menggantung di udara dan
menyebar di langit, sehingga langit tertutup oleh awan.
TAHAP KETIGA: “... lalu kamu lihat hujan keluar dari
celah-celahnya.”
Partikel air yang mengelilingi kristal ga-ram dan
partikel debu akan bertambah tebal dan membentuk tetesan hujan, sehingga
tetes-an hujan akan menjadi lebih berat daripada udara, dan mulai jatuh ke bumi
sebagai hujan.
Air Hujan adalah Tawar
Al Quran menarik perhatian kita dengan pernyataan air
hujan adalah “tawar”:
“Maka
terangkanlah kepada-Ku tentang air yang kamu minum. Ka-mukah yang menurunkannya
dari awan ataukah Kami yang menu-runkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami
jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?” (QS. Al Waaqi'ah, 56:
68-70) !
“… dan Kami beri minum kamu dengan air yang tawar?”
(QS. Al-Mursalat, 77: 27) !
“Dialah Yang telah menurunkan air hujan dari langit
untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan)
tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.”
(QS. An-Nahl, 16: 10) !
Seperti telah kita ketahui, air hujan berasal dari
penguapan air dan 97% merupakan penguapan air laut yang asin. Namun, air hujan
adalah tawar. Air hujan bersifat tawar karena adanya hukum fisika yang telah
ditetapkan Allah. Berdasarkan hukum ini, dari mana pun asalnya peng-uapan air
ini, baik dari laut yang asin, dari danau yang mengandung mi-neral, atau dari
dalam lumpur, air yang menguap tidak pernah mengan-dung bahan lain. Air hujan
akan jatuh ke tanah dalam keadaan murni dan bersih, sesuai dengan ketentuan
Allah “… Kami turunkan dari langit air yang amat bersih. ” (QS. Al Furqan,
25: 48)
Hujan yang Memberi Kehidupan bagi Tanah yang Mati
Di dalam Al Quran banyak ayat yang menyeru kepada kita
agar memperhatikan bahwa hujan berguna untuk menghidupkan negeri (tanah) yang
mati. “… dan Kami turunkan dari langit air yang amat ber-sih agar Kami
menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi
minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak
dan manusia yang banyak.” (QS. Al Furqan, 25: 48-49)
Selain tanah diberi air, yang merupakan kebutuhan
mutlak bagi makhluk hidup, hujan juga berfungsi sebagai penyubur.
Tetesan hujan, yang mencapai awan setelah sebelumnya
menguap dari laut, mengandung zat-zat tertentu yang bisa memberi kesuburan pada
tanah yang mati. Tetesan yang “memberi kehidupan” ini disebut “tetesan tegangan
permukaan”. Tetesan tegangan permukaan terbentuk di bagian atas permukaan laut,
yang disebut lapisan mikro oleh ahli biologi. Pada lapisan yang lebih tipis
dari 1/10 mm ini, terdapat sisa senyawa organik dari polusi yang disebabkan
oleh ganggang mikro-skopis dan zooplankton. Dalam sisa senyawa organik ini
terkandung beberapa unsur yang sangat jarang ditemukan pada air laut seperti
fosfor, magnesium, kalium, dan beberapa logam berat seperti tembaga, seng,
kobal, dan timah. Tetesan berisi “pupuk” ini naik ke langit dengan bantuan
angin dan setelah beberapa waktu akan jatuh ke bumi sebagai tetesan hujan. Dari
air hujan inilah, benih dan tumbuhan di bumi memperoleh berbagai garam logam
dan unsur-unsur lain yang penting bagi pertumbuhan mereka. Seperti yang tertera
dalam ayat:
“Dan Kami
turunkan dari langit air yang ba-nyak manfaatnya lalu Kami tumbuhkan dengan air
itu pohon-pohon dan biji-biji ta-naman yang diketam.” (QS. Qaaf, 50: 9) !
Garam-garam mineral yang turun bersama hu-jan
merupakan contoh dari pupuk konvensional (kalsium, magnesium, kalium, dan
lain-lain) yang digunakan untuk meningkatkan kesuburan. Sementara itu, logam
berat, yang terdapat dalam tipe aerosol ini, adalah unsur-unsur lain yang
me-ningkatkan kesuburan pada masa perkembangan dan produksi tanaman.
Singkatnya, hujan adalah penyubur yang sa-ngat
penting. Setelah seratus tahun lebih, tanah tandus dapat menjadi su-bur dan
kaya akan unsur esensial untuk tanaman, hanya dari pupuk yang jatuh bersama
hujan. Hutan pun berkembang dan diberi “makan” dengan bantuan aerosol dari laut
tersebut.
Dengan cara seperti ini, 150 juta ton pupuk jatuh ke
permukaan bumi setiap tahunnya. Andaikan tidak ada pupuk alami seperti ini, di
bumi ini hanya akan terdapat sedikit tumbuhan, dan keseimbangan ekologi akan
terganggu.
Manfaat Membekunya Air dari Atas
Salah satu sifat air yang paling menarik dan paling
penting adalah bahwatidak seperti senyawa lainair berwujud padat itu lebih
ringan daripada air berwujud cair, sehingga es lebih ringan dari air. Oleh
sebab itu, laut mulai membeku dari atas karena lapisan beku lebih ringan
dari-pada air di bawahnya. Dengan demikian, risiko pembekuan seluruh laut-an,
yang dapat berakibat lenyapnya kehidupan, tidak akan terjadi. Lapis-an beku
yang naik ke permukaan itu menjadi penyekat antara cuaca dingin di luar dan air
di bawah.
Andaikan es lebih berat daripada air (seperti yang
umumnya terjadi pada zat lain), laut akan mulai membeku dari bawah. Pada
kondisi ini, penyekatan seperti yang disebut di atas tidak akan terjadi dan
seluruh lautan akan membeku, sehingga kehidupan di air akan musnah. Karena
volume es lebih luas daripada volume air untuk massa yang sama, lautan yang
membeku akan membutuhkan ruang yang lebih besar dari sebelumnya dan akan
menyebabkan air di permukaan naik dan meluap.
Selain itu, air itu paling berat pada suhu 4oC. Fakta
ini sangat penting bagi kehidupan. Di lautan, air yang mencapai suhu 4oC akan
tenggelam ke dasar karena merupakan badan air yang terberat. Karena alasan ini,
pada lautan yang tertutupi gunung es, dasarnya akan selalu berwujud ca-ir dan
memiliki suhu 4oC, dan di situ makhluk hidup masih bisa bertahan. Hal yang
hampir serupa terjadi pada musim dingin. Bagian dasar danau dan sungai yang
ditutupi lapisan es tetap dapat mendukung kehidupan.
Air Lambat Memanas dan Membeku
Sifat air yang lain adalah penguapan dan pembekuan
yang lambat. Telah diketahui bahwa pada musim panas, pasir cepat memanas pada
siang hari dan juga cepat mendingin pada malam hari. Sebaliknya, suhu air laut
hanya berubah sekitar 2-3C antara siang dan malam. Hal ini dise-babkan karena
air menjaga suhunya ketika suhu mendadak naik atau turun, dan memperlambat
penguapan dan pembekuan. Jika kita mem-pertimbangkan sifat air ini dalam
konteks bumi secara keseluruhan, kita akan melihat air, dalam wujud cair
ataupun uap, di laut dan di atmosfer, memiliki peran yang sangat penting bagi
suhu bumi. Air yang ada di permukaan bumi mencegah pemanasan yang berle-bihan,
dengan cara menyerap panas pada bagian bumi yang terdedah matahari. Pada bagian
bumi yang tidak terkena matahari langsung, dengan panas yang di-kandungnya,
lautan dan air berfungsi sebagai radiator dan mencegah suhu turun terlalu
rendah. Dengan me-kanisme ini, perbedaan suhu antara siang dan malam selalu
berada dalam batas toleransi manusia dan makh-luk hidup lain. Andaikan jumlah
air lebih sedikit dari-pada luas daratan, perbedaan suhu siang dan malam akan
meningkat dan mengubah bumi menjadi gurun dan membuat kehidupan menjadi tidak
mungkin, atau setidaknya sangat sulit.
Berat Awan
Awan dapat menjadi sangat berat. Misalnya, awan badai
yang disebut kumulonimbus merupakan aku-mulasi dari 300.000 ton air.
Terbentuknya keteraturan yang menjadikan massa air
sebesar 300.000 ton dapat melayang di udara sangatlah menakjubkan. Sebuah ayat
Al Quran menyeru kepada kita untuk memperhatikan berat awan:
“Dan Dialah
yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembi-ra sebelum kedatangan
rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami
halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka
Kami ke-luarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Se-perti
itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mu-dah-mudahan kamu
mengambil pelajaran.” (QS. Al A'raaf, 7: 57) !
Angin
“… dan pada
perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekua-saan Allah) bagi kaum yang
berakal.” QS. Al Jaatsiyah, 45: 5) !
Angin adalah arus udara yang terbentuk di antara dua
zona yang memiliki suhu yang berbeda. Perbedaan suhu di atmosfer menyebabkan
perbedaan tekanan udara, dan mengakibatkan udara terus-menerus mengalir dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah. Bila terjadi perbedaan di antara pusat
tekanan (yakni suhu atmosfer) terlalu tinggi, arus udara (yakni angin) menjadi
sangat kuat. Demikianlah terbentuknya angin yang sangat merusak, misalnya angin
ribut.
Yang menarik, meskipun terdapat daerah-daerah yang
memiliki per-bedaan suhu yang sangat jauh seperti antara khatulistiwa dan
kutub, bumi tidak selalu dihadapkan pada angin dan tekanan yang kuat, berkat
adanya rintangan dan “pengaturan”. Andai saja arus udara kuat, yang semestinya
terbentuk di antara khatulistiwa dan kutub, tidak diperlemah (seperti akan
digambarkan di bawah), tentu bumi akan berubah menjadi planet mati yang didera
badai terus-menerus.
Pada prinsipnya, perbedaan ketinggian permukaan bumi
memecah kekuatan angin. Perbedaan ketinggian yang mencolok akan menghasil-kan
sistem fron dingin dan panas. Seperti yang terlihat pada lereng pegu-nungan
yang lebih rendah, sistem ini dapat menyebabkan munculnya angin baru. Dengan
demikian, sistem dengan dua pusat (bi-centered) antara khatulistiwa dan kutub
berubah menjadi sistem dengan banyak pusat (multi-centered) berkat adanya
tebing-tebing terjal, dan angin diper-lemah karena disalurkan ke beberapa arah.
Rantai pegunungan pada ke-rak bumi berfungsi sebagai koridor udara raksasa.
Koridor-koridor ini akan membantu angin menyebarkan udara ke seluruh penjuru
bumi secara merata.
Kemiringan sumbu bumi juga berperan penting dalam
memper-lemah angin. Andai saja sumbu bumi benar-benar tegak lurus pada
orbitnya, bumi akan dilanda badai terus-menerus. Khatulistiwa bumi memiliki
kemiringan dengan sudut 23o27' pada bidang orbitnya. Dengan demikian, suhu di
daerah antara dua kutub tidaklah tetap, berubah ber-dasarkan musim. Ini berarti
bahwa tekanan udara menjadi seimbang, sehingga kekuatan angin jadi berkurang.
Bila perbedaan suhu antara khatulistiwa dan kedua kutub menurun, angin akan
bertiup lebih hangat.
Selain itu, dua lapisan gas yang menyelimuti planet
bumi telah dicip-takan untuk menyeimbangkan perbedaan suhu. Lapisan ozon dan
kar-bon dioksida menyeimbangkan suhu atmosfer. Lapisan ozon menyerap kelebihan
sinar matahari. Sebaliknya, karbon dioksida berfungsi mena-han panas yang
diperoleh dan mencegah pendinginan.
Semua hal di atas menunjukkan bahwa manusia berutang
budi pada sistem iniyang luar biasa terdiri atas subsistem-subsistem yang
kompleks. Seluruh alam semesta diciptakan untuk memungkinkan adanya kehi-dupan
manusia.
Picture Text
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)-mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada
yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan
tanpa Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman, 31: 20) !
“Dan banyak
sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang me-reka
melaluinya, sedang mereka berpaling daripada-nya.” (QS. Yusuf: 105) !
“Hai manusia,
sembahlah Tuhanmu Yang telah men-ciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu,
agar kamu bertakwa. Dialah Yang menjadikan bumi seba-gai hamparan bagimu dan
langit sebagai atap.” (QS. Al Baqarah, 2: 21-22) !
Andai atmosfer tidak memiliki perisai pelindung, bumi
tidak akan berdaya menghadapi hujan meteor.
“Apakah kamu
tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit, maka
diatur-Nya menjadi sumber-sumber di bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air
itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu
Kami melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikan-Nya hancur
berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.” (QS. Az-Zumar, 39: 21) !
“Dialah Yang
telah menurun-kan air hujan dari langit untuk kamu, sebagiannya menjadi minuman
dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya)
kamu menggem-balakan ternakmu. Dia me-numbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu
tanaman-tanam-an; zaitun, korma, anggur, dan segala macam buah-buahan.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah)
bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An-Nahl, 16: 10-11) !
Pada permukaan laut, setiap saat terbentuk gelembung
udara kecil akibat pecahnya buih. Setiap saat pula, tetesan air yang kaya-garam
lepas ke atmosfer. Tetesan-tetesan air ini dibawa oleh angin, dan atmosfer
mengumpulkan dua puluh juta ton garam setiap harinya. Garam ini akan menjadi
inti pusat dari air hujan yang terbentuk kemudian.
Tetesan hujan dibentuk oleh partikel air yang
mengelilingi kristal garam, yang terbawa dari lautan ke awan. Karena menjadi
lebih berat daripada udara, partikel ini terlepas dari awan dan mulai jatuh ke
bumi sebagai hujan.
“Dan sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya bahwa
kamu melihat bumi itu kering tandus, maka apabila Kami turunkan air di atasnya,
niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya tentu
dapat menghidupkan yang mati; sesungguhnya Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS.
Fushshilaat, 41: 39) !
“Yang telah
menjadikan bagi-mu bumi sebagai hamparan dan Yang telah menjadikan bagimu di
bumi itu jalan-jalan, dan menurunkan dari langit air hujan. Maka Kami tumbuhkan
dengan air hujan itu berjenis-jenis dari tum-buh-tumbuhan yang
berma-cam-macam.” (QS. Thaahaa, 20: 53) !
“Dan Dia menunduk-kan untukmu apa yang ada di langit
dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi
kaum yang berfikir.” (QS. Al Jaatsiyah, 45: 13) !
BAB 3
Temuan Ilmiah Terbaru
dan Al Quran
AYAT AL QURAN DAN ALAM SEMESTA
Dalam Surat al-Isra ayat ke-88, Allah menunjukkan
keagungan Al Quran: “Katakanlah: 'Sesungguhnya jika manusia dan jin
ber-kumpul untuk membuat yang serupa Al Quran ini; niscaya me-reka tidak akan
dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun seba-gian mereka menjadi
pembantu bagi sebagian yang lain.'” (QS. Al Israa’, 17: 88)
Allah menurunkan Al Quran kepada manusia empat belas
abad yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkapkan dengan teknologi
abad ke-21 ternyata telah dinyatakan Allah dalam Al Quran empat belas abad yang
lalu. Hal ini menunjukkan bahwa Al Quran adalah salah satu bukti terpenting
yang memungkinkan kita mengetahui keberadaan Allah.
Dalam Al Quran, terdapat banyak bukti bahwa Al Quran berasal
dari Allah, bahwa umat manusia tidak akan pernah mampu membuat sesuatu yang
menyerupainya. Salah satu bukti ini adalah ayat-ayat (tanda-tanda) Al Quran
yang terdapat di alam semesta.
Sesuai dengan ayat “Kami akan memperlihatkan kepada
mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap penjuru dan pada diri mereka
sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan
apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan
segala sesuatu?” (QS. Fushshilaat, 41: 53), banyak informasi yang ada dalam Al
Quran ini sesuai dengan yang ada di dunia eksternal. Allah-lah yang telah
menciptakan alam semesta dan karenanya memiliki pengetahuan mengenai semua itu.
Allah juga yang telah menurunkan Al Quran. Bagi orang-orang beriman yang
teliti, sungguh-sungguh, dan arif, banyak sekali informasi dan analisis dalam
Al Quran yang dapat mereka lihat dan pelajari.
Meskipun
demikian, perlu diingat bahwa Al Quran bukanlah buku ilmu pengetahuan. Tujuan
diturunkannya Al Quran adalah sebagaimana yang diungkapkan dalam ayat-ayat
berikut:
“Alif lam ra.
(Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu su-paya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang-benderang dengan izin Tuhan Yang
Mahakuasa lagi Maha Terpuji.” (QS. Ibrahim, 14: 1) !
“… untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi
orang-orang yang berpikir.” (QS. Al Mu'min, 40: 54) !
Singkatnya, Allah menurunkan Al Quran sebagai petunjuk
bagi orang-orang beriman. Al Quran menjelaskan kepada manusia cara men-jadi
hamba Allah dan mencari ridha-Nya.
Betapapun, Al
Quran juga memberi informasi dasar mengenai bebe-rapa hal seperti penciptaan
alam semesta, kelahiran manusia, struktur atmosfer, dan keseimbangan di langit
dan di bumi. Kenyataan bahwa informasi dalam Al Quran tersebut sesuai dengan
temuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal penting, karena kesesuaian
ini mene-gaskan bahwa Al Quran adalah “firman Allah”. Menurut ayat “Maka apakah
mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi
Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS.
An-Nisaa’, 4: 82), terdapat keserasian yang luar biasa antara pernyataan di
dalam Al Quran dan dunia eksternal.
Pada halaman-halaman berikut kita akan membahas
kesamaan yang luar biasa antara informasi tentang alam semesta yang ada dalam
Al Quran dan dalam ilmu pengetahuan.
Teori Dentuman Besar (Big Bang) dan Ajarannya
Persoalan mengenai bagaimana alam semesta yang tanpa
cacat ini mula-mula terbentuk, ke mana tujuannya, dan bagaimana cara kerja
hu-kum-hukum yang menjaga keteraturan dan keseimbangan, sejak dulu merupakan
topik yang menarik.
Pendapat kaum materialis yang berlaku selama beberapa
abad hing-ga awal abad ke-20 menyatakan, bahwa alam semesta memiliki dimensi
tak terbatas, tidak memiliki awal, dan akan tetap ada untuk selamanya. Menurut
pandangan ini, yang disebut “model alam semesta yang statis”, alam semesta
tidak memiliki awal maupun akhir.
Dengan memberikan dasar bagi filosofi materialis,
pandangan ini menyangkal adanya Sang Pencipta, dengan menyatakan bahwa alam
semesta ini adalah kumpulan materi yang konstan, stabil, dan tidak
berubah-ubah. Namun, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi abad ke-20
menghancurkan konsep-konsep primitif seperti model alam semesta yang statis.
Saat ini, pada awal abad ke-21, melalui sejumlah besar percobaan, pengamatan,
dan perhitungan, fisika modern telah mencapai kesimpulan bahwa alam semesta
memiliki awal, bahwa alam diciptakan dari ketiadaan dan dimulai oleh suatu
ledakan besar.
Selain itu, berlawanan dengan pendapat kaum
materialis, kesim-pulan ini menyatakan bahwa alam semesta tidaklah stabil atau
konstan, tetapi senantiasa bergerak, berubah, dan memuai. Saat ini, fakta-fakta
tersebut telah diakui oleh dunia ilmu pengetahuan. Sekarang, marilah kita lihat
bagaimana fakta-fakta yang sangat penting ini dijelaskan oleh ilmu pengetahuan.
Pemuaian Alam Semesta
Pada tahun 1929, di observatorium Mount Wilson di
California, seorang astronom Amerika bernama Edwin Hubble membuat salah satu
temuan terpenting dalam sejarah astronomi. Ketika tengah mengamati bintang
dengan teleskop raksasa, dia menemukan bahwa cahaya yang dipancarkan
bintang-bintang bergeser ke ujung merah spektrum. Ia pun menemukan bahwa
pergeseran ini terlihat lebih jelas jika bintangnya lebih jauh dari bumi.
Temuan ini menggemparkan dunia ilmu pengetahuan. Berdasarkan hukum-hukum fisika
yang diakui, spektrum sinar cahaya yang bergerak mendekati titik pengamatan
akan cenderung ungu, sementara sinar cahaya yang bergerak menjauhi titik
pengamatan akan cenderung merah. Pengamatan Hubble menunjukkan bahwa cahaya
dari bintang-bintang cenderung ke arah warna merah. Ini berarti bahwa
bintang-bintang tersebut senantiasa bergerak menjauhi kita.
Tidak lama sesudah itu, Hubble membuat temuan penting
lainnya: Bintang dan galaksi bukan hanya bergerak men-jauhi kita, namun juga
saling menjauhi. Satu-satunya kesimpulan yang dapat dibuat tentang alam semesta
yang semua isinya bergerak saling menjauhi adalah bahwa alam semesta itu
senantiasa memuai.
Agar lebih mudah dimengerti, bayangkan alam semesta
seperti permukaan balon yang tengah ditiup. Sama seperti titik-titik pada
per-mukaan balon akan saling menjauhi karena balon-nya mengembang, benda-benda
di angkasa saling menjauhi karena alam semesta terus memuai. Sebenarnya, fakta
ini sudah pernah ditemukan secara teoretis. Albert Einstein, salah seorang
il-muwan termasyhur abad ini, ketika mengerjakan Teori Relativitas Umum, pada
mulanya menyim-pulkan bahwa persamaan yang dibuatnya me-nunjukkan bahwa alam semesta
tidak mungkin statis. Namun, dia meng-ubah persamaan tersebut, dengan
menambahkan sebuah “konstanta” un-tuk menghasilkan model alam semesta yang
statis, karena hal ini merupa-kan ide yang dominan saat itu. Di kemudian hari
Einstein menyebut perbuatannya itu sebagai “kesalahan terbesar dalam
kariernya”.
Jadi, apakah pentingnya fakta pemuaian alam semesta
ini terhadap keberadaan alam semesta?
Pemuaian alam semesta secara tidak langsung menyatakan
bahwa alam semesta bermula dari satu titik tunggal. Hasil perhitungan
menun-jukkan bahwa “satu titik tunggal” yang mengandung semua materi alam
semesta ini pastilah memiliki “volume nol” dan “kepadatan tak terbatas”. Alam
semesta tercipta akibat meledaknya titik tunggal yang memiliki vo-lume nol
tersebut. Ledakan hebat yang menandakan awal terbentuknya alam semesta ini
dinamakan Dentuman Besar (Big Bang), dan teori ini di-namai mengikuti nama
ledakan tersebut.
Harus dikatakan di sini bahwa “volume nol” adalah
istilah teoretis yang bertujuan deskriptif. Ilmu pengetahuan hanya mampu
mendefi-nisikan konsep “ketiadaan”, yang melampaui batas pemahaman manu-sia,
dengan menyatakan titik tunggal tersebut sebagai “titik yang memi-liki volume
nol”. Sebenarnya, “titik yang tidak memiliki volume” ini ber-arti “ketiadaan”.
Alam semesta muncul dari ketia-daan. Dengan kata lain, alam semesta diciptakan.
Fakta ini, yang baru ditemukan oleh fisika modern pada
akhir abad ini, telah diberitakan Al Quran empat belas abad yang lalu:“Dia
Pencipta langit dan bumi.” (QS. Al An'aam, 6:101)
Jika kita membandingkan pernyataan pada ayat di atas
dengan teori Ledakan Besar, terlihat kesamaan yang sangat jelas. Namun, teori
ini baru diperkenalkan sebagai teori ilmiah pada abad ke-20.
Pemuaian alam semesta merupakan salah satu bukti
terpenting bahwa alam semesta diciptakan dari ketiadaan. Meskipun fakta di atas
baru ditemukan pada abad ke-20, Allah telah memberitahukan kenyataan ini kepada
kita dalam Al Quran 1.400 tahun yang lalu:
“Dan langit itu
Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesung-guhnya Kami benar-benar
meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat, 51: 47) !
Pada tahun 1948, George Gamov mengemukakan gagasan
lain me-ngenai teori Ledakan Besar. Dia menyatakan bahwa setelah terbentuknya
alam semesta dari ledakan hebat, di alam semesta seharusnya terdapat surplus
radiasi, yang tersisa dari ledakan tersebut. Lebih dari itu, radiasi ini
seharusnya tersebar merata di seluruh alam semesta.
Bukti “yang seharusnya ada” ini segera ditemukan. Pada
tahun 1965, dua orang peneliti bernama Arno Penzias dan Robert Wilson,
menemu-kan gelombang ini secara kebetulan. Radiasi yang disebut “radiasi latar
belakang” ini tampaknya tidak memancar dari sumber tertentu, tetapi meliputi
seluruh ruang angkasa. Dengan demikian, dapat dipahami bahwa gelombang panas yang
memancar secara seragam dari segala arah di angkasa ini merupakan sisa dari
tahapan awal Ledakan Besar. Penzias dan Wilson dianugerahi Hadiah Nobel untuk
temuan ini.
Pada tahun 1989, NASA mengirimkan satelit Cosmic
Background Explorer (COBE) ke angkasa untuk melakukan penelitian mengenai
radiasi latar belakang. Pemindai sensitif pada satelit hanya membutuhkan waktu
delapan menit untuk menegaskan perhitungan Penzias dan Wilson. COBE telah
menemukan sisa-sisa ledakan hebat yang mengawali terbentuknya alam semesta.
Bukti penting lain berkenaan dengan Ledakan Besar
adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Pada penghitungan terbaru,
diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta sesuai dengan
penghitungan teoretis konsentrasi hidrogen-helium yang tersisa dari Ledakan
Besar. Jika alam semesta tidak memiliki awal dan jika alam semesta ada sejak
adanya keabadian (waktu yang tak terhingga), seharusnya hidrogen terpakai
seluruhnya dan diubah menjadi helium.
Semua bukti kuat ini memaksa komunitas ilmiah untuk
menerima teori Ledakan Besar. Model ini merupakan titik terakhir yang dicapai
oleh para ahli kosmologi berkaitan dengan awal mula dan pembentukan alam
semesta.
Dennis Sciama, yang membela teori keadaan ajeg
(steady-state) bersa-ma Fred Hoyle selama bertahun-tahun, menggambarkan posisi
terakhir yang mereka capai setelah terkumpulnya semua bukti tentang teori
Ledakan Besar. Sciama mengatakan bahwa ia telah ambil bagian dalam perdebatan
sengit antara para pembela teori keadaan ajeg dan mereka yang menguji dan
berharap dapat menyangkal teori tersebut. Dia me-nambahkan bahwa dulu dia
membela teori keadaan ajeg bukan karena menganggap teori tersebut benar,
melainkan karena berharap bahwa teori itu benar. Fred Hoyle bertahan menghadapi
semua keberatan terha-dap teori ini, sementara bukti-bukti yang berlawanan
mulai terungkap. Selanjutnya, Sciama bercerita bahwa pertama-tama ia menentang
bersa-ma Hoyle. Akan tetapi, saat bukti-bukti mulai bertumpuk, ia mengaku bahwa
perdebatan tersebut telah selesai dan teori keadaan ajeg harus dihapuskan.
Prof. George Abel dari University of California juga
mengatakan bah-wa sekarang telah ada bukti yang menunjukkan bahwa alam semesta
ber-mula miliaran tahun yang lalu, yang diawali dengan Dentuman Besar. Dia
mengakui bahwa dia tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima teori Dentuman
Besar.
Dengan kemenangan teori Dentuman Besar, konsep “zat
yang kekal” yang merupakan dasar filosofi materialis dibuang ke tumpukan sampah
sejarah. Jadi, apakah yang ada sebelum Dentuman Besar, dan kekuatan apakah yang
menjadikan alam semesta ini “ada” melalui sebuah dentum-an besar, jika
sebelumnya alam semesta ini “tidak ada”? Pertanyaan ini jelas menyiratkan,
dalam kata-kata Arthur Eddington, adanya fakta “yang tidak menguntungkan secara
filosofis” (tidak menguntungkan bagi materialis), yaitu adanya Sang Pencipta.
Athony Flew, seorang filsuf ateis terkenal, berkomentar tentang hal ini sebagai
berikut:
Semua orang tahu bahwa pengakuan itu baik bagi jiwa.
Oleh karena itu, saya akan memulai dengan mengaku bahwa kaum ateis
Strato-nician telah dipermalukan oleh konsensus kosmologi kontemporer.
Tampaknya ahli kosmologi memiliki bukti-bukti ilmiah tentang hal yang menurut
St. Thomas tidak dapat dibuktikan secara filosofis; yaitu bahwa alam semesta
memiliki permulaan. Sepanjang alam semesta dapat dianggap tidak memiliki akhir
maupun permulaan, orang tetap mudah menyatakan bahwa keberadaan alam semesta,
dan segala sifatnya yang paling mendasar, harus diterima sebagai penjelasan
terakhir. Meskipun saya masih percaya bahwa hal ini tetap benar, tetapi
benar-benar sulit dan tidak nyaman mempertahankan posisi ini di depan cerita
Dentuman Besar.
Banyak ilmuwan, yang tidak secara buta terkondisikan
menjadi ateis, telah mengakui keberadaan Yang Maha Pencipta dalam penciptaan
alam semesta. Sang Pencipta pastilah Dia yang menciptakan zat dan ruang/ waktu,
tetapi Dia tidak bergantung pada ciptaannya. Seorang ahli astro-fisika terkenal
bernama Hugh Ross mengatakan:
Jika waktu memiliki awal yang bersamaan dengan alam
semesta, seperti yang dikatakan teorema-ruang, maka penyebab alam semesta
pastilah suatu wujud yang bekerja dalam dimensi waktu yang benar-benar
independen dari, dan telah ada sebelum, dimensi waktu kosmos. Kesimpulan ini
sangat penting bagi pemahaman kita tentang siapakah Tuhan, dan siapa atau
apakah yang bukan Tuhan. Hal ini mengajarkan bahwa Tuhan bukanlah alam semesta
itu sendiri, dan Tuhan tidak berada di dalamnya
Zat dan ruang/waktu diciptakan oleh Yang Maha
Pencipta, yaitu Dia yang terlepas dari gagasan tersebut. Sang Pencipta adalah
Allah, Dia adalah Raja di surga dan di bumi.
Allah memberi tahu bukti-bukti ilmiah ini dalam
Kitab-Nya, yang Dia turunkan kepada kita manusia empat belas abad lalu untuk
menun-jukkan keberadaan-Nya.
Kesempurnaan di Alam Semesta
“Yang telah
menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada
ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah
berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian
pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak
menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” ( QS.
Al Mulk, 67: 3 - 4) !
Di alam semesta, miliaran bintang dan galaksi yang tak
terhitung jumlahnya bergerak dalam orbit yang terpisah. Meskipun demikian,
se-muanya berada dalam keserasian. Bintang, planet, dan bulan beredar pa-da
sumbunya masing-masing dan dalam sistem yang ditempatinya ma-sing-masing.
Terkadang galaksi yang terdiri atas 200-300 miliar bintang bergerak melalui
satu sama lain. Selama masa peralihan dalam beberapa contoh yang sangat
terkenal yang diamati oleh para astronom, tidak terjadi tabrakan yang
menyebabkan kekacauan pada keteraturan alam semesta.
Di seluruh alam semesta, besarnya kecepatan
benda-benda langit ini sangat sulit dipahami bila dibandingkan dengan standar
bumi. Jarak di ruang angkasa sangatlah besar bila bandingkan dengan pengukuran
yang dilakukan di bumi. Dengan ukuran raksasa yang hanya mampu digambarkan
dalam angka saja oleh ahli matematika, bintang dan planet yang bermassa
miliaran atau triliunan ton, galaksi, dan gugus galaksi bergerak di ruang
angkasa dengan kecepatan yang sangat tinggi.
Misalnya, bumi berotasi pada sumbunya dengan kecepatan
rata-rata 1.670 km/jam. Dengan mengingat bahwa peluru tercepat memiliki
kece-patan rata-rata 1.800 km/jam, jelas bahwa bumi bergerak sangat cepat
meskipun ukurannya sangat besar.
Kecepatan orbital bumi mengitari matahari kurang-lebih
enam kali lebih cepat dari peluru, yakni 108.000 km/jam. (Andaikan kita mampu
membuat kendaraan yang dapat bergerak secepat ini, kendaraan ini dapat
mengitari bumi dalam waktu 22 menit.)
Namun, angka-angka ini baru mengenai bumi saja. Tata
surya bah-kan lebih menakjubkan lagi. Kecepatan tata surya mencapai tingkat di
luar batas logika manusia. Di alam semesta, meningkatnya ukuran suatu tata
surya diikuti oleh meningkatnya kecepatan. Tata surya beredar mengitari pusat
galaksi dengan kecepatan 720.000 km/jam. Kecepatan Bima Sakti sendiri, yang
terdiri atas 200 miliar bintang, adalah 950.000 km/jam di ruang angkasa.
Kecepatan yang luar biasa ini menunjukkan bahwa hidup
kita berada di ujung tanduk. Biasanya, pada suatu sistem yang sangat rumit,
kecela-kaan besar sangat sering terjadi. Namun, seperti diungkapkan Allah
da-lam ayat di atas, sistem ini tidak memiliki “cacat” atau “tidak seimbang”.
Alam semesta, seperti juga segala sesuatu yang ada di dalamnya, tidak dibiarkan
“sendiri” dan sistem ini bekerja sesuai dengan keseimbangan yang telah
ditentukan Allah.
Orbit dan Alam Semesta yang Berotasi
Salah satu sebab utama yang menghasilkan keseimbangan
di alam semesta, tidak diragukan lagi, adalah beredarnya benda-benda angkasa
sesuai dengan orbit atau lintasan tertentu. Walaupun baru diketahui akhir-akhir
ini, orbit ini telah ada di dalam Al Quran:
“Dan Dialah
yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari
keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 33) !
Bintang, planet, dan bulan berputar pada sumbunya dan
dalam sis-temnya, dan alam semesta yang lebih besar bekerja secara teratur
seperti pada roda gigi suatu mesin. Tata surya dan galaksi kita juga bergerak
mengitari pusatnya masing-masing. Setiap tahun bumi dan tata surya bergerak 500
juta kilometer menjauhi posisi sebelumnya. Setelah dihi-tung, diketahui bahwa
bila suatu benda langit menyimpang sedikit saja dari orbitnya, hal ini akan
menyebabkan hancurnya sistem tersebut. Misalnya, marilah kita lihat apa yang
akan terjadi bila orbit bumi menyim-pang 3 mm lebih besar atau lebih kecil dari
yang seharusnya.
Selagi berotasi mengitari matahari, bumi mengikuti
orbit yang berdeviasi sebesar 2,8 mm dari lintasannya yang benar setiap 29 km.
Orbit yang diikuti bumi tidak pernah berubah karena penyimpangan sebesar 3 mm
akan menyebabkan kehancuran yang hebat. Andaikan penyimpangan orbit adalah 2,5
mm, dan bukan 2,8 mm, orbit bumi akan menjadi sangat luas dan kita semua akan
membeku. Andaikan penyimpangan orbit adalah 3,1 mm, kita akan hangus dan mati.
(Bilim ve Teknik, Juli 1983)
Matahari
Berjarak 150 juta km dari bumi, matahari menyediakan
energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.
Pada benda angkasa yang berenergi sangat besar ini,
atom hidrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton
hidro-gen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selama sedetik itu, energi
yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari
matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99% energi yang dibutuhkan un-tuk
kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini kasatmata dan berbentuk
cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasatmata,
dan berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari adalah memuai secara berkala
seperti lonceng. Hal ini berulang setiap lima menit dan permukaan matahari
bergerak mendekat dan menjauh 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080 km/jam.
Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang
dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari
merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari
berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter 125.000
tahun cahaya. (1 tahun cahaya = 9.460.800.000.000 km.)
Perjalanan Matahari
“Dan matahari
berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah kete-tapan Yang Mahaperkasa lagi
Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin, 36: 38) !
Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat
aktivitas galaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km/jam
menuju Solar Apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang
Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000x24 = 17.280.000
km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya.)
Langit Tujuh Lapis
“Allah-lah yang
menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi.” (QS. Ath-Thaalaq, 65: 12)
!
Dalam Al Quran Allah menyebutkan tujuh surga atau
langit. Ketika ditelaah, atmosfer bumi ternyata terbentuk dari tujuh lapisan.
Di atmosfer terdapat suatu bidang yang memisahkan lapisan dengan lapisan.
Berdasarkan Encyclopedia Americana (9/188), lapisan-lapisan yang berikut ini
bertumpukan, bergantung pada suhu.
Lapisan pertama TROPOSFER: Lapisan ini mencapai
ketebalan 8 km di kutub dan 17 km di khatulistiwa, dan mengandung sejumlah
besar awan. Setiap kilometer suhu turun sebesar 6,5C, bergantung pada
ke-tinggian. Pada salah satu bagian yang disebut tropopause, yang dilintasi
arus udara yang bergerak cepat, suhu tetap konstan pada 57C.
Lapisan kedua STRATOSFER: Lapisan ini mencapai
ketinggian 50 km. Di sini sinar ultraviolet diserap, sehingga panas dilepaskan
dan suhu mencapai 0C. Selama penyerapan ini, dibentuklah lapisan ozon yang
penting bagi kehidupan.
Lapisan ketiga MESOSFER: Lapisan ini mencapai
ketinggian 85 km. Di sini suhu turun hingga 100C.
Lapisan keempat TERMOSFER: Peningkatan suhu
berlangsung lebih lambat
Lapisan kelima IONOSFER: Gas pada lapisan ini
berbentuk ion. Komunikasi di bumi menjadi mungkin karena gelombang radio
dipantulkan kembali oleh ionosfer.
Lapisan keenam EKSOSFER: Karena berada di antara 500
dan 1000 km, karakteristik lapisan ini berubah sesuai aktivitas matahari.
Lapisan ketujuh MAGNETOSFER: Di sinilah letak medan
magnet bumi. Penampilannya seperti suatu bidang besar yang kosong. Partikel
subatom yang bermuatan energi tertahan pada suatu daerah yang disebut sabuk
radiasi Van Allen.
Gunung Mencegah Gempa Bumi
“Dia
menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan
gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan
memperkembangbiakkan padanya segala macam jenis binatang.” (QS. Luqman, 30: 10)
“Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai
hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?” (QS. An-Naba’, 78: 7)
Informasi yang diperoleh melalui penelitian geologi
tentang gunung sangatlah sesuai dengan ayat Al Quran. Salah satu sifat gunung
yang paling signifikan adalah kemunculannya pada titik pertemuan lempeng-an-lempengan
bumi, yang saling menekan saat saling mendekat, dan gunung ini “mengikat”
lempengan-lempengan tersebut. Dengan sifat ter-sebut, pegunungan dapat
disamakan seperti paku yang menyatukan kayu.
Selain itu, tekanan pegunungan pada kerak bumi
ternyata mencegah pengaruh aktivitas magma di pusat bumi agar tidak mencapai
permu-kaan bumi, sehingga mencegah magma menghancurkan kerak bumi.
Air Laut Tidak Saling Bercampur
“Dia membiarkan
dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas
yang tidak dilampaui oleh masing-masing.” (QS. Ar-Rahmaan, 55: 19-20) !
Pada ayat di atas ditekankan bahwa dua badan air
bertemu, tetapi tid-ak saling bercampur akibat adanya batas. Bagaimana ini
dapat terjadi? Biasanya, bila air dari dua lautan bertemu, diduga airnya akan
saling bercampur dengan suhu dan konsentrasi garam cenderung seimbang. Namun,
kenyataan yang terjadi berbeda dengan yang diperkirakan. Mi-salnya, meskipun
Laut Tengah dan Samudra Atlantik, serta Laut Merah dan Samudra Hindia secara
fisik saling bertemu, airnya tidak saling bercampur. Ini karena di antara
keduanya terdapat batas. Batas ini adalah gaya yang disebut “tegangan
permukaan”.
Dua Kode dalam Besi
Besi adalah satu dari empat unsur yang paling
berlimpah di bumi. Selama berabad-abad besi merupakan salah satu logam
terpenting bagi umat manusia. Ayat yang berkenaan dengan besi adalah sebagai
berikut:
“…Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia.” (QS. Al Hadiid, 57: 25) !
Ayat ini melibatkan dua kode matematika yang sangat
menarik.
“Al Hadid” (besi) adalah surat ke-57 di dalam Al
Quran. Nilai numerik (dalam sistem “Abjad” Arab, setiap huruf memiliki nilai
numerik) huruf-huruf dari kata “Al Hadid” jumlahnya sama dengan 57, yakni nomor
massa besi.
Nilai numerik (Abjad) dari kata “Hadid” (besi)
sendiri, tanpa penambahan “al”, jumlahnya 26, yakni nomor atom besi.
Picture Text
“Dia yang telah menciptakan tujuh langit
berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha
Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu
lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya
penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan
penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah.” (QS. Al Mulk, 67: 3-4) !
“Semua
yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah
(menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.
Kepunyaan-Nyalah kerajaan langit dan bumi, Dia menghidupkan dan mematikan, dan
Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al Hadiid, 57: 1-2) !
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami)
dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya.” (QS. Adz-Dzariyaat, 51: 47) !
“Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai
anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan
Dia mengetahui segala sesuatu. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu
ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu,
maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu. Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan;
dan Dialah Yang Mahahalus lagi Maha Mengetahui. Sesungguhnya telah datang dari
Tuhanmu bukti-bukti yang terang; maka barangsiapa melihat (kebenaran itu), maka
(manfaatnya) bagi dirinya sendiri; dan barangsiapa buta (tidak melihat
kebenaran itu), maka kemudharatannya kembali kepadanya.” (QS. Al An'am, 6:
101-104) !
“…Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat
kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia.” (QS. Al Hadiid, 57: 25)
!
BAB 4
KERUNTUHAN TEORI EVOLUSI
Teori evolusi adalah filsafat dan konsepsi dunia yang
menghasilkan hipotesis-hipotesis palsu, asumsi dan skenario khayalan untuk
menjelaskan keberadaan dan asal usul kehidupan secara kebetulan semata. Akar
dari filsafat ini berakar jauh semenjak zaman Yunani kuno.
Semua filsafat ateis yang mengingkari penciptaan,
langsung maupun tidak mengambil dan mempertahankan ide evolusi ini. Kondisi
serupa saat ini terjadi pada semua ideologi dan sistem yang bertentangan dengan
agama.
Gagasan evolusioner telah diselubungi dengan
penyamaran ilmiah selama satu setengah abad silam untuk membenarkan dirinya
sendiri. Walaupun diajukan sebagai teori ilmiah sepanjang pertengahan abad
ke-19, teori ini di luar semua usaha keras para pembelanya, sebegitu jauh belum
dibuktikan oleh penemuan atau eksperimen ilmiah apa pun. Jelasnya,
“satu-satunya bentuk ilmiah” yang menjadi sandaran utama teori ini telah
berulang kali dan terus-menerus menunjukkan bahwa teori ini tidak memiliki
dasar dalam kenyataan.
Eksperimen di laboratorium dan perhitungan
probabilitas mem-buktikan bahwa asam amino, cikal kehidupan tidak dapat muncul
secara kebetulan. Begitu pula sel, yang menurut anggapan evolusionis muncul
secara kebetulan pada kondisi bumi primitif dan tidak terkendali, tidak dapat
disintesis oleh laboratorium-laboratorium abad ke-20 yang ter-canggih
sekalipun. Tidak pernah ditemukan di belahan dunia mana pun satu saja makhluk
“bentuk transisi” yang menunjukkan evolusi bertahap organisme maju dari
organisme yang lebih primitif sebagaimana yang dinyatakan para neo-Darwinis,
walau melalui pencarian catatan fosil secara teliti dan dalam waktu yang panjang.
Dengan berusaha keras mengumpulkan bukti-bukti
evolusi, para evolusionis justru secara tidak sengaja telah membuktikan sendiri
bahwa evolusi tidak dapat terjadi sama sekali!
Orang yang
pertama kali mengemukakan teori evolusi sebagaimana yang dipertahankan dewasa
ini, adalah seorang naturalis amatir dari Inggris, Charles Robert Darwin.
Darwin mempublikasikan pandangan-nya ini dalam sebuah buku yang berjudul The
Origin of Species, By Means of Natural Selection pada tahun 1859. Darwin
menyatakan dalam bukunya bahwa semua makhluk hidup memiliki nenek moyang yang
sama dan mereka berevolusi satu sama lain melalui seleksi alam.
Individu-individu yang beradaptasi pada habitat mereka dengan cara terbaik,
akan menu-runkan sifat-sifat mereka kepada generasi berikutnya, dan dengan
aku-mulasi selama jangka waktu yang panjang sifat-sifat yang menguntung-kan ini
lama-kelamaan terakumulasi dan mengubah suatu individu menjadi spesies yang
sama sekali berbeda dengan nenek moyangnya. Manusia merupakan hasil paling maju
dari mekanisme seleksi alam ini. Singkatnya, suatu spesies berasal dari spesies
lain.
Gagasan Darwin yang fantastis ini diambil dan
dipromosikan oleh kalangan ideologis dan politis tertentu dan teori ini menjadi
sangat populer. Ini terutama disebabkan oleh belum memadainya tingkat
pengetahuan zaman itu untuk mengungkapkan kekeliruan skenario imajiner Darwin.
Saat Darwin mengajukan asumsinya, disiplin ilmu genetika, mikrobio-logi dan
biokimia belum ada. Jika disiplin-disiplin ilmu ini telah ada, Darwin akan
dengan mudah mengetahui bahwa teorinya benar-benar tidak ilmiah dan karenanya
tidak akan mencoba untuk mengajukan klaim-klaim tanpa arti tersebut: informasi
yang menentukan spesies telah terdapat dalam gen dan tidak mungkin bagi seleksi
alam untuk menghasilkan spesies baru dengan mengubah gen-gen.
Di saat gema buku Darwin tengah ber-kumandang, seorang
ahli botani Austria bernama Gregor Mendel menemukan hukum penurunan sifat pada
tahun 1865. Meskipun tidak banyak dikenal orang hingga akhir abad ke-19, penemuan
Mendel mendapat perhatian besar di awal tahun 1900-an. Inilah awal kelahiran
ilmu genetika. Beberapa waktu kemudian, struktur gen dan kromosom ditemukan.
Pada tahun 1950-an, penemuan struktur molekul DNA yang berisi informasi genetis
menghempaskan teori evolusi ke dalam krisis, karean asal usul dari informasi
dalam DNA yang berjumlah luar biasa tidak mungkin dijelaskan dengan peristiwa
kebetulan.
Di samping semua perkembangan ilmiah ini, tidak ada
bentuk transisi untuk menunjukkan evolusi bertahap dari organisme hidup dasri
spesies primitif ke spesies maju pernah ditemukan meskipun setelah pencarian
bertahun-tahun.
Perkembangan ini seharusnya membuat teori Darwin
terbuang dalam keranjang sampah sejarah. Namun ini tidak terjadi, karena ada
kelompok-kelompok tertentu yang bersikeras merevisi, memperbarui dan mengangkat
kembali teori ini pada kedudukan ilmiah. Kita dapat memahami maksud upaya-upaya
tersebut hanya jika menyadari bahwa di belakang teori ini terdapat tujuan
ideologis, bukan sekadar kepen-tingan ilmiah.
Bagaimanapun, beberapa kalangan yang mempercayai
perlunya mempertahankan teori yang telah menemui jalan buntu ini segera
me-rancang sebuah model baru. Nama model baru ini adalah neo-Darwin-isme.
Menurut teori ini, spesies berevolusi sebagai hasil dari mutasi perubahan kecil
pada gen, dan individu terkuat bertahan hidup melalui mekanisme seleksi alam.
Bagaimanapun, ketika terbukti bahwa meka-nisme yang dikemukakan neo-Darwinisme
tidak absah dan perubahan-perubahan kecil tidak memadai untuk pembentukan
makhluk hidup, evolusionis terus mencari model-model baru. Mereka mengajukan
klaim baru yang disebut “punctuated equilibrium” yang tidak memiliki landasan
rasional maupun ilmiah apa pun. Model ini mengajukan bahwa makhluk hidup
tiba-tiba berevolusi menjadi spesies lain tanpa bentuk transisi apa-apa. Dengan
kata lain, spesies tanpa “nenek moyang” evolusioner tiba-tiba muncul. Ini
merupakan sebuah cara untuk menggambarkan pencip-taan, walaupun evolusionis
akan segan mengakui ini. Mereka mencoba utnuk menutupinya dengan skenario yang
tidak dapat dipahami. Misal-nya, mereka berkata bahwa burung pertama muncul
dari sebutir telur reptil. Teori yang sama juga mengajukan bahwa binatang
penghuni darat pemakan daging dapat berubah menjadi paus raksasa, karena mengalami
transformasi yang menyeluruh dan seketika.
Pernyataan-pernyataan ini, yang sama sekali
bertentangan dengan semua hukum-hukum genetika, biofisika dan biokimia ini,
sama ilmiah-nya dengan dongeng katak yang menjadi pangeran! Dalam
ketidak-berdayaan karena pandangan neo-Darwinis terpuruk dalam krisis, sejumlah
ahli paleontologi pro-evolusi mempercayai teori ini, teori baru yang bahkan
lebih ganjil daripada neo-Darwinisme itu sendiri.
Satu-satunya tujuan model ini adalah memberikan
penjelasan untuk mengisi celah dalam catatan fosil yang tidak dapat dijelaskan
model neo-Darwinis. Namun, usaha menjelaskan kekosongan fosil dalam evolusi
burung dengan pernyataan bahwa “seekor burung muncul tiba-tiba dari sebutir
telur reptil” sama sekali tidak rasional. Sebagaimana diakui oleh evolusionis
sendiri, evolusi dari satu spesies ke spesies lain membutuh-kan perubahan besar
informasi genetis yang menguntungkan. Akan teta-pi, tidak ada mutasi yang
memperbaiki informasi genetis atau menam-bahkan informasi baru padanya. Mutasi
hanya merusak informasi gene-tis. Dengan demikian, “mutasi besar-besaran” yang
digambarkan oleh model punctuated equilibrium hanya akan menyebabkan
pengurangan atau perusakan “besar-besaran” pada informasi genetis.
Teori punctuated equilibrium jelas-jelas merupakan
hasil imajinasi belaka. Namun walau adanya kebenaran yang nyata ini, pembela
evolusi tidak ragu-ragu untuk menjunjung teori ini. Fakta bahwa model evolusi
yanga diajukan Darwin tidak dapat dibuktikan dengan catatan fosil memaksa
mereka untuk melakukannya. Darwin menyatakan bahwa spesies mengalami perubahan
bertahap, yang membutuhkan keberadaan makhluk aneh
setengah-burung/setengah-reptil atau setengah-ikan/ setengah-reptil.
Bagaimanapun, tak satu pun dari “bentuk transisi” ini ditemukan walau dikaji
secara meluas oleh para evolusionis dan ratusan ribu fosit telah digali.
Evolusionis menggunakan model punctuated equilibrium
dengan harapan untuk menyembunyikan kegagalan besar dari fosil ini.
Sebagai-mana telah dinyatakan sebelumnya, sangat jelas bahwa teori ini adalah
khayalan, maka ia segera menelan dirinya sendiri. Model punctuated equilibrium
tidak pernah diajukan sebagai sebuah model yang konsisten tetapi lebih
digunakan sebagai pelarian dari masalah tidak sesuainya model evolusi bertahap.
Karena evolusionis dewasa ini menyadari bahwa organ-organ kompleks seperti
mata, sayap, paru-paru, otak dan lain-lain secara eksplisit membantah model
evolusi betahap, dalam masalah khusus ini mereka terpaksa berlindung di balik
interpretasi fantastis dari model punctuated equilibrium.
Adakah Catatan Fosil yang Membuktikan Teori Evolusi?
Menurut teori evolusi, evolusi dari satu spesies ke
spesies lain berlangsung secara bertahap, sedikit demi sedikit dlam jangka
waktu jutaan tahun. Kesimpulan logis dari klaim ini adalah bahwa seharusnya
pernah terdapat sangat banyak organisme hidup yang disebut “bentuk transisi”
selama periode perubahan yang panjang ini. Karena evolusionis berpendapat bahwa
semua makhluk hidup berevolusi dari makhluk hidup lain melalui perubahan
bertahap, maka seharusnya mereka muncul dalam jumlah dan variasi sampai jutaan.
Jika binatang-binatang seperti ini memang pernah ada,
maka kita seharusnya menemukan sisa-sisa mereka di mana-mana. Malah, jika tesis
ini benar, jumlah bentuk-bentuk transisi antara ini pun semestinya jauh lebih
besar daripada spesies binatang masa kini dan sisa-sisa mereka seharusnya
ditemukan di seluruh penjuru dunia.
Semenjak Darwin, evolusionis telah mencari fosil-fosil
dan hasil-hasilnya bagi mereka lebih merupakan kekecewaan yang mendalam. Tidak
pernah ditemukan di manapun di dunia baik di daratan maupun di kedalaman laut
bentuk transisi antara apa pun dari dua spesies.
Darwin sendiri sadar akan ketiadaan bentuk-bentuk
peralihan ter-sebut. Ia berharap bentuk-bentuk peralihan itu akan ditemukan di
masa mendatang. Namun di balik harapan besarnya ini, ia sadar bahwa rin-tangan
utama teorinya adalah ketiadaan bentuk-bentuk peralihan. Kare-na itulah dalam
buku The Origin of Species, pada bab “Difficulties of the Theory” ia menulis:
… Jika suatu spesies memang berasal dari spesies lain
melalui perubahan sedikit demi sedikit, mengapa kita tidak melihat sejumlah
besar bentuk transisi di mana pun? Mengapa alam tidak berada dalam keadaan
kacau-balau, tetapi justru seperti kita lihat, spesies-spesies hidup dengan
bentuk sebaik-baiknya?.... Menurut teori ini harus ada bentuk-bentuk peralihan
dalam jumlah besar, tetapi mengapa kita tidak menemukan mereka terkubur di
kerak bumi dalam jumlah tidak terhitung?.... Dan pada daerah peralihan, yang
memiliki kondisi hidup peralihan, mengapa sekarang tidak kita temu-kan
jenis-jenis peralihan dengan kekerabatan yang erat? Telah lama kesulit-an ini
sangat membingungkan saya. 1
Darwin memang layak untuk khawatir. Masalah ini pun menggang-gu
evolusionis lain. Seorang ahli paleontologi Inggris ternama, Derek V. Ager,
mengakui fakta ini meskipun dirinya seorang evolusionis:
Jika kita mengamati catatan fosil secara terperinci,
baik pada tingkat ordo maupun spesies, maka yang selalu kita temukan bukanlah
evolusi bertahap, namun ledakan tiba-tiba satu kelompok makhluk hidup yang
disertai kepunahan kelompok lain. 2
Kekosongan dalam catatan fosil tidak dapat dijelaskan
dengan la-munan bahwa belum cukup banyak fosil yang digali dan bahwa fosil yang
hilang ini akan ditemukan suatu hari. Seorang evolusionis ahli pale-ontologi,
T. Neville George mejelaskan alasannya:
Tidak ada gunanya lagi menjadikan keterbatasan catatan
fosil seba-gai alasan. Entah bagaimana, catatan fosil menjadi berlimpah dan hampir
tidak dapat dikelola, dan penemuan bermunculan lebih cepat dari
pengin-tegrasian... Bagaimanapun, akan selalu ada kekosongan pada catatan
fosil. 3
Kehidupan Muncul di Muka Bumi dengan
Tiba-Tiba dan dalam Bentuk Kompleks
Ketika lapisan bumi dan catatan fosil dipelajari,
terlihat bahwa semua makhluk hidup muncul bersamaan. Lapisan bumi tertua tempat
fosil-fosil makhluk hidup ditemukan adalah Kambrium, yang diperkirakan berusia
530-520 juta tahun.
Makhluk hidup yang ditemukan pada lapisan bumi periode
Kam-brium muncul pada catatan fosil dengan tiba-tiba, tanpa nenek moyang yang
hidup sebelumnya. Beragam makhluk hidup yang kompleks muncul begitu tiba-tiba,
sehingga literatur geologi menyebut kejadian ajaib ini sebagai “Ledakan
Kambrium” (Cambrian Explosion).
Sebagian besar bentuk kehidupan yang ditemukan dalam
lapisan ini memiliki sistem kompleks seperti mata, atau sistem-sistem dalam
organ-isme dengan organisasi yang sangat maju seperti insang, sistem pere-daran
darah, dan seterusnya. Tidak ada tanda-tanda dalam catatan fosil yang
menunjukkan bahwa organisme-orgnisme ini memiliki nenek moyang apa pun. Richard
Monastersky, editor Earth Sciences, salah satu terbitan populer dalam literatur
evolusionis, memberikan pernyataan mengenai kemunculan tiba-tiba dari spesies
hidup:
Setengah milyar tahun lalu, binatang-binatang dengan
bentuk-bentuk sa-ngat kompleks seperti yang kita lihat pada masa kini muncul
secara tiba-tiba. Momen ini, tepat di awal Periode Kambrium Bumi sekitar 550
juta tahun lalu, menandai ledakan evolusioner yang mengisi lautan dengan
makhluk-makhluk hidup kompleks pertama di dunia. Filum binatang besar masa kini
ternyata telah ada di awal masa Kambrium. Binatang-binatang pertama itu pun
berbeda satu sama lain sebagaimana binatang-binatang saat ini. 4
Karena tidak mampu menemukan jawaban atas pertanyaan
bagai-mana bumi menjadi dipenuhi oleh ribuan spesies binatang yang berbeda,
para evolusionis menambahkan periode 20 juta tahun imajiner sebelum Periode
Kambrium untuk menjelaskan bagaimana kehidupan bermula dan “sesuatu yang tidak
diketahui terjadi”. Periode ini disebut “jurang evolusioner”. Belum pernah
ditemukan bukti tentang hal ini dan konsep tersebut masih tetap samar-samar dan
tak terdefinisikan hingga kini.
Pada tahun 1984, sejumlah besar invertebrata yang
kompleks digali di Chengjiang, tepatnya di dataran tinggi Yunan tengah di
wilayah pegu-nungan Cina barat data. Di antaranya adalah trilobita, yang
sekarang sudah punah, tetapi tak kurang kompleksnya dari struktur invertebrata
modern mana pun.
Ahli paleontologi evolusionis dari Swedia, Stefan
Bengston, menerangkan situasi ini sebagai berikut:
Jika ada peristiwa apa pun dalam sejarah kehidupan
yang menyamai mitos penciptaan manusia, tentunya diversifikasi tiba-tiba dari
kehidupan laut ketika organisme bersel banyak mengambil alih pe-ran utama dalam
ekologi dan evolusi. Peristiwa yang membingungkan (dan memalukan) bagi Darwin
ini masih memesona kami. 5
Kemunculan tiba-tiba dari makhluk-makhluk hidup yang
kompleks yang tanpa pendahulu ini juga tidak kurang membingungkan (dan
memalukan) bagi para evolusionis masa kini dibandingkan bagi Darwin 135 tahun
yang lalu. Hampir satu setengah abad, mereka belum maju satu langkah pun dari
titik yang telah menghadang Darwin.
Sebagaimana dapat dilihat, catatan fosil menunjukkan
bahwa makh-luk hidup tidak berevolusi dari bentuk primitif ke bentuk yang lebih
maju, namun justru muncul secara tiba-tiba dan dalam bentuk yang sempurna.
Ketiadaan bentuk-bentuk transisi tidak hanya pada periode Kambrium. Tidak satu
pun bentuk transisi yang diduga evolusionis sebagai “kemajuan” evolusioner dari
vertebrata dari ikan ke amfibi, reptil, burung dan mamalia yang pernah
ditemukan. Setiap spesies hidup muncul secara seketika dan daslam bentuknya
yang sekarang, sempurna dan lengkap, pada catatan fosil.
Ringkasnya, makhluk hidup tidak muncul melalui
evolusi, tetapi diciptakan.
PEMALSUAN FOSIL
Penipuan pada Gambar
Catatan fosil merupakan sumber utama bagi pencari
bukti teori evolusi. Ketiak ditelaah secara teliti dan tanpa praduga, catatan
fosil lebih menyanggah teori evolusi daripada mendukungnya. Namun begitu,
interpetasi yang menyesatkan tentang fosil oleh para evolusionis dan presentasi
mereka yang penuh prasangka kepada publik telah memberi kesan pada banyak orang
bahwa catatan fosil mendukung teori evolusi.
Kerentanan beberapa temuan dalam catatan fosil
terhadap semua jenis interpretasi ternyata sangat baik melayani keinginan para
evolusionis. Fosil-fosil yang digali kebanyakannya tidak memuaskan bagi
identifikasi yang dapat diandalkan. Mereka kebanyakan merupakan fragmen-fragmen
tulang yang tidak lengkap dan terpencar-pencar. Kare-na ini, sangat mudah
mendistorsi data yang tersedia dan menggunakan-nya sebagaimana diinginkan.
Tidak mengejutkan, rekonstruksi (gambar dan model) yang dibuat oleh evolusionis
dengan berdassarkan pada sisa-sisa fosil semacam itu disiapkan secara
sepenuhnya spekulatif untuk men-dukung tesis evolusioner. Karena publik telah
dipengaruhi sebelumnya dengan informasi-informasi visual, model-model konstruksi
imajinier ini digunakan utnuk meyakinkan mereka bahwa makhluk-makhluk yang
direkonstruksi benar-benar ada di masa silam.
Periset-periset evolusionis menggambarkan
makhluk-makhluk ima-jiner yang menyerupai manusia, biasanya dari hanya sepotong
gigi, frag-men rahang, atau tulang lengan atas, dan menampilkan mereka kepada
publik secara sensasional seolah mereka terhubung dalam evolusi manusia.
Gambar-gambar ini telah memainkan peranan penting dalam pengukuhan gambaran
tentang “manusia primitif” dalam benak banyak orang.
Kajian-kajian yang didasarkan pada sisa-sisa tulang
ini hanya dapat menampilkan karakteristik sangat umum dari 0bjek tersebut.
Detail yang khusus terdapat pada jaringan lunak yang dengan cepat musnah
bersama waktu. Dengan jaringan lunak yang diinterpretasikan secara spekulatif,
segala sesuatu menjadi mungkin dalam batasan imajinasi pembuat rekon-struksi.
Earnst A. Hooten dari Universitas Harvard menjelaskan situasi-nya seperti ini:
Usaha untuk menyusun kembali bagian-bagian lunak
adalah pekerjaan yang lebih berisiko lagi. Bibir, mata, telinga dan ujung
hidung tidak meninggalkan tanda apa pun pada tulang di bawahnya yang bisa
menjadi petunjuk. Dengan kemudahan yang sama, dari sebuah tengkorak
Neandertaloid, Anda dapat merekonstruksi muka simpanse atau roman aristokrat
seorang filsuf. Nilai ilmiah restorasi hipotetis tipe-tipe manusia purba ini
sedikit sekali, itu pun kalau ada, dan ini cenderung hanya menyesatkan
masyarakat.... Jadi, janganlah Anda mempercayai rekonstruksi.6
Kajian-Kajian yang Dilakukan untuk
Menghasilkan Fosil-Fosil Palsu
Karena tidak mampu menemukan bukti yang sahih bagi
teori evolusi dalam catatan fosil, beberapa evolusionis telah berspekulasi
untuk mem-buatnya sendiri. Upaya-upaya ini , yang telah dimasukkan ke dalam ensi-klopedia
di bawah judul “penipuan evolusi”, merupakan indikasi yang paling berbicara
bahwa teori evolusi merupakan ideologi dan falsafah yang diperjuangkan
sekuat-kuatnya oleh evolusionis. Selanjutnya, inilah dua dari berbagai penipuan
tersebut, yang paling menghebohkan.
Manusia Piltdown
Charles Dawson, seorang dokter terkenal yang juga ahli
paleoantro-pologi amatir, menyatakan bahwa ia telah menemukan tulang rahang dan
fragmen tengkorak di dalam sebuah lubang di Piltdown, Inggris, pada tahun 1912.
Tulang rahang tersebut lebih mirip tulang rahang kera, tetapi gigi dan
tengkoraknya seperti milik manusia. Spesi-men ini dibabtis sebagai “Manusia
Piltdown”. Fosil ini diduga berusia 500 ribu tahun, dan dipajang di beberapa
museum sebagai bukti mutlak evolusi manusia. Selama lebih dari 40 tahun, telah
banyak artikel ilmiah mengenai “Manusia Piltdown” ditulis, sejumlah penafsiran
dan gambar dibuat, dan fosil tersebut dikemukakan sebagai bukti penting evolusi
manusia.
Pada tahun 1949, para ilmuwan melakukan pengujian atas
fosil ini sekali lagi dan menyimpulkan bahwa “fosil” tersebut merupakan
penipuan yang disengaja yang terdiri dari tengkorak manusia dan rahang orang
utan.
Dengan menggunakan metoda fluorin, para peneliti
menemukan bahwa tengkorak tersebut hanya berusia beberapa ribu tahun. Gigi pada
tulang rahang, yang berasal dari orang utan telah dibuat seolah usang, dan
peralatan-peralatan “primitif” yang ditemukan bersama fosil hanya imitasi
sederhana yang telah diasah dengan peralatan baja. Dalam analisis teperinci
yang diselesaikan oleh Oaklely, Weiner dan Clark, mereka mengungkapkan
pemalsuan ini kepada publik pada tahun 1953. Tengkorak tersebut milik manusia
yang berusia 500 tahun, dan tulang rahangnya milik kera yang baru saja mati!
Kemudian gigi-gigi disusun berderet dan ditambahkan pada rahangnya secara
khusus, dan sendinya dirancang menyerupai sendi manusia. Lalu semua bagian
diwarnai de-ngan potasium dikromat agar tampak tua. (Warna ini memudar ketika
dicelup dalam larutan asam). Le Gros Clark, anggota tim yang mem-bongkar
penipuan ini, tidak mampu menyembunyikan rasa terkejutnya:
Bukti-bukti abrasi tiruan dengan segera tampak di
depan mata. Hal ini begitu jelasnya hingga patut dipertanyakan bagaimana ini
sampai lolos dari pengamatan sebelumnya?7
Manusia Nebraska
Pada tahun 1922, Henry Fairfield Osborn, direktur
Museum Sejarah Alam Amerika, mengumumkan bahwa ia telah menemukan sebuah fosil
gigi geraham yang berasal dari periode Pliosin, di Nebraska Barat, dekat Snake
Brook. Gigi ini dinyatakan memiliki karakteristik gigi manusia dan gigi kera.
Argumentasi ilmiah yang mendalam pun dimulai. Sebagian orang menafsirkan gigi
ini berasal dari Pithecanthropus Erectus, sedang-kan yang lain menyatakan gigi
tersebut lebih menyerupai gigi manusia. Fosil yang menimbulkan perdebatan
sengit ini dinamakan “Manusia Nebraska”. Manusia baru ini juga dengan segera
diberi “nama ilmiah”: Hesperopithecus Haroldcooki.
Banyak ahli yang memberikan dukungan kepada Osborn.
Berdasar-kan satu gigi ini, rekonstruksi kepala dan tubuh Manusia Nebraska pun
digambar. Lebih jauh, Manusia Nebraska bahkan dilukiskan bersama keluarganya.
Pada tahun 1927, bagian lain kerangkanya juga
ditemukan. Menurut potongan-potongan tulang ini, gigi tersebut bukan milik
manusia atau kera, melainkan milik spesies babi liar Amerika yang telah punah,
bernama prosthennops.
Apakah Manusia dan Kera Berasal dari Nenek Moyang yang
Sama?
Darwinis menyatakan bahwa manusia modern saat ini
berevolusi dari makhluk serupa kera. Menurut mereka, selama proses evolusi yang
diperkirakan berawal 4-5 juta tahun lalu, terdapat beberapa “bentuk transisi”
antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut ske-nario yang sepenuhnya
rekaan ini, terdapat empat “kategori” dasar:
Evolusionis menyebut nenek moyang pertama manusia dan
kera sebagai “Australopithecus”, yang berarti “Kera Afrika Selatan”.
Austra-lopithecus hanyalah spesies kera kuno yang telah punah, dan memiliki
beragam tipe. Sebagian berperawakan tegap, dan sebagian lain bertubuh kecil dan
ramping.
Evolusionis menggolongkan tahapan evolusi manusia
berikutnya sebagai “homo”, yang berarti “manusia”. Menurut pernyataan
evolu-sionis, makhluk hidup dalam kelompok Homo lebih berkembang dari-pada
Australopithecus, dan tidak terlalu berbeda dengan manusia mo-dern. Manusia modern
di zaman kita, Homo sapiens, dikatakan terbentuk pada tahapan terakhir evolusi
spesies ini.
Masalahnya, apa yang disebut sebagai Australopithecus
dalam ske-nario khayalan yang dibuat oleh evolusionis sebenarnya adalah kera
yang telah punah, dan apa yang digolongkan kepada seri Homo tersebut merupakan
anggota dari beragam ras manusia yang hidup di masa lam-pau dan telah
menghilang. Evolusionis menyusun beragam kera dan fo-sil manusia dalam urutan
dari yang terkecil kepada yang terbesar untuk membentuk skema “evolusi
manusia”. Riset, bagaimanapun, telah menunjukkan bahwa fosil-fosil ini sama
sekali tidak mengarah kepada proses evolusioner dan beberapa dari yang dianggap
sebagai nenek moyang manusia ini benar-benar kera dan sebagian lagi benar-benar
manusia.
Sekarang, mari kita memperhatikan Australopithecus,
yang bagi pa-ra evolusionis merupakan tingkat pertama dari skema evolusi
manusia.
Australopithecus: Spesies Kera yang Telah Punah
para evolusionis menyatakan bahwa Australopithecus
merupakan nenek moyang paling primitif dari manusia modern. Mereka merupakan
spesies tua dengan struktur kepala dan tengkorak serupa dengan kera modern,
walau kapasitas tempurung kepalanya lebih kecil. Menurut pernyataan
evolusionis, makhluk-makhluk ini memiliki sifat sangat penting yang membuktikan
bahwa mereka adalah nenek moyang manusia: bipedalisme.
Gerakan kera dan manusia sangat berbeda. Manusia
adalah satu-sa-tunya makhluk hidup yang bergerak dengan bebas menggunakan kedua
kakinya. Beberapa hewan juga memiliki kemampuan terbatas untuk ber-gerak
seperti ini, tetapi mereka yang memiliki kerangka yang bungkuk.
Menurut evolusionis, makhluk-makhluk hidup yang
disebut Austra-lopithecus ini memiliki kemampuan untuk berjalan membungkuk,
tidak dengan postur tegak seperti manusia. Walau begitu, cara berjalan bipedal
yang terbatas ini sudah cukup untuk membuat evolusionis untuk mem-proyeksikan
bahwa makhluk ini merupakan nenek moyang manusia.
Bagaimanapun, bukti pertama yang menyanggah pernyataan
tanpa bukti para evolusionis bahwa Australopithecus merupakan bipedal datang
dari evolusionis sendiri. Kajian-kajian mendetail pada fosil-fosil
Australopithecus memaksa evolusionis untuk mengakui bahwa mereka tampak
“terlalu” mirip kera. Setelah melakukan riset anatomis terinci pada fosil-fosil
Australopithecus pada pertengahan tahun 1970-an, Charles E. Oxnard
mempersamakan struktur kerangka Australopithecus dengan milik orang utan
modern.
“Sebuah bagian penting dari kebijaksanaan konvensional
dewasa ini tentang evolusi manusia didasarkan pada kajian atas gigi, rahang dan
fragmen-fragmen tengkorak fosil-fosil Australopithecus. Ini semua menunjukkan
bahwa hubungan terdekat antara asutralopithecus dengan silsilah manusia mungkin
tidak benar. Semua fosil ini berbeda dari gorila, simpanse dan manusia. Jika
dikaji sebagai sebuah grup, Australopithecus lebih mirip dengan orang utan.” 8
Yang benar-benar memalukan evolusionis adalah temuan
bahwa Australopithecus tidak mungkin berjalan dengan dua kaki dan dengan postur
bungkuk. Hal ini secara fisik akan sangat tidak efisien bagi Aus-tralopithecus,
yang dinyatakan sebagai bipedal tapi dengan cara berjalan membungkuk, untuk
berjalan seperti itu karena akan membutuhkan energi yang sangat besar. Melalui
simulasi komputer pada tahun 1996, ahli Paleoantropologi Inggris Robin Crompton
juga menunjukkan bahwa cara berjalan “gabungan” seperti itu tidak mungkin.
Crompton mencapai kesimpulan berikut: makhluk hidup dapat berjalan dengan salah
satu dari dua cara: tegak atau dengan empat kaki. Bentuk cara berjalan di
antara keduanya tidak dapat dilakukan untuk periode yang yanjang karena
membutuhkan energi yang sangat besar. Ini berarti bahwa Australopithecus tidak
mungkin sekaligus bipedal dan memiliki posisi berjalan membungkuk.
Barangkali kajian terpenting yang menunjukkan bahwa
Australo-pithecus tidak mungkin bipedal adalah di tahun 1994 dari riset ahli
ana-tomi Fred Spoor dan timnya di Departemen Anatomi Manusia dan Biolo-gi
Seluler di Universitas Liverpool, Inggris. Grup ini melakukan kajian atas
bipedalisme pada makhluk-makhluk hidup yang memfosil. Riset mereka menyelidiki
mekanisme keseimbangan secara tak sengaja yang ditemukan dalam rumah siput pada
telinga, dan temuan menunjukkan secara meyakinkan bahwa Australopithecus tidak
mungkin bipedal. Ini membantah klaim bahwa Australopithecus menyerupai manusia.
Seri Homo : Benar-Benar Manusia
Langkah selanjutnya dalam evolusi manusia rekaan
adalah “Homo”, yaitu seri manusia. Makhluk-makhluk hidup ini adalah manusia
yang tidak bebeda dari manusia modern, tetapi memiliki beberapa perbedaan
rasial. Karena berusaha untuk membesar-besarkan perbedaan-perbedaan ini,
evolusionis menampilkan orang-orang ini tidak sebagai suatu “ras” manusia
modern, tetapi sebagai suatu “spesies” yang berbeda. Bagaima-napun, sebagaimana
kita akan segera lihat, orang-orang pada seri Homo tidak lebih dari tipe ras
manusia biasa.
Menurut skema rekaan evolusionis, evolusi internal
spesies Homo adalah sebagai berikut: pertama Homo erectus, kemudian Homo
sapiens purba dan Manusia Neandertal, lalu Manusia Cro-Magnon dan terakhir
manusia modern.
Walau klaim evolusionis bertolak belakang, semua
“spesies” yang telah kita sebutkan di atas tidak lain dari manusia murni. mari
kita pertama menguji Homo Erectus, yang dirujuk evolusionis sebagai spesies
manusia yang paling primitif.
Bukti paling mengejutkan yang menunjukkan bahwa Homo
erectus bukanlah spesies “primitif” adalah fosil “Anak Lelaki Turkana”, salah
satu sisa Homo erectus tertua. Fosil tersebut diperkirakan milik seorang anak
laki-laki berusia 12 tahun, yang mungkin akan mencapai tinggi dewasa 1,83
meter. Struktur kerangka yang tegak dari fosil tidak berbeda dengan manusia
modern. Struktur kerangkanya yang tinggi dan langsing sepenuhnya menyerupai
milik orang-orang yang tinggal di wilayah tro-pis pada zaman kita. Fosil ini
merupakan salah satu dari bukti paling penting bahwa Homo Erectus tidak lebih
dari spesimen lain dari ras ma-nusia modern. Ahli paleontologi evolusionis
Richard Leakey memban-dingkan antara Homo erectus dan manusia sebagai berikut:
Perbedaan bentuk tengkorak, tingkat tonjolan wajah,
kekokohan dahi dan sebagainya akan terlihat. Perbedaan-perbedaan ini mungkin
seperti yang kita saksikan saat ini pada ras-ras manusia modern yang terpisah
secara geografis. Variasi biologis semacam ini muncul ketika populasi-populasi
saling terpisah secara geografis untuk kurun waktu yang lama.9
Hal yang ingin disampaikan oleh Leakey adalah bahwa
perbedaan antara Homo erectus dan kita tidak lebih dari perbedaan antara Negro
dan Eskimo. Bentuk tempurung kepala Homo erectus berasal dari cara makan
mereka, dan emigrasi genetis dan dari tidak berasimilasinya me-reka dengan
ras-ras manusia lainnya selama periode yang panjang.
Bukti kuat lainnya bahwa Homo erectus bukan spesies
“primitif” adalah bahwa fosil dari spesies ini yang digali berumur 27.000 tahun
dan malahan 13.000 tahun. Menurut artikel yang dimuat dalam Time - yang
bukanlah terbitan periodis ilmiah, namun bagaimanapun memiliki efek
mempengaruhi duania ilmu pengetahuan - fosil Homo erectus berusia 27.000 tahun
ditemukan di pulau Jawa. Di rawa Kow di Australia, bebera-pa fosil berusia
13.000 tahun ditemukan dengan membawa karakteristik Homo Sapiens-Homo erectus.
Semua fosil ini menunjukkan bahwa Homo erectus terus hidup hingga ke masa yang
sangat dekat dengan zaman kita dan mereka tak lebih dari ras manusia yang sejak
itu telah terkubur dalam sejarah.
Homo Sapienns Purba dan Manusia Neandertal
Homo sapiens purba adalah pelopor dari manusia
kontemporer da-lam skema evolusioner rekaan. Nyatanya, evolusionis tidak
berbicara banyak tentang manusia-manusia ini, seakan hanya terdapat
perbedaan-perbedaan minor di antara mereka dan manusia modern. Beberapa
peri-set malah menyatakan bahwa perwakilan dari ras ini masih hidup hari ini,
dan menunjuk suku Aborigin di Australia sebagai contoh. Seperti Homo sapiens,
Aborigin juga memiliki alis mata yanag tebal dan menonjol, struktur mandibular
yang cenderung ke dalam, dan volume tempurung kepala yang sedikit lebih kecil.
Lebih jauh lagi, penemuan-penemuan yang berarti telah didapat, mengisyaratkan
bahwa manusia semacam itu pernah hidup di Hungaria dan beberapa desa di Italia
sampai beberapa waktu yang lalu.
Evolusionis menunjuk fosil manusia yang digali di
lembah Neander di Belanda yang telah dinamai Manusia Neandertal sebagai suatu
sub spesies dari manusia modern dan menamakannya “Homo sapiens
nean-dertalensis”. Jelas bahwa ras ini hidup bersama dengan manusia modern,
pada waktu dan area yang sama. Temuan-temuan membuktikan bahwa Neandertal
mengubur mayat kerabat mereka, membuat alat musik dan memiliki hubungan
kebudayaan dengan Homo sapiens sapiens yang hi-dup seperiode. Struktur
tengkorak dan kerangka yang sepenuhnya mo-dern dari fosil-fosil Neandertal
tidak terbuka atas spekulasi apa pun. Seorang pakar dalam subjek ini, Erik
Trinkaus dari Universitas New Mexico menulis:
Perbandingan anatomis terperinci antara sisa-sisa
kerangka Neandertal dengan kerangka manusia modern tidak menunjukkan dengan
pasti bahwa kemampuan lokomotif, manipulatif, intelektual atau bahasa Neandertal
lebih rendah dari manusia modern.10
Nyatanya, Neandertal malah memiliki beberapa kelebihan
“evolusi-oner” dibanding manusia modern. Kapasitas tempurung kepala Nender-tal
lebih besar dari manusia modern dan mereka lebih kekar dan berotot dibandingkan
kita. Trinkaus menambahkan: “Salah satu keistimewaan Neandertal yang paling
karakteristik adalah kemasifan yang luar biasa dari tulang-tulang batang tubuh
dan anggota badannya. Semua tulang yang terawetkan menunjukkan kekuatan yang
jarang dimiliki manusia modern. Lebih jauh lagi, tidak hanya kekekaran ini
tampak pada lelaki dewasa, seperti yang diperkirakan orang, tetapi juga muncul
pada wanita dewasa, remaja bahkan anak-anak.”
Persisnya, Neandertal merupakan suatu ras manusia
khusus yang terasimilasi dengan ras-ras lain dengan perjalanan waktu.
Dapatkah Kehidupan Muncul dari
Kebetulan Sebagaimana Dinyatakan Evolusi?
Teori evolusi menyatakan bahwa kehidupan berawal dari
sebuah sel yang terbentuk secara kebetulan di bawah kondisi-kondisi bumi
primitif. Karenanya, mari kita menguji komposisi sel dengan perbandingan
seder-hana untuk menunjukkan betapa irasionalnya untuk menganggap keber-adaan
sel struktur yang masih merupakan misteri dalam banyak hal, bah-kan pada waktu
kita hendak menginjak abad ke 21 berasal dari fenomena alam dan kebetulan.
Dengan semua sistem operasionalnya, sistem komunikasi,
trans-portasi dan manajemen, sebuah sel tidak kurang rumitnya dari sebuah kota.
Sel memiliki stasiun pembangkit yang menghasilkan energi untuk dikonsumsi sel,
pabrik-pabrik pembuat enzim dan hormon-hormon yang penting bagi kehidupan, bank
data yang mencatat semua informasi penting tentang seluruh produk yang harus
dihasilkan, sistem trans-portasi yang kompleks dan pipa-pipa penyalur bahan
mentah dan bahan jadi dari satu tempat ke tempat lain, laboratorium dan tempat
penyu-lingan canggih untuk menghancurkan bahan mentah dari luar menjadi
bahan-bahan berguna, dan protein membran sel khusus untuk mengon-trol
keluar-masuknya materi. Dan semua ini hanya sebagian kecil dari sistem yang
sangat kompleks tersebut.
Jauh dari kemungkinan terbetuk di bawah
kondisi-kondisi bumi primitif, sel, yang komposisi dan mekanismenya begitu
kompleks, tidak dapat dibuat walaupun di dalam laboratorium tercanggih di masa
kini. Bahkan dengan menggunakan asam-asam amino, bahan pembangun sel, tidak
mungkin untuk menghasilkan walau hanya sebuah organel tunggal sebuah sel,
seperti mitokondria atau ribosom, apalagi keseluruhan sel. Sel pertama yang
diklaim telah diproduksi oleh kebetulan evolusioner tak lebih dari isapan
jempol dan hasil dari dongengan sebagaimana kuda unicorn.
Protein Menggugat Teori Kebetulan
Bukan hanya sel yang tak dapat diproduksi: satu saja
protein dari ribuan molekul protein kompleks pembangun sel, tidak mungkin
terbentuk dalam kondisi alamiah.
Protein adalah molekul raksasa yang terdiri dari
satuan-satuan kecil yang disebut “asam amino” yang tersusun dalam urutan
tertentu, dengan jumlah dan struktur tertentu. Molekul-molekul ini merupakan
bahan pembangun sel hidup. Protein yang paling sederhana terdiri dari 50 asam
amino, tetapi ada beberapa protein yang terdiri dari ribuan asam amino.
Ketidakhadiran, penambahan atau penggantian satu saja asam amino pada sebuah
struktur protein dapat menyebabkan protein tersebut menja-di gumpalan molekul
tak berguna. Karena tidak mampu menjelaskan “pembentukan secara kebetulan” dari
asam amino, teori evolusi terpero-sok pada titik pembentukan protein.
Fakta bahwa struktur fungsi-onal sebuah protein tidak
dapat muncul secara kebetulan akan mu-dah diamati dengan perhitungan
probabilitas sederhana yang dapat dipahami semua orang.
Terdapat 20 asam amino yang berbeda. Jika kita anggap
bahwa sebuah molekul protein berukuran rata-rata dibangun oleh 288 asam amino,
akan terdapat 10300 kombinasi asam. Dari seluruh kemungkinan, hanya satu urutan
yang membentuk molekul protein yang diinginkan. Sisanya adalah rantai asam
amino yang sama sekali tidak berguna atau berpotensi membahayakan makhluk
hidup. Dengan kata lain, probabilitas pembentukan satu molekul protein adalah
“1 banding 10300”. Probabilitas dari “1” berbanding dengan angka “astronomis”
yang terdiri dari angka 1 diikuti 300 nol untuk semua tujuan praktis adalah
nol. Ini adalah hal yang mustahil. Selain itu, molekul protein dengan 288 asam
amino lebih sederhana dibandingkan molekul-molekul protein raksasa yang terdiri
dari ribuan asam amino. Bila kita melakukan perhitungan probabilitas serupa
pada molekul-molekul protein raksasa tersebut, kita akan membutuhkan ungkapan
yang lebih dari sekadar "mustahil".
Jika pembentukan secara kebetulan dari salah satu
protein ini saja tidak mungkin, milyaran kali lebih tidak mungkin untuk sekitar
satu juta protein-protein itu muncul secara kebetualn dalam bentuk yang
teror-ganisir dan membuat sebuah sel manusia yang komplit. Lebih jauh lagi,
sebuah sel bukan hanya sekumpulan protein. Di samping ptotein, sel juga
mengandung asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin, dan banyak lagi bahan
kimia seperti elektrolit, yang semuanya tersusun secara harmonis dan dalam rancangan
dengan proporsi yang tertentu, baik dalam struktur, maupun fungsi.
Masing-masing berfungsi sebagai bahan atau komponen pembangun dalam beragam
organel.
Sebagaimana telah kita lihat, evolusi tidak mampu
menjelaskan pem-bentukan bahkan satu saja dari milyaran protein dalam sel,
jangankan menjelaskan sel itu sendiri.
Prof. Dr. Ali Demirsoy, salah satu pakar terkemuka
tentang pemi-kiran evolusionis di Turki, dalam bukunya Kalitim ve Evrim
(Pewarisan Sifat dan Evolusi), membicarakan kemungkinan pembentukan secara
kebetulan Sitokrom-C. salah satu enzim penting bagi kehidupan:
Probabilitas pembentukan rangkaian sitokrom-C
mendekati nol. Jadi, jika kehidupan memerlukan sebuah rangkaian tertentu, maka
dapat dikatakan bahwa ia memiliki probabilitas untuk terwujud hanya satu kali
di seluruh alam semesta. Jika tidak, kekuatan-kekuatan metafisis di luar
definisi kita mestilah telah berperan dalam pembentukan tersebut. Menerima
pernyataan terakhir ini tidak sesuai dengan tujuan-tujuan ilmu pengetahuan,
karenanya kita harus mengkaji hipotesis pertama. 11
Setelah baris di atas, Demirsoy mengakui bahwa
probabilitas ini, yang ia terima hanya karena “lebih patut bagi tujuan ilmu
pengetahuan”, tidak masuk akal:
Probabilitas menghasilkan rangkaian asam amino
tertentu dari sitokrom-C adalah seperti kemungkinan seekor monyet menulis
sejarah manusia dengan mesin tik dengan mengabaikan kenyataan bahwa kera itu
menekan tuts-tuts secara acak.12
Rangkaian yang benar dari asam-asam amino yang tepat
saja tidak cukup bagi pembentukan salah satu molekul protein yang terdapat
dalam makhluk hidup. Di samping ini, masing-masing dari 20 tipe asam amino yang
berbeda yang terdapat dalam komposisi protein harus merupakan asam amino Levo.
Secara kimiawi, terdapat dua jenis yang berbeda, yaitu “levo” (kiri) dan
“dextro” (kanan). Perbedaan di antara keduanya adalah simetri cermin antara
struktur tiga dimensi mereka, yang serupa dengan simetri tangan kiri dan kanan
manusia. Asam-asam amino dari kedua jenis ini ditemukan dalam jumlah yang sama
di alam dan mereka dapat saling berikatan degnan sempurna. Namun,penelitian
mengungkapkan sebuah fakta yagn mengejutkan: semua protein hewan dan tumbuhan,
dari organisme paling sederhana hingga paling kompleks, terdiri dari asam amino
Levo. Jika ada satu saja asam amino Dextro yang terikat pada struktur sebuah
protein, maka protein tersebut menjadi tidak berfungsi.
Mari sesaat kita umpamakan bahwa kehidupan muncul
secara kebe-tulan seperti yang dinyatakan evolusionis. Dalam hal ini, asam
amino Levo dan asam amino Dextro yang terbentuk secara kebetulan seharus-nya
ada dalam jumlah seimbang di alam. Pertanyaan tentang bagaimana protein dapat
memilih asam amino Levo dari seluruh asam amino, dan mengapa tidak ada satu pun
asam amino Dextro terlibat dalam proses kehidupan, masih menjadi tantangan bagi
evolusionis. Dalam Britannica Science Encyclopaedia, pembela teori evolusi yang
terang-terangan, dinya-takan bahwa asam amino seluruh makhluk hidup di bumi dan
molekul pembangun polimer kompleks seperti protein memiliki asimetri Levo yang
sama. Ditambahkan bahwa ini sama artinya dengan melempar uang logam sejuta kali
dan selalu mendapatkan muka yang sama. Dinyatakan juga bahwa tidak mungkin kita
dapat memahami mengapa molekul menjadi bentuk Levo atau Dextro. Pilihan ini berhubungan
dengan sumber kehidupan di bumi secara mengagumkan.13
Asam amino tidak cukup hanya dengan tersusun dalam
jumlah, urutan dan struktur tiga dimensi yang tepat. Pembentukan protein juga
mengharuskan molekul-molekul asam amino yang memiliki lebih dari satu lengan
saling berikatan melalui cabang tertentu saja. Ikatan seperti itu disebut
“ikatan peptida”. Asam-asam amino dapat saling berikatan dengan berbagai cara;
tetapi protein hanya terdiri dari asam-asam amino yang terikat dengan ikatan
“peptida”.
Penelitian menunjukkan bahwa asam amino yang berikatan
secara acak hanya dapat menghasilkan ikatan peptida pada rasio 50% dan sisa-nya
berikatan dengan ikatan lain yang tidak terdapat pada protein. Agar berfungsi
dengan baik, setiap asam amino yang menyusun protein harus berikatan hanya
dengan ikatan peptida, sebagaimana asam amino tersebut harus dipilih dari yang
berbentuk Levo saja. Tak diragukan lagi, tidak ada mekanisme kontrol untuk
memilih dan mengeluarkan asam amino Dextro dan secara pribadi memastikan bahwa
masing-masing asam amino membuat ikatan peptida dengan yang lain.
Di bawah keadaan ini, probabilitas dari molekul
protein rata-rata yang mengandung 500 asam amino menyusun diri sendiri dalam
jumlah dan rangkaian yang tepat, sebagai tambahan atas probabilitas dari semua
asam amino yang dikandungnya adalah hanya yang levo dan bergabung menggunakan
hanya ikatan-ikatan peptida adalah sebagai berikut:
- Probabilitas
500 asam amino tersebut terpilih dengan tepat
= 1/20500 =
1/10650
- Probabilitas
asam amino berbentuk = 1/2500 = 1/10150
- Probabilitas
asam-asam amino bergabung dengan ikatan peptida = 1/2499 = 1/10150
PROBABILITAS TOTAL = 1/10950 , yaitu 1 peluang dalam
10950
Seperti dapat dilihat di bawah ini, probabilitas
pembentukan sebuah molekul protein yang terdiri dari 500 asam amino adalah “1”
banding angka 1 yang diikuti oleh 950 buah angka nol. Sebuah angka yang tidak
dapat dipahami pemikiran manusia. Ini hanya perhitungan teoretis di atas
kertas. Dalam kenyataan, probabilitas seperti itu berpeluang “0” untuk terjadi.
Dalam matematika, probabilitas yang lebih kecil dari 1 ban-ding 1050, secara
statistik dianggap memiliki peluang “0” untuk terjadi.
Meskipun sudah sedemikian jauh kemustahilan
pembentukan secara kebetulan pada sebuah protein yang tersusun dari 500 asam
amino, kita masih dapat terus memaksa batas akal kita dengan kemustahilan yang
lebih tinggi lagi. Molekul “hemoglobin”, sebuah protein yang sangat vital,
terdiri dari 574 asam amino lebih besar dibandingkan protein yang kita bahas di
atas. Sekarang, pikirkan ini: dalam satu sel darah merah dari miliaran yang ada
dalam tubuh kita, terdapat “280.000.000” (280 juta) molekul hemoglobin!
Perkiraan usia bumi tidak memberi cukup waktu bagi pembentukan secara
“coba-coba” untuk satu protein saja, apalagi satu sel darah merah. Kesimpulan
dari semua ini adalah: evolusi telah jatuh ke dalam jurang kemustahilan sejak
tahap pembentukan sebuah protein.
Mencari Jawaban dari Pembangkitan Kehidupan
Karena menyadari keganjilan atas kemungkinan pembentukan
kehidupan melalui kebetulan, evolusionis tidak mampu menyediakan penjelasan
yang masuk akal untuk keyakinan mereka, maka mereka mulai mencari jalan untuk
menunjukkan bahwa keganjilan tersebut bukannya tidak mungkin.
Mereka merancang berbagai eksperimen laboratorium
untuk menja-wab pertanyaan bagaimana kehidupan dapat mengawali dirinya sendiri
dari materi tidak hidup. Di antaranya yang paling terkenal dan dihormati adalah
“Eksperimen Miller” atau “Eksperimen Urey-Miller” yang dilaku-kan oleh peneliti
Amerika bernama Stanley Miller pada tahun 1953.
Dengan tujuan untuk membuktikan bahwa asam-asam amino
dapat muncul secara kebetulan. Miller membuat lingkungan dalam laborato-riumnya
yang dia asumsikan terdapat di bumi purba (yang kelak terbukti tidak realistis)
dan mulai bekerja. Campuran yang ia gunakan untuk atmosfir purba ini terdiri
dari amonia, metan, hidrogen dan uap air.
Miller mengetahui bahwa metan, amonia, uap air dan
hidrogen tidak akan saling bereaksi. Ia sadar bahwa ia harus menyuntikkan
energi ke dalam campuran untuk memulai reaksi. Dia menganggap energi ini bisa
berasal dari kilat dalam atmosfir purba, dan dengan berdasarkan perkir-aan ini,
ia menggunakan sumber penghasil listrik buatan dalam ekspe-rimennya.
Miller mendidihkan campuran gas ini pada suhu 100°C
selama se-minggu, dan sebagai tambahan dia mengalirkan arus listrik. Di akhir
minggu, Miller menganalisis senyawa-senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas
percobaan dan menemukan tiga dari 20 jenis asam amino, bahan dasar protein
telah tersintesis.
Eksperimen ini membangkitkan semangat evolusionis dan
dianggap sebagai sukses besar. Didorong oleh eksperimen ini, evolusionis segera
membuat skenario baru. Miller dianggap telah membuktikan bahwa asam-asam amino
dapat terbentuk dengan sendirinya. Berdasarkan ini, mereka segera membuat
hipotesis tahap selanjutnya. Menurut skenario mereka, asam-asam amino kemudian
bergabung dalam urutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk protein.
Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri
mereka dalam struktur seperti membran yang “entah bagaimana” muncul dan
membentuk sel primitif. Sel-sel kemudian bergabung dan membentuk organisme
hidup. Arus utama terbesar dari skenario ini adalah eksperi-men Miller.
Akan tetapi, eksperimen Miller hanya akal-akalan dan
telah terbukti tidak benar dalam segala aspek.
Ketidakabsahan Eksperimen Miller
Hampir setengah abadberlalu semenjak Miller melakukan
ekspe-rimennya. Walaupun telah ditunjukkan ketidakabsahannya dalam banyak segi,
evolusionis masih mengemukakan Miller dan hasil-hasilnya sebagai bukti absolut
bahwa kehidupan dapat terbentuk secara spontan dari materi tidak hidup. Jika
kita menilai eksperimen Miller secara kritis, tanpa bias dan subjektivitas
pemikiran evolusionis, bagaimanapun, nyata bahwa keadaannya tidak secerah yang
digambarkan para evolusionis. Miller menentukan untuk dirinya sendiri tujuan
untuk membuktikan bahwa asam-asam amino dapat membentuk diri sendiri dalam
kondisi bumi purba. Beberapa asam-asam amino dihasilkan, namun pelaksanaan
eksperimen ini bertentangan dengan degnan tujuannya dalam banyak cara, seperti
kita akan lihat sekarang.
l Miller mengisolasi asam-asam amino dari
lingkungannya segera setelah mereka terbentuk, dengan menggunakan mekanisme
yang dise-but cold trap. Jika dia tidak melakukannya, kondisi lingkungan tempat
asam amino terbentuk akan segera menghancurkan molekul ini.
Tentu saja tak ada artinya untuk menganggap bahwa
mekanisme yang disengaja seperti ini integral dengan kondisi bumi purba, yang melibatkan
radiasi ultraviolet, sambaran kilat, beragam zat kimia, dan oksigen bebas dalam
prosentase tinggi. Tanpa mekanisme seperti ini, kalaupun ada satu asam amino
terbentuk, ia akan segera hancur.
l Lingkungan atmosfir purba yang disimulasikan Miller
dalam eksperimennya tidak realistis. Nitrogen dan karbon dioksida merupakan
bagian dari lingkungan atmosfir purba, tapi Miller mengabaikan ini dan malah
menggunakan metan dan amonia.
Mengapa? Mengapa para evolusionis berkeras pada poin
bahwa atmosfir primitif mengandung metan (CH4), amonia (NH3), dan uap air (H2O)
dalam jumlah besar? Jawabannya sederhana: tanpa amonia, mus-tahil mensintesis
asam amino. Kevin McKean mengungkapkan hal ini dalam sebuah artikel yang dimuat
dalam majalah Discover:
Miller dan Urey meniru atmosfir bumi dahulu kala
dengan campuran metan dan amonia. Menurut mereka, bumi merupakan campuran
homogen dari logam, batuan dan es. Namun, dalam penelitian terakhir terungkap
bahwa pada saat itu bumi sangat panas dan terbentuk dari nikel dan besi cair.
Jadi, atmosfir kimiawi saat itu seharusnya didominasi nitrogen (N2), karbon
dioksida (CO2) dan uap air (H20). Tetapi gas-gas ini bukan gas-gas yang tepat
untuk mensintesis se-nyawa organik, seperti metan dan amonia.14
Setelah bungkam cukup lama, Miller sendiri mengakui
pula bahwa kondisi atmosfir dalam eksperimennya tidak realistis.
l Hal penting lain yang mengugurkan eksperimen Miller
adalah bahwa atmosfir bumi mengandung cukup banyak oksigen untuk menghancurkan
semua asam amino yang terbentuk. Konsentrasi oksigen ini akan menghalangi
pembentukan asam-asam amino. Situasi ini secara telak membantah eksperimen
Miller yang sama sekali mengabaikan oksi-gen. Jika oksigen digunakan dalam
eksperimen tersebut, metan akan terurai menjadi karbon dioksida dan air, dan
amonia menjadi nitrogen dan air. Selain itu, dalam lingkungan tanpa oksigen,
juga tidak akan ada lapisan ozon. Tanpa perlindungan lapisan ozon, asam-asam
amino akan segera hancur oleh sinar ultraviolet yang sangat intens.
l Di samping menghasilkan beberapa asam-asam amino
yang penting untuk kehidupan, eksperimen Miller juga menghasilkan banyak asam
organik yang bersifat merusak struktur dan fungsi makhluk hidup. Jika ia tidak
mengisolasi asam-asam amino tersebut dan membiarkannya dalam lingkungan yang
sama dengan senyawa-senyawa ini, reaksi kimia yang terjadi akan menghancurkan
atau mengubah asam amino menjadi senyawa lain. Selain itu, di akhir eksperimen
ini terbentuk sejumlah besar asam amino Dextro.16 Keberadaan asam amino ini
dengan sendirinya menyangkal teori evolusi, karena asam amino Dextro tidak
berfungsi dalam pembentukan sel makhluk hidup dan jika dilibatkan dalam
pembentukan protein akan membuat protein menjadi tidak berguna .
Kesimpulannya, kondisi-kondisi di mana asam amino terbentuk
da-lam eksperimen Miller, tidak cocok bagi kehidupan. Medium pembentuk-annya
merupakan campuran asam yang menghancurkan dan mengoksi-dasi molekul-molekul
berguna yang diperoleh.
Nyatanya, evolusionis sendiri menyangkal teori
evolusi, sebagai-mana biasa terjadi, dengan mengajukan eksperimen ini sebagai
“bukti”. Jika ada yang dibuktikan eksperimen ini, adalah bahwa asam-asam amino
hanya dapat dihasilkan dalam lingkungan laboratorium terkendali di mana semua
kondisi dirancang khusus oleh intervensi yang disengaja. Berarti, kekuatan yang
dapat menghasilkan kehidupan (bahkan sekadar asam-asam amino yang “hampir
hidup”) sudah pasti bukan peristiwa kebetulan, tetapi kehendak yang disengaja
dengan kata lain, Penciptaan. Karena itulah setiap tahap Penciptaan merupakan
tanda yang membuktikan kepada kita keberadaan dan kekuasaan Allah SWT.
Molekul Menakjubkan: DNA
Teori
evolusi tidak dapat memberikan penjelasan logis atas keber-adaan
molekul-molekul dasar struktur sel, perkembangan di bidang ge-netika dan penemuan
asam nukleat (DNA dan RNA) telah menghasilkan masalah baru bagi teori evolusi.
Pada tahun 1955, penelitian James Watson dan Francis
Crick terha-dap DNA membawa era baru dalam biologi. Banyak ilmuwan meng-alihkan
perhatian mereka pada ilmu genetika. Sekarang, setelah pene-litian
bertahun-tahun, para ilmuwan telah memetakan hampir semua struktur DNA.
Di sini, kita perlu memberikan beberapa informasi
paling mendasar tentang struktur dan fungsi DNA.
Molekul yang disebut DNA, yang ditemukan dalam nukleus
pada setiap sel dari 100 trilyun sel di dalam tubuh kita, mengandung rancang
bangun lengkap untuk tubuh manusia. Informasi mengenai seluruh ciri-ciri
seseorang, dari penampilan fisik hingga struktur organ dalam, tercatat dalam
DNA dengan sistem pengkodean khusus. Informasi dalam DNA dikode dalam urutan
empat basa khusus yang membangun molekul ini. Basa ini dinamakan A, T, G, C
sesuai dengan huruf awal nama mereka. Seluruh perbedaan struktural antara
manusia tergantung pada variasi urutan huruf-huruf ini: semacam bank data yang
terdiri dari empat huruf. Semua perbedaan strurtural di antara manusia
tergantung pada variasi urutan basa-basa ini. Terdapat kurang lebih 3,5 miliar
nukleotida, artinya, 3,5 miliar hurus dalam molekul DNA.
Informasi yang sangat banyak ini dikode dalam komponen
DNA yang disebut “gen”. Misalnya, informasi tentang mata terdapat pada
rangkaian gen khusus, sedangkan informasi tentang jantung terdapat da-lam
rangkaian gen yang lain. Sel menghasilkan protein dengan menggu-nakan informasi
dalam semua gen ini. Asam-asam amino yang memba-ngun struktur protein
ditentukan oleh susunan berurutan dari tiga nukleotida dalam DNA.
Sampai di sini ada detail penting yang harus
diperhatikan. Kesalahan pada urutan nukleotida yang menyusun sebuah gen akan membuat
gen tersebut sama sekali tidak ber-fungsi. Dengan mempertimbangkan bahwa di
dalam tubuh manusia terdapat 200 ribu gen, akan semakin jelas betapa
mustahilnya jutaan nukleotida yang membentuk gen-gen ini tersusun secara
kebetulan dalam urutan yang tepat. Seorang ahli biologi evolusionis, Frank
Salisbury, berkomentar tentang kemustahilan ini:
Sebuah protein berukuran sedang dapat terdiri dari
sekitar 300 asam amino. Gen DNA yang mengatur protein ini bisa memiliki 1.000
nukleotida pada rantainya. Karena ada empat jenis nukleotida dalam sebuah
rantai DNA, sa-tu rantai dengan 1.000 nukleotida dapat tersusun dalam 41000
bentuk. Dengan menggunakan sedikit ilmu aljabar (logaritma), kita dapat melihat
bahwa 41000 = 10600. Sepuluh dikali sepuluh sebanyak 600 kali menghasilkan
angka 1 yang diikuti 600 angka nol! Suatu angka di luar kemampuan pemahaman
kita.15
Angka 41000 ekivalen dengan 10600. Angka ini
didapatkan dengan menambahkan 600 angka nol sesudah angka 1. Angka 10 yang
diikuti 11 angka nol berarti satu triliun. Tetapi sebuah angka dengan 600 angka
nol sesudahnya, sulit kita bayangkan.
Seorang evolusionis, Prof. Ali Demirsoy, terpaksa
membuat peng-akuan mengenai hal ini sebagai berikut :
Kenyataannya, probabilitas pembentukan protein dan
asam nukleat (DNA-RNA) adalah probabilitas yang jauh melampaui perkiraan. Lebih
jauh, peluang rantai protein tertentu muncul menjadi luar biasa kecil.16
Sebagai tambahan atas ketidakmungkinan ini, DNA hampir
tidak bisa terlibat dalam reaksi karena bentuk spiral berantai gandanya. Ini
juga membuat tidak mungkin menganggap bahwa DNA merupakan dasar kehidupan.
Lebih jauh lagi, sementara DNA hanya dapat bereplikasi
dengan bantuan beberapa enzim yang merupakan protein pula, sintesis enzim ini
hanya dapat berlangsung dengan informasi yang dikode dalam DNA. Karena saling
membutuhkan, keduanya harus ada secara bersamaan untuk replikasi, atau salah
satunya “tercipta” sebelum yang lain. Seorang ahli mikrobiologi Amerika,
Jacobson, berkomentar mengenai hal ini:
Arahan untuk rencana-rencana reproduksi untuk energi
dan ekstraksi ma-teri dari lingkungannya, untuk urutan pertumbuhan, dan untuk
mekanisme efektor yang menerjemahkan perintah ke dalam pertumbuhan semua harus
ada sekaligus pada saat itu (ketika kehidupan dimulai). Kombinasi semua ini
sepertinya tidak mungkin terjadi secara kebetulan, dan sering dianggap campur
tangan ilahiah.17
Kutipan di atas ditulis dua tahun sesudah struktur DNA
diungkap-kan James Watson dan Francis Crick. Meskipun ilmu pengetahuan telah
maju cukup pesat, pertanyaan tersebut tetap belum terjawab oleh evolusionis.
Untuk menyimpulkan, perlunya DNA dalam reproduksi, dan kebutuhan untuk
memproduksi protein-protein ini sesuai dengan informasi dalam DNA secara
keseluruhan menghancurkan tesis para evolusionis.
Dua ilmuwan Jerman, Junker dan Scherer, menjelaskan
bahwa sin-tesis masing-masing molekul yang diperlukan untuk evolusi kimiawi,
mengharuskan kondisi-kondisi tertentu, dan bahwa probabilitas bahan-bahan
tersebut tersusun melalui metode yang secara teoretis sangat berbeda adalah
nol:
Sampai saat ini, tidak ada eksperimen yang dapat
menghasilkan seluruh mo-lekul yang dibutuhkan untuk evolusi kimiawi. Karenanya,
berbagai molekul ini harus dihasilkan di tempat-tempat berbeda pada kondisi
sangat sesuai, kemudian dibawa ke tempat lain untuk bereaksi dengan
melindunginya dari elemen-elemen berbahaya seperti hidrolisis dan fotolisis.18
Pendeknya, teori evolusi tidak dapat membuktikan satu
tahap evolusi pun yang diduga terjadi pada tingkat molekuler.
Untuk meringkaskan apa yang telah kita bicarakan
sejauh ini, baik asam-asam amino atau produknya, maupun protein yang menyusun
sel-sel makhluk hidup, dapat diproduksi dalam apa yang disebut lingkungan
“atmosfir primitif”. Lebih jauh lagi, faktor-faktor seperti struktur protein yang
sangat kompleks, sifat Levo dan Dextro, dan kesulitan dalam pembentukan ikatan
peptida hanyalah bagian dari alasan mengapa mereka tidak akan dapat diproduksi
dalam eksperimen-eksperiman apa pun di masa yang akan datang.
Bahkan jika kita anggap sementara bahwa protein entah
bagaimana memang terbentuk secara kebetulan, hal ini tetap tidak memiliki arti
apa-apa, karena protein bukan apa-apa jika berdiri sendiri: mereka tidak dapat
bereproduksi sendiri. Sintesis protein hanya mungkin dengan informasi yang dikodekan
dalam molekul-molekul DNA dan RNA. Tanpa DNA dan RNA, protein tidak mungkin
bereproduksi. Urantan spesifik dari 20 asam amino yang berbeda yang terkode
pada DNA menentukan struktur dari masing-masing protein dalam tubuh.
Bagaimanapun, sebagaimana telah sangat jelas bagi semua yang telah mengkaji
molekul-molekul ini, tidak mungkin DNA dan RAN terbentuk secara kebetulan.
Fakta Penciptaan
Dengan runtuhnya teori evolusi dalam setiap bidang,
nama-nama terkemuka dalam disiplin mikrobiologi hari ini mengakui fakta
penciptaan dan mulai mempertahankan pandangan bahwa segala seuatu diciptakan
oleh Pencipta yang sadar sebagai bagian dari penciptaan yang agung. Hal ini
telah menjadi fakta yang tidak dapat diabaikan. Ilmuwan yang dapat mendekati
karya mereka dengan pikiran terbuka telah mengembangkan pandangan yang disebut
“perancangan cerdas”. Michael J. Behe, salah seorang yang paling terkemuka dari
para ilmuwan ini, menyatakan bahwa ia menerima keberadaan yang absolut dari
Sang Pencipta dan menerangkan kebuntuan mereka yang menyangkal fakta ini:
Usaha kumulatif meneliti sel - meneliti kehidupan di
tingkat molekuler - menghasilkan sebuah teriakan tajam, jelas dan nyaring,
"Desain!". Hasilnya sangat jelas dan begitu signifikan, sehingga
harus dikategorikan sebagai sebuah pencapaian terbesar dalam sejarah ilmu
pengetahuan. Keberhasilan ilmiah ini seharusnya membangkitkan teriakan “Eureka”
dari 10.000 mulut.
Tapi, tidak ada botol yang dibuka, tidak ada tepukan
tangan. Alih-alih, kerumitan yang luar biasa dari sebuah sel ini disambut
dengan keheningan yang mengherankan. Ketika hal ini muncul di hadapan publik,
kaki mulai bergoyang, dan nafas menjadi berat. Diam-diam orang-orang menjadi
lebih santai: bayak yang secara eksplisit mengakui hal yang jelas itu tapi kemudian
menatap ke lantai, bersalaman dan membiarkannya hilang begitu saja. Mengapa
komunitas ilmuwan tidak antusias menyambut penemuan yang mengejutkan ini?
Mengapa observasi desain ini diselimuti dengan tabir intelektual? Yang menjadi
dilema adalah bahwa ketika satu sisi seekor gajah diberi label “intelligent
design”, sisi yang lain harus diberi label “Tuhan”. 19
Dewasa ini, banyak orang bahkan tidak menyadari bahwa
mereka berada pada posisi menerima sebentuk buah pikiran yang keliru sebagai
kebenaran atas nama ilmu pengetahuan, alih-alih mempercayai Allah. Mereka yang
tidak menganggap kalimat “Allah menciptakanmu dari kehampaan” sebagai cukup
ilmiah dapat mempercayai bahwa makhluk hidup pertama muncul dari kilat yang
menyambar “sup purba” miliaran tahun yang lalu.
Sebagaimana telah kita uraikan dalam buku ini,
keseimbangan dalam alam teramat halus dan begitu banyak sehingga sangat tidak
masuk akal untuk mengklaim bahwa mereka berkembang “melalui kebetulan”. Tidak
peduli betapa banyak mereka yang tak dapat melepaskan diri mereka dari
ketidakmasukalan ini berusaha, tanda-tanda Allah di langit dan bumi sangat
jelas dan tak dapat disangkal.
Allah-lah Pencipta langit, bumi dan segala sesuatu di
antara keduanya.
Tanda-tanda Keberadaan-Nya meliputi seluruh jagad
raya.
BAB 5
KESIMPULAN
Semua makhluk hidup dan sistem kehidupan yang telah
diulas dalam buku ini dengan lugas meneguhkan bahwa Allah telah menciptakan
seluruh alam semesta dan semua penghuninya. setiap makhluk, termasuk manusia,
dihidupkan oleh Allah. Dialah yang memberi dan menjaga kehidupan mereka hingga
saat yang ditentukan. Dialah yang memberi mereka makan dan melindungi, serta
menyembuh-kan jika mereka sakit.
Tanda-tanda penciptaan oleh Allah, hanya beberapa yang
kita coba tinjau di buku ini, sangat nyata sehingga siapa pun yang
bersungguh-sungguh dan penuh pengertian dengan mudah akan menerima fakta-fakta
di atas. Bagaimanapun, pencapaian seseorang pada satu titik, misalnya, menerima
bahwa ia dikelilingi oleh bukti-bukti yang menun-jukkan penciptaan oleh Allah
di alam semesta, tidaklah cukup. Dalam Al Quran, Allah menyebutkan orang-orang
yang menerima keberadaan-Nya namun masih tidak berada pada jalan yang lurus:
“Katakanlah:
‘Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang
kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan
yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup, dan
siapa-kah yang mengatur segala urusan?’ Maka mereka akan menjawab: ‘Allah.’
Maka katakanlah: ‘Mengapa kamu tidak bertakwa (kepa-da-Nya)?’ Maka (Zat yang
demikian) itulah Allah Tuhan kamu yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah
kebenaran itu, melainkan kese-satan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari
kebenaran)?” (QS. Yunus, 10: 31-32) !
Tipe manusia yang disebutkan dalam ayat tersebut
sangat penting: mereka menjawab semua pertanyaan tentang keberadaan dan
sifat-sifat Allah, dan menerima bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Namun,
Allah masih memperingatkan mereka "Mengapa kamu tidak bertakwa?" atau
"bagaimanakah kamu dipalingkan?"
Ini menunjukkan kepada kita bahwa menerima keberadaan
Allah tidak berarti telah terselamatkan dari “Kesalahan”. Syaitan tidak menolak
keberadaan Allah, tetapi melawan kepada-Nya. Seseorang mungkin saja menerima
keberadaan Allah di bawah pengaruh keyakinan-keyakinan tradisional, tanpa
sepenuhnya menggenggam maknanya. Tipe manusia yang diuraikan di atas seperti
itu. Mereka hanya menerima keberadaan Allah secara verbal, namun tanpa refleksi
atas hal utama tersebut atau memahami esensinya. Dalam Al Quran, keadaan ini
disebutkan sebagai: “Mereka tidak mengenal Allah dengan sebenar-benarnya.
Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa.” (QS. Al Hajj, 22: 74)
Di sisi lain, orang yang mengukur Allah dengan ukuran
sejati-Nya sangat berbeda dari tipe yang disebutkan di atas. Orang seperti itu
me-rasakan seluruh alam semesta diciptakan dengan sebuah tujuan. Tujuan dari
penciptaannya adalah untuk melihat fakta-fakta penciptaan dan ayat-ayat Allah,
yang teramati di setiap penjuru alam raya, bertakzim kepada Pemiliknya, tunduk
dan mengabdi kepada-Nya. Allah menyam-paikan fakta ini sebagai: “Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku.” (QS.
Adz-Dzaariyaat51:56). Semua tanda-tanda di alam semesta bertujuan untuk
mengingatkan manusia akan tugasnya mengabdi kepada Allah:
“(Yang Memiliki
sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan (yang
berhak disembah) selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan
Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.” (QS. Al An'aam, 6:102) !
Allah-lah yang telah menciptakan manusia dari setetes
cairan, mem-besarkannya, memberinya makan, memberinya pendengaran dan
peng-lihatan, dan menyembuhkannya ketika sakit. Jangan lupa bahwa Allah menciptakan
sistem kekebalan yang menakjubkan, obat-obatan, penge-tahuan pengobatan, dan
dokter-dokter dalam tubuh. Karenanya, manusia seharusnya hanya mengabdi
kepada-Nya, menyembah dan menaatinya semata.
Indikasi paling nyata dari seorang manusia yang
menjalankan tugasnya kepada Allah adalah rasa takut (khauf) kepada-Nya. Mereak
yang hanya menerima Allah secara lisan tidak merasa takut kepada-Nya.
Seseorang, yang benar-benar mengimani Allah, takut menentang-Nya, dan karena
melihat tanda-tanda-Nya di semesta alam, meyakini kekuatan dan
kemahakuasaan-Nya.
Sebagai tambahan, seseorang yang mengimani Allah
mempelajari fakta lain dari Kitab-Nya: dunia ini adalah ciptaan yang fana.
Manusia menempatinya tetapi hanya untuk waktu yang sangat singkat. Lalu, sesuai
dengan ayat, “Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemuinya.” (QS. Al
Insyiqaaq, 84: 6) ia akan kembali kepada Allah. Dia akan mengawali kehidupan
abadinya di akhirat dalam bentuk baru yang akan ALlah berikan kepadanya. Apakah
ia akan menghabiskan hidupnya di akhirat di dalam surga dalam kenikmatan abadi,
atau di dalam neraka dalam siksaan abadi, tergantung dari amalnya di dunia ini.
Jika ia menaati Allah, mengabdi dan mengikuti jalan-Nya, dia akan diganjar
dengan keredhaan Allah (kesenangan), dan surga. Jika ia menentang Allah, ia
hanya akan mendapatkan kehinaan dan siksaan yang tak tertahankan di neraka.
Inilah kebenaran terbesar di dunia dan tidak ada yang
lebih penting bagi siapa pun selain ini.
Sebagaimana kami nyatakan di awal, beberapa orang
dihukum kare-na menutup mata mereka dari kebenaran ini, dan tidak menerima
keber-adaan Allah, atau meyakini-Nya hanya sebatas lisan, dan melupakan hari
akhir. Situasi ini diuraikan dalam perkataan Nabi Yusuf: “Keputusan itu
hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah
selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak
mengetahui.” (QS. Yusuf, 12:40). Pada ayat lain, Allah ber-firman, “... tetapi
kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja)
dari kehidupan dunia; sedang mereka ten-tang (kehidupan) akhirat adalah lalai.”
(QS. Ar-Ruum, 30: 6-7). Seperti dinyatakan dalam ayat tersebut, orang-orang ini
hanya mengetahui "sisi luar dari kehidupan di dunia ini". Misalnya,
mereka mungkin sangat mengetahui nilai tukar mata uang atau mode. Namun, mereka
tidak dapat melihat tanda-tanda Allah yang ada di mana-mana, dan tidak dapat
memahami kemahakuasaan Allah. Mereka mungkin tampak menerima keberadaan Allah
dengan lisan, tetapi ini merupakan bentuk 'iman' yang sangat tidak jujur.
Sebagaimana disebutkan dalam ayat, “... sedang Allah kamu jadikan sesuatu yang
terbuang di belakangmu!” (QS. HuUd, 11: 92)
Sebagaimana ditekankandalam ayat tersebut, orang-orang
seperti ini sangat banyak. Mayoritas dari masyarakat yang kita huni, sesuai
dengan ketentuan di atas, tidak menyadari Allah dan hari akhir dalam pengertian
yang sebenarnya. Untuk alasan ini, tatanan sosial yang mereka adopsi adalah
sistem yang berbasis pada pengabaian akan Allah dan ketidak-acuhan akan
keberadaan-Nya. Bagaimanapun “berpendidikan” tampak-nya orang-orang yang tidak
menghiraukan Allah ini, mereka sebenarnya sangat sombong dan karena itulah
masyarakat yang terdiri dari orang-orang ini disebut "umat yang
sombong" dalam Al Quran.
Anggota dari masyarakat ini tidak dapat memahami Allah
dengan upayanya sendiri. Karena itulah, Allah telah menurunkan Al Quran kepa-da
manusia sebagai "petunjuk" (QS. Al Baqarah,2:2). Al Quran
menyam-paikan kepada manusia hal-hal yang tidak mereka sadari dan mengajak
mereka untuk mengenal Allah dan mengabdi kepada-Nya. Penyebaran Al Quran di
tengah manusia ini terjadi melalui mereka yang mengimani-nya, yaitu orang-orang
mukmin, sesuai dengan perintah Allah. Dengan memperhatikan banyak perintah
Allah mengenai penyebaran agama, orang-orang mukmin bertanggung jawab
menyampaikan pesan-pesan Al Quran kepada orang lain, dan mendakwahi mereka ke
jalan Allah.
Dalam buku ini, kami mencoba menguraikan beberapa
objek dalam Al Quran yang disuruh Allah untuk diperhatikan. Kami berusaha
menarik perhatian kepada hanya beberapa tanda-tanda Allah yang tidak berhingga
di alam semesta, dan membuatnya lebih diperhatikan. Kami berupaya menyoroti
fakta-fakta besar yang tidak disadari oleh masyarakat yang sombong dan
melupakan Allah. Pada titik ini, ada dua kemungkinan bagi orang yang membaca
buku ini atau buku-buku lain yang ditulis dengan tujuan mengajak ke jalan Al
Quran:
Kemungkinan pertama adalah ia tertuntun di jalan
Allah. Allah telah menciptakan kita, jadi kita bertanggung jawab untuk mengabdi
kepada-Nya. Seseorang mungkin saja merenungkan fakta ini pada setiap waktu,
setiap hari dalam hidupnya dan meninggalkan cara-cara lamanya, yang dia jalani
tanpa mengenal Allah. Dia meminta ampunan Allah dan memulai hidup bari di bawah
tuntunan-Nya.
Kemungkinan kedua adalah menutup buku ini dan
meneruskan hidupnya seolah tiada yang terjadi. Dalam hal ini, orang ini akan
meneruskan hidup seperti "orang kebanyakan" yang tidak menyadari
keberadaan Allah, dan akan tetap mengikuti sistem pada masyarakatnya yang
sombong.
Pilihan pertama adalah jalan yang akan membawa
seseorang kepada kebahagiaan dan keselamatan abadi. Kemungkinan kedua hanya
akan berujung pada kesedihan, keputusasaan, kekecewaan dan hukuman.
Pilihan ada pada manusia....
"Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui
selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaula
Picture Text
Fosil kecoak berusia 320 juta tahun.
Fosil trilobita berusia 360 juta tahun.
Bukti Evolusi yang Paling Dihargai Terbukti Tidak
Absah
Fosil ikan Coelacanth berusia 410 juta tahun (atas).
Para evolusionis mengklaim bahwa ini merupakan bentuk transisi yang membuktikan
tran-sisi ikan ini dari air ke darat. Fakta bahwa lebih dari empat puluh contoh
hidup dari ikan ini telah ditangkap dalam lima puluh tahun terakhir
meng-ungkapkan bahwa ikan ini merupakan ikan biasa dan masih hidup. Sebuah
fosil Archaeopteryx berusai 135 juta tahun, yang diklaim sebagai nenek moyang
burung dan disebut berevolusi dari dinosaurua (bawah). Riset atas fosil ini
membuktikan bahwa, sebaliknya, makhluk ini merupakan burung yang telah punah
dan pernah terbang namun kemudian kehilangan kemampuannya.
Karena terus-menerus dijejali dengan makhluk-makhluk
separo-manusia separo-kera yang digambar secara ahli semacam ini dalam
buku-buku atau terbitan lainnya, publik menjadi percaya bahwa manusia
berevolusi dari kera atau makhluk yang menyerupainya. Gambar-gambar ini,
bagaimanapun, sama sekali palsu.
Gambar ini dilukis berdasarkan pada sepotong gigi dan
diterbitkan dalam London News Illustrated pada tanggal 24 Juli 1922. Akan
tetapi, para evolusionis sangat kecewa ketika kemudian terungkap bahwa gigi
tersebut bukanlah milik makhluk menyerupai kera maupun miliki manusia, tetapi
milik spesies babi yang telah punah.
Probabilitas sebuah molekul protein berukuran
rata-rata yang terdiri dari 500 asam amino tersusun dalam jumlah dan urutan
yang tepat, dan hanya terdiri dari asam amino Levo, dengan rantai hanya
terbentuk dari ikatan peptida adalah “1” banding 10950. Kita dapat menuliskan
angka ini dengan meletakkan 950 angka nol sesudah angka 1 sebagai berikut :
10950=
100.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000.000
Molekul yang dinamai DNA menyimpan rencana konstruksi
lengkap dari tubuh manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar